Oleh :
1. KIKI NURHIDAYATI
125040200111062
2. PUPUT KURNIAWAN
125040200111067
3. ROCHMAN AAN S.
125040200111068
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya
baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Kebutuhan konsumsi tomat
dirasakan semakin meningkat dengan seiring peningkatan jumlah penduduk
dan tingkat kecerdasan. Rata-rata produksi tomat di Indonesia dalam 5 tahun
terakhir yaitu 1999 2003 mencapai 574.153 ton/tahun dengan rata-rata
produktivitas 12 ton/ha. Nilai ini masih jauh dibawah rata-rata produktivitas
tomat di negara maju seperti Amerika Serikat yang dapatmencapai 39 ton/ha.
Oleh karena itu untuk pengembangan tomat perlu adanya perhatian dan
penanganan yang serius dari berbagai pihak yang terkait (Direktorat
Perlindungan Tanaman, 2000). Banyaknya kendala yang dihadapi dalam
upaya mendukung pengembangan dan peningkatan produksi tanaman tomat
untuk memenuhi kebutuhan nasional yaitu kurang tersedianya bibit yang
bermutu tinggi, besarnya biaya produksi yang disebabkan oleh penggunaan
pestisida dan pupuk yang berlebihan, dan gangguan organisme pengganggu
tumbuhan serta gulma yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen hingga
menggagalkan panen pertanian
Dalam dunia holtikultura, ukuran buah tomat yang besar merupakan
karakteristik buah yang para petani inginkan. Buah yang ukurannya besar
dapat meningkatkan harga buah di pasaran, yang tentunya dapat memberikan
keuntungan lebih bagi produsen buah tomat, dibandingkan menjual buah
tomat berukuran kecil. Selain itu, tanaman yang memiliki karakteristik
resisten terhadap penyakit juga merupakan karakteristik tanaman yang
diinginkan oleh petani. Namun permasalahannya adalah tidak semua jenis
tanaman tomat memiliki kedua karakterstik yang unggul tersebut.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian benih, teknologi benih dan benih hibrida
2. Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman tomat
3. Untuk mengetahui varietas tomat hibrida
4. Untuk mengetahui syarat pertumbuhan tomat
5. Untuk mengetahui teknologi produksi benih tomat
1.3 Manfaat
Diharapkan
makalah
ini
dapat
memberikan
manfaat
terhadap
BAB II
PEMBAHASAN
6. Pengertian Benih, Teknologi Benih dan Benih Hibrida
2.6.1
Pengertian Benih
Benih menurut Undang undang RI No.12 Tahun 1992
tentang sistem budidaya tanaman BAB I ketentuan umum Pasal 1
(a ) 4 mengatakan : Benih tanaman yang selanjutnya disebut
benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak/atau mengembangbiakkan tanaman.
2.6.2
2.6.3
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Ordo
: Solanales
Famili
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum lycopersicum
( anonymousa, 2014 )
2.2.2 Morfologi
Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua
tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi
dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat,
berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan
diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman
berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas
bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat
dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan
jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian
tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak
melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemuk
ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar
biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada
tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi
batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm
dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan
berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya
kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna
karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang
sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi,
tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong
dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil
memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah
yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah.
(Cahyono, 2008)
ditanam
di
dataran
menengah,
type
pertumbuhan
2.4.1 Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah
750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan
ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak
terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga
dapat menghambat persarian.
Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah
terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari
berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten
(provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang
maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan
selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki
adalah 0,25 mj/m2 per jam.
2.4.2
Suhu
Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam
hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim
digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara ketika musim
dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house
melalui saluran tertentu.
2.4.3
kelembapan relatif
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang
pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi
CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak.
Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro
organisme pengganggu tanaman.
2.4.4
Tanah
Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol,
regosol, latosol, ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang
paling ideal dari jenis lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki
kandungan bahan organik yang tinggi, serta mudah mengikat air
(porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran dan ketersediaan
oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi pernapasan
akar yang memang rentan tehadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen
yang mencukupi di sekitar akar bisa meningkatkan produksi buah.
Oksigen di sekitar akar bisa juga meningkatkan penyerapan unsur hara
fosfat, kalium, dan besi.
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan
tanah yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit
mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan
yang teratur dan cukup mulai tanam sampai waktu tanaman mulai
dapat dipanen.
(Pracaya, 1999)
BAB III
PRODUKSI BENIH
Benih merupakan bahan dasar tanaman yang berasal dari biji. Biji
dikatakan benih apabila telah masak fisiologis. Baiknya setiap benih yang akan
kita produksi adalah benih yang telah memiliki sertifikat dan lulus uji mutu.
Hal ini dikarenakan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan apabila di
kemudian hari benih yang kita produksi merugikan. Misalnya benih tersebut
tidak tumbuh, karena benih tersebut telah mengalami deteriorasi karena
penyimpanan yang kurang baik, dan lain sebagainya. Bibit yang baik dan
berkualitas berasal dari benih dengan perlakuan pembenihan yang baik. Berilah
label pada tanaman yang akan diambil benihnya sehingga tanaman itu tidak
dipanen untuk dikonsumsi. Tunggulah sampai tanaman itu masak sebelum
dipetik benihnya. Ini berarti membiarkan tanaman tersebut melewati tahapan
yang layak untuk dikonsumsi. Waktu yang terbaik untuk memetik benih adalah
menjelang tengah hari, saat matahari bersinar dan cuaca cerah. Sebelum kita
membuat
sendiri
benih
tomat,
ada
yang
harus
diperhatikan
Syarat buah tomat Selain persyaratan berat biji, calon benih juga harus memiliki
ciri fisik yang meyakinkan seperti bentuk, ukuran dan warna calon benih harus
seragam, permukaan kulitnya bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna
kulit cerah dan mengkilat. Adapun syarat buah dari pohon induknya untuk
diambil bijinya sebagai berikut :
diberi air. Benih itu harus dibersihkan dengan baik dan kemudian dibilas sehingga
semua daging biji terpisahkan dari benih. Benih-benih tersebut kemudian
adalah benih yang baik untuk ditanam, benih yang mengambang adalah benih
yang buruk dan dapat dibuang. Biasanya, hampir semua benih akan tenggelam.
Untuk benih yang akan dijual dan ditukarkan, sebaiknya harus diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui berapa persentase benih yang dapat berkecambah dan
tumbuh. Tingkat kelangsungan hidup dan perkecambahan ini kemudian ditulis
pada kemasannya.
Ada bermacam cara untuk melakukan pengujian ini, salah satunya adalah
dengan menghitung jumlah benih (misalnya 50 biji benih tomat), lalu tanamlah
benih itu dan hitung berapa yang tumbuh (misalnya hanya 40 benih yang
tumbuh). Jumlah yang tumbuh ini kemudian dibagi dengan jumlah benih yang
ditanam untuk menemukan persentase tomat yang tumbuh (40 : 50 = 0,8). Angka
ini kemudian dikalikan 100% (sehingga hasilnya 80%). Jadi, tingkat
kelangsungan hidup dan perkecambahan benih ini adalah 80%.
2. Ekstraksi
Buah yang masak dipohon kemudian dikumpulkan, buah tomat tersebut
diekstraksi dengan memisahkan biji dari buah tomat yang akan disiapkan untuk
benih tomat. Biji tersebut diekstraksi dari buahnya dengan membersihkan lendir
yang masih menempel pada biji tomat yang masih basah dengan menggunakan air
yang mengalir biji tomat tersebut dibersihkan, sehingga diharapkan dengan
pencucian ini hanya ekstrak biji tomat yang disiapkan untuk pembenihan.
Selanjutnya tomat yang basah ini ditimbang untuk mengetahui kandungan atau
kadar air pada biji tomat.
3. pengeringan Biji Bahan Benih
Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di
dalam benih, dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama. Kandungan air benih
sangat menentukan lamanya penyimpanan. Penjemuran biji dengan sinar matahari
merupakan salah satu cara pengeringan yang paling sederhana dan umum
dilakukan oleh petani. Untuk pengeringan biji yang akan digunakan sebagai benih
harus diperhatikan temperatur udara sebaiknya antara 32 0-430C. Pada beberapa
biji, pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan impermebilitas kulit biji
melalui perubahan struktur pada testa. Bagian luar biji menjadi keras tetapi bagian
dalamnya masih basah. Waktu yang digunakan untuk pengeringan benih
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
Kondisi benih yang dikeringkan, benih dengan kadar air awal yang tinggi
dan diperlukan kadar air yang rendah sesudah pengeringan maka akan memakan
waktu pengeringan yang lama. Tebal tipisnya kulit biji juga menentukan lamanya
pengeringan.
pengeringan. Sebaiknya temperatur untuk pengeringan benih diatur antara 9501040C, temperatur yang terlalu tinggi akan merusak benih.
Kelembaban nisbi udara, makin tinggi kelembaban nisbi udara makin lama
pengeringan berlangsung.
Aliran udara, angin mengangkut uap air dari benih sehingga mempercepat
proses pengeringan.
Perlakuan yang dilakukan pada benih tomat yaitu dengan mengeringkan
menggunakan cahaya matahari selama 4 -5 jam dengan suhu udara 300C
diharapkan benih tomat ini dengan berkurangnya kadar air yang dikandungnya
dapat mendukung viabilitas benih tersebut untuk proses perkecambahan pada
penanaman benih tersebut. Mengeringkan benih merupakan bagian yang sangat
penting dari proses penyimpanan benih. Jika benih tidak dikeringkan dengan baik
maka benih akan membusuk ketika disimpan. Benih dapat dikeringkan dengan
cara apapun yang bisa Anda lakukan. Namun, sangat penting untuk mengikuti
beberapa langkah praktis berikut ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik:
kertas bekas, tikar atau yang lainnya dapat digunakan sebagai alas. Untuk benih
yang besar, tempatkan pada tas anyaman dan digantung untuk dikeringkan. Balikbalikkan sekali atau dua kali sehari sehingga semua benih itu kering.
yang besar butuh waktu sekitar 1-2 minggu untuk kering sempurna.
Benih dihitung secara manual dengan menggunakan pinset, biji tomat diambil dari
buah tomat. kemudian diletakkan di cawan petri sebanyak 100 biji.
5. Perlakuan Benih
Perlakuan benih dengan bahan-bahan kimia sebelum disimpan biasanya
dilakukan untuk menghindarkan benih dari serangan hama dan penyakit yang
disebabkan oleh cendawan yang mengkontaminasi benih dari lapangan. Fungisida
yang biasa digunakan antara lain : KOC, Dithane M-45, Thiram, Ceresan, Arasan,
Cuprocide, Captan. Benih tomat yang telah dikeringkan untuk menghindari benih
dari serangan hama maka benih ini diberi fungisida, apabila benih tomat ini akan
disimpan dalam waktu yang lama.
6. Penyimpanan dan Pelabelan
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan
viabilitas benih dalam periode simpan sepanjang mungkin. Yang dipertahankan
adalah viabilitas maksimum benih yang tercapai pada saat benih masak fisiologis.
Bila ditinjau dari viabilitasnya secara umum benih dibedakan antara berdaya baik,
sedang dan jelek. Agar benih memiliki daya simpan yang baik, maka benih harus
bertolak dari kekuatan tumbuh (virgor) dan daya kecambah yang semakimum
mungkin. Bekal kekuatan itu ditumpu oleh benih sewaktu masih berada dalam
asuhan pohon induknya. Mulai dari masa-masa awal pembentukan biji, kekuatan
itu terus bertambah dan mencapai maksimum pada saat biji masak fisiologis
disaat biji tepat untuk dipanen. Biji yang telah memiliki kekuatan maksimum itu
kemudian dikeringkan hingga kadar air tertentu yang sesuai dengan tujuan
penyimpanan.
Barton (1941, dalam Owen, E.B, 1956) menemukan bahwa benih-benih
dengan viabilitas awal yang lebih tinggi lebih tahan terhadap kelembaban serta
temperatur tempat penyimpanan yang kurang baik dibandingkan dengan benihbenih yang memiliki viabilitas awal yang rendah. Ketahanan benih untuk
disimpan beraneka ragam tergantung dari jenis, cara dan tempat penyimpanan.
Tempat untuk menyimpan benih juga bervariasi tergantung dari macam benih
maksud dan lama penyimpanan. Tempat penyimpanan di ruang yang terbuka
ataupun tertutup seperti : botol, kaleng, kantong kertas, kantong kain, kantong
plastik, kantong aluminium, dan lain-lain. Benih tomat, siap untuk disimpan
dalam tempat yaitu dengan menggunakan kantong plastik.
Setelah benih itu kering, perlu dilakukan penyimpanan yang baik. Bila iklim tidak
mendukung, benih bisa membusuk dengan cepat jika penyimpanannya salah.
Dalam penyimpanan, benih harus dilindungi dari :
Panas, yang akan mengurangi jumlah benih yang dapat tumbuh waktu
ditanam.
Serangga, yang dapat memakan atau merusak benih. Jika telur serangga
ada dalam wadah penyimpanan maka telur itu bisa menetas dan anakan
serangga bisa memakan benih itu.
Untuk mencegah masalah tersebut, pastikan bahwa benih-benih itu telah betulbetul kering dan bersih. Kemudian, pada saat cuaca cerah, tempatkan benih dalam
suatu wadah yang kedap udara. Untuk mengurangi masalah kelembaban, bisa
ditambahkan abu kayu bakar pada bagian bawah wadah itu tentu saja wadah untuk
menyimpan benih dapat menggunakan apa saja yang kira-kira dapat menyimpan
benih dengan aman. Simpanlah wadah itu di tempat yang sejuk, kering, dan gelap.
Lindungi dari gangguan hewan dan sering-seringlah mengecek benih yang
disimpan itu untuk memastikan tidak ada masalah. