Anda di halaman 1dari 17

Ali Murtono/04212092/SI

PANCASILA Jawaban UTS 1.a. Bukti bahwa secara historis maupun cultural nilai-nilai Pancasila sudah dihayati oleh para leluhur Bangsa Indonesia diantaranya Pada !aman "era#aan "utai sudah menun#ukkan nilai social politik $bentuk kera#aan%& nilai keTuhanan dengan mengembangkan agama Budha& kenduri serta sedekah ke para Brahmana. Pada !aman "era#aan 'a#apahit sudah menganut paham demokrasi& yakni adanya toleransi dan mengakui adanya perbedaan antara agama Budha& (indu& dan Islam yang dianut oleh kera#aan Samudra Pasai $)ceh%. 'enurut 'oh. *amin& berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kera#aan lama. +egara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui Tiga tahap yaitu Pertama !aman "era#aan Sriwi#aya yang bercirikan Kedatuan, Kedua +egara kebangsaan pada ,aman "era#aan 'a#apahit yang bercirikan Keprabuan& dan Ketiga adalah Negara Kebangsaan (Nation State) Modern yakni Indonesia Merdeka yang pada tanggal 1)gustus 1./0 telah sah men#adi sebuah +egara. 1.b. Sarjana yang Sujana Jadilah Sar#ana yang Su#ana Sar#ana yang su#ana adalah sar#ana yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial& budaya& hukum& politik& pertahanan& dan keamanan dalam setiap #aman dengan menggunakan pola pikir yang sistematis dalam setiap memecahkan permasalahan dalam diri maupun secara luas dalam bermasyarakat serta mampu bersikap pro1esional mandiri serta disiplin terhadap konsekuensi ilmu pengetahuan dan percaya pada kemampuan diri sendiri yang mampu membawa perubahan-perubahan positi1 pada masyarakat secara luas dan umum. 2iri-ciri Sar#ana yang Su#ana adalah 1. Pro1esional. 3. Sistematis. 4. 5isiplin. /. Percaya diri. 3.a. Pada tanggal 3. 'ei 1./0& 'ohammad *amin mengemukakan gagasannya. 'enurutnya& +egara Indonesia harus berpi#ak pada lima dasar. Berikut ini lima dasar usulan 'ohammad *amin 1. Peri "ebangsaan 3. Peri kemanusiaan 4. Peri "etuhanan /. Peri "erakyatan 0. "ese#ahteraan Selan#utnya& tanggal 41 'ei 1./0 giliran Pro1. 5r. Soepomo yang berargumentasi& Beliau tidak menyampaikan rumusan calon dasar negara& tetapi hanya mengemukakan teori-teori +egara. Terakhir& tanggal 1 Juni 1./0 giliran Ir. Soekarno menyampaikan usulan lima 5asar +egara yang diberi nama Pancasila& yaitu 1. +asionalisme atau "ebangsaan Univ. Narotama Surabaya

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA 3. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 4. 'u1akat atau 5emokrasi /. "ese#ahteraan Sosial 0. "etuhanan yang berkebudayaan 3.b. Pro1. 5r. Soepomo dalam siding BPUP"I tidak mengemukakan dasar +egara& tetapi mengemukakan teori-teori +egara sebagai berikut 1. Teori +egara Perorangan $Indi6idualis% +egara adalah masyarakat hukum $legal society% yang disusun atas kontrak antara seluruh indi6idu dengan pemerintah atau penguasa. 3. Paham +egara "elas atau Teori 7olongan $2lass Theory% Paham ini populer dengan istilah Komunis& artinya negara adalah alat dari suatu golongan atau kelas $Bor#uis% iuntuk menindas kelas yang lain $Proletar%. +egara kapitalis adalah alat kaum bor#uis& maka a#aran 'ar8is mengan#urkan kaum proletar $kaum yang tidak memiliki modal% meraih kekuasaan dengan #alan ganti menindas kaum bor#uis& class action $gerakan massa% atau re6olusi. 4. Paham +egara Integralistik 'enurut paham ini +egara bukan men#amin perseorangan atau golongan& tetapi men#amin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan. +egara adalah susunan masyarakat integral& dengan segala golongan& bagian yang anggotanya saling berhubungan dan merupakan kesatuan organis. +egara memberi penghidupan bangsa seluruhnya& +egara tidak memihak salah satu golongan9kelompok& yang terpenting bahwa negara men#aga dan men#amin keselamatan hidup bangsa sebagai suatu persatuan. 3.c. 5ari 4 teori 9 bentuk +egara& yang sesuai untuk Indonesia adalah teori Paham +egara Integralistik sebab dalam teori tersebut +egara tidak memihak salah satu golongan9kelompok& yang terpenting bahwa negara men#aga dan men#amin keselamatan hidup bangsa sebagai suatu persatuan. 4.a. Komprehensif Integralistik Pancasila pada hakekatnya yang terdiri dari sila-sila merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan (komprehensif integralistik%. "esatuan sila-sila dari Pancasila merupakan kesatuan organis yang pada hakekatnya secara 1iloso1is bersumber pada hakekat dasar ontologis manusia& sebagai pendukung dari isi dan inti sila-sila Pancasila& yakni berupa hakekat manusia monopluralis. Demokrasi tak langsung Demokrasi Tak Langsung atau Demokrasi Perwakilan 5alam demokrasi tak langsung& seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka. Tirani Minoritas Univ. Narotama Surabaya

