Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN Sorotan masyarakat yang cukup tajam atas jasa pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan, khususnya dengan

terjadinya berbagai kasus yang menyebabkan ketidakpuasan masyarakat memunculkan isu adanya dugaan malpraktek medis yang secara tidak langsung dikaji dari aspek hukum dalam pelayanan kesehatan, karena penyebab dugaan malpraktek belum tentu disebabkan oleh adanya kesalahan/kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter. Malpraktek adalah kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya di dalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah yang sama. Bentuk dan prosedur perlindungan terhadap kasus malpraktek yang ditinjau dari Undang-Undang erlindungan !onsumen "o.# tahun $%%%. peraturan tersebut mengatur tentang pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pemerintah yang membidangi perlindungan konsumen, selain peran serta pemerintah, peran serta masyarakat sangat perlu dibutuhkan dalam perlindungan konsumen dalam kasus malpraktek serta penerapan hukum terhadap kasus malpraktek yang meliputi tanggung jawab hukum dan sanksinya menurut &ukum erdata, pidana dan administrasi.

KRONOLOGIS KASUS 'n. arjo datang ke (umah Sakit (emen )aras karena *raktur di tulang arjo dijadwalkan operasi, dengan melalui

*emur. +okter "dang Sun 'iken Sp.B yang menangani kasus ini adalah dokter bedah satu-satunya di kota Sarwo Saras. sendiri. Sebelum mengoperasi prosedur-prosedur rutin rumah sakit, in*ormed concent telah ditandatangani oleh arjo arjo pada jam $,.,,, dr. "dang Sun 'iken sudah melakukan tiga operasi elekti* dan satu operasi cito. Malam harinya dr. "dang Sun 'iken mengoperasi dua operasi cito. -perasi reposisi arjo telah berhasil dengan baik, dari *oto rontgen pasca operasi, pen telah menancap pada tempat yang benar, kelurusan tulang telah sesuai dengan yang diharapkan. arjo setelah reco.ery dan perawatan di bangsal yang memadai akhirnya bisa dipulangkan. Belum ada seminggu, di tempat luka operasi, setiap saat selalu keluar nanah, hingga membuat pembalut luka selalu diganti. arjo bermaksud kontrol lagi ke (umah Sakit (emen )aras, tetapi ia mendapati antrian begitu panjang, dan sudah menunggu mulai dari jam #.,, hingga $$.,, dokter "dang Sun 'iken tidak kunjung datang. Berkali-kali ia bertanya kepada perawat, selalu saja jawabannya masih melakukan operasi. !arena tidak nyaman dengan apa yang dialaminya, serta tidak enak dengan pandangan-pandangan orang di sekitar yang tampaknya jijik melihat kondisi pahanya, arjo dan keluarga memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke rumah sakit /rto )edi yang letaknya ratusan kilometer dari tempat tinggalnya. Masuk rumah sakit /rto )edi, dengan biaya yang lebih tinggi, arjo langsung diperiksa oleh dokter &angabehi SpB-. 012S. -leh dokter &angabehi, arjo segera dilakukan rontgen ulang dan segera dijadwalkan operasi. !embali dilakukan prosedur rutin, termasuk in*ormed concent arjo sendiri. Secara umum kondisi arjo menjelang operasi baik, hanya dari luka operasi sebelumnya saja yang terus menerus mengalir nanah. /khirnya operasi debridement untuk mengatasi pus yang terus-menerus mengalir dari tulang yang didiagnosis mengalami osteomielitis dilakukan. Selama debridement dilakukan mereka menemukan kassa tertinggal di tulang yang telah direposisi.

!eluarga pasien ingin mengetahui mengapa terjadi hal sedemikian pada arjo. +engan terpaksa dokter &angabehi SpB- 012S menjelaskan ini semua karena adanya kasa yang tertinggal di ruang antara tulang dan otot. Mendengar penjelasan itu kontan keluarga arjo marah dan tidak terima dengan kinerja dokter "dang Sun 'iken beserta timnya. Mereka sepakat untuk melakukan somasi dengan melayangkan surat dugaan malpraktik kepada dokter "dang Sun 'iken beserta direktur (umah Sakit (emen )aras lewat kuasa hukum mereka. Mereka menuntut ganti rugi senilai $ miliar rupiah atas kerugian materiil dan imateriil yang dialami.

