PENDAHULUAN
Secara bertahap penduduk usia muda ini akan mulai berkeinginan untuk memiliki
hunian, meskipun berada dalam kondisi harga hunian yang meningkat pesat.
Generasi Y yang dengan usia cukup muda memiliki keinginan untuk mandiri dan
kepemilikan tempat tinggal merupakan langkah yang penting untuk dapat mencapai
kemandirian tersebut (Li, dkk., 2017). Hunian merupakan aspek penting yang dapat
menjaga potensi generasi Y saat ini, karena tempat tinggal adalah salah satu
kebutuhan mendasar manusia sebagai tempat berlindung dan sarana pembinaan
keluarga (Sestiyani & Sariffuddin, 2015; Yuliastuti & Sukmawati, 2016). Sebagian
besar generasi Y saat ini telah menyelesaikan studinya, beberapa sudah memasuki
dunia kerja, dan memasuki usia pernikahan. Kondisi tersebut akan membuat
generasi Y mulai memasuki pasar perumahan (Yuhui, 2013).
1
memenuhi potensi – potensi mereka. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), pada tahun 2010, 49,8% dari total penduduk Indonesia tinggal di daerah
perkotaan dan pada tahun 2015 persentase ini meningkat menjadi 53,3%.
Kemudian, BPS juga memproyeksikan pada tahun 2035 jumlah masyarakat yang
tinggal diperkotaan sebesar 66,6%. Peningkatan jumlah masyarakat yang tinggal
diperkotaan ini merupakan implikasi dari migrasi dan perubahan struktur wilayah
yang semula pedesaan menjadi perkotaan. Penduduk usia muda memiliki peran
besar dalam peningkatan jumlah tersebut, karena penduduk yang bermigrasi dari
desa ke kota paling banyak pada usia muda dengan alasan untuk sekolah dan
bekerja (Mulder, 1993 dan Todaro, 1997 dalam ILO, 2004).
2
kondisi perekonomian masyarakat. Jika masalah ini terabaikan, maka seiring
berjalannya waktu, tanpa disadari jarak atau gap antara penghasilan dengan harga
rumah akan semakin jauh.
3
perumahan adalah apa yang dimaksud dengan rumah itu sendiri dan bagaimana
rumah memberikan nilai tertentu terhadap penghuninya. Pembahasan tentang
kepemilikan rumah perlu mempertimbangkan perspektif masyarakat secara
menyeluruh bukan hanya dari perspektif ekonomi saja.
Variabel usia sangat erat kaitannya dengan preferensi tempat tinggal dibandingkan
dengan tingkat pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, dan tempat kelahiran
(Abramsson & Andersson, 2015). Perbedaan preferensi secara natural terjadi
seiring dengan kelompok usia tertentu. Oleh karena itu, penting untuk lebih
memahami perbedaan preferensi tempat tinggal penduduk dalam penelitian ini
adalah usia muda atau Generasi Y atau milenial agar penyediaan tipe tempat tinggal
dapat terlaksana dengan tepat sasaran (Abramsson & Andersson, 2015).
Keberagaman tersebut juga berlaku bagi preferensi memilih hunian. Penduduk usia
muda atau generasi Y dengan rentang usia 20 sampai 40 tahun menentukan
preferensi hunian dengan ciri khas tertentu. Preferensi ini terbentuk karena adanya
perbedaan tanggung jawab pada masing – masing usia. Penelitian terhadap
preferensi generasi Y dalam memilih hunian penting berbagai pihak baik
pemerintah maupun pengembang, agar kebijakan dan produk hunian dapat tepat
sasaran.
Milenial akan memasuki fase baru dalam kehidupan, seperti meninggalkan rumah
untuk bekerja atau sekolah, memasuki dunia pernikahan, dan menempati posisi
baru dalam pekerjaan. Mengetahui keberagaman preferensi hunian generasi Y
penting, karena secara usia saat ini, generasi Y akan memasuki pasar hunian yang
4
nantinya akan mempengaruhi tren yang akan terjadi (Moos, dkk., 2015). Meskipun
demikian, belum terdapat studi tentang preferensi hunian generasi milenial di
Indonesia. Preferensi sangat beragam dan memberikan nilai yang berbeda pada
setiap individu, subjek penelitian ini akan difokuskan pada penduduk usia muda
(generasi Y) di Indonesia. Oleh karena itu, studi ini akan difokuskan pada preferensi
penduduk usia muda terhadap atribut – atribut dan trade – off dari berbagai macam
atribut hunian.
5
dalam studi ini. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan wilayah dan objek
penelitian sebagai berikut :
1. Pada Dasarnya wilayah studi yang dikaji adalah seluruh Indonesia, namun
dalam pelaksanaan survei hanya terdapat dari Metropolitan Jakarta,
Surabaya, Bandung, dan kota – kota lainnya dengan persentase yang sangat
kecil.
2. Objek kajian dalam studi ini adalah penduduk usia muda dengan
penghasilan tetap. Secara lebih rinci penduduk usia muda pada penelitian
ini didefinisikan sebagai pekerja tetap dengan pendapatan yang tetap setiap
tahunnya dan membayar pajak.
6
f. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan dan rekomendasi atau
saran berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.