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya Tirani minoritas& adalah kelompok yang #umlahnya kecil& tetapi memegang peranan penting& karena segala kebi#akan yang akan diambil mempengaruhi tata kehidupan masyarakat pada umumnya. 'isal pemgambilan keputusan dari Pengusaha& tentang kenaikan harga minyak goreng akan berpengaruh dalam sektor usaha $ekonomi% masyarakat. Cultuure Stelsel Cultuurstelsel sebagai Sistem Tanam Paksa& adalah peraturan yang dikeluarkan oleh 7ubernur Jenderal Johannes 6an den Bosch pada tahun 1-4: yang mewa#ibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya $3:;% untuk ditanami komoditi ekspor& khususnya kopi& tebu& dan tarum $nila%. Le populi Suprema le "eselamatan <akyat adalah hukum tertinggi !himsa =anti kekerasan> 'enang tanpa mengalahkan 4.b. 'enun#ukkan bahwa semua yang dilakukan Soekarno-(atta adalah untuk kemerdekaan bangsa Indonesia bukan untuk diri pribadi. /.a. "arena kurang disetu#ui oleh sebagian komponen bangsa yang lai& terutama dari wilayah timur Indonesia yang merasa keberatan dengan sila pertama tersebut. 'aka sila tersebut diubah itu dimaksudkan untuk men#aga persatuan dan kesatuan Indonesia yang baru sa#a merdeka. /.b. Bebas )kti1 Pra ?.. Bebas& dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. )kti1& berarti bahwa di dalam men#alankan kebi#aksanaan luar negerinya& Indonesia tidak bersi1at pasi1-reakti1 atas ke#adian-ke#adian internasionalnya& melainkan bersi1at akti1. Pasca ?? Indonesia mengembangkan strategi politik luar negeri baru yang lebih sesuai dengan perkembangan ,aman& di mana perang dingin antara Blok Uni So6iet dengan )merika Serikat yang men#adi latar belakang politik bebas akti1& sudah tiada. politik luar negeri ke segala arah dengan tu#uan mempunyai se#uta kawan tanpa musuh Indonesia harus meningkatkan kiner#a diplomasi bebas akti1 agar lebih berorientasi pada penciptaan peluang& karena dalam era 7-3:& dalam era globalisasi& inilah saatnya Indonesia semakin mendunia. @Inilah saatnya prestasi& produk& budaya& dan ide-ide Indonesia semakin men#adi bagian dari dinamika di tingkat global&@ 'eski begitu& bukan berarti politik bebas akti1 ditinggalkan. Indonesia akan konsisten men#alankannya agar tidak terombang-ambing oleh kepentingan orang lain& namun tetap ber#angkar pada prinsip dan kepentingan nasional.
0.a. Strategi per#uangan melawan pen#a#ah sebelum era kebangkitan nasional

1. 3.

Bersi1at lokal atau kedaerahan& artinya terbatas daerah tertentu sa#a. Tidak ada koordinasi antara pe#uang satu daerah dengan daerah lain Perlawanan secara sporadic dan tidak serentak& Perlawanan dipimpin oleh pimpinan kharismatik sehingga tidak ada yang melan#utkan.

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA 4. Univ. Narotama Surabaya Sebelum masa 1.:- perlawanan menggunakan kekerasan sen#ata. Para pe#uang di adu domba oleh pen#a#ah $de6ide et impera politik memecah belah bangsa Indonesia%

Strategi per uangan mela!an pen a ah masa kebangkitan nasional


Strategi ini merupakan strategi per#uangan yang baru dan berbeda dengan per#uangan sebelumnya. 2iri-ciri per#uangannya yaitu 1. Per#uangan dilakukan dengan menggunakan organisasi& bukan menggunakan kekerasan 3. Para pemimpin berasal dari kaum intelektual& bukan ra#a atau sultan 4. <asa persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Per#uangan tidak bersi1at kedaerahan lagi.

