Anda di halaman 1dari 8

Implikasi Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Kegiatan Penyuluhan

Peternakan di Kabupaten Sumedang


(Kasus di Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari Sumedang)
Syahirul Alim !nang "unasa# Sugeng $inaryanto
Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran
Abstrak
Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari
Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh penerapan kebijkan otonomi daerah terhadap perenanaan program penyuluhan
peternakan dan pelaksanaan program kegiatan penyuluhan peternakan di Keamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang. !etode penelitian yang digunakan adalah studi kasus
dengan pendekatan deskripti" analitis. #esponden dipilih dengan ara purposi" sampling.
$asil penelitian menunjukkan bahwa% &' (erlakunya otonomi daerah di Kabupaten
Sumedang tidak memberikan pengaruh yang positi" bagi perbaikkan kualitas penyuluh
dan penyuluhan di wilayah Keamatan Tanjungsari )' Petani*peternak kurang dilibatkan
dalam perenanaan program penyuluhan sehingga antusiame untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan menurun+ ,' Pelaksanaan program penyuluhan bersi"at jalan ditempat karena
tidak ada penjelasan yang memadai bagi tugas serta "ungsi penyuluh dan penyuluhan.
Kata Kun%i & -tonomi Daerah+ Perenanaan Program Penyuluhan+ Pelaksanaan Program
Penyuluhan.
The Impli%ation o# 'egional Autonomy Implementation To Agri%ulture ()tension
in Sumedang Distri%t*
(Case Study at KCD Tanjungsari Sumedang)
Abstra%t
The researh was onduted at Tanjungsari.s agiultral servie working area+ Sumedang
Distrit. The objetives o" study were to "ind out the impliation o" regional autonomy
poliy to agriultural e/tension program planning and to agriultural e/tension ativity at
Sumedang distrit. The researh method was ase study by analytial desriptive
approah. Purposive sampling was used to hoose the respondent. The result indiated
that% &' The #egional autonomy poliy in sumedang ditrit did not give positive in"luene
in improving the 0uality o" e/tension worker and e/tension itsel". )' The Farmer.s
enthusiasm was getting low beause they rarely take apart in agriultural e/tension
program planning. ,' The 1/tension ativity was stati beause there is not a detail
e/planation about the duty and the "untion o" e/tension worker and e/tension itsel".
Key $ords% #egional 2utonomy+ 2griultural 1/tension Program Planning+
2griultural 1/tension 2tivity.
Pendahuluan
Penyuluhan pertanian*peternakan di 3ndonesia diselenggarakan dengan ara kerja
sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat melalui
Departemen Pertanian telah membentuk suatu lembaga khusus yang menangani
penyuluhan ditingkat operasional lapangan yaitu (alai Penyuluhan Pertanian 4(PP' yang
berada di dinas5dinas kabupaten yang membawahi beberapa keamatan. Keberadaan
(alai penyuluhan pertanian 4(PP' di daerah5daerah keamatan sangat membantu
pelaksanaan program pembangunan pertanian*peternakan di 3ndonesia. !elalui program5
program penyuluhan yang dilakukannya+ (PP telah berhasil mengejawantahkan
kebijakan5kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian*peternakan. Sosialisasi
program saptausaha ternak dan panausaha tani serta pembangunan sumberdaya petani
lewat aktivitas (imas dan sistem laku+ misalnya telah menjadikan bangsa 3ndonesia
menapai swasembada beras di tahun &678 dan itu semua merupakan bukti keberhasilan
kinerja penyuluhan pertanian*peternakan. Keberadaan (PP sebagai agent of change telah
memberi arah dan memberdayakan petani*peternak untuk mampu menapai
kesejahteraannya. Keberhasilan tersebut sangat mungkin karena terdapat suatu lembaga
khusus yang menangani kegiatan penyuluhan pertanian*peternakan ditingkat operasional
yaitu (PP.
Perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dari sentralistik
menjadi desentralistik menjadikan daerah mempunyai wewenang yang lebih besar untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahannya sendiri termasuk dalam merestrukturisasi
atau mereorganisasi suatu intansi*lembaga pemerintahan. (erlakunya otonomi daerah
tersebut menjadikan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang menyangkut aspek5
aspek perenanaan+ kelembagaan+ ketenagaan+ program+ manajemen dan pembiayaan
menjadi kewenangan bersama Pemerintah+ Provinsi+ Kabupaten*Kota+ Petani+ dan
Swasta. Kondisi ini memberi kewenangan yang lebih luas kepada Provinsi dan
Kabupaten*Kota untuk menyelenggarakan penyuluhan pertanian sesuai dengan
kebutuhan lokalita+ sedangkan Pemerintah mempunyai kewenangan untuk melakukan
pembinaan+ pengawasan dan koordinasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang 9o. &8 dan &: Tahun );;& merupakan
salah satu ontoh kekuasaan pemerintah daerah dalam merestrukturisasi lembaga*instansi
pemerintahan. Keluarnya Perda 9o. &8 dan &: juga merupakan bentuk sikap pemerintah
terhadap Penyuluhan pertanian. Peranan lembaga penyuluhan 4(PP' yang selama ini
berjalan+ berdasarkan Perda tersebut dikurangi dan dialih"ungsikan menjadi Kantor
Cabang Dinas Pertanian serta seluruh asset (PP 4gedung+ peralatan+ kendaraan dan
peralatan' menjadi milik Cabang Dinas Pertanian. Penyuluhan pertanian hanya
merupakan jabatan "ungsional yang berada dibawah kepala abang dinas. Para penyuluh
tidak lagi mempunyai wadah khusus untuk lebih berkiprah dalam pembangunan
pertanian*peternakan di 3ndonesia .
+etode Penelitian
!etode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
pendekatan kualitati" dan observasi lapangan dengan menggunakan pendekatan deskripi"
analitis.
Obyek Penelitian
-byek penelitian ini adalah para petugas penyuluh lapangan KCD Tanjungsari dan para
petani*peternak di wilayah binaan KCD Tanjungsari serta aparat pemerintah Kabupaten
sumedang. Penetuan responden dilakukan seara purposi" sampling+ yaitu memilih
responden yang memungkinkan dapat memberi in"ormasi dan data yang dapat menjawab
penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan ara % Tahap pertama dilakukan dengan wawanara mendalam 4in
depth interview' dengan menggunakan pedoman wawanara yang telah disiapkan+
sedangkan tahap kedua untuk mengetahui kualitas hasil wawanara tersebut maka
dilakukan uji validitas dengan ara triangulasi artinya data yang diperoleh dari
wawanara tersebut dikon"irmasikan dengan berbagai pihak yang terkait dengan
pembangunan pertanian*peternakan.
-perasionalisasi variabel
<ariable yang diamati dalam penelitian ini adalah%
a. perenanaan program penyuluhan yaitu proses penyusunan renana kegiatan
penyuluhan. 3ndikatornya terdiri dari peran serta peternak+ kesesuaian materi
dengan kebutuhan dan pelaksanaan penjajagan kebutuhan.
b. Pelaksanaan program penyuluhan yaitu proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan
yang megau pada renana program. 3ndikatortnya terdiri dari % pengaturan waktu
dan tempat pelaksanaan+ penggunaan metode+ teknik dan alat (antu penyuluhan+
"rekuensi penyuluhan dan kualitas penyuluh dalam menguasai materi.
Teknik Analisis
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan ara deskripti". Untuk
in"erensi atau pengambilan kesimpulan dilakukan dengan ara menari pemahaman
bersama melalui diskusi antara peneliti dan peneliti dengan nara sumber melalui
penggalian data subyekti" yang dimengerti seara bersama.
,asil dan Pembahasan
Keadaan !mum Daerah Penelitian
Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari terletak di Desa =atisari Keamatan
Tanjungsari dan berjarak &> km dari pusat pemerintahan Kabupaten. Sumedang. Cabang
Dinas Pertanian Tanjungsari berdiri pada tahun );;& sesuai dengan peraturan daerah
kabupaten sumedang nomor &8 tahun );;& tentang pembentukan Cabang Dinas Pertanian
Kabupaten Sumedang.
Semula wilayah yang ditempati oleh Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari adalah
(alai Penyuluhan Pertanian 4(PP'+ namun seiring dengan pelaksanaan ototnomi daerah+
kewenangan bidang penyuluhan pertanian dilimpahkan kepada pemerintah daerah.
Tampaknya pemerintah daerah kurang menganggap penting peran penyuluhan sehingga
peran kelembagaan penyuluhan dikurangi hanya sekedar lembaga teknis dan
memasukkan "ungsi penyuluhuhan kedalam jabatan "ungsional saja yang berada dibawah
koordinasi kepala abang dinas.
Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari dipimpin oleh seorang kepala abang dinas
pertanian yang diberada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas pertanian
Kabupaten Sumedang. 2dapun tugas pokok dari abang dinas adalah%
&. !elaksanakan sebagian tugas pokok dan "ungsi dinas pertanian
). !elaksanakan kebijakan teknis+ pemberian bimbingan dan pembinaan+ pemberian
i?in rekomendasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan kepala dinas.
,. !elaksanakan pengamanan dan pengendalian teknis sesuai dengan kebijkan yang
telah ditetapkan Kepala dinas.
Dalam melaksanakan tugasnya+ kepala abang dinas dibantu oleh pengelola tata usaha+
pengelola teknik produksi usaha tani dan kelompok jabatan "ungsional daerah wilayah
kerja. Daerah wilayah kerja Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari meliputi seluruh desa
yang berada diwilayah Keamatan Tanjungsari.
Keadaan Penyuluhan Peternakan di Ke%amatan Tanjungsari
Penyuluhan pertanian diwilayah Keamatan Tanjungsari dilaksanakan oleh
petugas penyuluh dari Cabang Dinas Pertanian Tanjungsari yang tergabung dalam
kelompok jabatan "ungsional. Penyuluhan dilakukan terhadap kelompok5kelompok tani
hamparan+ kelompok domisili+ kelompok tani keil 4KPK'+ kelompok wanita Tani
4K@T'+ peternakan+ kelompok agribisnis jagung+ P,2!C serta perikanan. Seuai dengan
arahan subdinas penyuluhan dan ketahanan pangan+ kelopok5kelompok tersebut dibagi
kedalam lima riteria yaitu % penumbuhan+ 6 kelompok+ pembenahan 86 kelompok+
pemberdayaan 8; kelompk+ pemandirian 8 kelompok dan wira usaha. Untuk wira usaha
belum ada kelompok yang dikategorikan wirausaha.
Penyuluhan yang dilaksanakan mengau kepada peningkatan dan pengembangan
teknologi pertanian+ seperti penerapan saptausaha tani pada subsektor tanaman pangan+
penerapan sapta usaha ternak pada subsektor peternakan dan penerapan saptausaha ikan
pada subsektor perikanan. Selain itu+ penyuluhan yang dilakukan juga mengau pada
kebijakan pemerintah dalam pengembangan komoditi unggulan setempat.
!etode penyuluhan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan seara
kelompok dan individu. 2dapun alat (antu yang digunakan dalam penyuluhan adalah
poster+ lea"let+ dan majalah5majalah peternakan. !edia yang digunakan dalam
penyuluhan adalah seara lisan melalui pertemuan petani*peternak dan aara diskusi
dalam kelompoknya. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kelompok masing5
masing+ biasanya dirumah ketua kelompok atau di (alai Kantor Cabang Dinas Pertanian.
!enurut Samsudin 4&6>>' pada penyuluhan dengan pendekatan seara kelompok+
kesadaran akan minat peternak terhadap inovasi akan diarahkan agar mau menilai dan
menoba. !edia lisan 4tatap muka' sangat e"ekti" apaila ditunjang "asilitas yang ukup
karena dalam hal ini petugas penyuluh dapat mengevaluasi langsung apakah
peternak*petani tersebut dapat mengerti atau memahami 4ada umpan balik* "eedbak'
terhadap apa yang disuluhkan.
Seiring dengan berlakuknya otonomi daerah di Kabupaten Sumedang+ kegiatan
penyuluhan pertanian di Keamatan Tanjungsari tidak sesemarak dan seintensi" sebelum
diberlakukannya otonomi daerah. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang 9omor &8 Tahun );;& Tentang Pembentukan Cabang Dinas Pertanian
Kabupaten Sumedang+ jelas mengisyaratkan bahwa keberadaan balai penyuluhan
pertanian 4(PP' yang selama ini menjadi wadah khusus bagi para penyuluh pertaian
untuk berpartisipasi dalam mensukseskan pembangunan pertanian*peternakan dianggap
tidak ada lagi. Pemerintah daerah tampaknya tidak menganggap penting peran penyuluh
pertanian+ sehingga peran lembaga penyuluh pertanian kemudian dikurangi hanya
sekedar menjadi kelompok jabatan "ungsional dibawah kepala abang dinas. Fasilitas5
"asilitas penyuluhan seperti gedung (PP+ peralatan dan perlengkapan didalamnya
dialih"ungsikan dan menjadi milik kantor abang dinas pertanian. 2lokasi anggaran
pemerintah daerah untuk kegiatan penyuluhan pertanian pun sangat minim sehingga
kurang menunjang penyelenggaraan penyuluhan. Para penyuluh merasa bahwa
keberadaan mereka saat ini tidak diperlukan lagi oleh pemerintah daerah. Faktor5"aktor
tersebut menjadikan kegiatan penyuluhan mengalami stagnasi 4kemandegan'. Selain itu+
peraturan daerah juga tidak memberikan penjelasan yang memadai bagi pelaksanaan dan
"ungsi tugas dari penyuluh dan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan yang ada pun
dilakukan hanya sebatas gugur kewajiban tanpa menghasilkan suatu nilai lebih 4tidak
mempunyai arah yang jelas ' sahayuna bahkan masih berorientasi keproyekan dan
kegiatannya masih bersi"at parsial serta belum didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai. Kondisi ini menyebabkan ketergantungan penyuluhan pertanian pada
keberadaan proyek. 2da proyek ada penyuluhan.
Implikasi Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Peren%anaan Program
Penyuluhan*
Dikeluarkannya Peraturan Daerah 9o.&8 Tahun );;& Tentang Pembentukan
Cabang Dinas Pertanian di Kabupaten Sumedang merupakan manis"estasi sikap
pemerintah daerah terhadap penyuluhan pertanian. Dengan perda tersebut+ pemerintah
daerah seara tersurat mengurangi peranan kelembagaan penyuluhan dengan hanya
menjadikan (alai penyuluhan pertanian sekedar lembaga teknis atau kelompok jabatan
"ungsional yang berada dibawah kepala abang dinas. Padahal tugas dan "ungsi (alai
penyuluhan Pertanian dan Cabang Dinas Pertanian sangat berbeda. (PP be"ungsi sebagai
tempat penyusunan perenanaan program penyuluhan dan pelaksanaan dilapangan serta
latihan5latihan+ sedangkan abang dinas merupakan perpanjangan tangan dinas yang
bertugas membantu tugas dinas pertanian. Kelembagaan penyuluhan yang berbentuk
jabatan "ungsional+ "ungsi penyuluhannya masih berampur dengan "ungsi pengaturan
dan pengendalian. $al ini menyebabkan kurangnya indepedensi penyuluhan pertanian.
Di daerah penelitian+ ketika (PP masih ada+ petugas penyuluh pertanian dalam
membuat renana program penyuluhan menggunakan metode pendekatan dari bawah
4bottom up' yaitu dengan ara mengumpulkan para peternak*petani seara "ormal yang
dikoordinir oleh ketua kelompoknya masing5masing bertempat di (PP. Dalam pertemuan
tersebut petani*peternak dimintai saran atau pendapat dan koreksi mengenai program
penyuluhan yang harus dijalankan. $al ini dimaksudkan agar kegiatan penyuluhan benar5
benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani*peternak. Saran dan koreksi tersebut
kemudian ditampung oleh para penyuluh untuk diolah lagi dan dikaitkan dengan potensi
yang bisa dikembangkan di masing5masing daerah penyuluhan+ serta disesuaikan dengan
kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pengembangan komoditi unggulan daerah
setempat. $asil dari pengolahan data tersebut kemudian dijadikan auan untuk
merumuskan dan kemudian menetapkan program penyuluhan. Program tersebut
kemudian disahkan di (PP yang dihadiri oleh perwakilan dari pimpinan keamatan+ para
petugas penyuluh+ kepala (PP serta kontak tani. Dari proses perenanaan program
penyuluhan yang dilakukan penyuluh jelas terlihat bahwa+ petani*peternak turut serta dan
berpartisipasi akti" dalam merenakan suatu program penyuluhan bagi dirinya sendiri
sehingga materi yang disuluhkanpun sesuai dengan kebutuhan mereka dan antusiasme
petani*peternak untuk hadir dalam penyuluhan juga tinggi karena mereka turut serta
dalam perenanaan program penyuluhan tersebut.
Setelah diberlakukannya otonomi daerah dimana peran kelembagaan penyuluhan
dikurangi+ perenanaan program penyuluhan sering dilakukan dengan memakai jalan
pintas atau tidak menggunakan pendekatan dari bawah 4bottom up'. Penyuluh sering
membuat renana programnya tanpa penjajagan dan meminta saran+ pendapat dari
petani*peternak. $al ini dikarenakan tidak menukupinya biaya operasional untuk
penjajagan dan mengadakan pertemuan5pertemuan. Penyuluhan yang dilakukanpun tidak
mempunyai arah dan tujuan yang jelas yang berkesinambungan sehingga penyuluhan
mengalami stagnasi. Para penyuluh juga mengalami kebingungan kemana mereka harus
berkoordinasi untuk program penyuluhannya. Kondisi ini diperparah dengan keilnya
alokasi anggaran dari pemerintah daerah untuk kegiatan penyuluhan serta tidak ada
petugas yang mengawasi pekerjaan penyuluh. Penyuluhan yang dilakukan mulai
berorientasi pada proyek yang si"atnya memaksa.
Implikasi Penerapan Kebijkan Otonomi Daerah Terhadap Pelaksanaan Program
Penyuluhan
Program penyuluhan pertanian merupakan renana kegiatan penyuluhan yang
akan dilaksanakan di setiap wilayah kerja para penyuluh yang disusun seara tertulis dan
sistematis. Dalam program penyuluhan ada 8 unsur pokok yaitu% keadaan 4merupakan
in"ormasi tentang "akta atau data5data yang berkaitan dengan program penyuluhan'+
tujuan yaitu perubahan yang ingin diapai dalam penyuluhan'+ masalah 4sesuatu yang
harus dipeahkan baik si"atnya teknis maupun nonteknis'+ serta ara menapai tujuan
yang meliputi pengaturan waktu dan tempat pelaksanaan+ penggunaan metode+ teknik dan
alat bantu penyuluhan+ "rekuensi penyuluhan dan kualitas penyuluh dalam menguasai
materi. 42djid+ );;&'
Sebelum diberlakukannya otonomi daerah+ kegiatan penyuluhan berlangsung
intensi". (aik perenanaan maupun pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. !etode yang digunakan dalam penyuluhan adalah
dengan sistem laku 4latihan dan kunjungan' yang jadwalnya terkenal dengan istilah
ninbumis 4Senin + #abu dan Kamis'. =uga digunakan metode pendekatan kelompok+
diskusi dan eramah. @aktu pelaksanaan sering disesuaikan dengan waktu
petani*peternak beristirahat+ pagi+ siang bahkan malam hari. Tempat pelaksanaan
beragam bisa dikantor (PP+ dirumah ketua kelompok+ disawah*dilapangan. !eteri
penyuluhan sesuai dengan kebutuhan petani*peternak 4sesuai dengan perenanaan
program dimana sebelumnya telah dilakukan penjajagan kebutuhan petani*peternak'. 2lat
(antu yang digunakan dalam melakukan penyuluhan biasanya lea"let+ brosur5brosur+ peta
singkap+ papan tulis dan alat tulisnya+ poster serta buku5buku. Pelatihan5pelatihan untuk
mengupgrade kualitas penyuluh baik yang rutin dan sewaktu5waktu 4incidental' sering
dilakukan dan terjadwal. Semua dapat terselenggara dengan baik karena sistem
penyuluhan terpusat dan alokasi anggaran untuk opersional penyuluhan tersedia ukup
banyak.
Dengan dikeluarkannya perda 9o. &8 tahun );;& dimana peranan lembaga penyuluhan
dikurangi dan tidak adanya penjelasan yang rini bagi pelaksanaan tugas dan "ungsi
penyuluh dan penyuluhan+ maka pelaksanaan program penyuluhan berjalan ditempat
4Statis'. Kegiatan penyuluhan masih dilakukan tapi tidak ada arah+ tujuan dan target yang
jelas. (ahkan seara umum dapat dikatakan pelaksanaan program penyuluhan si"atnya
hanya asal gugur kewajiban. $al ini membuat kegiatan penyuluhan tidak memberi
dampak positi" bagi pembangunan pertanian di keamatan tersebut. Kegiatan penyuluhan
yang sekarang dilakukan menggunakan metode pendekatan kelompok dan individu+
seperti anjangsono dan eramah yang dilakukan di rumah ketua kelompok+ dilapangan
atau dikantor KCD. Pertemuan5pertemuan yang si"atnya "ormal untuk membahas renana
programa penyuluhan jarang dilakukan karena keterbatasan biaya operasional. Pelatihan5
pelatihan untuk meningkatkan kualitas penyuluhpun tidak sesering ketika masih ada (PP.
Kesimpulan
(erdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
%
&. Dengan berlakunya otonomi daerah dikabupaten sumedang tidak memberikan
pengaruh yang positi" bagi perbaikkan kualitas penyuluh dan penyuluhan di
wilayah Keamatan Tanjungsari.
). Para penyuluh mengalami kebingungan dalam melaksanakan tugasnya karena
tidak adanya penjelasan yang memadai bagi pelaksanaan tugas dan "ungsi
penyuluh dan penyuluhan.
,. Pelaksanaan program penyuluhan mengalami stagnasi karena penyuluhan yang
dilakukan tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
Saran*
Dalam upaya mempertahankan dan meingkatkan kualitas penyuluh dan penyuluhan maka
disarankan %
&. !eng"ungsikan kembali (alai Penuluhan Pertanian 4(PP' sebagaimanamestinya
). !enegaskan "ungsi dan tugas penyuluh dan penyuluhan dalam peraturan daerah.
!%apan Terima Kasih
Penulis menguapkan terima kasih kepada pimpinan KCD Tanjungsari dan seluruh sta"
jabatan "ungsional penyuluhan yang telah memberikan i?in untuk melakukan penelitian
serta membantu penulis selama pengumpulan data.
Da#tar Pustaka
2djid+ 2. Dudung. );;&. Penyuluhan pertanian. Aayasan Pengembangan Sinar Tani.
=akarta
Dwidjowijoto+ #.9. );;;. -tonomi Daerah% Desentralisasi Tanpa #evolusi. Kajian dan
Kritik atas Kebijakan Desentralisasi di 3ndonesia. PT elek !edia Komputindo.
=akarta
!ardikanto+ Totok. &66,. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas !aret University
Press. Surakarta.
!aunder. &6>). 2griultural 1/tension. 2 #e"erene !anual. F2-. U9. #ome.
!osher+ 2T. &6BB. !enggerakkan dan !embangun Pertanian. C<. Aasaguna. =akarta.
Perda 9o &8 Tahun );;&. Tentang Pembentukan Cabang Dinas Pertanian Pada Dinas
Pertanian Kabupaten Sumedang.
Perda 9o &: Tentang -rganisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas Pada Dinas Pertanian
Kabupaten Sumedang
Sumodiningrat+ Cunawan. );;;. Pembangunan 1konomi !elalui Pengembangan
Pertanian. PT (ina 2rena Prawira. =akarta.
<an den bann dan $awkins. &666. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Aogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai