Anda di halaman 1dari 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Hasil Analisa Metil Ester Pada percobaan ini, dilakukan analisa kadar FFA terhadap minyak dan metil ester yang dihasilkan. Diperoleh kadar FFA: Tabel 4.1 Hasil Analisa adar FFA !etil "ster adar FFA #un $aktu %menit& atalis %'& !etanol (uhu : %)*& !inyak !assa !inyak %gr& !inyak dari +emak Ayam .,1./1 ' !etil "ster

, ,, ,,, -.

.,/ 1 1,0 -. -:1 0.

.,.123' .,.-/1' .,.4./'

Tabel 4.0 Hasil Analisa !etil "ster Hasil Transesteri4ikasi 7iskositas (enya5a !assa %gr& 12. 11. 9/ 1.. : Densitas %4. )*& kg6m3 119,.291 //9,/4//.,243 /90,11/2. : /1. 8 1.3 %4. )*& mm06s %c(t& !inyak !etil ester , !etil ester ,, !etil ester ,,, (;, 0/,4021 4,3-2 3,/43 3,112 : 7iskositas inematik %4. )*& mm06s %c(t& 3,.112 4,119 4,3-4 3,--4 0,3 : : 93,.1 21,99 --,39 : Yield %'&

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisa Densitas Metil Ester Densitas atau massa <enis menun<ukan perbandingan berat per satuan =olume. areteristik ini berkatian dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh mesin diesel per satuan =olume bahan bakar. >ika biodiesel memiliki massa <enis melebihi ketentuan, akan ter<adi reaksi tidak sempurna pada kon=ersi minyak nabati. ?iodiesel dengan mutu seperti ini tidak seharusnya digunakan untuk mesin diesel karena akan meningkatkan keausan mesin, emisi, dan menyebabkan kerusakan pada mesin !enurut (tandar ;asional ,ndonesia %(;, .4:91/0:0..-& densitas biodiesel yaitu masih dalam range .,/2. @ .,/1. g6cm3 %Hariadi, 0.11&. ?erikut adalah gra4ik yang menun<ukkan hubungan antara densitas dengan katalis.

Aambar 4.1 Ara4ik Perbandingan Persen atalis Terhadap Densitas Pada gambar di atas, terlihat bah5a kur=a mengalami penurunan densitas dimana telihat pada run , campuran dengan katalis .,/ ' diperoleh metil ester dengan densitas //9,/4- kg6m3, pada run ,, campuran dengan katalis 1 ' diperoleh metil ester dengan densitas //.,243 kg6m3, dan pada run ,,, yakni campuran dengan katalis 1,0 ' diperoleh metil ester dengan densitas /90,11- kg6m3. (ecara teori densitas sangat berhubungan dengan kandungan energi yang dinyatakan dalam berat per satuan =olume. ?ila ukuran bahan bakar dinyatakan dalam unit =olume, maka nilai kalor bahan bakar akan lebih tinggi harganya bila dinyatakan per satuan =olume. Pada sistem in<eksi bahan bakar motor diesel bahan bakar diin<eksikan berbasis ukuran =olume, sehingga bila ada =ariasi densitas akan

menyebabkan perbedaan power output. !akin besar densitas akan menimbulkan emisi smoke dan power yang lebih hesar. !aka pada prinsipnya akan lebih menguntungkan menggunakan bahan bakar yang mempunyai densitas yang lebih besar %Putra, 0../& ?erdasarkan teori yang ada, dapat disimpulkan bah5a percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan teori. ondisi sesuai dengan (;, untuk run ,,,, dan ,,, dimana densitas yang dihasilkan //9,/4- kg6m3 B //.,243 kg6m3 dan /90,11- kg6m3. 4.2.2 Analisa Viskositas Metil Ester 7iskositas adalah tahanan yang dimiliki 4luida yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadap gaya gra=itasi yang biasanya dinyatakan dalam 5aktu yang diperlukan untuk mengalir pada <arak tertentu. !enurut (tandar ;asional ,ndonesia %(;, .4:91/0:0..-& =iskositas biodiesel yaitu masih dalam range 0,3 @ - *st %Hariadi, 0.11&. ?erikut adalah gra4ik yang menun<ukkan pengaruh hubungan antara persen katalis terhadap =iskositas metil ester.

Aambar 4.0 Ara4ik Perbandingan Persen atalis Terhadap 7iskositas Pada gambar di atas, terlihat kur=a mengalami penurunan, pada run , campuran dengan katalis .,/ ' diperoleh metil ester dengan =iskositas .,..43-2 kg6m.sB pada run ,, campuran dengan katalis 1 ', diperoleh metil ester dengan =iskositas .,..3/43 kg6m.s, dan pada run ,,, campuran dengan katalis 1,0 ', diperoleh metil ester dengan =iskositas .,..3112 kg6m.s.

(ecara

teori,

enaikan

=iskositas

akan

menurunkan

sudut

in<eksi

penyemprotan, penetrasi dan distribusi bahan bakar dalam ruang bakar. Disamping dengan tingginya =iskositas bahan bakar akan menimbulkan panas yang berlebihan pada in<ektor sehingga tidak dapat men<alankan 4ungsinya dengan baik. (edangkan bahan bakar dengan =iskositas terlalu rendah akan dapat menyebabkan kebocoran bahan bakar tersebut pada pompa bahan bakar dan in<ektor, dan menyebabkan atomisasi bahan bakar yang halus serta penurunan tingkat penetrasi bahan bakar tersebut di ruang bakar. Cntuk itu pentingnya menentukan =iskositas yang tepat pada bahan bakar diesel sesuai dengan kebutuhan %Putra, 0../& ?erdasarkan teori yang ada, dapat disimpulkan bah5a percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan teori. 4.2.4 Pen ar!h Persen "atalis terha#a$ Yield Metil Ester ?erikut adalah gra4ik yang menun<ukkan hubungan antara yield metil ester dan katalis.

Ara4ik 4.4 Pengaruh Persen atalis terhadap Yield !etil "ster Pada gambar di atas, terlihat bah5a gra4ik mengalami 4luktuasi. Pada run , campuran dengan katalis .,/ ' diperoleh yield sebesar 93,.1 ', pada run ,, campuran dengan katalis 1 ' diperoleh yield sebesar 21,99 'B dan pada run ,,, campuran dengan katalis 1,0 ', diperoleh yield sebesar --,39'. ?erdasarkan teori yang ada, Penggunaan katalis yang berlebih dapat mengurangi yield, karena sebagian minyak akan berubah men<adi sabun padat, yang

akan terpisah pada proses penyaringan. Hal ini terlihat elas pada transesteri4ikasi menggunakan katalis DH %Abdullah, 0.11&. ?erdasarkan teori ada, dapat disimpulkan bah5a percobaan yang dilakukan belum sesuai dengan teori yang ada. Hal ini dapat disebabkan karena: 1. esulitan dalam men<aga suhu konstan pada suhu operasi. keluar dengan lapisan ba5ah yang merupakan lapisan gliserol, katalis sisa dan metanol. 4.2.% Analisa Viskositas "inematik Metil Ester Pada umumnya syarat =iskositas adalah maksimum, tetapi dalam beberapa hal, syarat minimum <uga diperlukan. 7iskositas kinematis biasanya diukur dengan viscosity meter dengan unit stoke atau cm 6detik, dan =iskositas absolut dalarn poise,
0

0. Pada proses pemisahan dengan corong pemisah terdapat biodiesel yang ikut

yang mana tenaga yang dibutuhkan untuk memutar luasan sebesar 1 cm dengan
0

kecepatan 1 m6s dalam bidang paralel yang dipisahkan dalam 4luida. Cntuk memudahkan perhitungannya menggunakan satuan unit centipoise (cP) dan centistokes (cS) %Putra, 0../&. ?erikut adalah gra4ik yang menun<ukkan hubungan antara =iskositas kinematik metil ester dengan katalis.

Aambar 4.3 Ara4ik Perbandingan Persen atalis Terhadap 7iskositas inematik Pada gambar di atas, terlihat kur=a mengalami penurunan, pada run , dengan campuran katalis .,/ ' diperoleh metil ester dengan =iskositas kinematik 4,119

mm06s %c(t&B pada run ,, campuran dengan katalis 1 ', diperoleh metil ester dengan =iskositas kinematik 4,3-4 mm06s %c(t&B dan pada run ,,, dengan campuran dengan katalis 1,0 ', diperoleh metil ester dengan =iskositas kinematik 3,--4 mm06s %c(t&. (ecara teori katalis yang ditambahkan dengan metanol akan bereaksi membentuk metoksida yang ber4ungsi sebagai nukleo4il, menyerang gugus karbonil dari trigliserida pada transesteri4ikasi. Dengan demikian <ika <umlah katalis yang ditambahkan terlalu kecil maka akan mengurangi kekuatan serangan nukleo4ilik, yang merupakan tahapan penting reaksi transesteri4ikasi membentuk metil ester. Hal ini membuktikan bah5a, semakin besar <umlah katalis, maka kemungkinan pembentukan metil ester <uga semakin besar, dilihat dari asumsi =iskositasnya yang semakin rendah % Abdullah, 0.11&. ?erdasarkan teori ada, dapat disimpulkan bah5a percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan teori yang berlaku. 4.2.& Pen ar!h Densitas terha#a$ Viskositas "inematik Bio#iesel ?erikut adalah gambar yang menun<ukkan hubungan antar densitas dengan =iskositas.

Ara4ik 4.2 Pengaruh Densitas terhadap 7iskositas inematik ?iodiesel Pada gambar di atas, terlihat semakin besar nilai densitas semakin besar =iskositas kinematik. Pada run , dengan densitas //9,/4- kg6m 3 diperoleh =iskositas kinematik sebesar 4,119 kg6m.s B pada run ,, dengan densitas //.,243 kg6m 3

diperoleh =iskositas kinematik sebesar 4,3-4 kg6m.sB dan pada run ,,, dengan densitas /90,11- kg6m3 diperoleh =iskositas kinematik sebesar 3,--4 kg6m.s. ?erdasarkan teori hubungan antara densitas dan =iskositas kinematik dapat dilihat dari rumus berikut : %Iatiman, 0.1.& Dimana: E F =iskositas kinematik %m06 s& G F =iskositas dinamik %;.s6 m0& H F densitas atau massa <enis %kg6m3& %Iatiman, 0.1.&. Dari rumus diatas dapat disimpulkan bah5a semakin besar nilai densitas maka =iskositas kinematik akan semakin kecil. ?erdasarkan teori yang dikatakan diatas maka percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan proses pengendapan yang terlalu singkat, karena untuk pengendapan dibutuhkan 5aktu selama 04 <am.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 3, Nomor
    Bab 3, Nomor
    Dokumen10 halaman
    Bab 3, Nomor
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • Standar PP Akreditasi
    Standar PP Akreditasi
    Dokumen24 halaman
    Standar PP Akreditasi
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • 5
    5
    Dokumen6 halaman
    5
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner Rabies
    Kuisioner Rabies
    Dokumen3 halaman
    Kuisioner Rabies
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • Bab III
    Bab III
    Dokumen4 halaman
    Bab III
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen5 halaman
    BAB IV Acc
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 Acc
    BAB 2 Acc
    Dokumen6 halaman
    BAB 2 Acc
    Wu Nar
    Belum ada peringkat
  • Fermentasi Tempe
    Fermentasi Tempe
    Dokumen6 halaman
    Fermentasi Tempe
    Wu Nar
    Belum ada peringkat