Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA

Oleh: Nama NRP Kelompok Meja Tanggal Percobaan Asisten : Juwita Desturia Putri Pureta : 123020106 :D : 9 (Sembilan) : 28 Desember 2012 : Hilda Rani Dwitama

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012

TERMOKIMIA

Juwita Desturia Putri Pureta 123020106 Asisten : Hilda Rani Dwitama

Tujuan Percobaan : Untuk mempelajari bahwa 1. Setiap reaksi kimia selalu disertai perubahan energi. 2. Perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana. 3. Reaksi kimia dapat berlangsung secara eksoterm dan endoterm. Prinsip Percobaan : - Hukum Black yang berbunyi : Kalor yang diserap akan sama dengan kalor yang dilepas. - Hukum Lavoiser berbunyi : Setiap reaksi kimia massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. - Hukum Hess yang menyatakan : Kalori yang digunakan atau diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi tetapi bergantung pada keadaan awal dan akhir.

Metode Percobaan :

Masukkan 20 ml aquadest kedalam termostat, catat suhunya dengan (Td) suhu dingin

Panaskan 90

20 ml aquadest

20 ml aquadest panas masukkan kedalam gelas kimia ukur suhunya dengan (Tp) suhu panas

Ukur suhunya (Tc) suhu campuran selama 10 menit selang waktu 1 menit campurkan kedua larutan tersebut

Gambar 11. Metode Percobaan Penentuan Penetapan Kalorimeter

Timbang serbuk Zn sebanyak 2 gram

Masukkan CuSO4 dalam thermostat dan ukur suhunya dengan (Td) suhu awal selama 2 menit selang waktu setengah menit

Campurkan Zn lalu ukur suhunya selama 2 menit selang waktu setengah menit

Gambar 12. Metode Percobaan Penetuan Kalor Reaksi Zn dengan CuSO4

Masukkan 18 ml aquadest kedalam termostat catat suhunya dengan (Taq) suhu aquadest

Masukkan 29 ml etanol dan ukur suhunya dengan (Tetanol)

Campurkan etanol dan ukur suhu campuran selama 4 menit selang waktu setengah menit

Gambar 13. Metode Percobaan Penentuan Kalor Reaksi Etanol dalam Air

20 ml HCl diukur suhunya dengan THCl selama 4 menit selang waktu setengah menit

20 ml NaOH diukur suhunya dengan TNaOH selama 4 menit selang waktu setengah menit

Campurkan kedua larutan tersebut. Ukur suhunya selama 5 menit dalam selang waktu setengah menit

Gambar 14. Metode Percobaan Penentuan Kalor Penetralan HCl dengan NaOH

Hasil Pengamatan : Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 18. Penentuan Penetapan Kalorimeter n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 n = 10 t(x) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x = 55 T(y) 322,5 K 322 K 322 K 322 K 322 K 322 K 322 K 322 K 322 K 321,5 K y = 3220 x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 x2 = 385 x.y 322,5 644 966 1288 1610 1932 2254 2576 2898 3215 xy = 17.705,5

(Sumber, Juwita Desturia, Kelompok D, Meja 9, 2012)

Penentuan Penetapan Kalorimeter


322.6 322.4 322.2

y
T(y) y

T(y) suhu

322 321.8 321.6 321.4 321.2 321 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 t (x) waktu

T(y)

Grafik 5. Penentuan Penetapan Kalorimeter

Tabel 19. Penentuan Kalor Reaksi Campuran Zn dengan CuSO4 n 1 2 3 4 n=4 t(x) 0,5 1 1,5 2 x=5 T(y) 342 K 314,5 K 341 K 340,5 K y = 1365 x2 0,25 1 2,25 4 x2 = 7,5 x.y 171 341,5 511,5 681 xy = 1705

(Sumber, Juwita Desturia, Kelompok D, Meja 9, 2012)

Penentuan Kalor Reaksi Campuran Zn dengan CuSO4


342.5 342

T(y) suhu

341.5 341 340.5 340 339.5 0.5 1 1.5 2

T(y)
T(y) y

t(x) waktu Grafik 6. Penentuan Kalor Reaksi Campuran Zn dengan CuSO4 Tabel 20. Penentuan Kalor Reaksi Etanol dalam Air n 1 2 3 4 5 6 7 8 n=8 t(x) 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 x = 18 T(y) 314,5 K 314 K 314 K 314 K 314 K 314 K 314 K 314 K y = 2512,5 x2 0,25 1 2,25 4 6,25 9 12,25 16 x2 = 51 x.y 157,25 314 471 628 785 942 1099 1256 xy = 5652,5

(Sumber, Juwita Desturia, Kelompok D, Meja 9, 2012)

Penentuan Kalor Reaksi Etanol dalam Air


314.6 314.5 314.4 314.3 T(y) suhu 314.2 314.1 314 313.9 313.8 313.7 313.6 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 t(x) waktu

y
T(y) y

T(y)

Grafik 7. Penentuan Kalor Reaksi Etanol dalam Air

Tabel 21. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH n 1 2 3 4 5 6 7 8 n=8 t(x) 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 x = 18 T(y) 310,5 K 310 K 310 K 310 K 310 K 310 K 310 K 310 K y = 2480,5 x2 0,25 1 2,25 4 6,25 9 12,25 16 x2 = 51 x.y 155,25 310 465 620 775 930 1085 1240 xy = 5580,25

(Sumber, Juwita Desturia, Kelompok D, Meja 9, 2012)

Penentuan Kalor Penetapan HCl dan NaOH


310.6 310.5 310.4 310.3 T(y) suhu 310.2 310.1 310 309.9 309.8 309.7 309.6 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 t(x) waktu

T(y) y

T(y)

Grafik 8. Penentuan Kalor Penetapan HCl dan NaOH Pembahasan : Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah ketika benda disentuhkan. Untuk menganalisis perubahan energi yang berkaitan dengan reaksi kimia pertama-tama harus mendefinisikan sistem, atau bagian tertentu dari alam yang menjadi perhatian kita. Sisa alam yang berada di luar sistem di sebut lingkungan (Aatunhalu, 2011). Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan melakukan usaha adalah sesuatu yang dimiliki zat yang dapat melakukan sesuatu. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa Energi tidak dapat dibuat atau dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain (Brady, 1999).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pertama penentuan penetapan kalorimeter didapatkan Q1 = 3762 Joule, Q2 = 6771,6 Joule, Q3 = 3009,6 Joule, k = 133,76 J/K, a = 322,3 dan b = - 0,05. Percobaan kedua yaitu penentan kalor reaksi Zn dengan CuSO4 didapatkan Q4 = 4.414,08 Joule, Q5 = 2913,3 Joule, Q6 = 7.327,38 Joule, a = 342,5 dan b = - 1. Percobaan ketiga yaitu penentuan kalor etanol dalam air didapatkan Q7 = 921,96 Joule, Q8 = 682,08 Joule, Q9 = 638,56 Joule, Q10 = 3.242, 33 Joule, H = 5.146,56 Joule/mol, a = 314,25 dan b = 0,083. Pecobaan keempat adalah penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH didapatkan Q11 = 277,2 Joule, Q12 = 234,8 Joule, Q13 = 511,28 Joule, 751,88 Joule/mol, a = 310,25 dan b = - 0,083. Faktor kesalahan ketika melakukan percobaan termokimia adalah kebersihan alat. Sebaiknya sebelum praktikum alat-alat yang akan digunakan terlebih dahulu. Karena kebersihan alat akan mempengaruhi hasil pada percobaan tersebut. Atau kesalahan dalam pembacaan termometer. Bunyi hukum Hess yaitu Kalori yang digunakan atau diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi tetapi bergantung pada keadaan awal dan akhir. Entalpi adalah jumlah total dari kerja yang dilakukan sistem dengan energi dalamnya, diantaranya energi kinetik, energi potensial, dan energi dalam. Perubahan entalpi ( H) adalah perubahan kalor selama suatu proses dilakukan pada suatu tekanan konstan. Nilai H biasanya diberikan dalam jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan untuk reaksi dalam satuan mol yang diungkapkan dalam reaksi kimia yang telah setara. H=

Entalpi pembentuk zat ( Hf) adalah perubahan entalpi jika satu mol suatu zat terbentuk dari unsur-unsur pembentukannya pada keadaan standar, entalpi pembentukan suatu unsur (misalnya N + N N2) pada keadaan standar diberikan harga nol (Sutrisno, 2012). Energi ikatan adalah sejumlah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan satu mol ikatan suatu spesi dalam keadaan gas. Energi akan dilepas bila atom-atom bergabung bersama-sama membentuk suatu ikatan kimia. Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1 . Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg/ 1 g sebesar 1 .

Dilihat dari jenis reaksi terdapat empat jenis kalor, yaitu kalor pembentukan, kalor penguraian, kalor penetralan, dan kalor reaksi. Kalor pembentukan ialah kalor yang menyertai pembentukan satu mol senyawa langsung dari unsur-unsurnya. Contohnya ammonia (NH3), harus dibuat dari gas nitrogen dan hidrogen, sehingga reaksinya : N2 (g) + 1 H2 (g) NH3 (g) Ho = -46 kJ mol-1. Kalor penguraian yaitu kalor yang menyertai penguraian 1 mol senyawa langsung menjadi unsur-unsurnya, contoh HF(g) H2 (g) + F2 (g) H = +271 kJ mol-1. Kalor penetralan adalah kalor yang menyertai pembentukan 1 mol air dari reaksi penetralan (asam dan basa), contoh : HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) H = 121 kJ mol-1. Kalor reaksi adalah kalor yang menyertai suatu reaksi dengan koefisien yang paling sederhana, contoh: 3H2(g) + N2(g) 2NH3(g) H = -92 kJ (Syukri, 1999).

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas. Prinsip kalorimeter adalah membuat suatu sisitem tertutup bagi reaksi, tujuannya agar perubahan kalor dalam reaksi tidak terpengaruh lingkungannya. Sehingga dapat diukur secara kuantitatif besarnya kalor yang terlibat dengan cara mengukur perubahan suhu dari sebelum dan sesudah reaksi. Kalorimetri merupakan metode dari termokimia. Prinsip kalorimetri adalah bejana logam yang dilapisi isolator, isolator berfungsi untuk mencegah terjadinya perambatan kalor ke lingkungan sekitar. Jenis-jenis kalorimeter yaitu kalorimeter bob dan kalorimeter larutan. Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor. Peristiwa eksoterm ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan. Endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap atau menerima kalor. Peristiwa endoterm ditandai dengan adanya penurunan suhu di lingkungan. Dalam termokimia, parameter yang digunakan adalah suhu, tekanan, volume, jumlah zat, konsentrasi, dan viskositas.

Perubahan adiabatik adalah bila sistem diisolasi dari lingkungan sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Perubahan isotermik adalah bila sitem tak diisolasi dari lingkungannya, maka panas akan mengalir antara keduanya. Maka bila terjadi reaksi, suhu dari sistem dapat dibuat tetap (Brady, 1999). Proses Isokhorik adalah jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan. Karena gas berada dalam volume konstan, gas tidak melakukan usaha, dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Proses isobarik adalah jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (Devia, 2010). Etanol adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH, memiliki titik didih 78,5 .

Sifat CuSO4 memiliki sifat berbentuk kristal monoklin berwarna putih, dalam konsentrasi tinggi merupakan racun bagi kebanyakan benda hidup. Oleh karena itu senyawa tembaga digunakan dalam insektisida dan fungisida. HCl (asam klorida) termasuk jenis asam kuat yang memiliki sifat korosif dan sangat reaktif sehingga sangat berbahaya bila terkena dengan sel tubuh. HCl tidak berwarna, membentuk kabut jika terkena udara lembab, baunya sangat menusuk dan sangat asam. Asam klorida pekat memiliki massa jenis 1,19 dan memiliki kadar sebesar 38%. Asam klorida adalah asam yang sangat kuat, dapat melarutkan

hampir semua logam, termasuk Pb pada kondisi panas, kecuali logam-logam mulia. (Hamdani, 2012). NaOH (Natrium Hidroksida) berupa padatan berwarna putih. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318C serta titik didih 1390. NaOH merupakan basa kuat (Tanty, 2009). Termokimia dapat diaplikasikan dalam bidang pangan yaitu untuk fermentasi pada susu yang bisa dibuat yoghurt dan keju, fermentasi kedelai yang bisa dibuat tauco dan tempe, feermentasi ketan atau singkong yang bisa dibuat tape, mengetahui kalor yang terdapat pada makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Kesimpulan : Berdasarkan percobaan yang dilakukan kita dapat mengetahui bagaimana penentuan penetapan kalorimeter, penentuan kalor reaksi penetralan Zn dengan CuSO4, penentuan kalor reaksi etanol dalam air, dan penentuan kalor reaksi penetralan HCl dan NaOH. Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan adanya perubahan kalor. Salah satu cara untuk mengukur perubahan kalor adalah dengan melakukan percobaan menggunakan kalorimeter.

DAFTAR PUSTAKA

Aatunhalu. 2011. Termokimia. www.aatunhalu.wordpress.com. Accessed : 4 Januari 2013. Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara. Devia. 2010. Termodinamika-Isotermik-Isobarik. www.deviafisika.blogspot.com. Accessed : 4 Januari 2013. Hamdani,S. 2012. Sifat HCl. www.catatankimia.com. Accessed : 5 Januari 2013. Sutrisno, Ella. T Dra. M.S dkk. 2012, Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung : Universitas Pasundan. Syukri S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB Press. Tanty, 2009. Sifat-sifat Bahan Kimia. www.id.shvoong.com. Accessed : 5 Januari 2013.

Anda mungkin juga menyukai