Strategi per uangan mela!an pen a ah pas"a kebangkitan nasional Pada mulanya pergerakan-pergerakan itu berasaskan kooperati1& namun perkembangannya berubah men#adi non kooperati1& awalnya bertu#uan hanya berhubungan dengan perdagangan& sosial& agama dan pendidikan& namun kemudian meningkat men#adi sebuah tuntutan politik& yaitu Indonesia Merdeka. 5.b. Makna Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda pra Kemerdekaan 'en#adi se#arah dan #uga sebuah bukti bahwa pemuda memiliki semangat yang tinggi dalam upaya perbaikan negerinya. Semangat baru ini dikobarkan para pemuda ditengah masa pen#a#ahan. 5engan satu tu#uan mencapai cita cita negara Indonesia yang berdaulat. Berbagai peristiwa mewarnai per#uangan mereka dan rela berkorban hanya untuk mengedepankan persatuan& kesatuan& dan tu#u#an kemerdekaan. Pada saat itu& orang berbicara tentang pentingnya kesatuan& karena melihat kondisi kehidupan masyarakat terpecahpecah oleh kolonialisme Belanda. Makna Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda pasca Kemerdekaan kita sebagai generasi penerus perlu merenungi kembali makna sumpah pemuda dan kebangkitan nasional dengan #iwa dan semangat kebangsaan serta keinginan bersatu yang tinggi. Tapi apakah ikatan kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini perlu #adi renungan para tokoh bangsa. "etika tanah air ini aman aman sa#a& apakah semangat nasional #adi luntur& semangat kebangsaan ikut memudar A kita sebagai generasi penerus perlu merenungi kembali makna sumpah pemuda dan kenbangkitan nsional dengan #iwa dan semangat kebangsaan serta keinginan bersatu yang tinggi. Tapi apakah ikatan kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini perlu #adi renungan para tokoh bangsa. "etika tanah air ini aman aman sa#a& apakah semangat nasional #adi luntur& semangat kebangsaan ikut memudar A

U)S

1. Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya Pancasila bersifat sistematis/sistematik& karena 1. Pancasila terdiri dari beberapa Sila& yakni Bima Sila 3. 5iantara Bima Sila mempunyai hubungan yang si1atnya hirarkis $Sila pertama "etuhanan mendasari dan men#iwai Sila kemanusiaan& Sila persatuan& Sila kerakyatan dan Sila eadilan 4. 5iantara Sila-Sila dalam Pacasila tidak saling bertentangan& bahkan merupakan satu kesatuan yang bersi1at komprehesi1 integralistik& saling mendukung dan saling melengkapi. /. 5iantara Sila-Sila dalam Pancasila mempunyai tu#uan dan 1ungsi yang sama& sebagai 5asar +egara& 5asar Cilsa1at Bangsa& Ideologi maupun sebagai Pandangan (idup $way o1 li1e% Bangsa Indonesia.

Pan"asila Sebagai Sistem #ilsafat


Pancasila dapat dikatakan Sebagai Sistem Cilsa1at& karena di dalamnya terdapat nilai-nilai "etuhanan $theologi%& nilai manusia $antropologi%& nilai kesatuan $meta1isika& yang berhubungan dengan penger tian hakekat satu%& kerakyatan $hakekat demokrasi% dan keadilan $hakekat keadilan%.

Pan"asila sebagai #ilsafat


1ilsa1at Pancasila secara umum adalah hasil berpikir9pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap& dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu $kenyataan& normanorma& nilai-nilai% yang paling benar& paling adil& paling bi#aksana& paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. 3.a. Pan"asila sebagai $asar Negara Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara& tetapi #uga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersi1at uni6ersal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan <epublik Indonesia secara kekal dan abadi. 2ontoh bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber huum (sumber hukum formal,
undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum). Pancasila sebagai Ideologi

Pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu Pancasila merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ,aman tanpa pengubahan nilai-nilai dasarnya. Pancasila sebagai ideologi terbuka& mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan ,aman. Sebagai ideologi terbuka& Pancasila memberikan orientasi ke depan& mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya& terutama menghadapi globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. 2ontoh sebagai pemersatu bangsa& yang mana di Indonesia ada berbagai #enis suku& agama& adat& bahasa yang mana semua atau sebagaian besar menerima pancasila sebagai ideologi Pan"asila sebagai Pandangan %idup Pancasila sebagai pandangan hidup sering #uga disebut way o1 li1e& pegangan hidup& pedoman hidup& pandangan dunia atau petun#uk hidup. Dalaupun ada banyak istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama. Bebih lan#ut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petun#uk dalam kehidupan sehari E hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu di#iwai oleh nilai E nilai luhur pancasila. "arena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa& maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. (al

