Anda di halaman 1dari 44

Moderator : dr. Hardhi Pranata, Sp.

S MARS
Destiana Lisnawati

Nama / Umur : Tn. I / 20 th Jenis Kelamin : laki-laki Pekerjaan : siswa secata nosis 338 Agama : Islam Suku Bangsa : Sunda Status Pernikahan : Belum menikah Tanggal Masuk : 4 5 2013 Dirawat yang ke- : 2 Tanggal Pemeriksaan: 4 5 2013

Diambil dari : autoanamnesa dan alloanamnesa Keluhan utama : kejang 1 hari SMRS Keluhan tambahan : sakit kepala sebelah kiri

Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke RSPAD Gatot Subroto rujukan dari RS Dustira karena kejang yang disertai dengan penurunan kesadaran pada tanggal 28 Aprl 2013, serangan kejang terjadi setelah pasien mengikuti kegiatan upacara atau lapor komandan. Serangan kejang dimulai dari bagian kedua tangan terlebih dahulu kemudian keseluruh tubuh. Serangan kejang dirasakan kaku diseluruh tubuh. Kemudian tubuhnya bergetar setelah terjadi kekakuan.

Terjadi kelemahan di tubuh sisi kiri setelah terjadi kejang. Pasien hanya dapat menggerakkan kedua bola matanya saja. Sebelumnya pasien mengalami pemukulan pada bagian kepala sebelah kiri oleh seniornya, tetapi pasien tidak mengalami penurunan kesadaran setelah pukulan tersebut.

1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami serangan kejang tanpa disertai dengan penurunan kesadaran. Sebelum terjadi serangan kejang, pasien merasa nyeri dibagian ulu hatinya. Serangan kejang tidak disertai dengan demam. Pasien mengeluhkan nyeri kepala berat di kepala bagian kiri. Tidak ditemukan kelemahan anggota gerak pada pasien.

Riwayat penyakit dahulu hipertensi trauma kejang Riwayat keluarga ibu kandung hipertensi pada saat kehamilan Riwayat kelahiran / pertumbuhan / perkembangan : tidak ada kelainan

STATUS INTERNUS Keadaan umum: sakit sedang Gizi : baik Tanda vital TD kanan : 170/100 mmHg TD kiri : 170/100 mmHg Nadi kanan : 72 x/min Nadi kiri : 72 x/min Pernapasan : 24 x/min Suhu : 36,5 C

Limfonodi: Tidak teraba membesar. Jantung : BJ I & II dbn, murmur (-), gallop (-). Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-). Hepar : Tidak teraba membesar. Lien : Tidak teraba membesar. Ekstremitas: Akral hangat, tidak ada edema.

STATUS PSIKIATRIK Tingkah Laku : Wajar. Perasaan Hati : Baik. Orientasi : Baik. Jalan Fikiran : Baik. Daya Ingat : Baik.

STATUS NEUROLOGIS Kesadaran : Compos mentis E4 M6 V5 GCS 15 Sikap tubuh : Berbaring terlentang Cara berjalan : Tidak dilakukan Gerakan abnormal : Tidak ada

Kepala Bentuk Simetris Pulsasi Nyeri Tekan Leher Sikap Gerakan Vertebra Nyeri Tekan Pulsasi

: Normocephal. : Simetris. : Teraba a. Temporalis. : Tidak ada.


: Normal. : Bebas tak terbatas. : Dalam batas normal. : Tidak ada. : Teraba a. carotis.

TANDA RANGSANG MENINGEAL Kaku kuduk : (-) / (-) Laseque : (-) / (-) Kernig : (-) / (-) Brudzinsky I : (-) / (-) Brudzinsky II : (-) / (-) NERVI KRANIALIS Dalam batas normal

REFLEKS FISIOLOGIS Refleks tendon


BPR TPR KPR APR

: (+) / (+) : (+) / (+) : (+) / (+) : (+) / (+)

Refleks periosteum : (+) / (+) Refleks permukaan


Dinding perut : (+) Kremaster : tidak dilakukan Spincter ani : tidak dilakukan

MOTORIK Gerakan Kekuatan:


: bebas
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Tonus : normotonus Trofi : eutrofi

REFLEKS PATOLOGIS Hoffman trommer : (-) / (-) Babinsky : (-) / (-) Chaddock : (-) / (-) Openheim : (-) / (-) Gordon : (-) / (-) Schaefer : (-) / (-) Rosolimo : (-) / (-) Mendel Bechterew : (-) / (-) Klonus paha : (-) / (-) Klonus kaki : (-) / (-)

SENSIBILITAS Ekteroseptif Nyeri : (+) / (+) Suhu : Tidak dilakukan Taktil : (+) / (+) Propioseptif Vibrasi : (+) / (+) Posisi : Tidak dilakukan Tekan : (+) / (+)

KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN Tes romberg : tidak dilakukan Tes tandem : tidak dilakukan Tes fukuda : tidak dilakukan Disdiadokokenesis : baik Rebound phenomen : baik Dismetri : tidak dilakukan Tes jari telunjuk hidung : baik Tes jari telunjuk telunjuk : baik Tes tumit lutut : tidak dilakukan

FUNGSI OTONOM Miksi


Inkontinensia : tidak ada kelainan Retensi : tidak ada kelainan Anuria : tidak ada kelainan

DEFEKASI

Inkontinensia : tidak ada kelainan Retensi : tidak ada kelainan

FUNGSI LUHUR Fungsi bahasa Fungsi orientasi Fungsi memori Fungsi emosi Fungsi kognisi

: baik
: baik : baik : baik : baik

DIAGNOSA Diagnosa klinis : kejang fokal berkembang menjadi general Diagnosa topis : korteks motor cerebri Diagnosa etiologi : epilepsi umum primer

TERAPI Fenitoin 300 mg 1-1-1 Amlodipin 10 mg 1-0-0 PEMERIKSAAN LANJUTAN EEG Pemeriksaan elektrolit laboratorium : Na, K, Cl, Ca, Mg

PROGNOSA Ad vitam Ad fungsionam Ad sanam Ad cosmeticum

: bonam : bonam : bonam : bonam

PEMERIKSAAN PENUNJANG Lab


Hb 11,7 mg/dL MCV 67,2 U/3 MCH 21,4Pq MCHC 31,8% Gula darah puasa 69 mg/dL Asam urat 11,2 mg/dL

CT SCAN Kepala tanpa kontras

Tidak tampak/ belum tampak tanda infark Tidak tampak tand perdarahan intra cerebral/ massa/ SOL

KEJANG
Gangguan sirkulasi otak MRI : tdk tampak infark Infeksi otak tdk ada demam & leukositosis Gangguan metabolik lab DBN Gangguan elektrolit belum di lakukan lab SOL MRI : tdk tampak massa/ Perdarahan/ SOL Epilepsi riwayat kejang berulang dgn fx pencetus tdk jelas Obat- obatan pasien tdk sedang mengkonsumsi obat- obatan yg menyebabkan kejang

Kejang tanpa faktor pencetus sebanyak 2x dalam 6 hari epilepsi Kejang dimulai dgn kekakuan pd kedua lengan diikuti kekakuan pd seluruh tubuh kejang fokal berkembang menjadi general Kejang dimulai dg kekakuan kemudian bergetar seluruh tubuh kejang jenis tonik klonik Ada kelemahan pd ekstremitas kiri setelah serangan kejang todds paresis

LAB

Penurunan kadar HB, Ht anemia


Defisiensi besi Hemolisis kimia darah : tdk ada peningkatan

bilirubin

Lab elektrolit Na, K, Cl, Mg, Ka EEG

Fenitoin (obat anti epilepsi)

Mx kerja utama : korteks motoris hambat penyebaran aktivitas kejang Meurunkan aktivitas maksimal pusat batang otak yg bhub dgn fase tonik dr kejang tonik-klonik Dosis awal : 300 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis Dosis pemeliharaan : 300 400 mg/hari atau 3 5 mg/kg BB/hari (max 600 mg/hari)

Amlodipin (obat anti hipertensi)

Golongan Ca channel blocker Mx kerja : bekerja lsg sbg vasodilator arteri perifer penurunan resistensi vaskular dan tekanan darah Onset : perlahan, dapat bertahan selama 24 jam tdk menyebabkan hipotensi akut Dosis anjuran 5 10 mg/ hari

DEFINISI kumpulan gejala dan tanda-tanda klinis yang muncul disebabkan gangguan fungsi otak secara intermiten, yang terjadi akibat lepas muatan listrik abnormal atau berlebihan dari neuron-neuron secara paroksismal dengan berbagai macam etiologi

Manifestasi serangan atau bangkitan epilepsi secara klinis dapat dicirikan sebagai berikut yaitu gejala yang timbulnya mendadak, hilang spontan dan cenderung untuk berulang

gangguan tingkat penurunan kesadaran, gangguan sensorik (subyektif), gangguan motorik atau kejang (obyektif), gangguan otonom (vegetatif) dan perubahan tingkah laku (psikologis)

ETIOLOGI Idiopatik Faktor herediter Faktor genetik Kelainan kongenital otak Gangguan metabolik Infeksi Trauma

FAKTOR PENCETUS Kurang tidur Stres emosional Infeksi Obat-obatan Alkohol Perubahan hormonal Terlalu lelah Fotosensitif

KLASIFIKASI Serangan fokal Serangan umum

Gangguan regulasi elektrik dari neuron otak Ketidak seimbangan dari neurotransmiter glutamat (eksitatorik) dan neurotransmiter GABA (inhibitorik)

GABAA terbuka kanal Cl bermuatan negatif ion Cl masuk hambat depolarisasi perlambat proses penyampaian impuls GABAB terbuka kanal K bermuatan positif ion K keluar menurunkan potensial aksi Gang pd reseptor maupun pengeluaran GABA defek penghambatan impuls sarar potensial aksi berlebihan kejang

Reseptor AMPA (Na & K) & NMDA (Ca) defek pd pengaktifan reseptor perpanjangan durasi reseptor impuls yg berlebihan kejang

Anda mungkin juga menyukai