Anda di halaman 1dari 15

Paramater Pengesahan Penyusunan Asas Peraturan

UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi Jakarta, 7 Mei 1999 Presiden RI: Bacharuddin Jusuf Habibie Bab (11) Pasal (46) Ayat Disertai Penjelasan Tambahan Pasal 5 Ayat (1) UUD 1945 Pasal 20 Ayat (1) UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1) UUD 1945

Isi (Bab)

Ketentuan Umum, Asas dan Tujuan, Usaha Jasa Konstruksi, Pengikatan Pekerjaan Konstruksi, Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi, Kegagalan Bangunan, Peran Masyarakat, Pembinaan, Penyelesaian Sengketa, Sanksi, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup

Definisi kontrak kerja Keseluruhan dokumen yang mengatur konstruksi hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi

Paramater UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi Penggolongan Kontrak Tidak dijelaskan Kerja Konstruksi

Pihak yang terkait

Pengguna jasa (pemerintah, swasta, dan bukan bank) dan penyedia jasa (perencana, pelaksana, pengawas konstruksi)

Paramater Rumusan Pekerjaan

UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi Uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan

Jenis Pertanggungan/Penjam inan

(1) Bentuk perlindungan berupa pelaksanaan pekerjaan, penerimaan uang muka, kecelakaan bagi tenaga kerja dan masyarakat (2) Jaminan Penawaran (3) Jaminan Pelaksanaan (4) Jaminan Uang Muka (5) Jaminan atas Mutu Hasil Perkerjaan (6) Jaminan Pertanggungan terhadap Kegagalan Bangunan

Cidera janji

(7) Jaminan terhadap Kegagalan Pekerjaan Konstruksi (8) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (9) Construction All Risk Insurance (10) Professional Liability Insurance Professional Indenmity Insurance Salah satu pihak:

1. Tidak melakukan yang diperjanjikan

2. Melaksanakan yang diperjanjikan , namun tidak sesuai dengan yang dipernjanjikan 3. Melakukan yang diperjanjikan, tetapi telambat

4. Melakukan yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Paramater UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi Ketentuan Pemutusan ketentuan tentang pemutusan kontrak kerja Kontrak yang timbul akibat tidak dapat terpenuhinya kewajiban salah satu pihak

Ketentuan penyelesaian perselisihan

Memuat ketentuan tentang tata cara penyelesain yang diakibatkan oleh ketidaksepakatan dalam hal pengertian, penafsiran, atau pelakasanaan berbagai ketentuan dalam dunia kerja

Paramater Perubahan kontrak

UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi Tidak dijelaskan

PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Jakarta, 30 Mei 2000 Presiden RI: Abdurrahman Wahid Bab (10) Bagian Pasal (64) Ayat Disertai Penjelasan Tambahan Pasal 5 Ayat (2) UUD 1945 UU tentang Perseroan Terbatas UU tentang Larangan Praktek Monopoli UUJK 18/1999 UU tentang Pemerintahan Daerah Ketentuan Umum, Pemilihan Penyedia Jasa, Kontrak Kerja Konstruksi, Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi, Kegagalan Bangunan, Penyelesaian Sengketa, Larangan Persekongkolan, Sanksi Administratif, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup

Pada dasarnya dibuat secara terpisah sesuai dengan tahapan dalam pekerjaan konstruksi yang terdiri dari dari kontrak kerja konstruksi: 1. untuk pekerjaan perencanaan 2. Pekerjaan pelaksanaan 3. Pekerjaan pengawasan PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (1) Bentuk imbalan: a. Lump sum;

b. Harga satuan; c. Biaya tambah imbalan jasa; d. Gabungan Lump Sum dan harga satuan; atau e. Aliansi; (2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari: a. Tahun tunggal; atau b. Tahun jamak; (3) Cara pembayaran hasil pekerjaan:

a.

Sesuai kemajuan pekerjaan; atau

Secara berkala.

(1) Akta badan usaha atau usaha orang perseorangan;

(2) Nma wakil/kuasa badan usaha sesuai kewenangan pada akta badan usaha atau sertifikat keahlian kerja dan sertifikat keterampilan kerja bagi usaha orang perseorangan; dan Tempat kedudukan dan alamat badan usaha atau usaha orang perseorangan;

PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (1) Pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan; (2) Volume atau besaran pekerjaan yang harus dilaksanakan; (3) Nilai pekerjaan dan ketentuan mengenai penyesuaian nilai pekerjaan akibat fluktuasi harga untuk kontrak kerja konstruksi bertahun jamak; (4) Tata cara penilaian hasil pekerjaan dan pembayaran; dan Jangka waktu pelaksanaan; Nilai jaminan, jangka waktu pertanggungan, prosedur pencarian, hak dan kewajiban masing-masing pihak