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya ini tampak dalam se#arah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda& namun dalam 4 buah UU5 yang pernah kita miliki yaitu dalam pembukaan UU5 1./0& dalam 'ukadimah UU5 Sementara <epublik Indonesia 1.0:. Pancasila itu tetap tercantum didalamnya& Pancasila yang lalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu& Pancasila yang selalu men#adi pegangan bersama saat-saat ter#adi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa kita& merupakan bukti se#arah sebagai dasar kerohanian negara& dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbunya rakyat. Fleh karena itu& ia #uga merupakan dasar yang mamapu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. 3.b. 'engapa suatu +egara harus mempunyai ideology "arena sebuah negara dan sebuah negara memerlukan sebuah ideologi untuk men#alankan sistem pemerintahan yang ada pada negara tersebut& dan masing-masing negara berhak menentukan ideologi apa yang paling tepat untuk digunakan& dan di Indonesia yang paling tepat adalah digunakan adalah ideologi terbuka karena di Indonesia menganut sistem pemerintahan demokratis yang di dalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai dengan keinginannya masing-masing. 'aka dari itu& ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah yang paling tepat untuk digunakan oleh Indonesia. 4.a. Sintesa paaradoksal yakni dua hal yang berbeda dan merupakan satu kesatuan yang saling meleng kapi dan mempengaruhi. &entering of life konsep satu kesatuan dan keseimbangan kosmos dan masingmasing memberi kekuatan9energi secara sentral %edonisme pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan men#adi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan 'o!etten potensi diri manusia yang ada se#ak lahir yang mampu memberikan petun#uk& penilaian terhadap perilaku manusia. 4.b. "ilai $6alue% adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Si1at dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. +ilai bersumber pada budi yang ber1ungsi mendorong dan mengarahkan $moti6ator% sikap dan perilaku manusia. +ilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wu#ud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya. "orma adalah perwu#udan martabat manusia sebagai mahluk budaya& moral& religi& dan sosial. +orma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Fleh karena itu norma dalam perwu#udannya norma agama& norma 1ilsa1at& norma kesusilaan& norma hukum dan norma sosial. +orma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi. Moral berasal dari kata mos $mores% yang sinonim dengan kesusilaan& kelakuan. 'oral adalah a#aran tentang hal yang baik dan buruk& yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan& kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya& dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang ter#adi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. 'oral dalam perwu#udannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar& baik terpu#i dan mulia. 'oral dapat berupa kesetiaan& kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat& berbangsa dan bernegara.

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya /. E +orma agama& yaitu peraturanhidup yang diterima sebagai perintah-perintah& laranganlarangan dan an#uran-an#uran yang berasal dari Tuhan. 2ontoh tidak boleh minumminuman keras& berbuat maksiat&mengkonsumsi madat& dan lain-lain. +orma kesusilaan& yaitu peraturan hidup yang dianggapsebagai suara hati nurani manusia atau datang melalui suarabatin yang diakuidan diinsya1i oleh setiap orang sebagai pedoman dalam bersikap dan berbuat. 2ontoh seorang anak durhaka terhadap orangtuanya. +orma kesopanan& yaitu peraturan hidup yang timbul dari pergaulansegolongan manusia yang diikuti dan ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap lingkungan sekitarnya $misalnya orang muda harus menghormati yang lebih tua%. +orma hukum& yaitu peraturan-peraturan yang timbul dari hukum yang dibuat olehpenguasa negara yang isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaanoleh alat-alat negara.2ontoh melakukan pencurian& pembunuhan& pemerkosaan& dan lain-lain.

0.a. Gtika adalah suatu ilmu atau sistem ber1ikir untuk mengka#i norma-norma yang ada di masyarakat& sedangkan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dapat disebut dengan norma. Pendidikan ataupun pembela#aran adalah suatu interaksi yang tidak luput dari peran etika yang mengatur interaksi antara si pembela#ar dengan pendidik. Gtika Pembela#aran adalah suatu proses dalam mendapatkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan& sehingga ilmu itu berman1aat bagi kehidupannya& lingkungannya dan bangsanya.dari pengertian di atas& etika adalah sistem ber1ikir untuk menganalisis normanorma yang berlaku di masyarakat untuk diimplementasikan dalam ruang lingkup pembela#aran. a. 5i Gra 7lobalisasi seperti sekarang ini& kebutuhan akan In1ormasi sangatlah penting untuk menun#ang kegiatan kehidupan agar lebih baik. Salah satu komponen penun#ang dari era 7lobalisasi tersebut adalah para Pro1esional di bidang Teknologi In1ormasi $TI% yang mempunyai peran sangat penting dalam menya#ikan in1ormasi yang dapat berguna bagi masyarakat banyak. Para Pro1esional bidang TI tersebut haruslah memiliki moral serta etika pro1esi yang baik agar dalam peker#aannya sehari-hari dapat menghasilkan karya-karya yang baik dan dapat berman1aat bagi masyarakat. Sebelum kita beran#ak #auh berbicara mengenai pentingnya Gtika bagi Pro1esional bidang TI& perlu kiranya kita mengetahui apa itu moral& etika& serta etika pro1esi agar kita paham akan pentingnya etika pro1esi yang harus kita miliki.

