Anda di halaman 1dari 1

Turmeric Curcumin Inhibits Entry of All Hepatitis C Virus Genotypes into Human Liver Cell Hepatitis C adalah penyakit

infeksius yang umumnya menyerahng hati (liver) pada manusia dan simpanse. Hepatitis C disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV).Hepatitis C umumnya merupakan penyakit yang tidak memberikan gejala secara langsung ketika terinfeksi melainkan merupakan penyakit bersifat kronis dimana pada keadaan parah baru akan menunjukkan gejala. Hal inilah yang terkadang menyebabkan penanganan pada pasien yang terjangkit sering kali terlambat. Virus hepatitis C adalah virus yang beramplop dengan RNA single stranded sebagai materi genetiknya. Virus ini merupakan virus dari family Flaviviridae, genus Hepacivirus. Penyebaran virus ini dilakukan dari sel ke sel dengan membentuk zona yang dikenal sebagai nest. Pada daerah ini umumnya sel yang terinfeksi akan terkumpul dan sel yang bertetangga memiliki kemungkinan terjangkit yang tinggi. Selain karena tidak menunjukkan gejala segera setelah infeksi, Penanganan hepatitis C menemui beberapa masalah lain , diantaranya harga, Kesempatan akses untuk pengobatan, efek samping, dan kesempatan berhasil yang relatif kecil. Beberapa contoh terapi yang higga kini umum digunakan diantaranyapemberian obat, PEG-IFN, Ribavarin,Protease inhibitor, dan transplantasi hati. Pada pemberian obat terdapat 4 sasaran yang dapat digunakan diantaranya netralisasi virus, inhibisi pelekatan, inhibisi masuknya virus, dan inhibisi fisi virus . Pada penelitian kali ini digunakan curcumin karena harganya murah, mudah didapatkan, memiliki banyak kegunaan yang telah diketahui seperti anti-inflamatory, aman dalam konsentrasi tinggi, dan relatif belum banyak diteliti. Kurkumin pada kunyit tidak dalam keadaan murni, artinya terdapat variasi, dari 4 macam variasi kurkumin, tetrahydocurcumin merupakan variasai yang tidak dapat memberi efek terhadap HCV. Pada percobaan kali ini telah dilakukan pengamatan dengan menginjeksikan nanocurcumin dalam penelitian invitro 4 jam sebelum infeksi, 4 jam setelah infeksi dan bersamaan, dan didapati hasil yang optimum pada saat diinjeksi bersamaan dengan infeksi. Hasil ini mengindikasikan kurkumin akan bekerja terhadap virusnya. Lebih jauh, penelitian telah berhasil mengamati mode kerja kurkumin , yaitu dengan mengganggu fluiditas membran, diduga berkaitan dengan lipid pada membran. Kurkumin juga telah teramati hanya dapat berefek pada virus yang memiliki amplop. Penelitian terhadap efek kurkumin secara invivo sampai saat ini masih mengalami kendala perijinan penggunaan simpanse/ manusia sebagai sampel. Sebagai alternatif digunakan tikus yang telah direkayasa dengan penambahan gen sintesis protein reseptor virus. Mengingat jumlah tikus yang terbatas dan harganya yang mahal, penelitian ini belum dapat digunakan / diaplikasikan.

YEHEZKIEL VICTORIO/10412028

Anda mungkin juga menyukai