Anda di halaman 1dari 10

PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) DI KABUPATEN SUKOHARJO

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M


Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Letjen Sujono Humardani No. 1 Sukoharjo 57521. Telp.+62-0271-593156, Fax. +62-0271-591065 tatik_univet@yahoo.com Abstrak Berbagai upaya dilakukan pemerintah dan berbagai instansi untuk tujuan pengentasan kemiskinan. Salah satu upaya tersebut adalah pembentukan Pos Pemberdayaan keluarga (Posdaya) yang merupakan forum kebersamaan yang anggotanya melakukan aktivitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkungan pemukiman yang paling bawah. Metode yang dilakukan diawali dengan sosialisasi yang dilanjutkan dengan pembentukan Posdaya dan pengurusnya. Berikutnya dilakukan pelatihan penyusunan program dan manajemen Posdaya kepada para pengurus Posdaya dilanjutkan pelaksanaan program. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setelah program-program yang dicanangkan dijalankan. Hasil menunjukkan telah terbentuk 2 (dua) Posdaya di dua lokasi di Kabupaten Sukoharjo, yaitu Posdaya MEKAR SARI yang berlokasi di Dukuh Werubadran RW II, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto dan Posdaya GUYUP RUKUN yang berlokasi di Dukuh Tengkek, RW 08, Desa Pondok, Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Posdaya yang terbentuk telah berhasil mengembangkan 3 (tiga) Posdaya baru di 3 (tiga) lokasi yaitu Posdaya Melati Makmur di Desa Kenokorejo, Posdaya Rukun Mulyo di Desa Bulu dan Posdaya Maju Karya di Desa Tepisari yang ketiganya termasuk di wilayah Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo. Kata kunci : kemiskinan, posdaya

A. PENDAHULUAN Pada akhir November 2006, saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia 2006, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyerukan agar semua pihak bekerjasama membangun manusia Indonesia. Melihat perkembangan penduduk yang makin tinggi, Presiden berpesan agar selain program KB digalakkan lagi Presiden juga menegaskan bahwa pembangunan, utamanya pembangunan manusia dan keluarga, tidak saja menjadi tanggung jawab dan monopoli pemerintah, tetapi memerlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat. Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan merupakan persyaratan utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Tujuan utama pembangunan millenium atau Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia, dengan prioritas pengentasan kemiskinan, menetapkan proporsi penduduk miskin pada

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

DIANMAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013

tahun 2015 diturunkan menjadi setengahnya atau 8,2 % dari jumlah penduduk. Dalam RPJM 2004-2009 sasaran itu dipercepat pencapaiannya pada tahun 2009. Keputusan itu merupakan tekad dan kebijaksanaan pemerintah yang perlu didukung semua instansi dan institusi pembangunan. Agar upaya itu berhasil dengan baik perlub diikuti pengembangan gerakan pemberdayaan keluarga yang dilaksanakan secara intensif. Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemberdayaan keluarga, dengan prioritas pengentasan kemiskinan, menganjurkan pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga sebagai pusat pengembangan swadaya masyarakat di pedesaan dan pedukuhan. Pos yang disebut sebagai Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA), adalah forum kebersamaan yang anggotanya melakukan aktivitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkungan pemukiman yang paling bawah, yaitu di tingkat RT, RW, dukuh atau dusun. Dalam Pertemuan di Posdaya, keluarga-keluarga anggota diharapkan menghidupkan kembali budaya gotong royong dengan bersama-sama melakukan kegiatan pemberdayaan keluarga, terutama untuk memperluas cakupan dan mutu pendidikan, memperbaiki akses terhadap pelayanan kesehatan dan pengembangan wirausaha. (Haryono & Rohadi, 2009). Posdaya adalah wadah yang dibentuk oleh masyarakat, ditumbuhkembangkan oleh masyarakat dan dinikmati hasilnya oleh masyarakat. Posdaya adalah forum silahturahmi, komunikasi, advokasi dan wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu yaitu pelayanan pengembangan keluarga terutama di bidang kesehatan, pendidikan dan wirausaha, agar keluarga dapat tumbuh dan mandiri di desanya (Haryono & Rohadi, 2009). Oleh karena itu, program advokasi dan pemberdayaan pembangunan yang ditawarkan dalam Posdaya adalah program-program yang mendukung penyegaran fungsi-fungsi keluarga yaitu keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan bahwa setiap keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera, keluarga yang madiri dan sanggup menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Posdaya, bukan dimaksudkan untuk mengganti pelayanan sosial ekonomi kepada masyarakat berupa pelayanan terpadu, tetapi semata-mata dimaksudkan untuk

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

Pembentukan dan Pengembangan POSDAYA di Kabupaten Sukoharjo

mengembangkan forum pemberdayaan terpadu yang dinamis, yaitu pemberdayaan pembangunan kepada pimpinan keluarga yang dipadukan satu dengan lainnya. Tujuannya agar pimpinan keluarga mengetahui peran dan fungsinya, sehingga akhirnya bisa melalukan pemberdayaan bagi anggotanya secara mandiri. Terpadu berarti dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, dan evaluasi melibatkan berbagai petugas atau sukarelawan secara terkoordinasi, yaitu petugas pemerintah, organisasi sosial, dan unsur masyarakat. Penyerasian dinamis berarti diperlukan adanya keserasian dalam hal memadukan kepentingan masyarakat dan kemampuan penyediaan bantuan profesional dari pemerintah dan swasta yang disediakan untuk mendukung kegiatan.

B. SUMBER INSPIRASI Posdaya akan bermanfaat bagi keluarga, utamanya yang kondisi sosial ekonomi dan budayanya umumnya masih lemah, untuk bersatu di antara mereka dan bersama keluarga lain yang lebih mampu. Setiap keluarga kurang mampu diundang untuk menenmpatkan dirinya dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Dalam Posdaya, keluarga yang mampu dengan dan pendampingan petugas-petugas pemerintah dan organisasi masyarakat diharapkan membantu keluarga yang membutuhkan. Dalam melaksanakan fungsinya, Posdaya merancang kegiatan sesuai kemampuan masyarakat dan anggotanya, sehingga pelaksanaan kegiatan bisa dilakukan atas dasar kemampuan dan swadaya masyarakat. Dalam rangka melaksanakan program tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Veteran Bangun Nusantara (UNIVET BANTARA) Sukoharjo ditunjuk sebagai koordinator untuk lokasi Posdaya Kabupaten Sukoharjo. Diketahui bahwa sampai dengan tahun 2008, di Kabupaten Sukoharjo belum terbentuk Posdaya seperti di wilayah kabupaten-kabupaten lain. Oleh karena itu pada tahun 2009 LPPM UNIVET BANTARA Sukoharjo merintis dan membentuk 2 (dua) Posdaya yaitu 1 (satu) Posdaya di kecamatan Nguter dan 1 (satu) Posdaya di kecamatan Polokarto, (LPPM Univet Bantara, 2009) selanjutnya pada tahun 2011 mengembangkan lagi 3 (tiga) Posdaya di Kecamatan Polokarto sebagai perluasan Posdaya yang telah terbentuk di wilayah tersebut. (LPPM Univet Bantara, 2011).

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

DIANMAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013

C. METODE Pembentukan dan Pengembangan POSDAYA di wilayah Kabupaten Sukoharjo dilakukan melalui 2 (dua) tahap yaitu tahap pertama sebagai perintisan pembentukan Posdaya dan tahap kedua adalah pengembangan Posdaya. Jalannya kegiatan secara keseluruhan sebagaimana tampak pada Gambar 1. 1. Perintisan Pembentukan Posdaya Posdaya yang masih merupakan istilah relatif baru di wilayah Kabupaten Sukoharjo perlu diperkenalkan terlebih dahulu kepada masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pembentukan Posdaya diawali dengan kegiatan sosialisasi terlebih dahulu. Sosialisasi dilakukan baik kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Pemerintah Kecamatan sampai dengan Pemerintah Desa. Selanjutnya kegiatan dikonsentrasikan di wilayah Desa yaitu Desa Pondok Kecamatan Nguter dan Desa Polokarto Kecamatan Polokarto. Di tingkat desa, setelah sosialisasi selesai dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah mengadakan mini lokakarya. Mini lokakarya dilaksanakan untuk tujuan

membentuk Posdaya dengan basis sesuai yang dikehendaki masyarakat setempat. Peserta mini lokakarya adalah perangkat desa, tokoh masyarakat, pengurus PKK, pengurus Posyandu, dan pengurus Masjid (Majelis Taklim). Dari mini lokakarya ini akan terbentuk kepengurusan Posdaya di wilayah desa bersangkutan. Setelah terbentuk kepengurusan Posdaya, yang kemudian akan disahkan oleh Pemerintah Desa dengan diberikan Surat Keputusan (SK), kegiatan selanjutnya adalah memberikan pelatihan dan pembinaan kepada pengurus-pengurus Posdaya yang telah terbentuk sebelumnya, meliputi manajemen (pengelolaan) Posdaya, penyusunan program maupun administrasi keorganisasian Posdaya. Langkah selanjutnya adalah memberikan pendampingan terhadap pelaksanaan program-program yang akan dijalankan oleh masing-masing Posdaya.

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

Pembentukan dan Pengembangan POSDAYA di Kabupaten Sukoharjo

mulai

Sosialisasi

Pembentukan Posdaya melalui mini lokakarya

Posdaya Terbentuk (disahkan Pemerintah Desa)

Pelatihan Manajemen dan Penyusunan Program

Pendampingan Pelaksanaan Program

Monitoring dan Evalusi Posdaya

Kriteria Posdaya

Mandiri? atau Mandiri Inti?

TIDAK (Pemula/semi mandiri)

YA

Pengembangan dan Perluasan Posdaya Gambar 1. Jalannya Kegiatan secara keseluruhan

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

DIANMAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013

Monitoring

dan

Evaluasi

diperlukan

untuk

mengetahui

keberhasilan

pembentukan Posdaya dan untuk menentukan kategori/kriteria Posdaya yang terbentuk. Instrumen evaluasi berupa alat monev dalam program Microsof Excel yang diberikan oleh Madeare, (2010). Dari aplikasi alat monev akan diperoleh skor yang berdampak pada kriteria Posdaya. Skor 0-30 kategori Posdaya Pemula; 31-50 = Posdaya Semi Mandiri; 51-70 = Posdaya Mandiri; > 70 = Posdaya Mandiri Inti.

2. Pengembangan Posdaya Pengembangan Posdaya dilaksanakan setelah Posdaya yang terbentuk telah dievaluasi dan berdasarkan hasil evaluasi termasuk dalam katergori /kriteria Mandiri/Mandiri Inti. Posdaya yang telah memiliki kategori Mandiri atau Mandiri Inti berhak mengembangkan diri membentuk Posdaya-posdaya baru di wilayah sekitarnya. Jalannya pembentukan Posdaya seperti yang telah diajarkan sebelumnya sebagaimana Sub No.1 di atas dan dijalankan oleh Posdaya akan mengembangkan diri. Pendampingan dalam setiap langkah pembentukan Posdaya masih diperlukan.

D. KARYA UTAMA Hasil perintisan dan pembentukan Posdaya di dua lokasi di Kabupaten Sukoharjo, telah terbentuk 2 (dua) Posdaya yaitu Posdaya MEKAR SARI yang berlokasi di Dukuh Werubadran RW II, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto dan Posdaya GUYUP RUKUN yang berlokasi di Dukuh Tengkek, RW 08, Desa Pondok, Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Kedua Posdaya telah disahkan oleh Pemerintah Desa masing-masing dengan surat keputusan Kepala Desa masing-masing, sebagaimana termuat dalam Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut juga terlihat program prioritas dari masing-masing Posdaya. Programprogram yang dicanangkan merupakan hasil pelatihan Tim terhadap penyusunan program Posdaya kepada pengurus-pengurus Posdaya yang telah terbentuk. Program dibuat berdasarkan hasil memotret potensi yang dimiliki wilayah masing-masing Posdaya.

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

Pembentukan dan Pengembangan POSDAYA di Kabupaten Sukoharjo

Tabel 1. Hasil Pembentukan Posdaya dan Program Prioritas No Nama Posdaya dan SK Kepala Desa Nama Pengurus (Kontak Person) H. Sutardi (ketua) 081804506959 Alamat Program prioritas

MEKAR SARI SK Nomor : 141/98/X/2009

Dukuh Werubadran RW 11, Desa Polokarto, Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo

GUYUP RUKUN SK Nomor : 141/11/12/2009

Sumiyatun, S.Pd (ketua I) 087736029165

Dukuh Tengkek RW 08, Desa Pondok di Kec. Nguter, Kab. Sukoharjo

Bidang Pemberdayaan Ekonomi : Mengembangkan Emping garut, kripik singkong rasa gadung, pati garut dan insektisida hayati (BV-Ria) Bidang Pemberdayaan Ekonomi : Mengembangkan Es Krim Ketela rambat, bakso ikan lele afkhir

Dari Tabel 1 tampak bahwa program prioritas yang dikembangkan di kedua Posdaya adalah pemberdayaan ekonomi (wirausaha) meliputi mengembangkan emping garut, kripik singkong rasa gadung, pati garut dan insektisida hayati dengan merk BVRia. Produk-produk tersebut memperoleh kesempatan mengikuti pameran produk di Universitas Sebelas Maret pada acara Pameran Produk antar Posdaya

E. ULASAN KARYA UTAMA

Dalam menyusun program para pengurus diberi pelatihan terlebih dahulu oleh Tim. Program disusun didasarkan pada profil dan analisis situasi dari wilayah masingmasing Posdaya. Dari potensi yang dimiliki dan analisis situasi dari masing-masing wilayah Posdaya akan diperoleh peta masalah dan pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini yang akan menjadi program Posdaya. Program-program yang berhasil disusun tidak saja bidang pemberdayaan

ekonomi (Tabel 1), namun juga meliputi bidang pendidikan, bidang kesehatan dan bidang lingkungan, dengan prioriras program yang akan dilaksanakan terlebih dahulu adalah pemberdayaan ekonomi (Tabel 1). Beberapa program yang berhasil disusun selain bidang ekonomi adalah, bidang kesehatan, bidang pendidikan dan bidang lingkungan seperti tampak pada Tabel 2.

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

DIANMAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013

Tabel 2. Beberapa Program yang Berhasil Disusun oleh Posdaya selain Bidang Ekonomi
No 1 Nama Posdaya Kesehatan MEKAR SARI 1. Jambanisasi 2. Gerakan Jumat bersih 3. Posyandu Lansia Bidang Pendidikan 1. Peningkatan kemampuan administrasi pengurus Posdaya 2. Sosialisasi PAUD Lingkungan 1. Pembuatan SPAL(saluran pembuangan air limbah) 2. Pemanfaatan pekarangan untuk TOGA Ekonomi

GUYUP RUKUN

1. Pembuatan SPAL 2. Penyuluhan bahaya konsumsi Miras

1. Memotivasi remaja putus sekolah mengikuti kejar Paket B dan C 2. Mengaktifkan kelompok BTA (Baca Tulis AlQuran)

1. Budidaya ternak ruminansia 2. Perintisan pendirian lembaga keuangan mikro (Koperasi) 1. Pemanfaatan 1. Meningkatkan lahan ketrampilan ibupekarangan ibu muda dalam kosong mengembangkan 2. Pengelolaan produk unggulan limbah ternak (ayam dan sapi)

Hasil monitoring dan evaluasi dengan instrumen monev terhadap berjalannya Posdaya yang terbentuk, menunjukkan bahwa Posdaya MEKAR SARI memperoleh skor 52 (kriteria Posdaya Mandiri) sementara Posdaya GUYUP RUKUN mendapatkan skor 34 (kriteria Posdaya Semi Mandiri). Dari hasil monitoring dan evaluasi ini Posdaya Mekar Sari berhak mengembangkan Posdaya dan membentuk Posdaya baru.

F. KESIMPULAN Telah terbentuk 2 (dua) Posdaya di dua lokasi di Kabupaten Sukoharjo, yaitu

Posdaya MEKAR SARI yang berlokasi di Dukuh Werubadran RW II, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto dan Posdaya GUYUP RUKUN yang berlokasi di Dukuh Tengkek, RW 08, Desa Pondok, Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Posdaya yang terbentuk telah berhasil mengembangkan 3 (tiga) Posdaya baru di 3 (tiga) lokasi yaitu Posdaya Melati Makmur di Desa Kenokorejo, Posdaya Rukun Mulyo di Desa Bulu dan Posdaya Maju Karya di Desa Tepisari yang ketiganya termasuk di wilayah Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

Pembentukan dan Pengembangan POSDAYA di Kabupaten Sukoharjo

G. DAMPAK DAN MANFAAT Posdaya Mekar Sari yang berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi memperoleh skor 52 (LPPM, 2009) memiliki kategori Mandiri, sehingga pada tahun berikutnya berhak mengembangkan Posdaya dengan memperluas pembentukan Posdaya baru. Dalam mengembangkan Posdaya, Posdaya Mekar Sari didampingi Tim menjalankan langkah-langkah dan tahapan-tahapan pembentukan Posdaya. Dalam tahapan penyusunan program Posdaya baru Tim diundang sebagai narasumber. Hasil pengembangan dan perluasan Posdaya yang dibentuk oleh Posdaya Mekar Sari ditampilkan sebagaimana tampak pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengembangan dan Perluasan Posdaya No 1 Nama Posdaya & SK Kepala Desa Melati Makmur SK Nomor : 141/10/XII/2010 Nama Pengurus (Kontak Person) Sriyanto (ketua) 081804427367 Alamat Dukuh Geneng, Rt 01/RW 8 Desa Kenokorejo, Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo Dukuh Talun, Rt 02/Rw 06 Desa Bulu, Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo Dk. Tepisari Rt 01/Rw 01 Desa Tepisari, Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo Skor Hasil Monev (kriteria Posdaya) 11 (Pemula)

Rukun Mulyo SK Nomor : 600/07/XII/2010

Yoso Wiyono (ketua) 08170442735

24 (Pemula)

Maju Karya SK Nomor : 141/19/XII/2010

Suti (ketua) Kades Suyanto 081931677701

25 (Pemula)

Ketiga Posdaya berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi memperoleh skor 11 untuk Posdaya Melati Makmur, 24 untuk Posdaya Rukun Mulyo serta skor 25 untuk Posdaya Maju Karya. Dari skor yang diperoleh masing-masing Posdaya menunjukkan bahwa ketiga Posdaya masih tergolong dalam Posdaya Pemula sehingga mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Program-program yang disusun dari ketiga Posdaya tersebut meliputi bidang ekonomi (wirausaha), bidang kesehatan, bidang pendidikan dan bidang lingkungan, dengan prioritas program adalah bidang wirausaha. Hal ini dikarenakan bidang ini merupakan upaya strategis dalam mengentaskan kemiskinan.
Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

DIANMAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013

H. DAFTAR PUSTAKA (1) Haryono S dan Rohadi H., 2009. Buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga POSDAYA. Balai Pustaka, Jakarta Pusat. (2) LPPM Univet Bantara Sukoharjo, 2009. Laporan Pelaksanaan Kegiatan. Program Pengembangan Posdaya di Kabupaten Sukoharjo. Program Pengembangan Posdaya Pola Kemitraan kerjasama antara Yayasan Damandiri dengan LPPM Univet Bantara Sukoharjo. (3) LPPM Univet Bantara Sukoharjo, 2011. Laporan Pelaksanaan Kegiatan. Program Pengembangan Posdaya Menjadi Pusat Pelatihan Posdaya Pedesaan Kabupaten Sukoharjo dan KKN Tematik Posdaya Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Tahun 2010. Program Pengembangan Posdaya Pola Kemitraan kerjasama antara Yayasan Damandiri dengan LPPM Univet Bantara Sukoharjo.
(4) Madeare, 2010. Monitoring dan Evaluasi Posdaya. Bahan Rapat Koordinasi Yayasan Damandiri dengan LPM 23-26 Mei 2010 di Yogyakarta.

I. PENGHARGAAN Ucapan terima kasih disampaikan kepada Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang telah membantu sebagian pendanaan pembentukan Posdaya di bawah binaan Univet Bantara Sukoharjo.

10

Sri Hartati, Betty Gama dan Ali Mursyid W.M

Anda mungkin juga menyukai