Anda di halaman 1dari 34

LBM 1 MODUL JIWA TINGKAH LAKU ANEH

STEP 1 1. Waham bizzare : waham yg aneh, ada 3 macam : - waham sisip pikir : percaya bahwa orang lain menyisipkan pikiran ke kepala penderita - waham siar pikir : percaya pikiran penderita bisa dibaca orang lain - waham sedot pikir : percaya orang lain mengambil keluar pikirannya keyakinan palsu yg aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk akal, tidak sesuai dg kenyataan. Para ahli menyatakan suatu perubahan isi pikiran yg ditandai dg keyakinan terhadap ide-ide. Tidak berasal dari pengalaman hidup umumnya. Keyakinan tetap dipertahankan walaupun sudah dikoreksi bahwa itu adalah sesuatu yg salah. 2. Halusinasi akustik : suara yg didengar kacau balau dan tidak bisa dibedakan secara tegas. Halusimasi dimana penderita seolah2 mendengar suara, ada akoasma dan phonema 3. Fungsi okupasi : suatu pelayanan kesehatan yg menangani orang2 dg gangguan fisik dan mental dg tujuan meningkatkan derajat kesehatan selanjutnya Terapi okupasi : mengajarkan pasien agar bisa melakukan aktivitas sehari2 4. Zat psikoaktif : suatu bahan yg bekerja secara selektif terutama pada otak yg menyebabkan perubahan menta, perilaku, emosi, persepsi, dan kesadaran sistem saraf otak 5. Fungsi global : fungsi keseluruhan 6. Fungsi psikososial : fungsi diri thd sosial lingkungan 7. Stressor : pemacu stress 8. Gangguan jiwa berat (Psikotik) : gangguan jiwa yg diikuti dg waham, dan halusinasi 9. Antipsikotik : obat2an untuk mencegah terjadinya stress 10. Terapi psikososial : terapi agar pasien bisa berinteraksi

STEP 2 1. gangguan jiwa? a. Definisi b. Klasifikasi c. Etiologi d. Gejala e. Patofisiologi 2. Diagnosis 3. Terapi a. Jenis2 terapi b. Cara pemberian c. Cara kerja obat STEP 3 1. gangguan jiwa

a. Definisi : o kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku, dan verbal yg mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individual o Ketidakmampuan seseorang dalam menilai suatu kenyataan yg terjadi, sehingga timbul sifat penarikan diri dari sosial sehingga tdk mampu melakukan suatu pekerjaan b. Klasifikasi o Neurosis : lebih ringan, cemas dan somatoflorin Misal : Ansietas, depresi, gangguan kepribadian o Psikotik (Gang waham, demensia, delirium, skizofrenia, konfusi) ada gangguan fungsional (gangguan waham menetap, skizofrenia) dan organic, ada kelainan di otak : primer (krn radang otak dan trauma kepala) kerusakan langsung di otak dan sekunder (krn tifoid yg menyebabkan delirium) akibat sesuatu diluar otak o o o Ringan Sedang Berat

Mekanisme pertahanan jiwa? Proses dari neurosis ke psikosis? c. Etiologi hubungkan dg klasifikasi a. Genetik b. Lingkungan ADHD Kelebihan dopamin skizofrenia o Simatogenik : krn endokrin, timbul saat pubertas, hamil, klimaksterium metabolisme : pasien tampak pucat, tdk sehat, sianotik, nafsu makan dan BB turun psikogenik : krn disorganisasi kepribadian menjauh dari lingkungan disharmonisasi proses pikir, perasaan, dan perbuatan krn genetik : pada gen resesif tapi tergantung lingkungan neurokimia : dopamin perkembangan saraf : ada abnormalitas pada otak, berat otak lebih ringan, ukuran AP pendek, pembesaran ventrikel otak non spesifik, gang metabolisme frontal dan temporal, kelainan susunan seluler pada struktur saraf di korteks dan subkorteks defisit attensi, pemilahan konseptual dan memori minim

o o o

d. Gejala hubungkan dg klasifikasi o Gangguan bicara Bicara terus menerus Susah bicara skali bicara susah berhenti mutisme : tdk mau bicara Remming : bicara sangat pelan Bloking : berhenti tiba2 Irelevan : bicara tdk sesuai kenyataan

o o

o o o

Gangguan emosi Gangguan tingkah laku : kacau berdiri/ mematung Katatonik Stupor Gaduh gelisah Fleksibilitascerea Katalepsi Stereatipi Manerisme Negativisme Ekolali ekopraksi Gangguan persepsi : halusinasi optik / audiovisual, auditorik / akustik, olfaktorik, gustatorik, taktil, haptik, kinestetik, autoskopi Gangguan pikiran atau emosi: waham dan delusi Gangguan memori : amnesia, paranesia (ingatan palsu), hipernesia, screen memory (menutup memori yg menyakitkan dg memori lain)

Primer : affect dan emosi : paratini penderita harusnya senang malah sedih/marah, paramimi penderita merasa senang tapi malah menangis, gangguan kemauan : penderita tdk dapat mengambil keputusan dalam sbuah tekanan. Sekunder

e. Patofisiologi o Secara umum o Per klasifikasi Organic kerusakan lobus frontalis perubahan tingkah laku Fungsional gangguan pada neurotransmitter (mis : dopamin) 2. Diagnosis 3. Terapi a. Jenis2 terapi b. Cara pemberian c. Cara kerja obat

Gangguan jiwa? A. Definisi

Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998).

Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi.Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).

Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001).

Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,

yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran social.

Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon maladaptive terhadap stressor dari lingkungan dalam/luar ditunjukkan dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma lokal dan kultural dan mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik individu.

Konsep gangguan jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).

Menurut American Psychiatric Association (1994), gangguan mental adalah gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis yang terjadi pada seseorang dari berhubungan dengan keadaan distress (gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan (gangguan pada satu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan risiko terhadap kematian, nyeri, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan yang penting dan tidak jarang respon tersebut dapat diterima pada kondisi tertentu. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter%20II.pdf) (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf)

B. Klasifikasi Sedangkan menurut Yosep (2007) penggolongan gangguan jiwa dan dibedakan menjadi : a. Neurosa

Neurosa ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis dimana tidak ada rangsangan yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut. b. Psikosa Psikosis merupakan gangguan penilaian yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang psikosis tersebut.Psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf) 1. Gangguan jiwa psikotik : ditandai hilangnya kemampuan menilai realitas, ditandai waham (delusi) dan halusinasi, misalnya schizophrenia. 2. Gangguan jiwa neurotik : tanpa ditandai kehilangan kemampuan menilai realitas, terutama dilandasi konflik intrapsikis atau peristiwa kehidupan yang menyebabkan kecemasan (ansietas), dengan gejala-gejala obsesi, fobia, dan kompulsif Gangguan jiwa fungsional : tanpa kerusakan struktural atau kondisi biologis yang diketahui dengan jelas sebagai penyebab kinerja yang buruk. Gangguan jiwa organik : ketidakberesan kesehatan disebabkan oleh suatu penyebab spesifik yang membuahkan perubahan struktural di otak, biasanya terkait dengan kinerja kognitif, delirium, atau demensia, misalnya pada penyakit Pick. Istilah ini tidak digunakan dalam DSMIV-TR karena ia merangkum pengetian bahwa beberapa gangguan jiwa tidak mengandung komponen biologis o o Gangguan jiwa primer : tanpa penyebab yang diketahui disebut pula idiopatik atau fungsional Gangguan jiwa sekunder : diketahui sebagai sutu manifestasi simtomatik dari suatu gangguan sistemik, medis atau serebral, misalnya delirium yang disebabkan oleh penyakit infeksi otak.

