Nama : Tn. S Usia : 63 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Alamat : Sambak, RT 04, RW 02, Kajoran, Kabupaten Magelang Pekerjaan : Petani Status : Menikah Agama : Islam
Identitas Pasien
Pasien datang ke UGD RST Soedjono pada 24 Februari 2013. Pasien datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil (BAK) sejak 4 jam yang lalu. Kurang lebih 2 jam yang lalu keluar darah dari alat kelamin. Sejak 4 hari ini BAK tersendat, menetes, dan tidak puas. Perut terasa penuh, nyeri pinggang(-). Demam(-), mual(-), muntah(-), BAB tidak ada keluhan, makan/minum tidak ada keluhan. Sudah dicoba dipasang kateter di bidan namun gagal dan saay ini keluar darah dari lubang kencing. Riwayat nyeri BAK sebelumnya (-), riwayat BAK berdarah (-), riwayat BAK batu (-), riwayat BAK pasi (-), riwayat taruma(-). Rawayat DM (-), riwayat HT (-).
Perjalanan Penyakit
KU : Sakit sedang Kesadaran : Compos mentis/E4 V5 M6 Vital sign T : 180/120 mmHg N: 104bpm T: 36,9o RR: 20x/menit Kepala Mata : Ca -/- Si -/ Hidung : nafas cuping hidung (-) Mulut : sianosis (-) lidah tampak kotor Leher : pembesaran KGB (-) Thorax : simetris, retraksi dada (-) Paru : ronkhi (-) wheezing (-) suara vesikuler Jantung : BJ I dan BJ II normal, regular, murmur (-), Gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : I : abdomen tampak cembung di bagian supra pubic. A: BU (+) N P: VU teraba penuh, keras, dan nyeri pada perabaan P: timpani Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT dbn Rectal Tuse: Tonus ani (+), Pembesaran prostat (+) permukaan tidak rata.
Assesment Retensi urin ec vesicolitiasis Planning Pasang DC gagal Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, BT/CT) USG urologi Inf. Asering 12 tpm Inj. Zibag 2x1 Inj. Ketorolac 2x1 Inj. Kalnex 3x1
Tanggal 25 Maret 2013 (Pre-Op) S : Sulit BAK (+), darah keluar dari kemaluan (+), nyeri saluran kncing (-), nyeri perut bawah, demam (-). O : Keadaan umum sakit sedang VS : TD 160/90 mmHg; Nadi 80x/menit; Suhu 36.2C Status generalis: dalam batas normal
Abdomen
: I : abdomen tampak cembung di bagian supra pubic. A: BU (+) N P: VU teraba penuh, keras, dan nyeri pada perabaan P: timpani
Laboratorium Darah
Hasil rontgen PA view Kesan: Pulmo dan besar cor normal Sisterna tulang baik
Hasil USG
Pemasangan
kateter Supra pubic puncture Terapi lanjut, antiiotik ganti ceftriaxon 1x1 Rencana Op Prostat
Planning Terapi
Tanggal 26 Maret 2013 (Pre-Op) KU: keadaan umum sakit sedang TD: 140/90mmHg Nadi 84x/menit; Suhu 36 SG:dbn
Abdomen : I : abdomen tampak datar. Terpasang aboket (post sistotomi/supra pubic puncture) A: BU (+) N P: nyeri pada perabaan P: timpani Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT dbn A: BPH P: terapi lanjut Konsul dokter anastesi operasi ditunda untuk konsul ke dokter jantung dulu. Terapi lanjut
Awasi keadaan umum dan vital sign Kirim PA Diet nasi Irigasi Inf. RL 20 tpm Inj. Zibag 2x1 Inj. Ketorolac 2x1 Inj. Kalnex 3x1
Tanggal 28 Maret 2013 (Post-Op) S: mual (-), muntah (-), pusing (-), nyeri perut (-) O: KU: keadaan umum sakit sedang
TD: 140/90mmHg Nadi 8x/menit; Suhu 37C SG: DBN SL: Bekas Op baik, terpasang perban, rembesan darah (-) Perut datar, terpasang selang irigasi Kateter irigasi (+) berwarna merah 150cc
Tanggal 29 Maret 2013 (Post-Op) S: mual (-), muntah (-), pusing (-), nyeri perut (-) O: KU: keadaan umum sakit sedang
TD: 130/90mmHg Nadi 80x/menit; Suhu 36C SG: DBN SL: Bekas Op baik, terpasang perban, rembesan darah (-) Perut datar, terpasang selang irigasi Irigasi lancar (+) jernih (+)
Tanggal 2 April 2013 (Post-Op) S: batuk (+), pilek (+), mual (-), muntah (-), pusing (-), nyeri perut (-), belum BAB O: KU: keadaan umum baik
TD: 130/80mmHg Nadi 88x/menit; Suhu 36C SG: DBN SL: Bekas Op baik, terpasang perban, rembesan darah (-) Perut datar, terpasang selang irigasi Irigasi lancar (+) jernih (+)
A: post op BPH hari VI P: Aff drain Aff irigasi Aff infus Terapi ganti oral:
Ciprofloksasin 2x1 Asam mefenamat 3x1
Tanggal 2 April 2013 (Post-Op) S: tidak ada keluhan O: KU: keadaan umum baik
TD: 130/80mmHg Nadi 82x/menit; Suhu 36C SG: dbn SL: Bekas Op baik, terpasang perban, rembesan darah (-) Kateter (+)
Tinjauan Pustaka
Benign Prostate Hyperplasia (BPH) sebenarnya adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.
Definisi
Anatomi
Bagian anterior atau ventral yang fibromuskular dan nonglandular Zona perifer Zona sentral Zona transisional
50% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun
Epidemiologi
Teori Hormonal Teori Growth Factor (faktor pertumbuhan) Teori Peningkatan Lama Hidup Sel-sel Prostat karena Berkurangnya Sel yang Mati
Teori Sel (stem cell hypothesis) Teori Dihidro Testosteron (DHT) Teori Reawakening
Etiologi
Gejala iritatif:
Nocturia Berkemih pada malam hari lebih dari 1x. Frekuensi Sering berkemih. Urgency Tergesa-gesa jika ingin berkemih. Urge Incontinence Sulit menahan keinginan berkemih.
Gejala Klinis
Gejala Obstruksi:
Low Stream Pancaran lemah saat berkemih. Hesitancy Saat berkemih harus menunggu lama. Residual urine Setelah selesai berkemih masih ada ada perasaan belum puas. Straining Mengedan saat berkemih. Intermittency Pancaran terputus-putus saat berkemih.
Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal) Simetris/ asimetris Adakah nodul pada prostate Apakah batas atas dapat diraba Sulcus medianus prostate Adakah krepitasi
Darah
Ureum, kreatinin, elektrolit, Blood urea nitrogen, Prostate Specific Antigen (PSA), Gula darah
Urine
Kultur urin dan test sensitifitas, urinalisis dan pemeriksaan mikroskopis, sedimen
Pemeriksaan Laboratorium
Foto polos abdomen (BNO) Pielografi Intravena (IVP) Sistogram retrograde Transrektal Ultrasonografi (TRUS) MRI atau CT scan
Pemeriksaan Penunjang
Uroflowmetri Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies) Pemeriksaan Volume Residu Urin
Struktur uretra Kontraktur leher vesika Batu buli-buli kecil Kanker prostat Kelemahan detrusor
Diagnosis Banding
a. Inkontinensia Paradoks b. Batu Kandung Kemih c. Hematuria d. Sistitis e. Pielonefritis f. Retensi Urin Akut Atau Kronik g. Refluks Vesiko-Ureter h. Hidroureter i. Hidronefrosis j. Gagal Ginjal
Komplikasi
Komplikasi BPH
Bergejala ringan Bergejala sedang berat Temuan abnormal : DRE curiga ganas PSA abnormal hematuri Nyeri Kelainan neurologis Teraba buli-buli fungsi ginjal abnormal riwayat pernah : operasi urologi, menderita urolitiasis, keganasan urogenitalia
Kesimpulan awal
Non intervensi 1. Observasi (watchful waiting) 2. Medikamentosa : antagonis adrenergik inhibitor 5 reduktase fitoterapi Intervensi 1. Pembedahan prostatektomi terbuka Endourologi : TURP,TUIP,TULP,Elektrovaporasi 2. Minimal invasif TUMT, HIFU, Stent uretra, TUNA, ILC
Pilihan terapi
Non intervensi 1. Observasi (watchful waiting) 2. Medikamentosa : antagonis adrenergik inhibitor 5 reduktase fitoterapi Intervensi 1. Pembedahan prostatektomi terbuka Endourologi : TURP,TUIP,TULP,Elektrovaporasi 2. Minimal invasif TUMT, HIFU, Stent uretra, TUNA, ILC
Pilihan terapi
Tidak mendapatkan terapi apapun Skor IPSS <7 Disarankan *jangan banyak minum dan mengkomsumsi kopi atau alkohol setelah makan malam, *kurangi komsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan iritasi pada buli-buli (kopi atau coklat), *batasi penggunaan obat2 flu yang mengandung fenilpropanolamin, kurangi makanan pedas dan asin, *jangan menahan kencing terlalu lama urin dan RU
Skor IPSS >7 Tujuan terapi medikamentosa 1. Mengurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik, 2. Mengurangi volume prostat sebagai komponen statik
Medikamentosa
Antagonis reseptor adrenergik yang dapat berupa a. preparat non selektif : fenoksibensamin b. preparat selektif masa kerja pendek : prasozin, aflusozin, indoramin masa kerja lama : tamsulozin, (harnal) doksasozin, (cardura) terasozin (hytrin) alfuzosin (xatral) Inhibitor 5 reduktase yaitu finasteride dan dutasteride Jenis obat yang digunakan Fitofarmaka
Bergejala ringan
urologi
Watchful waiting, evaluasi 6 bulan Bila gagal => medika mentosa Gagal medikamentosa, => rujuk ke
Dianjurkan pemeriksaan tambahan uroflowmetri volume residual urin USG Bisa langsung diskusi dengan pasien tentang pemilihan terapi terapi non invasif terapi invasif : => rujuk urologi urodinamika atau ureterosistoskopi untuk menentukan obstruksi atau bukan Bila gagal non invasif --- rujuk urologi
Pemeriksaan tambahan untuk menentukan apakah BPH dengan komplikasi atau bukan BPH Jenis pemeriksaan : Pencitraan (IVP, USG,Uretrografi ), Uretrosistoskopi, Sitologi urin
Temuan abnormal
Retensi urin berulang Hematuria Batu buli-buli ISK berulang Insufisiensi ginjal
Terapi intervensi : Invasif minimal Pembedahan
Teknik Pembedahan
Operasi
Tindakan invasif minimal Trans Urethral Microwave Therapy (TUMT). Trans Urethral Needle Ablation (TUNA). Stent
Endoskopi: Trans Urethral Incision of the Prostate (TUIP). Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP). Laser Holmium Laser ablation of the Prostate (HOLAP), Green light laser
terbuka.
Komplikasi Pembedahan
Infeksi Perdarahan Hiponatremia hanya pada TURP. Striktur uretra. Inkontinensia urin. Disfungsi seksual. Kontraktur leher kandung kemih.
Volume prostat yang cukup besar, dianjurkan pada volume lebih dari 90 cm3. Batu kandung kemih yang besar. Divertikula yang besar. Hernia inguinalis.
Merupakan 90 % dari semua tindakan bedah pada BPH. Pada penderita dengan keluhan derajat sedang TURP lebih bermanfaat daripada observasi (Wasson, 1995). TURP lebih sedikit menimbulkan trauma dibandingkan operasi terbuka. Masa pemulihan lebih singkat. Komplikasi:
Inkontinensia urine < 1 %. Striktur uretra 0,5 - 6,3 %. Kontraktur leher kandung kemih 0,9 3,2 %. Disfungsi ereksi.
Teknik:
Teknik memanaskan jaringan prostat hingga 45 -50, selanjutnya diharapkan terjadinya koagulasi pada jaringan prostat. Menggunakan alat yang dimasukkan melalui uretra Setelah posisi diatur, alat mengeluarkan 2 jarum yang menusuk jaringan prostat. Melalui jarum dialirkan panas sehingga terjadi koagulasiu sepanjang jarum melekat di jaringan prostat.
Response Rate 70 %. Rata-rata of 30% penderita mengalami perbaikan pada gejala BPH. Rekurensi 10 %, 4 thn memerlukan terapi ulang.
Bukan BPH
THANKYOU..