dan aktivasi jalur Wnt, yang mengakibatkan hepatokarsinogenesis (uji coba pada tikus). Studi
ini menggunakan teknologi sequencing RNA-seq next generation untuk membandingkan
antara transkriptom sampel HCC dengan jaringan hati non-kanker di sekitarnya. Hasilnya
menunjukkan adanya homogenitas biologis yang tinggi antara jaringan HCC dengan jaringan
non-kanker.
Perubahan pada supresor tumor (FoxA3 dan Onecut1) dan onkogen potensial (MAFG
dan SSX1) berkoordinasi dengan -catenin untuk mentransformasi hepatosit. Pada studi ini
juga ditemukan bahwa mutasi CTNNB1 berhubungan dengan waktu survival yang lebih
panjang. Dengan kata lain, pasien HCC dengan CTNNB1 positif memiliki prognosis yang
lebih baik.
Studi ini merupakan karakteristik sistemik pertama terhadap mutasi onkogenik pada
sampel HCC di Cina. Pillihan terapi yang valid pada pasien HCC di Cina bisa dengan
mentargetkan jalur Wnt--catenin. Studi ini juga menyarankan untuk mentargetkan
ONECUT1, FOXA3, SSX1, dan MAFG sebagai pilihan terapi yang valid untuk pasien HCC
dengan mutasi CTNNB1.