(http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2012/01/pengertian-gangguan-jiwa1.pdf)

Gangguan mental oragnik : gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sitemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk gangguan mental simtomatik, dimana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit/gangguan sistemik diluar otak(extracerebral) Gambaran umum : 1. Gangguan fungsi kognitif misalnya daya ingat (memory), daya pikir (intellect), daya belajar (learning) 2. Gangguan sensorium misalnya gangguan kesadaran (consriousness) dan perhatian (attention) 3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang : - Persepsi (halusinasi)

Isi pikiran (waham/delusi) Suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas)

Blok gangguan mental organik menggunaka 2 kode : 1. Sindrom psikopatologik (misalnya, dimensia) 2. Gangguan yang mendasari (misalnya, penyakit alzheimer) (PPDGJ III) Klasifikasi kelainan jiwa (PPDGJ III) F00-F09 = gangguan mental organik (+ simptomatik); ciri khas: etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder. F10-F19 = gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif; ciri khas: adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif. F20-F29 = skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham; ciri khas: gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas. F30-F39 = gangguan suasana perasaan (afektif/mood); ciri khas: gejala gangguan afek (psikotik dan non-psikotik). F40-F48 = gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress; ciri khas: gejala non-psikotik, etiologi non-organik. F50-F59 = sindrom perilaku akibat gangguan fisiologis atau fisik; ciri khas: gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-organik. F60-F69 = gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa ; ciri khas: gejala perilaku, etiologi non-organik. F70-F79 = retardasi mental; ciri khas: gejala perkembangan IQ, onset masa kanak. Pembagian dimulai dari retardasi mental ringan, sedang, berat, sangat berat, dan retardasi mental lainnya serta retardasi mental yang tidak tergolongkan. F80-F89 = gangguan perkembangan psikologis; ciri khas: gejala perkembangan khusus, onset masa kanak F90-F98 = gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja; ciri khas: gejala perilaku/emosional, onset masa kanak.

Macam-macan Mekanisme pertahanan Jiwa 1) Represi yaitu menekan keinginan, pikiran yang tidak menyenangkan ke alam sadar dengan tidak sadar. Contoh : seorang suami yang pernah memukul istrinya, Si suami lupa terhadap apa yang telah ia perbuat terhadap istri. 2) Supresi yaitu menekan secara sadar pikiran, perasaan tidak menyenangkan ke alam tidak sadar. Contoh : Seorang wanita yang gagal pacaran, berusaha melupakan dengan berkenalan dengan orang lain

3) Reaksi formasi yaitu tingkah laku berlawanan dengan perasaan. Contoh : Marah pada teman malah dipinjamkan buku yang diperlukan teman tersebut dengan bersikap manis. 4) Kompensasi yaitu tingkah laku menggantikan kekurangan dengan kelebihan lain. contoh : bentuk badan yang lucu dijadikan modal untuk menjadi pelawak 5) Rasionalisasi yaitu berusaha berperilaku yang rasional untuk menutupi kelemahan. Contoh : Tidak punya uang untuk beli mobil, dikatakan jalan kaki lebih sehat daripada naik mobil 6) Subtitusi yaitu mengganti obyek yang bernilai tinggi dengan benda yang aneh tapi dapat diterima. Contoh : wanita tua tidak punya anak memelihara kucing sebagai pengganti anak 7) Restitusi yaitu mengurangi rasa bersalah dengan tindakan penggantian. Contoh : Koruptor memberikan sumbangan sosial 8) Displacement yaitu pindahkan persaan emosional dari obyek sebenarnya. Contoh : Marah pada pacar, membanting pintu 9) Proyeksi yaitu proyeksikan kenginan, perasaan pada orang lain untuk mengingkari. Contoh : Ujian gagal dengan alasan waktunya kurang atau gurunya tidak enak mengajarnya. 10) Simbolisasi yaitu menggunakan obyek lain untuk memiliki ide atau emosi yang menyakitkan. Contoh : seorang anak dimana anaknya sangat dominan, disiplin, membuat lukisan yang disimbolkan ayahnya yang galak 11) Regresi yaitu ego kembali pada tingkat perkembangan sebelumnya dalam pikiran perasaan dan tingkah laku. Contoh : Orang dewasa makan disuapi 12) Denail yaitu mengingkari pikiran, keinginan, faktor-faktor kesediahan yang tidak dapat ditoleransi. Contoh : Pasien didiagnosa kanker, menyatakan dokter salh mendiagnosa 13) Sublimasi yaitu memindahkan energi mental yang tidak dapat diterima atau disukai masyarakat. Contoh : orang yang suka bicara, karena dengan berbicara banyak kurang disukai masyarakat, maka dialihkan pada hal-hal yang dapat diterima misalnya menjadi pembawa acara 14) Konvensi yaitu pemindahan konflik mental ke fisik. Contoh : Cemas menghadapi ujian menjadi gemetar, diare. 15) Fantasi yaitu harapan-harapan, keinginan dibayangkan seolah-olah terpenuhi. Contoh : Suami seorang tokoh masyarakat sedang si istri seorang penyanyi yang hidupnya bebas, lalu si istri meniru sifat suami yang penuh dengan tata krama. 16) Un Doing yaitu kebalikan dari reaksi formasi. 17) Isolasi yaitu perasaan yang berhubungan dengan pikiran ingatan, pengalaman tetapi tidak mengalami kembali emosi yang menyertai. Misalnya bila orang yang kematian keluarganya maka kesedihan akan dikurangi dengan mengatakan sudah nasibnya atau sekarang sudah tidak menderita lagi dan sambil tersenyum. 18) Introyeksi yaitu ambil alih semua sifat dari orang yang berarti menjadikan bagian dari kepribadianya. (http://eprints.undip.ac.id/33160/2/BAB_2.pdf)

Berdasarkan buku Dinamika Kepribadian (Arif, 2006), mekanisme pertahananego dikelompokkan menjadi tiga, yakni:a. A. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang(Mature) 1) Sublimasi Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan dorongan- dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yangsesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal. Misalnya:dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan karyaseni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan. 2) Kompensasi Kompensasi merupakan upaya untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu bidang dengan cara mengupayakan kelebihan di bidang lain. Misalnya:seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki prestasiolahraga yang sangat baik. 3) Supresi Supresi merupakan satu - satunya mekanisme pertahana n ego yang dilakukansecara sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu doronganlibidinal (dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal.Peredaman dorongan ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional.Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarahdan dorongan agresinya.namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak agresi secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi saya dengannya. Kemudian, Anto memilih un tuk mengungkapkan perasaan secara asertif di waktu yang lebih tepat . 4) Humor Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwayang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Humor juga dapat berfungsimenyalurkan agresivitas tanpa be rsifat destruktif. Misalnya: menertawakan dirisendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai. B.. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Tidak Matang (Immature) 1) Represi Represi adalah upaya meredam suatu dorongan libidinal yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal. Yang membedakannya dengan supresi adalah represidilakukan tanpa membiarkannya sadar terlebih dahulu. Oleh karena dorongan yang diredam ini tidak melalui kesadaran, orang yang bersangkutan tidak mungkin mengolahnya secara rasional.Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih seringmengggunakan represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika iatidak berani menolak hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar,tetapi diketidaksadarannya dipenuhi gejolak amarah.Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar untuk melakukan represidibandingkan dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan kepribadian melemah.Saat kepribadian semakin lemah, represi yang dilakukan semakin tidak efektif.Dorongan yang hen dak diredam seringkali lolos dengan berbagai cara.Misalnya: fenomaslip of the tongue , yaitu ketika suatu ucapan yang netralmenjadi agresif ataupun porno. Fenomena latah juga termasuk di dalamnya.Orang yang sungguh - sungguh latah akan mengucapkan kata - kata porno saatia latah.