ANALISA KASUS 1. KELALAIAN (negligence) +i dalam konteks hukum medik istilah dan kasus 3kelalaian4 dapat dikatakan memenuhi sebagian besar kepustakaan yang menyangkup yurisprudensinya. !adang 5 kadang secara umum dipakai istilah 3malpraktek medik4 atau kelalaian medik. 3Malpraktek4 adalah istilah umum yang sebenarnya bukan hanya bisa terjadi di dunia kedokteran saja. ro*esi lainpun, seperti hukum atau akuntan atau apoteker juga bisa dituntut berdasarkan malpraktek pro*esinya. Sehingga jika berbicara mengenai masalah yang menyangkut bidang medik, sebaiknya ditambah juga dengan embel-embel medik sehingga menjadi malpraktek medik 6medical malpractice7. !elalaian medik adalah salah satu bentuk dari malpraktek medis, sekaligus merupakan bentuk malpraktek medis yang paling sering terjadi. ada dasarnya kelalaian terjadi apabila seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh orang lain yang memiliki kuali*ikasi yang sama pada suatu keadaan dan situasi yang sama. erlu diingat bahwa pada umumnya kelalaian yang dilakukan orang-per-orang bukanlah merupakan perbuatan yang dapat dihukum, kecuali apabila dilakukan oleh orang yang seharusnya 6berdasarkan si*at pro*esinya7 bertindak hati-hati, dan telah mengakibatkan kerugian atau cedera bagi orang lain. /pa yang dinamakan kelalaian medik 6medical negligance7 adalah ketentuan legal yang terdiri dari tiga unsur8 $. 'erdapat hubungan antara dokter dan pasien 9. +okter itu telah melanggar kewajibannya, karena tidak memenuhi standar pemberian pelayanan :. elanggaran itu telah menyebabkan pasien menderita kerugian 6harm7 yang sebenarnya dapat dibayangkan dan secara wajar dapat dicegah. ;.idence-based guidelines dapat mempengaruhi unsur kedua yaitu dengan cara bagaimana pengadilan itu mengadakan penilaiannya. Sebagaimana dikatakan 4

di atas, bahwa dalam common law terdapat ketegangan antara 6$7 tes yang bersi*at deskripti* dari kelalaian medik yang mengukur sikap-tindak yang dilakukan di dalam praktek, dan 697 tes normati* yang mem*okuskan diri terhadap apa yang seharusnya dilakukan. <ang pertama secara umum mengangap cara menjalankan praktik pro*esional adalah yang sudah diterima dan berdasarkan standar legal. Sedangkan yang terakhir mengizinkan standar-standar yang ditentukan dengan kiteria lain, seperti yang ditetapkan di dalam pernyataan untuk 3good practice4 atau pedoman yang berdasarkan =e.idence-based>. !elalaian dapat terjadi dalam : bentuk, mal*easance, mis*easance dan non*easance8 $. Mal*easance berarti melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak 6unlaw*ul atau improper7, misalnya melakukan tindakan medis tanpa indikasi yang memadai 6pilihan tindakan medis tersebut sudah improper7. 9. Mis*easance berarti melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat 6improper per*ormance7, yaitu misalnya melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur. :. "on*easance adalah tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban baginya. Bentuk-bentuk kelalaian di atas sejalan dengan bentukbentuk error 6mistakes, slips and lapses7 yang akan diuraikan di bawah, namun pada kelalaian harus memenuhi ke-empat unsur kelalaian dalam hukum 5 khususnya adanya kerugian, sedangkan error tidak selalu mengakibatkan kerugian. +emikian pula adanya latent error yang tidak secara langsung menimbulkan dampak buruk. U"SU(-U"SU( !;?/?/1/" +alam suatu layanan medik dikenal gugatan ganti kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian medik. Suatu perbuatan atau tindakan medis disebut sebagai kelalaian apabila memenuhi empat unsur di bawah ini8 $. Duty to use due c !e. +uty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan medis atau untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu. +asar dari adanya kewajiban ini adalah adanya hubungan kontraktual-pro*esional antara tenaga medis dengan pasiennya, yang menimbulkan kewajiban umum sebagai 5

akibat dari hubungan tersebut dan kewajiban pro*esional bagi tenaga medis tersebut. !ewajiban pro*esional diuraikan di dalam sumpah pro*esi, etik pro*esi, berbagai standar pelayanan, dan berbagai prosedur operasional. !ewajiban-kewajiban tersebut dilihat dari segi hukum merupakan ramburambu yang harus diikuti untuk mencapai perlindungan, baik bagi pemberi layanan maupun bagi penerima layanan@ atau dengan demikian untuk mencapai sa*ety yang optimum. 2ontoh 8 seorang dokter terkenal di dalam pesawat duduk di sebelah seorang penumpang lain yang baru dikenal. !arena wajah sang dokter sering terdapat di majalah maka orang itu langsung mengenalinya dan mulai membuka pembicaraan. /ntara mana diceritakan tentang penyakitnya dan juga menanyakan obat apa yang harus 1a makan. Sang dokter menyebutkan beberapa obat yang biasa ia pergunakan. -rang itu lalu membelinya di apotik dan meminumnya, namun ternyata tidak cocok karena terdapat kontraindikasi untuknya, sehingga menderita luka karenanya. -rang itu kemudian menuntut dokter tersebut, tapi di tolak oleh hakim karena tidak memenuhi unsur pertama tersebut, dalam arti tidak ada hubungan sebagai dokter 5 pasien. 9. De!eliction o" t#e duty atau penyimpangan kewajiban tersebut. +alam menilai kewajiban dalam bentuk suatu standar pelayanan tertentu, haruslah kita tentukan terlebih dahulu tentang kuali*ikasi si pemberi layanan 6orang dan institusi7, pada situasi seperti apa dan pada kondisi bagaimana. Suatu standar pelayanan umumnya dibuat berdasarkan syarat minimal yang harus diberikan atau disediakan 6das sein7, namun kadang-kadang suatu standar juga melukiskan apa yang sebaiknya dilakukan atau disediakan 6das sollen7. !edua uraian standar tersebut harus hati-hati diinterpretasikan. +emikian pula suatu standar umumnya berbicara tentang suatu situasi dan keadaan yang 3normal4 sehingga harus dikoreksi terlebih dahulu untuk dapat diterapkan pada situasi dan kondisi yang tertentu. +alam hal ini harus diperhatikan adanya Aolden (ule yang menyatakan 3)hat is right 6or wrong7 *or one person in a gi.en situation is similarly right 6or wrong7 *or any other in an identical situation4. :. D $ ge t u %e!ugi n. <ang dimaksud dengan kerugian adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan / kedokteran yang diberikan oleh pemberi layanan. Badi, unsur kerugian ini sangat berhubungan erat dengan unsur hubungan sebab-akibatnya. 6

!erugian dapat berupa kerugian materil dan kerugian immateriel. !erugian yang materil si*atnya dapat berupa kerugian yang nyata dan kerugian sebagai akibat kehilangan kesempatan. !erugian yang nyata adalah 3real cost4 atau biaya yang dikeluarkan untuk perawatan / pengobatan penyakit atau cedera yang diakibatkan, baik yang telah dikeluarkan sampai saat gugatan diajukan maupun biaya yang masih akan dikeluarkan untuk perawatan / pemulihan. !erugian juga dapat berupa kerugian akibat hilangnya kesempatan untuk memperoleh penghasilan 6loss o* opportunity7. !erugian lain yang lebih sulit dihitung adalah kerugian immateriel sebagai akibat dari sakit atau cacat atau kematian seseorang. C. Di!ect c us l !el tions#i& atau hubungan sebab akibat yang nyata. +alam hal ini harus terdapat hubungan sebab-akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang setidaknya merupakan 3proDimate cause4.

II.DASAR HUKU' /khir-akhir ini tuntutan hukum yang diajukan oleh pasien atau keluarganya kepada pihak rumah sakit dan atau dokternya semakin meningkat kekerapannya. 'untutan hukum tersebut dapat berupa tuntutan pidana maupun perdata, dengan hampir selalu mendasarkan kepada teori hukum kelalaian. +alam bahasa sehari-hari, perilaku yang dituntut adalah malpraktik medis, yang merupakan sebutan 3genus4 6kumpulan7 dari kelompok perilaku pro*esional medis yang 3menyimpang4 dan mengakibatkan cedera, kematian atau kerugian bagi pasiennya. Augatan perdata dalam bentuk permintaan ganti rugi dapat diajukan dengan mendasarkan kepada salah satu dari : teori di bawah ini, yaitu 8 $. !elalaian 9. erbuatan melanggar hukum, yaitu misalnya melakukan tindakan medis tanpa memperoleh persetujuan, membuka rahasia kedokteran tentang orang tertentu, penyerangan pri.acy seseorang, dan lain-lain. :. )anprestasi, yaitu pelanggaran atas janji atau jaminan. Augatan ini sukar dilakukan karena umumnya dokter tidak menjanjikan hasil dan perjanjian tersebut, seandainya ada, umumnya sukar dibuktikan karena tidak tertulis. 7

ada kasus

ak

arjo ini, telah terjadi suatu kelalaian medis 6mis*easance7 yang

dilakukan oleh +r. "dang Sun 'iken Sp.B. +i bidang perdata, pasal-pasal yang mengatur tentang kelalaian yaitu 8 asal $:EF !U& erdata 8 tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. asal $:EE !U& erdata 8 setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatiannya. asal $:EG !U& erdata 8 seorang tidak saja bertanggungjawab untuk

kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya. asal FF Undang-Undang "o 9: tahun $%%9 tentang !esehatan 8 6$7 setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan. asal $:G, !U& erdata 8 +alam halnya suatu kematian dengan sengaja atau karena kurang hati-hatinya seorang, maka suami atau isteri yang ditinggalkan, anak atau orang tua si korban yang lazimnya mendapat na*kah dari pekerjaan si korban mempunyai hak menuntut suatu ganti rugi, yang harus dinilai menurut kedudukan dan kekayaan kedua belah pihak, serta menurut keadaan. asal $:G$ !U& erdata 8 enyebab luka atau cacatnya sesuatu anggota badan dengan sengaja atau karena kurang hati-hati memberikan hak kepada si korban untuk selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut. Buga penggantian kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak, dan menurut keadaan. asal $:G9 !U& erdata 8 'untutan perdata tentang hal penghinaan adalah bertujuan mendapat penggantian kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama baik.

+i bidang pidana juga dapat ditemukan pasal-pasal yang menyangkut kelalaian,yaitu 8 asal :F% !U& 8 Barangsiapa karena kesalahannya 6kelalaiannya7

menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. asal :E, !U& 8 6$7 Barangsiapa karena kesalahannya 6kelalaiannya7 menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. 697 Barangsiapa karena kesalahannya 6kelalaiannya7 menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. asal :E$ !U& 8 Bika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan. ;MBU!'1/" Pe$(u%ti n d ny %e) *i( n d n d ny &el ngg ! n %e) *i( n. +asar adanya kewajiban dokter adalah adanya hubungan kontraktual-pro*esional antara tenaga medis dengan pasiennya, yang menimbulkan kewajiban umum sebagai akibat dari hubungan tersebut dan kewajiban pro*esional bagi tenaga medis tersebut. !ewajiban pro*esional diuraikan di dalam sumpah pro*esi, etik pro*esi, berbagai standar pelayanan, dan berbagai prosedur operasional. Untuk dapat memperoleh kuali*ikasi sebagai dokter, setiap orang harus memiliki suatu kompetensi tertentu di bidang medik dengan tingkat yang tertentu pula, sesuai dengan kompetensi yang harus dicapainya selama menjalani pendidikan kedokterannya. 'ingkat kompetensi tersebut bukanlah tingkat terrendah dan bukan pula tingkat tertinggi dalam kuali*ikasi tenaga medis yang sama, melainkan kompetensi yang rata-rata 6reasonable competence7 dalam populasi dokter. Selanjutnya untuk dapat melakukan praktek medis, dokter tersebut harus memiliki kewenangan medis yang diperoleh dari penguasa di bidang kesehatan dalam bentuk ijin praktek. !ewenangan *ormil 9

diperoleh dengan menerima 3surat penugasan4 6atau nantinya disebut sebagai Surat 'anda (egistrasi7, sedangkan kewenangan materil diperoleh dengan memperoleh ijin praktek. Seseorang yang memiliki kewenangan *ormil dapat melakukan tindakan medis di suatu sarana kesehatan yang sesuai dengan surat penugasannya di bawah super.isi pimpinan sarana kesehatan tersebut, atau bekerja sambil belajar di institusi pendidikan spesialisasi di bawah super.isi pendidiknya. Sedangkan seseorang yang memiliki kewenangan materiel memiliki kewenangan penuh untuk melakukan praktik medis di tempat praktiknya, karena S1 dokter menurut UU 9%/9,,C tentang raktik !edokteran hanya berlaku untuk satu tempat praktik. "amun demikian tidak berarti dokter tidak diperkenankan melakukan pertolongan atau tindakan medis di tempat lain di seluruh 1ndonesia. Sikap dan tindakan yang wajib dilaksanakan oleh dokter diatur dalam berbagai standar. Setidaknya pro*esi memiliki : macam standar, yaitu standar kompetensi, standar perilaku dan standar pelayanan. Standar kompetensi adalah yang biasa disebut sebagai standar pro*esi. Standar berperilaku diuraikan dalam sumpah dokter, etik kedokteran dan standar perilaku 1+1. +alam bertindak di suatu sarana kesehatan tertentu, dokter diberi rambu-rambu sebagaimana diatur dalam standar prosedur operasi sarana kesehatan tersebut. Menilai ada atau tidaknya penyimpangan berbagai kewajiban di atas dilakukan dengan membandingkan apa yang telah dikerjakan oleh tenaga medis tersebut 6das sein7 dengan apa yang seharusnya dilakukan 6das sollen7. /pa yang telah dikerjakan dapat diketahui dari rekam medis, sedangkan apa yang seharusnya dikerjakan terdapat di dalam berbagai standar. 'entu saja hal ini bisa dilaksanakan apabila di satu sisi rekam medis dibuat dengan akurat dan cukup lengkap sedangkan di sisi lainnya standar pelayanan juga tertulis cukup rinci. +alam hal tidak ditemukan standar yang tertulis maka diminta peer-group untuk memberikan keterangan tentang apa yang seharusnya dilakukan pada situasi dan kondisi yang identik. erlu diingat bahwa suatu standar seringkali berkaitan dengan kuali*ikasi si pemberi layanan 6orang dan institusi7, pada situasi seperti apa dan pada kondisi bagaimana kasus itu terjadi. +alam hal ini harus diperhatikan adanya Aolden (ule yang menyatakan 3)hat is right 6or wrong7 *or one person in a gi.en situation is similarly right 6or wrong7 *or any other in an identical situation4. embelaan dengan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban pada pihak dokter hampir tidak mungkin dilakukan, oleh karena 10

pada umumnya hubungan pro*esional antara dokter dengan pasien telah terbentuk. Sangat jarang kelalaian medis terjadi tanpa adanya hubungan dokter-pasien, seperti pada upaya pertolongan yang dilakukan dokter pada gawat darurat medik yang tidak pada sarana kesehatan.+engan demikian pembelaan harus ditujukan kepada upaya pembuktian tidak adanya pelanggaran kewajiban yang dilakukan dokter. Pe$(u%ti n d ny %e!ugi n d n % us lit s. ada prinsipnya terdapat dua jenis kerugian yang menjadi landasan gugatan ganti rugi tersering kepada pemberi layanan jasa, yaitu yang pertama merupakan kerugian sebagai akibat langsung 6atau setidaknya 3proDimate cause47 dari suatu kelalaian@ dan jenis yang kedua adalah kerugian sebagai akibat dari pemberian jasa yang tidak sesuai dengan perjanjian 6wanprestasi7. +alam kaitannya dengan layanan jasa kedokteran juga dikenal kerugian akibat peristiwa lain, yaitu misalnya kerugian akibat tindakan tanpa persetujuan, kerugian akibat penelantaran, kerugian akibat pembukaan rahasia kedokteran, kerugian akibat penggunaan alat kesehatan atau obat yang de*ek, dan kerugian akibat tidak adanya peringatan pada pemberian jasa yang berbahaya. ada prinsipnya suatu kerugian adalah sejumlah uang tertentu yang harus diterima oleh pasien sebagai kompensasi agar ia dapat kembali ke keadaan semula seperti sebelum terjadinya sengketa medik. 'etapi hal itu sukar dicapai pada kerugian yang berbentuk kecederaan atau kematian seseorang. -leh karena itu kerugian tersebut harus dihitung sedemikian rupa sehingga tercapai jumlah yang layak 6reasonable atau *air7. Suatu kecederaan sukar dihitung dalam bentuk *inansial, berapa sebenarnya kerugian yang telah terjadi, apalagi apabila diperhitungkan pula tentang *ungsi yang hilang atau terhambat dan ada atau tidaknya cedera psikologis. Sebagaimana telah diuraikan di atas, kerugian atau damages dapat diklasi*ikasikan sebagai berikut 8 $. !erugian immaterial 6general damages, non pecuniary losses7 9. !erugian materil 6special damages, pecuniary losses7 8 a. !erugian akibat kehilangan kesempatan b. !erugian nyata 8 Biaya yang telah dikeluarkan hingga saat penggugatan, dan biaya yang akan dikeluarkan sesudah saat penggugatan.

11

+itinjau dari segi kompensasinya, kerugian dapat diklasi*ikasikan sebagai berikut 8 $. !ompensasi untuk kecederaan yang terjadi 6compensation *or injuries, yaitu kerugian yang bersi*at immateriel78 a. Sakit dan penderitaan b. !ehilangan kesenangan/kenikmatan 6amenities7 c. !ecederaan *isik dan / atau psikiatris. 9. !ompensasi untuk pengeluaran tambahan 6compensation *or additional eDpenses, real cost78 a. engeluaran untuk perawatan rumah sakit b. engeluaran untuk biaya medis lain c. engeluaran untuk perawatan. :. !ompensasi untuk kerugian lain yang *oreseeable 6compensation *or other *oreseeable loss, yaitu kerugian akibat kehilangan kesempatan78 a. !ehilangan penghasilan b. !ehilangan kapasitas mencari na*kah !erugian-kerugian di atas umumnya ditagihkan satu kali, yaitu pada saat diajukannya gugatan. !erugian, meskipun dapat terjadi berkepanjangan, tidak dapat digugatkan berkali-kali. -leh karena itu penggugat harus menghitung secara cermat berapa kerugiannya, kini dan yang akan datang. 2ara pembayarannya dapat saja berupa pembayaran tunai sekaligus, tetapi dapat pula diangsur hingga satuan waktu tertentu yang disepakati kedua pihak 6structured settlement7. embayaran berjangka tersebut dapat dibebani dengan bunga. Bunga tidak dapat dibebankan kepada kerugian yang akan datang, sedangkan kerugian yang sudah terjadi 5 termasuk kerugian yang non pecuniary 5 dapat diberi bunga yang besarnya reasonable.

UU ';"'/"A (/!'1! !;+-!';(/" Berikut ini adalah pasal-pasal dalam UU "o 9% 'ahun 9,,C yang mengatur tentang praktik kedokteran. +alam kaus ini, +r. "dang Sun 'iken Sp.B diketahui 12

telah meminta in*ormed consent pad pasien, namun dalam pelaksanaan operasi, dokter tersebut telah melakukan kelalaian dengan tertinggalnya kassa pada tulang yang telah direposisi. ersetujuan 'indakan !edokteran atau !edokteran Aigi asalCF 6$7 Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. 697 6:7 ersetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 6$7 diberikan setelah pasien enjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat 697 sekurang-kurangnya $. +iagnosis dan tata cara tindakan medis@ 9. 'ujuan tindakan medis yang dilakukan@ :. /lternati* tindakan lain dan resikonya@ C. (isiko dan komplikasi yang mungkin terjadi@ F. rognosis terhadap tindakan yang dilakukan@ 6C7 ersetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 697 dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan. 6F7 Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. 6E7 !etentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat 6$7, ayat 697, ayat 6:7, ayat 6C7, dan ayat 6F7 diatur dengan eraturan Menteri. &ak dan !ewajiban +okter atau +okter Aigi asal F, +okter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak 8 a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pro*esi dan standar prosedur operasional@ b. memberikan pelayanan medis menurut standar pro*esi dan standar prosedur operasional@ 13 mendapat penjelasan secara lengkap. mencakup 8

b. memperoleh in*ormasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya@ dan c. menerima imbalan jasa. asal F$ +okter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban 8 $. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar pro*esi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien@ 9. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan@ :. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia@ C. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya@ dan F. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. &ak dan !ewajiban asien asal F9 asien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak8 $. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam asal CF ayat 6:7@ 9. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain@ :. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis@ C. menolak tindakan medis@ dan F. mendapatkan isi rekam medis. asal F: asien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban 8 $. memberikan in*ormasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya@ 14

9. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi@ :. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan@ dan C. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. U"+/"A-U"+/"A ;(?1"+U"A/" !-"SUM;" Undang-undang (1 "o. # tahun $%%% tentang perlindungan konsumen yang berkaitan dengan kasus8 asal C, &ak konsumen8 a7 &ak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengknsumsi barang dan/jasa@ b7 &ak atas in*ormasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa@ c7 &ak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/jasa yang digunakan@ d7 &ak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang/jasa yang digunakan@ e7 &ak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen@ *7 &ak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya@ /da dua istilah yang sering dibicarakan secara bersamaan dalam kaitannya dengan malpraktik yaitu kelalaian dan malpratik itu sendiri. !elalaian adalah melakukan sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum guna, melindungi orang lain yang bertentangan dengan tindakan-tindakan yaag tidak beralasan dan berisiko melakukan kesalahan 6!eeton, $%#C dalam ?eahy dan !izilay, $%%#7. Malpraktik sangat spesi*ik dan terkait dengan status pro*esional dan pemberi pelayanan dan standar pelayanan pro*esional. Malpraktik adalah kegagalan seorang pro*esional 6misalnya, dokter dan perawat7 untuk melakukan praktik sesuai dengan standar pro*esi yang berlaku bagi seseorang yang karena memiliki keterampilan dan pendidikan 6Hestal, !.), $%%F7.Malpraktik lebih luas daripada negligence karena selain mencakup arti kelalaian, istilah malpraktik pun mencakup tindakan-tindakan 15

yang dilakukan dengan sengaja 6criminal malpractice7 dan melanggar undang-undang. +i dalam arti kesengajaan tersirat adanya moti* 6guilty mind7 sehingga tuntutannya dapat bersi*at perdata atau pidana.

+apat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan malpraktik adalah 8 $. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan@ 9. 'idak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya. 6negligence7@ :. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundangundangan.

KESI'PULAN +apat disimpulkan bahwa malpraktik adalah kelalaian seseorang dalam merawat atau mengobati. +alam malpraktik ada dua istilah yaitu kelalaian dan 16

malpraktik sendiri, tetapi keduannya tidak sama karena malpraktik si*atnya lebih spesi*ik. +alam menangani kasus malpraktik, hukum di 1ndonesia menggunakan hukum substanti.e yaitu hukum pidana, hukum perdata dan hukum administrasi dalam kasus ini 'n. arjo adalah salah satu korban kelalaian. +isebut kelalaian karena pada kasus ini sudah terpenuhinya C unsur yang harus ada untuk menyebut suatu keadaan adalah kelalaian.

17

Anda mungkin juga menyukai