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya

!"!LISIS T!#$%!" !"T!% P&L!'!%


Tawuran pela#ar saat ini sudah men#adi momok bagi masyarakat. Prilaku tawuran pela#ar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cedera tapi sudah

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama Univ. Narotama Surabaya sepuluh tahun terakhir.

Beberapa tahun lalu beberapa siswa dari sebuah sekolah swasta ditangkap polisi karena membacok siswa S'" 0 Semarang. 'ereka terancam dikeluarkan dari sekolah dan dihukum pen#ara. Dali "ota Sukawi Sutarip mendukung bila sekolah mengeluarkan siswa yang terlibat tawuran. Bahkan ia mengatakan& semua sekolah di Semarang tidak boleh menerima siswa itu lagi. )kankah tindakan represi1 semacam itu akan menyelesaikan masalahA 'araknya tawuran pela#ar dipicu oleh banyak 1aktor. Pada tingkat mikro& rendahnya kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berprilaku yang tidak pronorma. Pada tingkat messo& buruknya kualitas dan mana#emen pendidikan mendorong rasa 1rustasi anak yang dilampiaskan pada tindakan negati1& termasuk tawuran. 5i tingkat makro& persoalan pengangguran& kemiskinan& dan kesulitan hidup memberi sumbangan tinggi bagi terbentuknya masyarakat $termasuk siswa% yang merasa kehilangan harapan untuk hidup layak. Pembahasan pada artikel ini dibatasi pada bidang pendidikan. Sekolah sebagai =Pembunuh> Siswa

Beragam =prestasi buruk> selama ini menghadapkan pendidikan pada pertanyaan mendasar tetapi sangat 1undamental se#auhmana e1ekti6itas pendidikan bagi peningkatan kualitas siswa. Pertanyaan mendasar tersebut layak dikedepankan mengingat sumbangsih pendidikan bagi masyarakat belum terlihat secara kasat mata. Padahal =in6estasi> yang diserap dunia pendidikan sangat besar. Pendidikan belum berhasil men#adi solusi bagi kese#ahteraan hidup manusia& tetapi sebaliknya menciptakan masalah bagi masyarakat.

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya Salah satu masalah yang dihadapi pendidikan adalah kurikulum yang dianggap terlalu berat dan membebani siswa. "uatnya campur tangan pemerintah dalam dunia pendidikan ditengarai pada dominannya pemerintah dalam penyusunan kurikulum. 5i samping itu& banyak pihak yang ingin memasukan =kepentingannya> dalam kurikulum pendidikan. 5epartemen "operasi ingin ada pela#aran tentang koperasi& pengusaha industri ingin ada pela#aran teknis ker#a& serikat buruh ingin ada pela#aran tentang buruh. )kibatnya batok kepala siswa men#adi =keran#ang sampah> bagi beragam kepentingan. Banyaknya bidang ka#ian men#adikan substansi pengetahuan men#adi sedikit& tetapi terlalu montok. )khirnya kita lupa& bahwa apa yang dipela#ari siswa =tidak berman1aat>. Sudah sumpeg& metode pembela#arannya pun represi1. 'odus pembela#aran yang monolog oleh guru terasa benar miskin makna. *ang dimaksud cerdas oleh guru adalah besarnya daya ingat siswa terhadap segudang in1ormasi& seperti halnya ketangkasan cerdas cermat. Pendidikan #uga terlalu science minded. )da siswa S'U yang setiap minggunya harus bela#ar matematika 1: #am dan 1isika masing-masing 1: #am pela#aran. Seolah-olah matematika dan 1isika merupakan satu-satunya #awaban dari persoalan hidup manusia. Jarang sekali ada sekolah yang mengembangkan pembela#aran sesuai potensi& minat& dan bakat siswa seperti olah raga atau musik& misalnya. )kibat kurikulum yang terlalu berat men#adikan sekolah sebagai =stressorbaru> sebagai siswa. 5isebut =baru> karena siswa sebenarnya sudah sangat tertekan akibat berbagai persoalan keluarga dan masyarakat $termasuk pengangguran dan kemiskinan%. )kibatnya& siswa ke sekolah tidak en#oytetapi malah stress. Siswa tidak menganggap sekolah sebagai akti6itas yang menyenangkan tetapi sebaliknya membebani atau bahkan menakutkan. )kibatnya& siswa lebih senang keluyuran dan kongkow-kongkow di #alan-#alan daripada mengikuti pela#aran di sekolah. )da #oke yang akrab di masyarakat& sekolah sudah men#adi =pembunuh nomor satu> di atas penyakit #antung. Siswa bukan hanya terbunuh secara 1isik karena tawuran& tetapi #uga terbunuh bakat dan potensinya. Banyak talenta siswa yang semestinya bisa dikembangkan dalam bidang olahraga& seni& bahasa& atau #urnalistik& hilang sia-sia akibat =mabuk> bela#ar 1isika dan matematika.