2) Proyeksi Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak danmengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak dikehendaki ini tampil pada orang lain. O rang yang melakukan proyeksi tidak dapat mengenali tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian daridirinya. Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang berrgejolak dalam dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku porno. 3) Introyeksi Mekanisme ini dilakukan dengan cara mengambil alih suatu ciri kepribadianyang ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahanstruktur kepribadian pada orang yang bersangkutan.Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior seri ng memberikan tekanan psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat,anggota baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya ini. Untuk perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satustruktur kepribadiannya, serupa dengan senior yang menyiksanya. 4) Reaksi Formasi Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk melawan suatu dorongan internal yang dapat menimbulkan konflik.Contoh: seorang yang memiliki hasrat seksual yang tinggi berlaku seolah-olahdia sangat membenci segala sesuatu yang berbau seks. 5) Undoing Undoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telahterwujud menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan denganmelakukanritual tertentu.Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukanmasturbasi. Kemudian dia menyesal dan melakukan upaya untuk membersihkan pelanggaran yang dia lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencucitangan. Hal ini akan berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatanmasturbasi. 6) Rasionalisasi Rasionalisasi adalah upaya mendistorsika n persepsinya akan suatu realitas.Pikiran akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal inidilakukan agar suatu kenyataan yang semula berbahaya dan dapat mengguncangkepribadiannya, menjadi lebih mudah diterima.Misalnya: bagi seorang yang self-esteem nya rapuh, penolakan cinta dari lawan jenis akan mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudianmelakukan rasionalisasi dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan bahwa lawan jenis tersebut menolaknya karena merasa tidak layak untuk menjadi kekasihnya. 7) Isolasi Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara

parsial tidak utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapatmenghayati pengalaman hidupnya secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dariaspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tingkah laku). Misalnya:ketika seorang mendapat bonus gaji, orang tersebut akan memikirkan hal - halyang menyenangkan. Perasaan akan gembira dan wajahnya berseri- seri padahari itu. Pada orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang paling dikasihinya meninggaltidak merasa sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada hanyalah perasaan hampa. Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat besar, lebih besar dari yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya.Hal ini tidak sehat karena akan mengganggu kepribadian di masa yang akandatang. 8) Intelektualisasi Mekanisme ini terlalu menonjolkan aspek inteleknya secara berlebihan.Tujuannya untuk mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang.Contoh: seorang yang kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat denganorang lain, memperlihatkan upaya yang terlalu besar untuk menonjolkankepintarannya. 9) Displacement Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasarankemarahan. Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena penghinaan yang dilakukan sang atasan.Namun, karena tidak mungkinmelampiaskan ke marahannya, dia mengalihkan dorongan tersebut kepada oranglain. Misalnya kepada bawahannya yang mungkin hanya melakukan kesalahankecil. 10) Denial Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwasungguh-sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak sang gup menerimakenyataan tersebut. 11) Regresi Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal inidilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk majuke tahap perkembangan selanjutnya.Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yangsemakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitandan seductiveness. C. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Primitif (Archaic) 1) Splitting Splitting adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk memudahkannyamenangani berbagai pengalaman yang dialaminya. Splitting membagi suatu objek atau pengalaman menjadi dua, yakni baik dan buruk. Mekanisme ini tidak mampu melihat daerah abu- abu di antaranya. Secara primitif, hal yangmenyenangkan akan dihayati baik sedangkan yang tidak menyenangkan akandihayati tidak baik. Semakin tumbuh dan kepribadian semakin matang, spiltting jarang dilakukan. Mekanisme pertahanan ini biasanya dilakukan oleh orangdengan gan gguan mental yang berat. 2) Projective Identification Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang.Mekanisme ini akan

lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangatterganggu, misalnya pada pasien skizofrenia. 3) Primitive Idealization Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya (basicself-esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan denganmengidealisasikan orang lain dan kemudian mengembangkan kesatuan denganorang tersebut. Orang yang diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memilikinilai - nilai positif dan tidak memiliki nilai - nilai negatif sama sekali. Fantasikesatuan dengan orang tersebut akan membantu menambal harga diri yangterluka. Contoh: seseorang perempuan yang semasa keciln ya tidak pernahmendapat kasih sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya. Suaminya dianggap sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontrasdengan idealisasinya tersebut 4) OmnipotenceArti Omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme inimenganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takutatau kuatir pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi padafase oral. 5) Manic Defense Mekanisme pertahanan ego ini dikembangkan oleh Mela nie Klein. MenurutKlein, setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalahparanoid- schizoid position, di mana seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida dapatmenghargai sepenuhnya keberadaan orang lain. Orang lain dipandang sebagaiobjek - bukan subjek. Orang lain dipandang sebagai ancaman bagi diri atausarana pemuas kebutuhan semata. Posisi kedua adalahdepressive position, yaituketika seorang sepenuhnya menyadari keberadaan orang lain dan memilikiketergantungan terhadap mereka. Memandang orang lain sebagai subjek yang juga memilikperasaan dan pengalaman - pengalaman manusiawi yang serupa.Menurut Klein, kita beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat berada dalam posisi paranoid -skizoid kita cenderung menyakiti orang, baik den gan tindakanaktual maupun khayalan. Saat berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwakita telah menyakiti orang lain. Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalahdan takut kehilangan orang tersebut. Pada manic defense, seseorang menyangkal bahwa ia sangat tergantung pada orang yang dilukainya. Ia menyangkal takutkehilangan orang tersebut atau menyangkal telah melakukan hal yang merugikanorang tersebut. mekanisme manic defense bersikukuh pada fantasi bahwa ia akantetap bahagia seorang diri dan tidak membutuhkan orang lain.

B.

Id, Ego dan Super Ego

Status internal manusia selalu diselimuti dengan kecemasan sebagai produk dari konflik antar struktur kepribadian yaitu Id, Ego dan Super ego. Kemudian status internal tersebut bermanifestasi ke dalam perilaku kongkrit yang tercermin dalamsuatu mekansime pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego. a. The Id (Das Es)

Adalah instansi kepribadian yang paling mendasar, orisinil, bersifatimpulsif dan paling primitif; aspek biologis dan merupakan system original, yaitusuatu realitas psikis yang sesungguhnya, dunia batin atau subyektif manusia dantidak memiliki koneksi secara langsung dengan realitas obyektif. Pada mulanya,yang ada adalah Id. Id terletak di ketidaksadaran, sehingga tidak bersentuhanlangsung dengan realitas. Oleh karena itu, Id dikenal dengan istilah pleasure principal. Pleasure principal berprinsip pada kesenangan dan berusahamenghindari rasa sakit.Setiap bayi yang baru lahir hanya mempunyai naluri hewani saja, dimana individu tadi mempunyai kecenderungan untuk hidup terus atau mati. Hidupterus berarti membangun, mencari prestasi, dan keinginan untuk mengalahkanmusuhmusuhnya. Hidup psikis janin sebelum lahir dan bayi yang baru dilahirkanterdiri dari Id saja. Dan Id itu menjadi bahan dasar bagi pembentukan hidup psikislebih lanjut. Di dalam Id inilah, prinsip kesenangan/ leasure principe masih sangat berkuasa. Inti utama dari kecenderungan Id adalah menuntut agar apa yangdiinginkannya dapat diperoleh dengan segera. Id berisi hal-hal yang dibawa sejak lahir seprti libido seksualitas dan termasuk juga instink-instink organisme. b. The Igo (Das Ich) Adalah aspek psikologis karena adanya kebutuhan sinkronisasi antarakebutuhan Id dengan realitas dunia eksternal. Ego merupakan komponenkepribadian yang bertugas sebagai eksekutor. Ego terbentuk melalui diferensiasidari Id karena setiap manusia selalu mempunyai kontak dengan dunia luar. Sistemkerjanya memakai prinsip realistic karena struktur keperibadian ini memang bersentuhan langsung dengan realitas eksternal . Ego mengatur interaksi dantransaksi antara dunia internal individu dengan realiitas eksternal. Untuk melaksanakan tugas itu. Ego memiliki tiga fungsi, yaitu reality testing, identifydan defense mechanism. Reality testing adalah kemampuan utama Ego, yaitu untuk mempersepsi realitas. Kemudian Ego akan menyesuaikan diri sedemikianrupa agar dapat menguasai realitas tersebut. Identify adalah fondasi kepribadian.Identitas terbentuk sejak awal kehidupan, mengalami krisis di masa remaja, danterus berkembang dalam perjalanan hidupnya. Pembentukan identitas terjadimelalui interaksi individu dengan orang orang yang penting dalamkehidupannya.Ego bertugas untuk mempertahankan kepribadian manusia itu sendiriuntuk menjamin penyesuaian dengan alam sekitarnya. Selain itu, Ego dapatdipakai dalam memecahkan masalah pribadi orang tersebut, khususnya bila terjadikonflik dengan dunia realitas atau bila terdapat ketidak-sesuaian antara keinginanyang tidak sinkron secara internal. Ego juga berfungsi mengadakan sintesa danselalu menyesuaikan diri dengan realitas hidup (reality principle) c. Super ego (Das Ueber Ich) Adalah aspek sosiologis yang dibentuk melalui jalan internalisasidalam upaya menekan dorongan Id. Superego artinya larangan-larangan ataunorma-norma yang berasal dari luar (khususnya melalui aturan yang diperoleh dariorang tua, pengasuh, guru, ulama dan mereka yang dihormati dalam masyarakat)diolah sedemikian rupa sehingga akhirnya terpancar dan seolah-olah dihayati daridalam.Superego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian.Superego merupakan struktur kepribadian (bagian dari dunia internal) yangmewakili nilai - nilai realitas eksternal. Superego memakai prinsipidealistic(idealistic principle) , yakni mengejar hal- hal yang bersifat moralitas. Superegomendorong individu untuk mematuhi nilai - nilai yang berlaku di realitas eksternal.Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik antara individu dengan realitaseksternal. Superego diibaratkan sebagai

polisi internal yang mendorong kita untuk tidak melanggar nila i dan norma yang berlaku dalam realitas eksternal, denganatau tanpa orang lain yang mengawasiSuperego merupakan dasar hati nurani/ morildan memainkan peransensor / Censoring principle dalam hidup kita. Apabila terjadi konflik antarakeinginan seseorang (yang umumnya menginginkan pemuasan segera, akibat dorongan dari id) dengan norma yang ada dalam masyarakat, maka superego akan berusaha untuk memberi peringatan. Dengan demikian, suatu saat seornag individudapat saja merasakan emosi-emosi seperti rasa bersalah, rasa menyesal, cemas danlain-lain. Misalnya: apabila ia mencontek, ia merasakan sesuatu yang tidak nyaman dan merasa bersalah.Dalam pembentukan Superego, menurut Freud : Proses terbentuknya Oedipus-Complex memainkan peranan yang besar.

(DEFENSE MECHANISM( MEKANISME PERTAHANAN) By Try merdeka Puri S.KedUli Martha Manurung, S.KedFiona Widyasari, S.ked ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011) ( http://www.scribd.com/doc/60248383/mekanisme-pertahanan-diri)
C. Etiologi

Umumnya sebab-sebab gangguan jiwa menurut Santrock (1999) dibedakan atas : a. Sebab-sebab jasmaniah/ biologic 1) Keturunan Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat ditunjang dengan faktor lingkungan kejiwaan yang tidak sehat. 2) Jasmaniah Beberapa penyelidik berpendapat bentuk tubuh seorang berhubungan dengan gangguan jiwa tertentu, Misalnya yang bertubuh gemuk / endoform cenderung menderita psikosa manik depresif, sedang yang kurus/ ectoform cenderung menjadi skizofrenia. 3) Temperamen Orang yang terlalu peka/ sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa. 4) Penyakit dan cedera tubuh Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker dan sebagainya, mungkin menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri.

b. Sebab Psikologik Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang manusia dapat dibagi atas 7 masa dan pada keadaan tertentu dapat mendukung terjadinya gangguan jiwa. 1) Masa bayi Yang dimaksud masa bayi adalah menjelang usia 2 3 tahun, dasar perkembangan yang dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan pada masa ini. Cinta dan kasih sayang ibu akan memberikan rasa hangat/ aman bagi bayi dan dikemudian hari menyebabkan kepribadian yang hangat, terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, sikap ibu yang dingin acuh tak acuh bahkan menolak dikemudian hari akan berkembang kepribadian yang bersifat menolak dan menentang terhadap lingkungan. Sebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasa aman dan terlindungi, sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan. 2) Masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun) Pada usia ini sosialisasi mulai dijalankan dan telah tumbuh disiplin dan otoritas. Penolakan orang tua pada masa ini, yang mendalam atau ringan, akan menimbulkan rasa tidak aman dan ia akan mengembangkan cara penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarik diri atau malah menentang dan memberontak. Anak yang tidak mendapat kasih sayang tidak dapat menghayati disiplin tak ada panutan, pertengkaran dan keributan membingungkan dan menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. hal-hal ini merupakan dasar yang kuat untuk timbulnya tuntutan tingkah laku dan gangguan kepribadian pada anak dikemudian hari. 3) Masa Anak sekolah Masa ini ditandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan intelektual yang pesat. Pada masa ini, anak mulai memperluas lingkungan pergaulannya. Keluar dari batas-batas keluarga. Kekurangan atau cacat jasmaniah dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri. Dalam hal ini sikap lingkungan sangat berpengaruh, anak mungkin menjadi rendah diri atau sebaliknya melakukan kompensasi yang positif atau kompensasi negatif. Sekolah adalah tempat yang baik untuk seorang anak mengembangkan kemampuan bergaul dan memperluas sosialisasi, menguji kemampuan, dituntut prestasi, mengekang atau memaksakan kehendaknya meskipun tak disukai oleh si anak. 4) Masa Remaja Secara jasmaniah, pada masa ini terjadi perubahanperubahan yang penting yaitu timbulnya tandatanda sekunder (ciri-ciri diri kewanitaan atau kelaki-lakian) Sedang secara kejiwaan, pada masa ini terjadi pergolakan- pergolakan yang hebat. Pada masa ini, seorang remaja mulai dewasa mencoba kemampuannya, di suatu pihak ia merasa sudah dewasa (hak-hak seperti orang dewasa), sedang di lain pihak belum sanggup dan belum ingin menerima tanggung jawab atas semua perbuatannya. Egosentris bersifat menentang terhadap otoritas, senang berkelompok, idealis adalah sifat-sifat yang sering terlihat. Suatu lingkungan yang baik dan penuh pengertian akan sangat membantu proses kematangan kepribadian di usia remaja. 5) Masa Dewasa muda Seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia akan cukup memiliki kesanggupan dan kepercayaan diri dan umumnya ia akan berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan pada masa ini. Sebaliknya yang mengalami banyak gangguan pada masa sebelumnya, bila mengalami masalah pada masa ini mungkin akan mengalami gangguan jiwa.

6) Masa dewasa tua Sebagai patokan masa ini dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap. Sebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai masalah ringan seperti rendah diri. pesimis. Keluhan psikomatik sampai berat seperti murung, kesedihan yang mendalam disertai kegelisahan hebat dan mungkin usaha bunuh diri. 7) Masa Tua Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan pada masa ini Berkurangnya daya tanggap, daya ingat, berkurangnya daya belajar, kemampuan jasmaniah dan kemampuan sosial ekonomi menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak aman serta sering mengakibatkan kesalah pahaman orang tua terhadap orang di lingkungannya. Perasaan terasing karena kehilangan teman sebaya keterbatasan gerak dapat menimbulkan kesulitan emosional yang cukup hebat. c. Sebab Sosio Kultural Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung menimbulkan gangguan jiwa, biasanya terbatas menentukan warna gejala-gejala. Disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut. Menurut Santrock (1999) Beberapa faktor-faktor kebudayaan tersebut : 1) Cara-cara membesarkan anak Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter , hubungan orang tua anak menjadi kaku dan tidak hangat. Anakanak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru menjadi penurut yang berlebihan. 2) Sistem Nilai Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, antara masa lalu dengan sekarang sering menimbulkan masalah-masalah kejiwaan. Begitu pula perbedaan moral yang diajarkan di rumah / sekolah dengan yang dipraktekkan di masyarakat sehari-hari. 3) Kepincangan antar keinginan dengan kenyataan yang ada Iklan-iklan di radio, televisi. Surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan bayangan-bayangan yang menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup seharihari. Akibat rasa kecewa yang timbul, seseorang mencoba mengatasinya dengan khayalan atau melakukan sesuatu yang merugikan masyarakat. 4) Ketegangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi Dalam masyarakat modern kebutuhan dan persaingan makin meningkat dan makin ketat untuk meningkatkan ekonomi hasil-hasil teknologi modern. Memacu orang untuk bekerja lebihkeras agar dapat memilikinya. Jumlah orang yang ingin bekerja lebih besar dari kebutuhan sehingga pengangguran meningkat, demikian pula urbanisasi meningkat, mengakibatkan upah menjadi rendah. Faktor-faktor gaji yang rendah, perumahan yang buruk, waktu istirahat dan berkumpul dengan keluarga sangat terbatas dan sebagainya merupakan sebagian mengakibatkan perkembangan kepribadian yang abnormal. 5) Perpindahan kesatuan keluarga

Khusus untuk anak yang sedang berkembang kepribadiannya, perubahan-perubahan lingkungan (kebudayaan dan pergaulan), sangat cukup mengganggu. 6) Masalah golongan minoritas Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakantindakan yang merugikan orang banyak. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf)

Psikosis organis dibedakan menjadi beberapa jenis dengan sebutan atau nama mengacu pada faktor penyabab terjadinya. Jenis psikosis yang tergolong psikosis organik adalah sebagai berikut. 1. Alcoholic psychosis, terjadi karena fungsi jaringan otak terganggu atau

rusak akibat terlalu banyak minum minuman keras. 2. Drug psychose atau psikosis akibat obat-obat terlarang (mariyuana, LSD, kokain, sabu-sabu, dst.). 3. Traumatic psychosis, yaitu psikosis yang terjadi akibat luka atau trauma pada kepala karena kena pukul, tertembak, kecelakaan, dst. 4. Dementia paralytica, yaitu psikosis yang terjadi akibat infeksi syphilis yang kemudian menyebabkan kerusakan sel-sel otak.

F00-F09 = gangguan mental organik (+ simptomatik); ciri khas: etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder.

1. Pengertian Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari hari. Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan seharihari (Nugroho, 2008). Sementara itu menurut Lumbantobing (1995) demensia adalah himpunan gejala penurunan fungsi intelektual, umumnya ditandai terganggunya minimal tiga fungsi yakni bahasa, memori, visuospasial, dan emosional. 2. Penyebab umum demensia Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi 3 golongan

besar : a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal, Sering pada golongan ini tidak ditemukan atrofia serebri, mungkin kelainan terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolisme seperti yang ditemukan pada penyakit alzheimer dan demensia senilis. b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati, Penyebab utama dalam golongan ini diantaranya : 1) Penyakit degenerasi spino-serebelar. 2) Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert 3) Khorea Huntington 4) penyakit jacob-creutzfeld dll c. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini diantaranya : 1) Penyakit cerebro kardiofaskuler 2) penyakit- penyakit metabolik 3) Gangguan nutrisi 4) Akibat intoksikasi menahun 5) Hidrosefalus komunikans 3. Kriteria derajat demensia 1. Berdasarkan umur : senilis, presenilis 2. Berdasarkan gejala klinis : global, afasik, visuo perseptif 3. Berdasarkan anatomi ; kortikal, subkortikal 4. Berdasarkan perjalanan penyakit : demensia reversibel + 10-12% disebabkan alkohol, obat-obat, kelainan psikiatri, penyakit meningitis, trauma kepala, hidrosefalus komunikan. demensia non reversibel: proses degeneratif tergolong kedalamnya demensia yang paling banyak ditemui : demensia alzheimer dan vaskuler demensia Alzheimer : Biasanya ada faktor resiko : riwayat keluarga, alzheimer umur > 50 thn, penyakit down`s syndrome ,parkinson

Progresif, sangat chronis

a. Ringan : Walaupun terdapat gangguan berat daya kerja dan aktivitas sosial, kapasitas untuk hidup mandiri tetap dengan higiene personal cukup dan penilaian umum yang baik. b. Sedang :Hidup mandiri berbahaya diperlukan berbagai tingkat suportivitas. c. Berat :Aktivitas kehidupan sehari-hari terganggu sehingga tidak berkesinambungan, inkoheren 4. Stadium demensia alzheimer Penyakit demensia alzheimer menurut Nugroho (2008) dapat berlangsung dalam tiga stadium yaitu stadium awal, stadium menengah, dan stadium lanjut. Stadium awal atau demensia ringan ditandai dengan gejala yang sering diabaikan dan disalahartikan sebagai usia lanjut atau sebagai bagian normal dari proses menua. Umumnya klien menunjukkan gejala kesulitan dalam berbahasa, mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna, disorientasi waktu dan tempat, sering tersesat ditempat yang biasa dikenal, kesulitan membuat keputusan, kehilangan inisiatif dan motivasi, dan kehilangan minat dalam hobi dan agitasi. Stadium menengah atau demensia sedang ditandai dengan proses penyakit berlanjut dan masalah menjadi semakin nyata. Pada stadium ini, klien mengalami kesulitan melakukan aktivitas kehidupan sehari- hari dan menunjukkan gejala sangat mudah lupa terutama untuk peristiwa yang baru dan nama orang, tidak dapat mengelola kehidupan sendiri tanpa timbul masalah, sangat bergantung pada orang lain, semakin sulit berbicara, membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri (ke toilet, mandi dan berpakaian), dan terjadi perubahan perilaku, serta adanya gangguan kepribadian. Stadium lanjut atau demensia berat ditandai dengan ketidakmandirian dan inaktif total, tidak mengenali lagi anggota keluarga (disorientasi personal), sukar memahami dan menilai peristiwa, tidak mampu menemukan jalan di sekitar rumah sendiri, kesulitan berjalan, mengalami inkontinensia (berkemih atau defekasi), menunjukkan perilaku tidak wajar dimasyarakat, akhirnya bergantung dikursi roda atau tempat

