Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN KRITIS KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI Kasus : Seorang anak lak-laki, 9 th 6 bl datang dengan keluhan nyeri kepala, nyeri

seperti ditusuk-tusuk di seluruh kepala, tidak seperti berputar-putar, nyeri tidak berkurang saat istirahat, bertambah saat aktifitas dan membuka mata. Anak panas, tidak tinggi, naik turun, tidak menggigil, tidak kejang, kadang disertai telinga berdenging Tidak keluar cairan dari telinga. Anak muntah, isi seperti yang dimakan dan diminum, muntah tidak didahului mual, nyemprot, tidak berhubungan dengan waktu makan, rawat inap, dirawat # % & dirawat, kemudian kambuh lagi. & () hari sebelum masuk *S, saat anak mengikuti kegiatan olah raga lari di sekolah, anak kecapaian kemudian pingsan. +ibawa ke *S ,elet, dirawat selama ( minggu. Selama perawatan anak panas tinggi, naik turun, turun dengan penurun panas, muntah isi seperti yang dimakan dan diminum, mengeluh nyeri kepala. Anak mendapat infuse, obat yang disuntik dan yang diminum, dilakukan pemeriksaan darah dan foto rontgen, dikatakan sakit tifoid dan flek paru. & hari sebelum masuk *S, nyeri kepala bertambah berat, panas tidak tinggi, muntah bertambah sering, anak dibawa kembali ke *S ,elet. +ikatakan anak perlu pemeriksaan yang lebih lengkap, dirujuk ke *S +r. ,ariadi Semarang. Saat ini anak dirawat di bangsal anak *S +r. ,ariadi, dilakukan pemeriksaan darah, pemeriksaan --foto thoraks, .,', echocardiografi dan /T scan kepala, didapatkan kesan abses serebri. +ikonsulkan ke bagian 0edah Saraf, disarankan dilakukan kraniotomi tetapi keluarga masih keberatan karena takut komplikasi operasi. Sejak umur dirasakan anak mudah capai bila beraktifitas berat seperti kegiatan olah raga di sekolah. Setiap kali capai anak terlihat terengah-engah kemudian jongkok. Anak terlihat biru disangkal. +ari pemeriksaan fisik didapatkan anak laki-laki 9 th 6 bl, sadar, kurang aktif, napas spontan adekuat, tampak kesakitan, tidak tampak sianosis. 1ata pupil isokor, gerak mata dalam batas normal. 2ipatan nasolabialis 3ada mulut tidak didapatkan sianosis, didapatkan pulpitis kronis pada gigi ".4, 6.4, 6.", leher tidak didapatkan kaku kuduk, tidak didapatkan ! " #$hari. Anak dibawa ke puskesmas hari dikatakan sakit tifoid dan maag. 'ejala berkurang saat

pembesaran kelenjar limfe. +ada simetris statis dan dinamis. 5antung didapatkan iktus tidak tampak, teraba di S6/ 67 21/ sinistra, tidak kuat angkat tidak melebar, bunyi jantung 6 normal, 66 tunggal, bising ejeksi sistolik grade 666$6 dengan punctum maksimum di S6/ 666-67 23S sinistra, tidak ada gallop. 0ising kontinyu di punggung. 3aru didapatkan suara dasar 8esikuler, tidak didapatkan suara tambahan. Abdomen tidak didapatkan hepatomegali. .kstremitas tidak didapatkan parese, normotoni, reflek fisiologis dalam batas normal, reflek patologis 0abinsky 9:; di pedis sinistra, tidak didapatkan klonus, gerak simetris, kekuatan "$"$". +ari pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan kesan polisitemia, anisositosis ringan poikilositosis ringan, lekosit didapatkan 8akuolisasi, limfosit teraktifasi, to#ic granuler, trombosit dalam batas normal. +ari hasil gambaran --foto thoraks didapatkan corakan bronko8askuler dalam batas normal, /T* 6 <. ,esan = ,ardiomegali 9*7;. +ari hasil .chokardiografi didapatkan hasil pulmonal atresia, 8entrikel septal defect, patent duktus arteriosus. +ari hasil /T scan kepala didapatkan kesan abses serebri di regio frontoparietal sinistra, midline shifting > " mm, edem serebri. +ari hasil konsultasi bagian T?T tidak didapatkan fokal infeksi, dari bagian 'igi 1ulut didapatkan pulpitis kronis et causa ganggren pulpa yang bisa sebagai fokal infeksi, dari bagian @eurologi Anak didapatkan abses dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial $ edem serebri, saran terapi pemberian antibiotik /eftriakson dan 1etronidaAol, pemberian manitol serta konsul ke bagian 0edah Saraf. ?asil konsul 0edah Saraf kesan abses serebri dengan midline shifting > " mm indikasi untuk kraniotomi, tetapi keluarga menolak dengan alasan takut komplikasi operasi. Anak mendapatkan terapi /eftriakson ()) mg$kg00$hari, 1etronidaAol B," mg$kg00$kali, #$hari, de#ametason ( mg$kg00$kali #$hari, manitol ( gram$kb00$kali #$hari, analgetik tramadol injeksi.

DIAGNOSIS I. II. III. IV. V. +A +E VI. VII. IX. Abses serebri 3eningkatan tekanan intrakranial 3arese @ 7 dekstra 3arese @ 766 dekstra sentral +. = 3enyakit jantung bawaan sianotik = Atresia 3ulmonal, defek septum 8entrikel +uktus arteriosus persisten = Tanpa gagal jantung Suspek endokarditis 9.4"; 96 .); 3eriodontitis gigi ".4, 6.4, 6." et causa 'angren pulpa 9,)D.9; 'iAi baik 9')6.); 9'9 .6; 9'"); 9'"(; 9CD(. ;

VIII. 3erawakan pendek sekunder

Permasalahan : Abses otak 9AF; adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada jaringan otak. 3ada beberapa penderita dihubungkan dengan kelainan jantung bawaan sianotik, termasuk Tetralogy of Fallot. 1ikroorganisme penyebab AF meliputi bakteri, jamur dan parasit tertentu. 1ikroorganisme tersebut mencapai substansia otak melalui aliran darah, perluasan infeksi sekitar otak, luka tembus trauma kepala dan kelainan kardiopulmoner. 3ada beberapa kasus tidak diketahui sumber infeksinya. Terapi AF terdiri dari pemberian antibiotik dan pembedahan. Tanpa pengobatan, prognosis AF jelek. 0erbagai mikroorganisme dapat ditemukan pada AF, yaitu bakteri, jamur dan parasit. Abses pada penderita jantung bawaan sianotik umumnya oleh Streptococcus anaerob. AF yang bersifat multipel biasanya ditemukan pada penyakit jantung bawaan sianotik. 3ada umumnya terapi AF meliputi pemberian antibiotik dan tindakan operatif berupa eksisi 9aspirasi;, drainase dan ekstirpasi. 3emilihan antibiotik didasarkan hasil pemeriksaan bakteriologik dan sensiti8itas. Sebelum ada hasil pemeriksaan bakteriologik dapat diberikan antibiotik secana polifragmasi ampisilin$penisilin dan kioramfenikol. 0ila penyebabnya kuman

anaerob dapat diberikan metronidasol. 'olongan sefalosporin generasi ke tiga dapat pula digunakan. Tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas. 3ada pasien ini didiagnosis dengan penyakit jantung bawaan sianotik yaitu Atresia 3ulmonal, +efek Septum 7entrikel dan Patent Ductus Arteriosus yang mengalami komplikasi abses serebri dan sudah mendapat terapi antibiotic yang adekuat. ,ami mencari kajian klinis berbasis bukti untuk melihat gambaran klinis dari penderita penyakit jantung bawaan yang mengalami komplikasi abses serebri. PICO +ari masalah yang ada dapat dijabarkan dalam bentuk komponen 36/F sebagai berikut = 3 3opulation$ problem 6 6nter8ention = anak yang didiagnosis dengan penyakit jantung bawaan sianotik yang mengalami komplikasi abses serebri = anak yang didiagnosis dengan penyakit jantung bawaan sianotik yang mengalami komplikasi abses serebri yang dilakukan terapi aspirasi / /omparison = anak yang didiagnosis dengan penyakit jantung bawaan sianotik yang mengalami komplikasi abses serebri yang tidak dilakukan terapi aspirasi F Futcome = gambaran outcome penderita penyakit jantung bawaan sianotik dengan abses serebri PERTANYAAN K INIS =

0agaimanakah profil klinis, mikrobiologi, dan keluaran dari anak-anak dengan abses serebri yang memiliki penyakit dasar penyakit jantung bawaanG Selain itu masalah tersebut juga dapat dijabarkan dalam bentuk komponen 36/F dan pertanyaan klinis sebagai berikut = 3 3opulation$ problem 6 6nter8ention = anak yang menderita penyakit jantung bawaan sianotik yang mengalami komplikasi abses serebri = mendapat terapi untuk abses serebri

STRATEGI PENE USURAN JURNA ,ata kunci Cerebral abscess A@+ congenital heart disease A@+ clinical features !ASI PENE USURAN JURNA Clinical Features and outcome of Cerebral Abscess in Congenital Heart Disease. RINGKASAN JURNA Cl"n"#al $ea%ures an& 'u%#'me '( Cere)ral A)s#ess "n C'n*en"%al !ear% D"sease Abses serebri merupakan suatu komplikasi beberapa penyakit yang mengancam jiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat profil klinis, mikrobiologi, dan keluaran dari anakanak dengan abses serebri yang memiliki penyakit dasar penyakit jantung bawaan dibandingkan dengan kondisi lain yang mempengaruhi. 3ada jurnal ini, ) anak usia kurang dari (" tahun dire8iew. Terdiri dari (" laki-laki dan (" perempuan. *erata usia presentasi adalah ".6&4.4 tahun. ?asil yang didapatkan adalah bahwa durasi sakit pada saat masuk *umah Sakit adalah (B.6 &D4.6 hari. Hang khas adalah pasien datang dengan panas, muntah, sakit kepala dan kejang. ?al-hal yang mempengaruhi antara lain penyakit jantung bawan pada (( anak 9 B<;, meningitis pada 6 anak 9D)<;, septicemia pada B anak 9D <; dan tidak ada penyakit yang mendasari ditemukan pada " anak 9(B<;. 1ikroba yang paling sering pada anak dengan penyakit jantung bawaan adalah grup Streptococcus milleri 9"D<;. +iagnosis dikonfirmasi dengan pemeriksaan /omputeriAed Tomography dan lokasi abses yang paling sering adalah lobus parietal pada hemisfer serebri. Semuanya merupakan abses yang besar, diameter > Dcm, dan diaspirasi dengan tindakan bedah. .ksisi dilakukan pada 6 anak. " anak meninggal, satu disebabkan karena perdarahan intracranial, dan yang lainnya disebabkan karena edem serebri yang berat dan herniasi tentorial . ,omplikasi terlihat pada D) anak dan (6 anak memiliki seIuele, hemiparesis terjadi pada (( anak dan kejang terjadi pada " anak. +ari jurnal ini dapat disimpulkan bahwa abses serebri adalah suatu infeksi yang berat dengan outcome yang buruk bila diagnosis terlambat. +rainage secara bedah yang terlambat

memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Ambang batas untuk diagnosis seharusnya lebih rendah pada anak dengan faktor predisposisi seperti penyakit jantung bawaan sianotik.

KAJIAN KRITIS KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI ASPEK DESKRIPTI$ +OVERVIE,Apakah hasil dari penelitian ini 8alidG (. Apakah pertanyaan penelitian Ha disebutkan secara eksplisit G D. Apakah pencarian untuk penelitian yang Ha rele8an rinci dan lengkapG . Apakah penelitian memiliki metodologi Ha yang tinggiG 4. Apakah diagnosa dari pasien yang Ha diinklusikan dapat digunakan kembali G Apakah hasil dari penelitianG ". Apakah hasil penelitian hampir sama Ha dengan penelitian-penelitian sebelumnya G 6. 0agaimanakah ketepatan dari hasil ?ampir sama dengan penelitian terdahulu

penelitian G B. Apakah hasil penelitian dapat diterapkan Ha untuk terapi pada pasien sayaG J. 0agaimanakah saya bisa menafsirkan +engan diterapkan pada pasien sayaG 9. Apakah hasil penelitian penelitian mengubah Ha cara membandingkan re8iew

secara baik hasil dari o8er8iew agar dapat article lain yang sesuai dengan hasil dari

manajemen saya terhadap pasien G (). Apakah pasien akan lebih baik jika Ha diterapi dengan hasil dari penelitian iniG

Anda mungkin juga menyukai