Seorang kawan secara berkelakar mengatakan lebih enak beker#a daripada sekolah. Frang beker#a mulai pukul . sampai / sore $H #am%& selama 0 hari perminggu. Sedangkan siswa masuk sekolah pukul H sampai 14.4: $I&0 #am%& hampir sama dengan orang beker#a. Tetapi ingat malam hari siswa harus bela#ar atau menger#akan peker#aan rumah& serta masuk I hari perminggu. Bagaimana mengatasi kurikulum dianggap o6erload iniA "arena sudah =terlan#ur>& pendidikan harus berani merede1inisi semua programnya. Tetapi& sanggupkah para penentu kebi#akan melakukan perombakanA

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya Itulah masalahnya. Banyak pengelola pendidikan bermental =priyayi>. 'ereka lebih memikirkan kenaikan pangkatnya daripada peningkatan kualitas pendidikan. Budaya =cari muka> dan =minta petun#uk> membuat mereka tidak berani melakukan perubahan. Sebab& mereka tidak mau mempertaruhkan kenaikan pangkatnya. Bebih baik =adem ayem> kenaikan pangkat lancar daripada =kritis> tetapi terancam. Sekolah yang 'enyenangkan Saat ini mulai berkembang paradigma baru tentang =pendidikan yang menyenangkan& seperti model Juantum learning. 5alam Juantum learning pela#aran sekolah tidak men#adi beban bagi siswa. Pendidikan disesuaikan dengan ranah berpikir siswa. Jadi bukannya siswa yang =dipaksa> mengikuti pela#aran sesuai kemauan guru& termasuk dalam hal penilaian benar-salah. 7uru yang harus =masuk> ke dalam ranah berpikir siswa& menyelami apa pemikiran& kehendak& dan #iwa siswa. 5alam Juantum learning& guru tidak bisa dengan otoriter memaksakan pendapatnya paling benar. Tetapi siswa dilibatkan untuk mengka#i kebenaran nilai-nilai itu dan perbedaan pendapat tidak dilarang. Selama ini kan tidak. )turan yang dibuat sekolah bernilai mutlak. Siswa tidak punya kewa#iban lain selain patuh. "alau tidak patuh maka dianggap =melanggar peraturan> sehingga wa#ib diberi sanksi. Tidak ada hak bagi siswa untuk mengemukakan pendapat bahwa setiap aturan mesti tergantung pada konteksnya& termasuk konteks pemikiran siswa. )kibatnya& siswa patuh karena =pura-pura>. Selain Juantum learning& dipelopori 5a6id 7olemen& para pemerhati pendidikan di Barat mulai menyadari bahwa kecerdasan emosional $GK% tidak kalah penting dibanding kecerdasan intelektual $IK%. Bahkan menurut penelitian 5a6id 7oleman& siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi& setelah dewasa #ustru lebih banyak yang =berhasil> dibanding siswa yang memiliki IK tinggi. Paradigma baru ini hendaknya #uga mulai diadopsi di Indonesia. "ecerdasan emosional siswa meliputi kemampuan mengembangkan potensi diri dan melakukan hubungan sosial dengan manusia lain. Beberapa tolok ukurnya adalah memiliki pengendalian diri& bisa men#alin relasi& memiliki si1at kepemimpinan& bisa melobi& dan bisa mempengaruhi manusia lain. Siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi memiliki =beragam alternati1 bahasa> untuk berkomunikasi dan bernegosiasi dengan manusia lain& termasuk dengan seseorang yang =dianggap musuh>. Sebaliknya& siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah hanya memiliki satu bahasa takut atau #ustru sebaliknya& tawur. 'ereka #uga tidak bisa =membedakan> musuh. Tolok ukur seseorang dianggap =kawan> atau =musuh> adalah seragamnya. Siapapun dia& asalnya darimana& kalau memakai seragam sekolah =lawan> harus dimusuhi. Seragam sekolah men#adi sumber masalah. 'eski tu#uannya baik yakni untuk melatih kedisplinan& tetapi #uga membawa dampak negati1. Seragam sekolah menumbuhkan identitas kelompok yang memicu tawuran. Bagipula& penyeragaman seragam sekolah #uga tidak berman1aat. 'alahan& rok siswi yang kadang terlalu mini #uga mengundang masalah sendiri bagi siswa laki-laki.

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya Sebaiknya siswa tidak diwa#ibkan mengenakan seragam. Itulah beberapa tawaran untuk mengurangi tawuran pela#ar. "alau usaha tersebut telah diikhtiarkan tetapi tawuran pela#ar makin mengge#ala& artinya kita perlu berikhtiar lebih keras lagi. Justru itulah makna hakikat pendidikan terus berusaha dan tak kenal menyerah.

I(

K)"S&P 'araknya tingkah laku agresi1 akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok rema#a kota

merupakan sebuah ka#ian yang menarik untuk dibahas. Perkelahian antar pela#ar yang pada umumnya masih rema#a sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari #alan keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi. Perkembangan teknologi yang terpusat pada kotakota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku agresi1 yang dilakukan oleh rema#a kota. Tu#uan pembahasan ini adalah mengetahui rangsangan atau pengaruh terhadap agresi6itas yang dilakukan oleh rema#a kota& membahas pengaruh identitas kelompok yang sangat kuat yang menyebabkan timbul sikap negati1 dan mengeksklusi1kan kelompok lain& mengetahui 1aktor-1aktor apa sa#akah yang memicu perilaku rema#a kota serta mencari penanggulangan yang tepat dalam menyikapi kenakalan rema#a kota. 'an1aat dari pembahasan ini adalah membuka cakrawala bagi semua kalangan baik pemerintah& masyarakat maupun keluarga untuk dapat beker#a sama dalam menyiapkan kader-kader dan generasi bangsa& untuk mengurangi tingkat agresi6itas maupun kenakalan rema#a khususnya perkelahian massal yang kerap kali dilakukan oleh rema#a kota.

II(

*&")M&"! Banyaknya tawuran antar pela#ar di kota-kota besar di Indonesia merupakan

1enomena menarik untuk dibahas. 5i sini penulis akan memberi beberapa contoh dari berita-berita yang ada. 5i Palembang pada tanggal 34 September 3::I ter#adi tawuran antar pela#ar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah& di antaranya adalah S'" P7<I 3& S'" 7)J)( ')5) "G<T)P)TI dan S'"+ / $harian pagi Sumatra ekspres Palembang%. 5i Subang pada tanggal 3I Januari 3::I ter#adi tawuran antara pela#ar S'" *P" Purwakarta dan S'" Sukamandi $harian pikiran rakyat%. 5i 'akasar pada tanggal 1. September 3::I ter#adi tawuran antara pela#ar S') 0 dan S') 4 $karebosi.com%. Tidak hanya pela#ar tingkat sekolah menengah sa#a yang terlibat tawuran& di 'akasar pada tanggal 13 Juli 3::I mahasiswa Uni6ersitas +egeri 'akasar terlibat tawuran dengan sesama rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah $tempointerakti1.com%. Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 3H +o6ember 3::0

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Univ. Narotama Surabaya ter#adi tawuran antara pela#ar S'" 0& S'" / dan S'" 2inde $liputanI.com%. 'asih banyak ke#adian tawuran antar pela#ar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu di sini.

III( *!KT)% P&"+&,!, )da dua 1aktor penyebab ter#adinya tawuran antar pela#ar yaitu 1aktor internal dan 1aktor eksternal. *ang dimaksud dengan 1aktor internal di sini adalah 1aktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh rema#a dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan 1aktor eksternal adalah sebagai berikut 1. 1aktor keluarga a. b. c. baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga perlindungan lebih yang diberikan orang tua penolakan orang tua& ada pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung #awab sebagai ayah dan ibu d. pengaruh buruk dari orang tua& tingkah laku kriminal dan tindakan asusila

3. 1aktor lingkungan sekolah lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan& tanpa halaman bermain yang cukup luas& tanpa ruangan olah raga& minimnya 1asilitas ruang bela#ar& #umlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat& 6entilasi dan sanitasi yang buruk dan lain sebagainya. 4. 1aktor miliu9lingkungan lingkungan sekitar yang tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan rema#a.

IL

M&T)D& 5alam membahas makalah ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan.

'etode penelitian kepustakaan adalah penelitian yang mengutamakan penggunaan perpustakaan sebagai tempat untuk mendapatkan in1ormasi-in1ormasi atau data-data melalui buku-buku.

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA -( S)L$SI Untuk mengatasi masalah tawuran antar pela#ar& di sini penulis akan mengambil dua teori. *ang pertama adalah dari "artini "artono. 5ia menyebutkan bahwa untuk mengatasi tawuran antar pela#ar atau kenakalan rema#a pada umumnya adalah a. Banyak mawas diri& melihat kelemahan dan kekurangan sendiri& dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang si1atnya tidak mendidik dan tidak menuntun b. 'emberi kesempatan kepada rema#a untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat c. 'emberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang rele6an dengan kebutuhan rema#a ,aman sekarang serta kaitannya dengan pengembangan bakat dan potensi rema#a. Teori yang kedua adalah dari 5ry1oos& dia menyebutkan untuk mengatasi tawuran pela#ar atau kenakalan rema#a pada umumnya harus diadakan program yang meliputi unsure-unsur berikut a. Program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekedar ber1okus pada kenakalan b. Program harus memiliki komponen-komponen ganda& karena tidak ada satu pun komponen yang berdiri sendiri sebagai peluru a#aib yang dapat memerangi kenakalan c. Program harus sudah dimulai se#ak awal masa perkembangan anak untuk mencegah masalah bela#ar dan berperilaku d. e. Sekolah memainkan peranan penting Upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada pada perubahan indi6idual& yang men#adi titik berat adalah meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung 1. 'emberi perhatian kepada indi6idu secara intensi1 dan merancang program unik bagi setiap anak merupakan 1aktor yang penting dalam menangani anak-anak yang berisiko tinggi untuk men#adi nakal g. 'an1aat yang didapatkan dari suatu program sering kali hilang saat program tersebut dihentikan& oleh karenanya perlu dikembangkan program yang si1atnya berkesinambungan $paya Mengatasi Ta.uran 1. 5engan memandang masa rema#a merupakan periode storm and drang period $topan dan badai% dimana ge#ala emosi dan tekanan #iwa& sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. 'aka pela#ar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan Univ. Narotama Surabaya

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA mengikuti kegiatan ekstrakulikuler& dll. 3. Bingkungan keluarga #uga dapat melakukan pencegahan ter#adinya tawuran& dengan cara a. 'engasuh anak dengan baik -Penuh kasih sayang - Penanaman disiplin yang baik - )#arkan membedakan yang baik dan buruk - 'engembangkan kemandirian& memberi kebebasan bertanggung #awab - 'engembangkan harga diri anak& menghargai #ika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu. b. 2iptakan suasana yang hangat dan bersahabat (al ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah. c. 'eluangkan waktu untuk kebersamaan Frang tua men#adi contoh yang baik dengan tidak menun#ukan perilaku agresi1& seperti memukul& menghina dan mencemooh. d. 'emperkuat kehidupan beragama *ang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan& melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. e. 'elakukan pembatasan dalam menonton adegan 1ilm yang terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan 6ideo game yang cocok dengan usianya. 1. Frang tua menciptakan suasana demokratis dalam keluarga& sehingga anak memiliki keterampilan social yang baik. "arena kegagalan rema#a dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri& dikucilkan dari pergaulan& cenderung berperilaku normati1 $misalnya& asosial ataupun anti-sosial%.Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan ter#adinya gangguan #iwa& kenakalan rema#a& tindakan kriminal& tindakan kekerasan& dsb. Univ. Narotama Surabaya kegiatan yang lebih berman1aat& Seperti 'engikuti kegiatan kursus& berolahraga&

4. Sekolah #uga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran& diantaranya a. 'enyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bisa

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA berkeyakinan kepada Tuhan. b. Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan olah raga& karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresi6itas rema#a. c. Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu men#alin komunikasi dan koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola penanggulangan dan penanganan kasus. )da baiknya diadakan pertandingan atau acara kesenian bersama di antara sekolah-sekolah yang secara @tradisional bermusuhan@ itu. /. BS' dan )parat "epolisian BS' disini dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. )parat kepolisian #uga memiliki andil dalam menngulangi tawuran dengan cara menempatkan petugas di daerah rawan dan melakukan ra,ia terhadap siswa yang membawa sen#ata ta#am. Univ. Narotama Surabaya mengembangkan secara seimbang tiga potensi& yaitu berpikir& berestetika& dan

5)CT)< PUST)") )& 2raig. G11ect F1 Liolent Lideo 7ames Fn )ggressi6e Beha6ior& )ggressi6e 2ognitiom& )ggressi6e )11ect& Physiological )rousal& )nd Prososial Beha6ior. )merican Psychologycal Society 3::1& $404-40.%. Baron& <.).& dan Byrne 5.B& 1../ Social Psychology. Under Standing (uman Interaction. Boston )llyn M Bacon. Brent& '. Bow Sel1 Gsteem is related to )ggression& )nti Social Beha6ior& and 5elinJuency. <esearch )rticle. )merican Psychological Society 3::0& $43--440%. Bringham& J.2.& Social Psychology. +ew *ork (arper colligns. Publishers Inc. 5iekmann& )ndreas. Social Status and )ggression. The Journal o1 Social Psichology 1..I& 14I$I%& $HI1-HI-%. Prabowo& (. 1..-. =Seri 5iktat "uliah Pengantar Psikologi Bingkungan>. 5epok CakultasPsikologi&Uni6ersitas7unadarma.

Ali Murtono/04212092/SI
PANCASILA Jakarta Balai Pustaka. Datson& 5.B. 1../. Social Psychology. Science and )plication. Illinois Scott and Coresmanand 2o. Dorchel& S. dan 2ooper& J. 1.-I. Understanding Social Psychology.Illinois The 5orsey Press. www.liputanI.com. www.karebosi.com Univ. Narotama Surabaya Sarwono& S.D. 3::3. =Psikologi Sosial $Indi6idu dan Teori- teori Psikologi Sosial%>.

Sumber& Blog Scribd Blog Penyimpangan social& tanggal 1/ September 3:13 http 99skkelompok14.blogspot.com93:1:9:.9tawuran-antar-pela#ar.html

Anda mungkin juga menyukai