tidur. 5. Penyebab demensia alzheimer Penyebab demensia alzheimer masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa teori menjelaskan kemungkinan adanya faktor genetik, radikal bebas, toksin amiloid, pengaruh logam alumunium, dan akibat infeksi virus. Semakin dini penyakit demensia alzheimer dikenali, semakin baik hasil penanganannya daripada penyakit yang sudah lanjut. Penyakit alzheimer muncul sebagai gejala perubahan perilaku, kognisi, dan perubahan aktivitas hidup sehari- hari sehingga anggota keluarga dan orang terdekat yang mengenali perubahan tersebut. Faktor predisposisi dan resiko dari penyakit ini adalah usia, riwayat penyakit alzheimer (keturunan), kelamin, pendidikan. Faktor resiko yang kemungkinan juga berpengaruh ialah adanya keluarga dengan sindrom Down, fertilitas yang kurang, kandungan alumunium pada air minum, dan defisiensi kalsium. 6. Alat ukur demensia Untuk mengetahui ada tidaknya demensia pada lansia digunakan tes Mini Mental state Examination (tes mini mental) untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual.

(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-sitiaminah-5527-3-babiip-f.pdf) Skizofrenia :

Secara umum belum jelas penyebab pastinya, tetapi beberapa teori telah dikeluarkan untuk menjelaskan etiologi. a. Benhard rudyanto sinaga, FKUI 1. Model diathesis stress Terjadi intregasi dari faktor biologis, psikososial dan lingkungan Faktor biologis : terkait kromosom 1, 3,5,11 dan kromosom X 2. Model neurobiologist Bergantung pada perkembangan saraf masa kehamilan. Pada pasien ditemukan beberapa penurunan fungsi otak sehingga muncul beberapa gejala, seperti Gejala negative : akibat penurunan fungsi lobus frontal Gejala positif : peningkatan aliran darah di temporo medial Penurunan atensi : hipoaktivitas di korteks singulat anterior Retardasi motorik : hipoaktivitas ganglia basalis Gg. Bicara : rendahnya metabolisme glukosa di area broca Disorganisasi : peningkatan aliran darah di singulat dan striatum Halusinasi : perubahan aliran darah di hipokampus, parahipokampus, dan amigdala. Waham : peningkatan aliran darah di temporo medial kiri b. Kaplan Genetic

Biokimia Psikososial Teori infeksius

D. Gejala

Gejala gangguan jiwa psikotik Waham : keyakinan palsu berdasar kesimpulan yang salah Halusinasi : Gangguan persepsi tanpa objek Inkoherensi : jalan pikiran yang kacau,kata yang diucapkan tidak ada hubungannya Katatonik : keadaan gaduh gelisah,posisi tidak tertentu,fleksibilitas cera,negativisme Kapita Selekta Kedokteran

Demensia dibagi menjadi 3 stadium : 1 Std Amnesia : yang menonjol : amnesia diskalkulia, spontanitas , gangguan memori jangka pendek, pertanyaan berulang-ulang tak mampu hafal nomer telpon, bingung terhadap masalah, (memori jangka panjang : baik) std ini berlangsung 2-4 tahun 2 Std Bingung, : kognisi progresif, afasia, agnosia, apraksia, disorientasi waktu dan tempat, mengem-bara, salah mengenal anak, suami, isteri, kadang-kadang bicara porno, std ini berlangsung 2-10tahun 3 Std Akhir (setelah 6-12 tahun sakit) akinetik, membisu hampir vegetatif, inkontinesia, lemah, langkahnya kecil-kecil, mudah terinfeksi (saluran kemih, nafas). Dimensia vaskuler : Biasanya menyusul penyakit stroke, muncul demensia, perjalanan penyakit bisa mendatar atau membaik, kemudian memburuk lagi dst berfluktuasi step wise Konfusi mengembara Kepribadian masih terpelihara sampai std lanjut Terdapat gejala lesi di otak: hemisparese gangguan esktrapiramidal, disathria, dll Defisit memori kurang menonjol tapi kognisi lamban Disfungsi visuospasial

E. Patofisiologi 2 3 Diagnosis Terapi d. Jenis2 terapi e. Cara pemberian f. Cara kerja obat

1. Dimensia Alzheimer :: Golongan acetylcholin estrase inhibitor : Donepizil hcl 1x5-10mg Rivastigmin 1x1,5-6mg

Golongan esterogen me aktivitas cholonergik Antioksidan Nootropik agent Golongan NSAID

2. Dimensia vaskuler : Terapi farmakologi : Demensia vaskuler adalah akibat stroke sehingga penting di pikirkan pencegahan : secondary stroke attack. Obat-obat Galatamin 2 x 4 mg 2 x 8 mg Rivastigmin 2 x 3 mg 2 x 6 mg Donepezil 1 x 5 mg 1 x 10 mg Pentoxifilin 3 x 400 mg Piracetam 3 x 800 mg 1200 mg Ginkogiloba 2 x 40 mg 60 mg Vit V 2 x 100 unit

Pencegahan : Sesuai dengan pencegahan serangan stroke ulang Obati hipertensi, DM

Kendalikan hiperlipidemia Hentikan rokok, alkohol Diet yang sesuai Gaya hidup sehat dengan olah raga, rendah garam, kurangi stress Penderita dengan resiko tinggi, berikan obat anti agregasi trombosit.

a. Obat Anti-Psikosis Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer. Salah satunya adalah chlorpromazine (CPZ), yang diperkenalkan pertama kali tahun 1951 sebagai premedikasi dalam anastesi akibat efeknya yang membuat relaksasi tingkat kewaspadaan seseorang. CPZ segera dicobakan pada penderita skizofrenia dan ternyata berefek mengurangi delusi dan halusinasi tanpa efek sedatif yang berlebihan.

Mekanisme Kerja Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade reseptor dopamin dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik, adrenergik dan histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor dopamine D2. Anti-psikosis atypical memblokade reseptor dopamine dan juga serotonin 5HT2 dan beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamin sistem limbic, terutama pada striatum. Cara Penggunaan Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati first-pass metabolism di hepar. Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intra muscular (IM) atau Intra Venous (IV), Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti haloperidol dan flupenthixol), bisa diberikan larutan ester bersama vegetable oil dalam bentuk depot IM yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu. Obat-obatan depot lebih mudah untuk dimonitor. Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalennya. Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis optimal setelah jangka waktu memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis

lainnya. Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Dalam pemberian dosis, perlu dipertimbangkan: Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari) Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping, sehingga tidak menganggu kualitas hidup pasien Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari hingga dosis efektif (sindroma psikosis reda) dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) diturunkan setiap 2 minggu dosis maintenance dipertahankan selama 6 bulan 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) stop Obat anti-psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan sangat kecil. Jika dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound, yaitu: gangguan lambung, mual, muntah, diare, pusisng, gemetar dan lain-lain dan akan mereda jika diberikan anticholinergic agents (injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet trihexylfenidil 3x2 mg/hari). Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat atau tidak efektif dengan medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan terhadap skizofrenia. Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu merubah posisi tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi nor-adrenalin (effortil IM). Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari. Indikasi

Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni, untuk memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam menangani mania, Tourettes syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi akibat bingung dan demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan anti-depresan dalam penanganan depresi delusional. Efek Samping 1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv 2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea 3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia Bila terjadi gejal tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari. Obat pengganti yang yang paling baik adalah klozapin 50-100 mg/hari. Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah, fotosensitivitas, jaundice, dan Neuroleptic Malignant Syndrome(NSM). NSM berupa hiperpireksia, rigiditas, inkontinensia urin, dan perubahan status mental dan kesadaran. Bila terejadi NSM, hentikan pemakaian obat, perawatan suportif dan berikan agonis dopamin (bromokriptin 3x 7,5 sampai 60 mg/hari, L-Dopa 2x100 mg atau amantidin 200 mg/hari) Kontraindikasi Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi, ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran c. Obat Antimania Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain mood modulators, mood stabilizers dan antimanik. Dalam membicarakan obat antimania yang menjadi acuan adalah litium karbonat.

Cara Penggunaan Obat Pada mania akut diberikan haloperidol IM atau tablet litium karbonat. Pada gangguan afektif bipolar dengan serangan episodik mania depresi diberi litium karbonat sebagai obat profilaks. Daapt mengurangi frekwensi, berat dan lamanya suatu kekambuahan Bila penggunaan obat litium karbonat tidak memungkinkaan dapat digunakan karbamezin. Obat ini terbukti ampuh meredakan sindroma mania akut dan profilaks srerangan sindroma mania pada gangguan afektif bipolar. Pada ganguan afektif unipolar, pencegahan kekambuhan dapat juga denagn obat antidepresi SSRI yang lebih ampuh daripada litium karonat. Dosis awal harus lebih rendah pada pasien usia lanjut atau pasien gangguan fisik yang mempengaruhi fungsi ginjal. Pengukuran serum dilakukan dengan mengambil sampeel darah pagi hari, yaitu sebelum makan obat dan sekitar 12 jam setelah dosis petang. Mekanisme kerja Efek antimania lithium disebabkan oleh kemampuannya mengurangi dopaminereseptor supersensitivity meningkatkan cholinergic muscarinic activity dan menghambat cyclic AMP (adenosine monophospat) Efek samping 1. Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien 2. Gejala efek samping pada pengobatan jangka lama: mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare feses lunak), kelemahan otot, poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyta pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepresan) Tidak ada efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal

3. Efek samping lain : hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan fungsi tiroid, edema pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan daya ingat dan kosentrasi pikiran 4. Gejala intoksikasi - Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, kosentrasi pikiran menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, berjalan tidak stabil - Dengan semangkin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran menurun, oliguria, kejang-kejang - Penting sekali pengawasan kadar lithium dalam darah 5. Faktor predisposisi terjadinya intoksikasi lithium : - Demam (berkeringat berlebihan) - Diet rendah garam - Diare dan muntah-muntah - Diet untuk menurunkan berat badan - Pemakaian bersama diuretik, antireumatik, obat anti inflamasi non steroid 6. Tindakan mengatasi intoksikasi lithium - Mengurangi faktor predisposisi - Diuresis paksa dengan garam fisiologis NaCl diberikan secara IV sebanyak 10 ml 7. Tindakan pencegahan intoksikasi lithium dengan edukasi tentang faktor predisposisi, minum secukupnya, bila berkeringat dan diuresis banyak harus diimbangi dengan minum lebih banyak, mengenali gejala dan intoksikasi dan kontrol rutin Kontra Indikasi Wanita hamil

2.

Skizofrenia

3.

Definisi a. Terminology Istilah Skizoprenia diciptakan oleh Bleuler dari bahasa Yunani, skhizo atau split yang berarti terbelah, dan phrenmind yang berarti pikiran. Dengan kata lain skizofren adalah gangguan jiwa dengan gambaran terbelahnya atau terpisahnya emosi dan pikiran atau intelektual. (people with schizophrenia are split off from reality and cant distinguish what is real from what is not real) b. Berdasar PPDGJ III Suatu deskripsi sindrom dg variasi penyebab dan perjalanan penyakit yg luas serta sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan intelektual biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang kemudian. Epidemiologi Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar 0,2 2 % populasi Mula terjadinya biasanya pada masa akhir remaja atau awal dewasa, jarang terjadi pada sebelum remaja atau setelah umur 40 tahun Angka kejadian pada wanita sama dengan pria, tetapi onset pada pria umumnya lebih awal (: 15-24 th; : 25-35 th) lebih banyak gangguan kognitif dan outcome yang lebih jelek daripada wanita Prevalensinya 8 x lebih besar pada tingkat sosial ekonomi rendah daripada tinggi Etiologi : faktor genetik (abnormalitas fungsi otak) dan lingkungan Risiko kejadian pada populasi = 1 %, resiko pada keluarga dekat (firstdegree relatives) = 10 % Etiologi Secara umum belum jelas penyebab pastinya, tetapi beberapa teori telah dikeluarkan untuk menjelaskan etiologi. a. Benhard rudyanto sinaga, FKUI 3. Model diathesis stress Terjadi intregasi dari faktor biologis, psikososial dan lingkungan Faktor biologis : terkait kromosom 1, 3,5,11 dan kromosom X 4. Model neurobiologist Bergantung pada perkembangan saraf masa kehamilan. Pada pasien ditemukan beberapa penurunan fungsi otak sehingga muncul beberapa gejala, seperti Gejala negative : akibat penurunan fungsi lobus frontal Gejala positif : peningkatan aliran darah di temporo medial Penurunan atensi : hipoaktivitas di korteks singulat anterior Retardasi motorik : hipoaktivitas ganglia basalis Gg. Bicara : rendahnya metabolisme glukosa di area broca

4.

b. Kaplan

Disorganisasi : peningkatan aliran darah di singulat dan striatum Halusinasi : perubahan aliran darah di hipokampus, parahipokampus, dan amigdala. Waham : peningkatan aliran darah di temporo medial kiri Genetic Biokimia Psikososial Teori infeksius

5.

Faktor risiko

Faktor pencetus (Kaplan) : a. b. c. d. Emotional turbulent families Stressful life event Diskriminasi Kemiskinan

Kode 0 1 2 3

Istilah Tidak ditentukan Tidak ada Sedikit Ringan

Contoh pada anak/remaja Tidak ada data, atau tak dapat Tidak ada data, atau tak diterapkan dapat diterapkan Tidak ada stressor psikososial Tidak ada stresor psikososial yang berarti yang berarti Pinjaman uang sedikit, Berlibur dengan keluarga, pelanggaran lalu-lintas ulangan rutin di sekolah Pindah rumah, pindah bekerja, Pengawasan orang tua yang penggantian jam kerja, kurang efektif, ulangan pertengkaran dengan umum, memasuki tahun tetangga ajaran barn Kematian kawan dekat, kehamilan, kesukaran seksual Pindah rumah, pindah sekolah, pertengkaran orang tua, saudara sakit orang tua menikah lagi mencari nafkah tambahan Perceraian orang tua, perawatan di RS, kematian kawan dekat, disiplin terlalu ketat, anggota keluarga sakit berat, putus sekolah Kematian orang tua atau saudara, perkosaan, Kematian beberapa anggota keluarga

Contoh pada orang

Sedang

Berat

Sangat berat

Mala petaka

Menderita penyakit, cedera berat pada diri sendiri atau anggota keluarga, bangkrut, pernikahan paksa, ekonomi tidak cukup untuk ongkos sehari hari Kematian pasangan hidup, perceraian, kematian anak, masuk penjara Bencana alam, kematian beberapa anggota keluarga

6.