(1) Bentuk cidera janji:

a. Oleh penyedia jasa yang meliputi: tidak menyelesaikan tugas; tidak memenuhi mutu; tidak memenuhi kuantitas; dan tidak menyerahkan hasil pekerjaan; dan

b. Oleh pengguna jasa yang meliputi: terlambat membayar; tidak membayar; dan terlambat menyerahkan sarana pelaksanaan pekerjaan. c. Dalam hal terjadi cidera janji yang dilakukan oleh penyedia jasa atau pengguna jasa, pihak yang dirugikan berhak untuk memperoleh kompensasi, penggantian biaya dan atau perpanjangan waktu, perbaikan atau pelaksanaan ulang hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan atau pemberian ganti rugi;

PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (1) Bentuk pemutusan yang meliputi pemutusan yang disepakati para pihak atau pemutusan secara sepihak, dan (2) Hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa sebagai konsekuensi dari pemutusan kontrak kerja konstruksi.

(1) Penyelesaian di luar pengadilan melalui alternatif penyelesaian sengketa, atau arbitrase, dan

(2) Penyelesaian melalui pengadilan sesuai dengan Hukum Acara Perdata yang berlaku

PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (1) Pada pelelangan dengan bentuk imbalan Lump Sum , dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan hanya boleh dilakukan pada salah satu atau volume pekerjaan atau harga satuan, dan semua risiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga kontrak (nilai pekerjaan).

(2) Pada pelelangan dengan bentuk imbalan harga satuan dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, harga penawaran total dapat berubah, akan tetapi harga satuan tidak boleh diubah. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan harga satuan atau penjumlahan hasil perkalian volume dengan harga satuan. Semua risiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga penawaran terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak (nilai pekerjaan).

PP 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bogor, 6 Agustus 2010 Presiden RI: Susilo Bambang Yudhoyono Bab (19) (Paragraf) Pasal (136) Ayat Tidak Disertai Penjelasan Tambahan Pasal 4 Ayat (1) UUD 1945 UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara PP 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi PP 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Ketentuan Umum, Tata Nilai Pengadaan, Para Pihak dalam Pengadaan Barang/Jasa, Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa, Swakelola, Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia Barang/Jasa, Penggunaan Barang/Jasa Produksi dalam Negeri, Peran Serta Pengusaha Kecil, Pengadaan Barang/Jasa Melalui Pelelangan/Seleksi Internasional, Pengadaan Barang/Jasa yang Dibiayai dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri, Keikutsertaan Perusahaan Asing dalam Pengadaan Barang/Jasa, Konsep ramah Lingkungan, Pengadaan Secara Elektronik, Pengadaan Khusus dan Pengecualian; Pengendalian, Pengawasan, Pengaduan, dan Sanksi; Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Pengadaan, Ketentuan Lainlain, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup

Merupakan kontrak kerja barang/jasa perjanjian tertulis antara pejabat pembuat komitmen (PPK) dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola

PP 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (1) Kontrak kerja yang diatur dalam PP 54/2010 mengarah kepada pengadaan barang dan jasa: Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran: a. Kontrak Lump Sum; b. Kontrak Harga Satuan; c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan; d. Kontrak Persentase; dan e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey) . (2) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran: a. Kontrak Tahun Tunggal; dan b. Kontrak Tahun Jamak.

(3) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan: a. Kontrak Pengadaan Tunggal; b. Kontrak Pengadaan Bersama; dan c. Kontrak Payung (Framework Contract) . (4) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan: a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi (1) Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui penyedia Barang/Jasa terdiri atas: a. PA/KPA;

b. PPK; c. ULP/Pejabat Pengadaan; dan d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. (2) Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas: a. PA/KPA; b. PPK; dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. PP 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah erangka Acuan Kerja (KAK): (1) Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan; (2) Waktu pelaksanaan yang diperlukan;

(3) Spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan (1) Jaminan Penawaran

(2) Jaminan Pelaksanaan (3) Jaminan Uang Muka (4) Jaminan Pemeliharaan Jaminan Sanggahan Banding

PPK yang melakukan cidera janji terhadap ketentuan yang termuat dalam Kontrak, dapat dimintakan ganti rugi dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia; atau (2) Dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam Kontrak.

PP 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (1) PK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak apabila:

a. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan Penyedia Barang/Jasa sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak; b. Penyedia Barang/Jasa lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan; c. Penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau

d. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang. (2) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa: a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan; b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia Barang/Jasa atau Jaminan Uang Muka dicairkan; c. Penyedia Barang/Jasa membayar denda; dan/atau d. Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar Hitam. (1) Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam Penyediaan Barang/Jasa Pemerintah, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk mufakat. Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penyelesaian perselisihan tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase, alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PP 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:

a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;

b. Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan; c. Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau d. Mengubah jadwal pelaksanaan. (2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan: a. Tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal; dan b. Tersedianya anggaran. (3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia Barang/Jasa spesialis. (4) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak. Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai