Tuberkulosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Indonesia merupakan Negara dengan pasien TB terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan Cina. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang dapat berakibat fatal dan dapat mempengaruhi semua bagian tubuh. Setidaknya hingga 20% penderita TB paru akan mengalami penyebaran ekstraparu.1,2 Organ yang diserang selain paru, 10% mengenai sistem muskuloskeletal, 50% mengenai tulang belakang dengan disertai defisit neurologis pada 10-45% penderita. TB ekstraparu lainnya seperti TB otak, gastrointestinal, ginjal, genital, kulit, getah bening, osteoartikular, dan endometrial. Infeksi TBC yang mengenai corpus vertebra dan terjadi kompresi pada medulla spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan pada penderita.3 Spondilitis tuberkulosa merupakan infeksi sekunder dari infeksi tuberkulosis dengan penyebaran sebagian besar secara hematogen melalui pembuluh darah arteri epifiseal atau melalui plexus vena Batson. Spondilitis tuberkulosa atau tuberklosis spinal yang dikenal pula dengan nama Potts disease of spine atau tuberculous vertebral osteomyelitis merupakan suatu penyakit yang banyak terjadi di seluruh dunia. Terhitung kurang lebih 3 juta kematian terjadi setiap tahunnya dikarenakan penyakit ini. Secara umum tatalaksana dari spondilitis TB adalah kemoterapi dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), imobilisasi, dan intervensi bedah ortopedi/saraf. 1,2,4
2 Berikut di bawah ini dilaporkan suatu kasus spondilitis TB pada pasien laki-laki berusia 30 tahun yang dirawat dan menjalani operasi di RSUD Ulin Banjarmasin.