Klasifikasi Berdasar PPDGJ III F20.0 Skizofrenia Paranoid memenuhi kriteria umum dx skizofrenia tdpt halusinasi dan/waham menonjol a. halusinasi auditorik (fonema/akoasma) b. halusinasi pembauan, pengecapan, haptik, taktil,dan visual tdk menonjol c. semua jenis waham.Khas: waham pengendalian(dikendalikan,dipengaruhi,takberdaya), wahamkejar/persekutorik (ditipu,diancam,disiksa),dan waham curiga. ggn afektif, dorongan kehendak, pembicaraan, gejala kataton tdk menonjol. F20.1 Skizofrenia hebefrenik memenuhi kriteria umum skizofrenia onset remaja/dws muda 15-25 thn pramorbid pemalu dan senang menyendiri (solitary)

perlu pengamatan 2-3 bln gejala berikut bertahan: tdk bertanggung jawab, tdk dpt diprediksi, mannerisme, hampa tujuan dan perasaan. afek dangkal, tdk wajar, senyum sendiri cekikikan(giggling), perasaan puas diri, tinggi hati (lofty manner), mannerisme, gurau, hipokondriakal, mengulang ungkapan. disorganisasi proses pikir,pembicaran tdk menentu, inkoherensi ggn proses pikir, kehendak, dan afektif menonjol, waham dan halusinasi tdk menonjol. Khas: perilaku tanpa tujuan, tanpa maksud, preokupasi tema agama, filsafat dan tema abstrak lainnya. F20.2 Skizofrenia Katatonik memenuhi kriteria umum skizofrenia klinis didominasi 1/> perilaku sbb: stupor atau mutisme gaduh gelisah, aktivitas meningkat tanpa tujuan posisi tubuh ttt tdk wajar aneh negativism rigiditas atau kekakuan dlm pergerakan. fleksibilas cerea/waxy flexibility. kepatuhan otomatis, pengulangan kata/kalimat Tdk tdpt penyakit otak, ggn metabolik, alkohol dan obat-obatan serta ggn afektif. F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated) memenuhi dx umum skizofrenia tdk memenuhi kriteria dx skiz paranoid, hebefrenik, katatonik tdk memenuhi kriteria skizofrenia residual dan depresi pasca skizofrenia. F20.4 Depresi pasca skizofrenia terdapat sbb: a. gejala skizofrenia 12 bulan terakhir ini b. gejala tsbt tdk mendominasi gambaran klinis c. gejala depresi menonjol dan mengganggu minimal 2 mgg bila gejala skizofrenia tdk ada episode depresi (F32), bila gejala jelas skizofrenia (F20.0-F20.3) F20.5 Skizofrenia Residual a. gejala negatif menonjol: perlambatan psikomotor,aktivitas menurun, afek tumpul, sikap pasif tanpa inisiatif, miskin bicara, kontak non verbal buruk (ekspresi muka, mata, suara, posisi tubuh, kinerja sosial dan perawatan diri). b. riwayat psikotik masa lampau yg sesuai skizofrenia sedikitnya telah melampaui 1 thn, waham dan halusinasi tdk menonjol dan timbul gejala negatip. tdk terdapat: demensia, penyakit/ggn otak organic lain dan deprersi kronisF20.6 Skizofrenia Simpleks gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa didahului gejala positif halusinasi dan waham

tdpt perubahan perilaku pribadi yg bermakna: hilang minat, tanpa aktivitas, tanpa tujuan hidup, penarikan diri scr sosial. tdk ada gejala psikotik yg jelas dari sub tipe skizofrenia. F20.8 Skizofrenia Lainnya F20.9 Skizofrenia YTT

Patogenesis skizoprenia melibatkan system dopaminergik dan serotonergik (more recently : glutamat) Hipotesis/teori tentang patofisiologi skizoprenia : Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas sistem dopaminergik Hiperdopaminergia pada sistem mesolimbik berkaitan dengan gejala positif Hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal bertanggungjawab thd gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal Reseptor dopamine yang terlibat adalah reseptor dopamine-2 (D2) dijumpai peningkatan densitas reseptor D2 pada jaringan otak pasien skizoprenia Peningkatan aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik bertanggungjawab terhadap gejala positif Peningkatan aktivitas serotonergik menurunkan aktivitas dopaminergik pada sistem mesocortik bertanggung-jawab terhadap gejala negative KAPLAN & SADOCK

STEP 4 Gangguan jiwa

neurosis

psikotik

ansietas

depresi

organik

fungsional

gejala

primer

sekunder

Waham, skizofrenia

terapi

Trauma otak

Delirium, konfusi

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat Sindrom Kompartemen22
    Referat Sindrom Kompartemen22
    Dokumen21 halaman
    Referat Sindrom Kompartemen22
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Absensi
    Absensi
    Dokumen1 halaman
    Absensi
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Refkas Fraktur Clavicula1
    Refkas Fraktur Clavicula1
    Dokumen3 halaman
    Refkas Fraktur Clavicula1
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Form Biodata Internsip
    Form Biodata Internsip
    Dokumen3 halaman
    Form Biodata Internsip
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • SOL Arif
    SOL Arif
    Dokumen34 halaman
    SOL Arif
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Saraf
    Jurnal Saraf
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Saraf
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Form Biodata Internsip
    Form Biodata Internsip
    Dokumen3 halaman
    Form Biodata Internsip
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • SGB 2
    SGB 2
    Dokumen16 halaman
    SGB 2
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS
    DADRS
    Dokumen45 halaman
    DADRS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Torch
    Leaflet Torch
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Torch
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Dokumen40 halaman
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS Kasus
    DADRS Kasus
    Dokumen32 halaman
    DADRS Kasus
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS
    DADRS
    Dokumen45 halaman
    DADRS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Dokumen40 halaman
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Asfiksi Sedang
    Asfiksi Sedang
    Dokumen37 halaman
    Asfiksi Sedang
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • CBD KDS
    CBD KDS
    Dokumen15 halaman
    CBD KDS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Sementara
    Cover Case Sementara
    Dokumen1 halaman
    Cover Case Sementara
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS Kasus
    DADRS Kasus
    Dokumen32 halaman
    DADRS Kasus
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Buku Kia 2016 PDF
    Buku Kia 2016 PDF
    Dokumen100 halaman
    Buku Kia 2016 PDF
    Lin Phoponk
    Belum ada peringkat
  • CBD KDS
    CBD KDS
    Dokumen15 halaman
    CBD KDS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana Gizi Buruk Dr. Azizah
    Tatalaksana Gizi Buruk Dr. Azizah
    Dokumen50 halaman
    Tatalaksana Gizi Buruk Dr. Azizah
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DR Puji
    DR Puji
    Dokumen45 halaman
    DR Puji
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal THT
    Jurnal THT
    Dokumen8 halaman
    Jurnal THT
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Infeksi TORCH
    Leaflet Infeksi TORCH
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Infeksi TORCH
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • BBLR Asfiksia
    BBLR Asfiksia
    Dokumen12 halaman
    BBLR Asfiksia
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS Kasus
    DADRS Kasus
    Dokumen32 halaman
    DADRS Kasus
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • CBD KDS DR Puji
    CBD KDS DR Puji
    Dokumen15 halaman
    CBD KDS DR Puji
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • LBM 5
    LBM 5
    Dokumen23 halaman
    LBM 5
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat