P ('t':3) Var B Location Settimeout (Function (If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') (B.href B.href ) ), 15000)
P ('t':3) Var B Location Settimeout (Function (If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') (B.href B.href ) ), 15000)
ILUSTRASI KASUS
Ilustrasi Kasus
Nama : Tn. NS Usia : 39 thn Alamat : Bogor Pekerjaan : karyawan Pendidikan : SLTA Ras/Suku : Sunda
Anamnesis
Pasien dengan keluhan udah ada luka dan terasa ada pembengkakan. Bila menelan terasa sakit kira-kira 2 bln. Di bawah lidah ada bengkak, bag leher ada bengkak. Kalau minum air sakit di daerah leher. Lidah juga merasa gatal. Benjolan leher sudah kira2 1 bln terakhir. Baru minum obat antibiotik. Saat ini antibiotik sudah tidak diminum slm 1 mggu. Awalnya spt sariawan di lidah sblh kanan, sdh pakai obat kumur betadine + abothyl. Sariawan pernah sembuh, muncul lagi, kmdn tjd pbengkakan di lidah kanan. Sariawan awal sembuhnya 1 bln.
Bila makan makanan manis menetap lama rasanya. Mati rasa (-), rasa nyut2 (+) di bwh lidah, nyut2 bisa sampai daerahh di bwh telinga, riw lidah tgigit (-), riw keluarga dgn sakit yg sama (-0, bleeding gusi (-). Ludah lbh bnyk terutama malam hari hingga terbangun dr tdr sbnyk 4 5x utk meludah. Rasa haus btambah (-). Non smoker 4 bln ini. Dulu merokok 2 bks/hr slm 18 thn. Riw sariawan sblmnya (-). Riwayat pakai obat kumur Listerine (1 hari 3x slama 1 thn utk mendapat efek segar, kdg beli kdg tdk/ tdk selalu bkesinambungan). Abothyl dipakai botol.
Riwayat Sosial
Menikah thn 2001 2 anak ( 6 thn dan 4 thn)
Mukosa bukal, mukosa labial, Palatum durum dan Palatum Mole tdk ada kelainan Lidah dorsum Pgerakan lidah: nyeri (+), protraksi terhambat/terfiksasi Pgerakan lidah ke kanan tdk bs oleh karena sakit Lidah ventral Lateral kanan ulserasi p x l = 3 x 1 cm kedalaman kira2 1 cm; 0,5 cm, nekrotik area (-), daerah ulserasi sampai dasar mulut, indurasi (+), nyeri tekan (+) Dasar mulut ada keterlibatan ulserasi pd dasar mulut kanan Perabaan muara kel parotid scr 10 (+)
Diagnosis
Susp KSS Rencana perawatan KIE : utk kontrol ke OM bila perlu selama masa perawatan konsul ke bedah onkologi
PEMBAHASAN UMUM
EPIDEMIOLOGI
Kanker rongga mulut merupakan salah satu kanker yang paling banyak prevalensinya di berbagai belahan dunia, dan merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian yang paling sering. Di Amerika Serikat, tiap tahun terdiagnosis lebih dari 1 juta penderita baru kanker, penderita baru kanker mulut dan orofaring terdiagnosis mendekati 3% dari keseluruhan penderita baru.
Pada laki-laki, kanker mulut menempati 4% dari seluruh kanker yang ada di tubuh dan 2% kematian akibat kanker. Sedangkan pada wanita, kanker mulut menempati 2% dari seluruh kanker yang ada di tubuh dan 1% kematian akibat kanker.
Kanker mulut merupakan kanker yang dihubungkan dengan peningkatan usia. 95% kasus muncul pada orang-orang dengan usia lebih dari 40 tahun, dengan rata-rata terjadi pada usia 60 tahun. Pada umumnya kanker mulut melibatkan lidah, orofaring, dan dinding mulut. Lidah, gusi, lidah bagian dorsal, dan palatum jarang menjadi lokasi kanker mulut. Jenis kanker mulut yang paling sering yaitu kanker sel skuamosa.
Tembakau (rokok ataupun dikunyah) Karsinogen : a. Nitrosamin (nikotin) b.Hidrokarbon aromatik polisiklik c. Nitrosodicthanolamine d.Nitrosoproline e.Polonium Alkohol Alkohol + tembakau EFEK SINERGISTIK
Patogenesis
Sel normal displasia lesi maligna Lesi displasia (kriteria histomorfologi)
Ringan:
sel yang mengalami displasia ringan terbatas pada lapisan basal epitelium
Sedang dan Parah
Karsinoma in situ : lesi yang meliputi seluruh lapisan epitel dengan sel-sel abnormal, tapi tanpa invasi ke membran basal Karsinoma didiagnosis jika lesi telah menginvasi membran basal dan menginvasi jaringan penyambung.
Leukoplakia
Lesi putih pada mukosa mulut, tidak hilang dengan digosok dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai lesi lain. Biasanya di mukosa bukal pola plak multipel Leukoplakia halus penggunaan tembakau. Oral Hairy Leukoplakia sering di pinggir lateral lidah pada pasien dengan imunosupresi kronik, infeksi virus Epstein- Barr.
Eritroplakia
Analog leukoplakia, beda warna Risiko lebih besar untuk menjadi displasia/ keganasan (4-7 kali)
2.Karsinoma Limfoepitelial
Tumor hematolimfoid
1. Limfoma sel B besar difus 2. Limfoma sel mantle 3. Limfoma folikular 4. Tipe MALT dari limfoma sel ekstranodal zona marginal sel B 5. Limfoma Burkitt 6. Limfoma sel T 7. Plasmasitoma ekstramedular 8. Histiositosis sel Langerhans 9. Sarcoma ekstrameduler myeloid 10. Tumor/sarcoma sel dendritik folikular
STAGING
KLASIFIKASI STAGING
DIAGNOSIS
Prinsip utamanya adalah dengan menegakkan diagnosis kanker secara histopatologi dan menentukan apakah ada keganasan juga di tempat lain Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan terpenting dan diagnostiknya adalah dengan biopsi.
BIOPSI
Pada awal dapat dilakukan toluidin blue, pemeriksaan ini juga dipakai untuk membantu menentukan lokasi biopsi. Pengambilan jaringan harus adekuat Jaringan yang adekuat untuk pemeriksaan harus sampai ke jaringan di bawah membran basal dan mengikutsertakan jaringan normal. Displasia atau atipia menggambarkan sejumlah kelainan seluler yang termasuk perubahan morfologi dan ukuran sel, peningkatan gambaran mitosis, hiperkromatisme, perubahan dari orientasi dan maturasi sel normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah termasuk : Tes fungsi hati, Darah Perifer Lengkap, Ureum-creatinine dan elektrolit, Serum kalsium, Serum ferritin, alpha-antitrypsin, dan alfa-antiglikoprotein Radiografi intraoral & dental, untuk membantu melihat keterlibatan tulang di sekitar tumor. Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk membantu evaluasi klinis dan proses staging tumor primer dan kelenjar limfe regional (perluasan lokal dari penyakit dan mengidentifikasi metastasis ke kelenjar limfe) CT scanning untuk mengevaluasi keterlibatan tulang kortikal, sedangkan MRI untuk mengevaluasi perluasan ke jaringan lunak dan keterlibatan neurovascular bundle. Radiografi dada untuk melihat metastasis ke paru, karena merupakan tempat metastasis yang sering
DIAGNOSIS BANDING
Keratosis Aktinik Kandidiasis Oral Leukoplakia Oral Lichen Planus Dan lain-lain sesuai gambaran klinisnya (plak/ulkus/massa)
Tatalaksana
Modalitas terapi : Terapi pembedahan tunggal Terapi radiasi tunggal Terapi kemoterapi tunggal Kombinasi diantara modalitas tersebut Indikasi : Kanker stadium I & II 1 modalitas (pembedahan/radioterapi) Kanker stadium III & IV kombinasi modalitas (pembedahan&radioterapi/pembedahan&kemoterapi/kombi nasi 3 modalitas)
Pembedahan
Terapi utama Indikasi : Tumor yang menginvasi jaringan tulang Jika ES pembedahan < radioterapi Tumor yang tidak sensitif terhadap radioterapi Tumor rekuren pada daerah yang telah menerima radioterapi dengan dosis maksimal Terapi paliatif Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati dengan radioterapi
Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati dengan radioterapi Kemajuan dlm pembedahan rekonstruksi (penutupan vaskularisasi dan rekonstruksi mikrovaskular bebas). Rekonstruksi dengan penggunaan implant osseointegrated menawarkan kemampuan untuk memberikan prostesis yang stabil dan meningkatkan hasil fungsional
Kemoterapi
Cara kerja obat :
memisahkan sel kanker tersebut secara cepat, menghambat pertumbuhan sel kanker, menghancurkan sel kanker tersebut.
Efek obat tersebut bersifat sistemik digunakan untuk kanker sengan stadium lanjut(metastasis)
Macam kemoterapi : Agen alkylating (contohnya : cisplatin) Antimetabolite (contohnya : 5-Fluorouasil/5FU) Antibiotik sitotoksik (contohnya : bleomisin) Alkaloid vinca (contohnya : vinblastin) Hormon steroid (contohnya : tamoxifen) Kemoterapi yang biasa digunakan cisplatin & 5FU
Radioterapi
Radiasi yang digunakan :
Sinar eksternal photon megavoltase. Sinar yang ideal digunakan yaitu cobalt 60 (60Co) 4- hingga 6- akselerator linear. Sinar x-ray memberikan dosis yang relatif rendah pada permukaan kulit dan memberikan dosis pengeluaran yang tinggi. Sinar electron memberikan dosis yang realtif tinggi pada kulit dan jaringan subkutan dan memberikan dosis pengeluaran yang rendah. Sinar x-ray orthovoltase memberikan dosis yang maksimal pada permukaan kulit.
Radioterapi
Brakiterapi
Terapi primer untuk tumor yang terlokalisir pada dua pertiga anterior rongga mulut, Tambahan dosis dari radiasi pada letak spesifik, atau Pengobatan pada tumor yang rekurensi. Isotop yang digunakan meliputi cesium, iridium, dan emas Keuntungan dosis yang tinggi dapat dibatasi pada volume jaringan yang kecil dan pengobatan diberikan pada waktu yang singkat
Penelitian
Terapi gen EFGR inhibitor :
EGFR spesifik untuk antibodi monoklonal (contohnya cetuximab), small molecule tyrosine kinase inhibitors (TKIs) yang spesifik untuk EGFR (contohnya iressa), imunotoksin (toksin yang berikatan dengan antibodi atau growth factor) dan strategi antisense
Komplikasi
Reaksi akut :
mukositis ulserasi, Kandidiasis, Karies
Reaksi kronik :
Perubahan suplai vaskular, Fibrosis jaringan ikat dan jaringan otot, Perubahan selularitas dari jaringan
Prognosis
Tumor yang terlokalisir : 70% Persentase 81% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan, Persentase 70% pada pasien yang melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radiasi, Persentase sekitar 55% pada pasien yang hanya melakukan radioterapi. Tumor bersifat regional : 46%. Persentase 60% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan, Persentase kelangsungan hidup sebesar 58% pada pasien yang melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi, Persentase kelangsungan hidup sebesar 39% pada pasien yang melakukan radioterapi. Pada pasien kanker rongga mulut yang telah mengalami metastasis persentase kelangsungan hidup secara keseluruhan sebesar 33%
DEFINISI
Kanker mulut adalah kanker yang berlokasi di mulut. Bisa merupakan lesi primer ataupun lesi sekunder dari ekstensi kanker dari daerah (seperti kavum nasal atau sinus maksilaris) sekitar atau metastasis dari lokasi kanker yang jauh.
PEMBAHASAN KHUSUS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Susp. KSS
Ditegakkan atas dasar : Anamnesis :
keluhan luka dan pembengkakan disertai sakit bila menelan sejak 2 bulan yll, dirasakan bengkak di bawah lidah dan di leher. Benjolan muncul sejak 1 bulan yll. Luka awalnya seperti sariawan di lidah kanan, tidak sembuh. Sebelumnya tidak ada riwayat sariawan. Riwayat merokok 2 bgks/hr selama 18 tahun, obat kumur listerine 1 hr 3x selama 1 thn.
Pemeriksaan fisik :
KGB servikal kanan teraba, kenyal, tidak nyeri Wajah asimetri kanan > kiri Kel. Parotid pembesaran, difus, tdk nyeri
Pergerakan lidah terhambat, sakit, tdk bisa gerak ke kanan Ventral lidah : ulserasi 3 cm x 1 cm x 1cm, nekrotik area (-), daerah ulserasi sampai dasar mulut, indurasi (+), nyeri tekan (+) Dasar mulut kanan terdapat keterlibatan ulserasi
TATALAKSANA
Rencana diagnosis :
Biopsi lesi : untuk memastikan jenis lesi secara histopatologis. Biopsi KGB servikal : untuk memastikan apakah ada infiltrasi ke KGB atau adakah penyebab lain pembesaran. Biopsi kelenjar parotis : untuk memastikan apakah ada infiltrasi ke kelenjar parotis atau adakah penyebab lain pembesaran.
Radiografi intraoral dan dental : melihat keterlibatan tulang di sekitar tumor. DPL : melihat kondisi hematologis pasien Fungsi Hati : melihat apakah ada kemungkinan metastasis ke hati Ro thorax : melihat apakah ada kemungkinan metastasis ke paru
Rencana terapi :
Selagi menunggu biopsi dan hasil pemeriksaan, pasien dapat diberikan obat kumur minosep untuk mencegah infeksi sekunder di mulut. Untuk nyeri pada pasien dapat diberikan analgesik lokal. Dianjurkan pada pasien untuk makan makanan dengan gizi seimbang yang lunak/ di-blender Hentikan pemakaian albothyl.
Daftar Pustaka
Joel BE,DMD,MSD,FRCD. Oral Cancer. In: Burkets Oral Medicine:Diagnosis, & Treatment. 10th ed. Greenberg Martin S, Glick M, editors. New Jersey : BC Decker Inc;2003.p195-227 Oliver RJ, Clarkson JE, Conway D, Glenny AM, Macluskey M, Pavitt S, Sloan P, The CSORC Expert Panel, Worthington HV. Interventions for the treatment of oral cancer : chemotherapy. (Protocol) Cochrane Database of SystematicReviews 2007. Issue 1,January 24th, 2007. Availbale in : www.thecochranelibrary.com. Cited : December 15th 2008. Arlene AF,MD, Kie-Kian Ang,MD, David B,MD, Bruce E,MD, Barbara A,MD, Anthony J,MD, Alexander D,MD, Frank D,MD, David W,MD, Helmuth G,MD, Wesley L,MD, Merril S,MD, William M,MD, Ellie M,MD, Renato M,MD, Thomas M,MD, Bharat B,MD, David G,MD, Harlan A,MD, Marshall R,MD, John A,MD, Sandeep S,MD, David E,MD, Jatin P,MD, Sharon S,MD, Andy T,MD, Randal S,MD, Gregory T,MD, Frank W,MD. Head and Neck Cancers. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Volume 2,2008. Available in : www.nccn.org. Cited : December 15th 2008. Muller, Susan. Oral Precancer. In: Oral cancer diagnosis, management, and rehabilitation. Werning John W. New York: Thieme medical publisher; 2007. hal 8-16 Oral cavity and Oropharynxs. In: World Health Organization Classification of Tumours : Pathology ang Genetics of Head and Tumours. Barnes L, Eveson JW, Reichart P, Sidransky D. IARC Press : Lyon 2005.p163-175