Implikasi Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Kegiatan Penyuluhan
Peternakan di Kabupaten Sumedang
(Kasus di Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari Sumedang) Syahirul Alim !nang "unasa# Sugeng $inaryanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan kebijkan otonomi daerah terhadap perenanaan program penyuluhan peternakan dan pelaksanaan program kegiatan penyuluhan peternakan di Keamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. !etode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan deskripti" analitis. #esponden dipilih dengan ara purposi" sampling. $asil penelitian menunjukkan bahwa% &' (erlakunya otonomi daerah di Kabupaten Sumedang tidak memberikan pengaruh yang positi" bagi perbaikkan kualitas penyuluh dan penyuluhan di wilayah Keamatan Tanjungsari )' Petani*peternak kurang dilibatkan dalam perenanaan program penyuluhan sehingga antusiame untuk mengikuti kegiatan penyuluhan menurun+ ,' Pelaksanaan program penyuluhan bersi"at jalan ditempat karena tidak ada penjelasan yang memadai bagi tugas serta "ungsi penyuluh dan penyuluhan. Kata Kun%i & -tonomi Daerah+ Perenanaan Program Penyuluhan+ Pelaksanaan Program Penyuluhan. The Impli%ation o# 'egional Autonomy Implementation To Agri%ulture ()tension in Sumedang Distri%t* (Case Study at KCD Tanjungsari Sumedang) Abstra%t The researh was onduted at Tanjungsari.s agiultral servie working area+ Sumedang Distrit. The objetives o" study were to "ind out the impliation o" regional autonomy poliy to agriultural e/tension program planning and to agriultural e/tension ativity at Sumedang distrit. The researh method was ase study by analytial desriptive approah. Purposive sampling was used to hoose the respondent. The result indiated that% &' The #egional autonomy poliy in sumedang ditrit did not give positive in"luene in improving the 0uality o" e/tension worker and e/tension itsel". )' The Farmer.s enthusiasm was getting low beause they rarely take apart in agriultural e/tension program planning. ,' The 1/tension ativity was stati beause there is not a detail e/planation about the duty and the "untion o" e/tension worker and e/tension itsel". Key $ords% #egional 2utonomy+ 2griultural 1/tension Program Planning+ 2griultural 1/tension 2tivity. Pendahuluan Penyuluhan pertanian*peternakan di 3ndonesia diselenggarakan dengan ara kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat melalui Departemen Pertanian telah membentuk suatu lembaga khusus yang menangani penyuluhan ditingkat operasional lapangan yaitu (alai Penyuluhan Pertanian 4(PP' yang berada di dinas5dinas kabupaten yang membawahi beberapa keamatan. Keberadaan (alai penyuluhan pertanian 4(PP' di daerah5daerah keamatan sangat membantu pelaksanaan program pembangunan pertanian*peternakan di 3ndonesia. !elalui program5 program penyuluhan yang dilakukannya+ (PP telah berhasil mengejawantahkan kebijakan5kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian*peternakan. Sosialisasi program saptausaha ternak dan panausaha tani serta pembangunan sumberdaya petani lewat aktivitas (imas dan sistem laku+ misalnya telah menjadikan bangsa 3ndonesia menapai swasembada beras di tahun &678 dan itu semua merupakan bukti keberhasilan kinerja penyuluhan pertanian*peternakan. Keberadaan (PP sebagai agent of change telah memberi arah dan memberdayakan petani*peternak untuk mampu menapai kesejahteraannya. Keberhasilan tersebut sangat mungkin karena terdapat suatu lembaga khusus yang menangani kegiatan penyuluhan pertanian*peternakan ditingkat operasional yaitu (PP. Perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dari sentralistik menjadi desentralistik menjadikan daerah mempunyai wewenang yang lebih besar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahannya sendiri termasuk dalam merestrukturisasi atau mereorganisasi suatu intansi*lembaga pemerintahan. (erlakunya otonomi daerah tersebut menjadikan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang menyangkut aspek5 aspek perenanaan+ kelembagaan+ ketenagaan+ program+ manajemen dan pembiayaan menjadi kewenangan bersama Pemerintah+ Provinsi+ Kabupaten*Kota+ Petani+ dan Swasta. Kondisi ini memberi kewenangan yang lebih luas kepada Provinsi dan Kabupaten*Kota untuk menyelenggarakan penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan lokalita+ sedangkan Pemerintah mempunyai kewenangan untuk melakukan pembinaan+ pengawasan dan koordinasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang 9o. &8 dan &: Tahun );;& merupakan salah satu ontoh kekuasaan pemerintah daerah dalam merestrukturisasi lembaga*instansi pemerintahan. Keluarnya Perda 9o. &8 dan &: juga merupakan bentuk sikap pemerintah terhadap Penyuluhan pertanian. Peranan lembaga penyuluhan 4(PP' yang selama ini berjalan+ berdasarkan Perda tersebut dikurangi dan dialih"ungsikan menjadi Kantor Cabang Dinas Pertanian serta seluruh asset (PP 4gedung+ peralatan+ kendaraan dan peralatan' menjadi milik Cabang Dinas Pertanian. Penyuluhan pertanian hanya merupakan jabatan "ungsional yang berada dibawah kepala abang dinas. Para penyuluh tidak lagi mempunyai wadah khusus untuk lebih berkiprah dalam pembangunan pertanian*peternakan di 3ndonesia . +etode Penelitian !etode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitati" dan observasi lapangan dengan menggunakan pendekatan deskripi" analitis. Obyek Penelitian -byek penelitian ini adalah para petugas penyuluh lapangan KCD Tanjungsari dan para petani*peternak di wilayah binaan KCD Tanjungsari serta aparat pemerintah Kabupaten sumedang. Penetuan responden dilakukan seara purposi" sampling+ yaitu memilih responden yang memungkinkan dapat memberi in"ormasi dan data yang dapat menjawab penelitian. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dengan ara % Tahap pertama dilakukan dengan wawanara mendalam 4in depth interview' dengan menggunakan pedoman wawanara yang telah disiapkan+ sedangkan tahap kedua untuk mengetahui kualitas hasil wawanara tersebut maka dilakukan uji validitas dengan ara triangulasi artinya data yang diperoleh dari wawanara tersebut dikon"irmasikan dengan berbagai pihak yang terkait dengan pembangunan pertanian*peternakan. -perasionalisasi variabel <ariable yang diamati dalam penelitian ini adalah% a. perenanaan program penyuluhan yaitu proses penyusunan renana kegiatan penyuluhan. 3ndikatornya terdiri dari peran serta peternak+ kesesuaian materi dengan kebutuhan dan pelaksanaan penjajagan kebutuhan. b. Pelaksanaan program penyuluhan yaitu proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang megau pada renana program. 3ndikatortnya terdiri dari % pengaturan waktu dan tempat pelaksanaan+ penggunaan metode+ teknik dan alat (antu penyuluhan+ "rekuensi penyuluhan dan kualitas penyuluh dalam menguasai materi. Teknik Analisis Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan ara deskripti". Untuk in"erensi atau pengambilan kesimpulan dilakukan dengan ara menari pemahaman bersama melalui diskusi antara peneliti dan peneliti dengan nara sumber melalui penggalian data subyekti" yang dimengerti seara bersama. ,asil dan Pembahasan Keadaan !mum Daerah Penelitian Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari terletak di Desa =atisari Keamatan Tanjungsari dan berjarak &> km dari pusat pemerintahan Kabupaten. Sumedang. Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari berdiri pada tahun );;& sesuai dengan peraturan daerah kabupaten sumedang nomor &8 tahun );;& tentang pembentukan Cabang Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang. Semula wilayah yang ditempati oleh Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari adalah (alai Penyuluhan Pertanian 4(PP'+ namun seiring dengan pelaksanaan ototnomi daerah+ kewenangan bidang penyuluhan pertanian dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Tampaknya pemerintah daerah kurang menganggap penting peran penyuluhan sehingga peran kelembagaan penyuluhan dikurangi hanya sekedar lembaga teknis dan memasukkan "ungsi penyuluhuhan kedalam jabatan "ungsional saja yang berada dibawah koordinasi kepala abang dinas. Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari dipimpin oleh seorang kepala abang dinas pertanian yang diberada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas pertanian Kabupaten Sumedang. 2dapun tugas pokok dari abang dinas adalah% &. !elaksanakan sebagian tugas pokok dan "ungsi dinas pertanian ). !elaksanakan kebijakan teknis+ pemberian bimbingan dan pembinaan+ pemberian i?in rekomendasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan kepala dinas. ,. !elaksanakan pengamanan dan pengendalian teknis sesuai dengan kebijkan yang telah ditetapkan Kepala dinas. Dalam melaksanakan tugasnya+ kepala abang dinas dibantu oleh pengelola tata usaha+ pengelola teknik produksi usaha tani dan kelompok jabatan "ungsional daerah wilayah kerja. Daerah wilayah kerja Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari meliputi seluruh desa yang berada diwilayah Keamatan Tanjungsari. Keadaan Penyuluhan Peternakan di Ke%amatan Tanjungsari Penyuluhan pertanian diwilayah Keamatan Tanjungsari dilaksanakan oleh petugas penyuluh dari Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari yang tergabung dalam kelompok jabatan "ungsional. Penyuluhan dilakukan terhadap kelompok5kelompok tani hamparan+ kelompok domisili+ kelompok tani keil 4KPK'+ kelompok wanita Tani 4K@T'+ peternakan+ kelompok agribisnis jagung+ P,2!C serta perikanan. Seuai dengan arahan subdinas penyuluhan dan ketahanan pangan+ kelopok5kelompok tersebut dibagi kedalam lima riteria yaitu % penumbuhan+ 6 kelompok+ pembenahan 86 kelompok+ pemberdayaan 8; kelompk+ pemandirian 8 kelompok dan wira usaha. Untuk wira usaha belum ada kelompok yang dikategorikan wirausaha. Penyuluhan yang dilaksanakan mengau kepada peningkatan dan pengembangan teknologi pertanian+ seperti penerapan saptausaha tani pada subsektor tanaman pangan+ penerapan sapta usaha ternak pada subsektor peternakan dan penerapan saptausaha ikan pada subsektor perikanan. Selain itu+ penyuluhan yang dilakukan juga mengau pada kebijakan pemerintah dalam pengembangan komoditi unggulan setempat. !etode penyuluhan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan seara kelompok dan individu. 2dapun alat (antu yang digunakan dalam penyuluhan adalah poster+ lea"let+ dan majalah5majalah peternakan. !edia yang digunakan dalam penyuluhan adalah seara lisan melalui pertemuan petani*peternak dan aara diskusi dalam kelompoknya. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kelompok masing5 masing+ biasanya dirumah ketua kelompok atau di (alai Kantor Cabang Dinas Pertanian. !enurut Samsudin 4&6>>' pada penyuluhan dengan pendekatan seara kelompok+ kesadaran akan minat peternak terhadap inovasi akan diarahkan agar mau menilai dan menoba. !edia lisan 4tatap muka' sangat e"ekti" apaila ditunjang "asilitas yang ukup karena dalam hal ini petugas penyuluh dapat mengevaluasi langsung apakah peternak*petani tersebut dapat mengerti atau memahami 4ada umpan balik* "eedbak' terhadap apa yang disuluhkan. Seiring dengan berlakuknya otonomi daerah di Kabupaten Sumedang+ kegiatan penyuluhan pertanian di Keamatan Tanjungsari tidak sesemarak dan seintensi" sebelum diberlakukannya otonomi daerah. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang 9omor &8 Tahun );;& Tentang Pembentukan Cabang Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang+ jelas mengisyaratkan bahwa keberadaan balai penyuluhan pertanian 4(PP' yang selama ini menjadi wadah khusus bagi para penyuluh pertaian untuk berpartisipasi dalam mensukseskan pembangunan pertanian*peternakan dianggap tidak ada lagi. Pemerintah daerah tampaknya tidak menganggap penting peran penyuluh pertanian+ sehingga peran lembaga penyuluh pertanian kemudian dikurangi hanya sekedar menjadi kelompok jabatan "ungsional dibawah kepala abang dinas. Fasilitas5 "asilitas penyuluhan seperti gedung (PP+ peralatan dan perlengkapan didalamnya dialih"ungsikan dan menjadi milik kantor abang dinas pertanian. 2lokasi anggaran pemerintah daerah untuk kegiatan penyuluhan pertanian pun sangat minim sehingga kurang menunjang penyelenggaraan penyuluhan. Para penyuluh merasa bahwa keberadaan mereka saat ini tidak diperlukan lagi oleh pemerintah daerah. Faktor5"aktor tersebut menjadikan kegiatan penyuluhan mengalami stagnasi 4kemandegan'. Selain itu+ peraturan daerah juga tidak memberikan penjelasan yang memadai bagi pelaksanaan dan "ungsi tugas dari penyuluh dan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan yang ada pun dilakukan hanya sebatas gugur kewajiban tanpa menghasilkan suatu nilai lebih 4tidak mempunyai arah yang jelas ' sahayuna bahkan masih berorientasi keproyekan dan kegiatannya masih bersi"at parsial serta belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Kondisi ini menyebabkan ketergantungan penyuluhan pertanian pada keberadaan proyek. 2da proyek ada penyuluhan. Implikasi Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Peren%anaan Program Penyuluhan* Dikeluarkannya Peraturan Daerah 9o.&8 Tahun );;& Tentang Pembentukan Cabang Dinas Pertanian di Kabupaten Sumedang merupakan manis"estasi sikap pemerintah daerah terhadap penyuluhan pertanian. Dengan perda tersebut+ pemerintah daerah seara tersurat mengurangi peranan kelembagaan penyuluhan dengan hanya menjadikan (alai penyuluhan pertanian sekedar lembaga teknis atau kelompok jabatan "ungsional yang berada dibawah kepala abang dinas. Padahal tugas dan "ungsi (alai penyuluhan Pertanian dan Cabang Dinas Pertanian sangat berbeda. (PP be"ungsi sebagai tempat penyusunan perenanaan program penyuluhan dan pelaksanaan dilapangan serta latihan5latihan+ sedangkan abang dinas merupakan perpanjangan tangan dinas yang bertugas membantu tugas dinas pertanian. Kelembagaan penyuluhan yang berbentuk jabatan "ungsional+ "ungsi penyuluhannya masih berampur dengan "ungsi pengaturan dan pengendalian. $al ini menyebabkan kurangnya indepedensi penyuluhan pertanian. Di daerah penelitian+ ketika (PP masih ada+ petugas penyuluh pertanian dalam membuat renana program penyuluhan menggunakan metode pendekatan dari bawah 4bottom up' yaitu dengan ara mengumpulkan para peternak*petani seara "ormal yang dikoordinir oleh ketua kelompoknya masing5masing bertempat di (PP. Dalam pertemuan tersebut petani*peternak dimintai saran atau pendapat dan koreksi mengenai program penyuluhan yang harus dijalankan. $al ini dimaksudkan agar kegiatan penyuluhan benar5 benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani*peternak. Saran dan koreksi tersebut kemudian ditampung oleh para penyuluh untuk diolah lagi dan dikaitkan dengan potensi yang bisa dikembangkan di masing5masing daerah penyuluhan+ serta disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pengembangan komoditi unggulan daerah setempat. $asil dari pengolahan data tersebut kemudian dijadikan auan untuk merumuskan dan kemudian menetapkan program penyuluhan. Program tersebut kemudian disahkan di (PP yang dihadiri oleh perwakilan dari pimpinan keamatan+ para petugas penyuluh+ kepala (PP serta kontak tani. Dari proses perenanaan program penyuluhan yang dilakukan penyuluh jelas terlihat bahwa+ petani*peternak turut serta dan berpartisipasi akti" dalam merenakan suatu program penyuluhan bagi dirinya sendiri sehingga materi yang disuluhkanpun sesuai dengan kebutuhan mereka dan antusiasme petani*peternak untuk hadir dalam penyuluhan juga tinggi karena mereka turut serta dalam perenanaan program penyuluhan tersebut. Setelah diberlakukannya otonomi daerah dimana peran kelembagaan penyuluhan dikurangi+ perenanaan program penyuluhan sering dilakukan dengan memakai jalan pintas atau tidak menggunakan pendekatan dari bawah 4bottom up'. Penyuluh sering membuat renana programnya tanpa penjajagan dan meminta saran+ pendapat dari petani*peternak. $al ini dikarenakan tidak menukupinya biaya operasional untuk penjajagan dan mengadakan pertemuan5pertemuan. Penyuluhan yang dilakukanpun tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas yang berkesinambungan sehingga penyuluhan mengalami stagnasi. Para penyuluh juga mengalami kebingungan kemana mereka harus berkoordinasi untuk program penyuluhannya. Kondisi ini diperparah dengan keilnya alokasi anggaran dari pemerintah daerah untuk kegiatan penyuluhan serta tidak ada petugas yang mengawasi pekerjaan penyuluh. Penyuluhan yang dilakukan mulai berorientasi pada proyek yang si"atnya memaksa. Implikasi Penerapan Kebijkan Otonomi Daerah Terhadap Pelaksanaan Program Penyuluhan Program penyuluhan pertanian merupakan renana kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan di setiap wilayah kerja para penyuluh yang disusun seara tertulis dan sistematis. Dalam program penyuluhan ada 8 unsur pokok yaitu% keadaan 4merupakan in"ormasi tentang "akta atau data5data yang berkaitan dengan program penyuluhan'+ tujuan yaitu perubahan yang ingin diapai dalam penyuluhan'+ masalah 4sesuatu yang harus dipeahkan baik si"atnya teknis maupun nonteknis'+ serta ara menapai tujuan yang meliputi pengaturan waktu dan tempat pelaksanaan+ penggunaan metode+ teknik dan alat bantu penyuluhan+ "rekuensi penyuluhan dan kualitas penyuluh dalam menguasai materi. 42djid+ );;&' Sebelum diberlakukannya otonomi daerah+ kegiatan penyuluhan berlangsung intensi". (aik perenanaan maupun pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. !etode yang digunakan dalam penyuluhan adalah dengan sistem laku 4latihan dan kunjungan' yang jadwalnya terkenal dengan istilah ninbumis 4Senin + #abu dan Kamis'. =uga digunakan metode pendekatan kelompok+ diskusi dan eramah. @aktu pelaksanaan sering disesuaikan dengan waktu petani*peternak beristirahat+ pagi+ siang bahkan malam hari. Tempat pelaksanaan beragam bisa dikantor (PP+ dirumah ketua kelompok+ disawah*dilapangan. !eteri penyuluhan sesuai dengan kebutuhan petani*peternak 4sesuai dengan perenanaan program dimana sebelumnya telah dilakukan penjajagan kebutuhan petani*peternak'. 2lat (antu yang digunakan dalam melakukan penyuluhan biasanya lea"let+ brosur5brosur+ peta singkap+ papan tulis dan alat tulisnya+ poster serta buku5buku. Pelatihan5pelatihan untuk mengupgrade kualitas penyuluh baik yang rutin dan sewaktu5waktu 4incidental' sering dilakukan dan terjadwal. Semua dapat terselenggara dengan baik karena sistem penyuluhan terpusat dan alokasi anggaran untuk opersional penyuluhan tersedia ukup banyak. Dengan dikeluarkannya perda 9o. &8 tahun );;& dimana peranan lembaga penyuluhan dikurangi dan tidak adanya penjelasan yang rini bagi pelaksanaan tugas dan "ungsi penyuluh dan penyuluhan+ maka pelaksanaan program penyuluhan berjalan ditempat 4Statis'. Kegiatan penyuluhan masih dilakukan tapi tidak ada arah+ tujuan dan target yang jelas. (ahkan seara umum dapat dikatakan pelaksanaan program penyuluhan si"atnya hanya asal gugur kewajiban. $al ini membuat kegiatan penyuluhan tidak memberi dampak positi" bagi pembangunan pertanian di keamatan tersebut. Kegiatan penyuluhan yang sekarang dilakukan menggunakan metode pendekatan kelompok dan individu+ seperti anjangsono dan eramah yang dilakukan di rumah ketua kelompok+ dilapangan atau dikantor KCD. Pertemuan5pertemuan yang si"atnya "ormal untuk membahas renana programa penyuluhan jarang dilakukan karena keterbatasan biaya operasional. Pelatihan5 pelatihan untuk meningkatkan kualitas penyuluhpun tidak sesering ketika masih ada (PP. Kesimpulan (erdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut % &. Dengan berlakunya otonomi daerah dikabupaten sumedang tidak memberikan pengaruh yang positi" bagi perbaikkan kualitas penyuluh dan penyuluhan di wilayah Keamatan Tanjungsari. ). Para penyuluh mengalami kebingungan dalam melaksanakan tugasnya karena tidak adanya penjelasan yang memadai bagi pelaksanaan tugas dan "ungsi penyuluh dan penyuluhan. ,. Pelaksanaan program penyuluhan mengalami stagnasi karena penyuluhan yang dilakukan tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Saran* Dalam upaya mempertahankan dan meingkatkan kualitas penyuluh dan penyuluhan maka disarankan % &. !eng"ungsikan kembali (alai Penuluhan Pertanian 4(PP' sebagaimanamestinya ). !enegaskan "ungsi dan tugas penyuluh dan penyuluhan dalam peraturan daerah. !%apan Terima Kasih Penulis menguapkan terima kasih kepada pimpinan KCD Tanjungsari dan seluruh sta" jabatan "ungsional penyuluhan yang telah memberikan i?in untuk melakukan penelitian serta membantu penulis selama pengumpulan data. Da#tar Pustaka 2djid+ 2. Dudung. );;&. Penyuluhan pertanian. Aayasan Pengembangan Sinar Tani. =akarta Dwidjowijoto+ #.9. );;;. -tonomi Daerah% Desentralisasi Tanpa #evolusi. Kajian dan Kritik atas Kebijakan Desentralisasi di 3ndonesia. PT elek !edia Komputindo. =akarta !ardikanto+ Totok. &66,. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas !aret University Press. Surakarta. !aunder. &6>). 2griultural 1/tension. 2 #e"erene !anual. F2-. U9. #ome. !osher+ 2T. &6BB. !enggerakkan dan !embangun Pertanian. C<. Aasaguna. =akarta. Perda 9o &8 Tahun );;&. Tentang Pembentukan Cabang Dinas Pertanian Pada Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang. Perda 9o &: Tentang -rganisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas Pada Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang Sumodiningrat+ Cunawan. );;;. Pembangunan 1konomi !elalui Pengembangan Pertanian. PT (ina 2rena Prawira. =akarta. <an den bann dan $awkins. &666. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Aogyakarta.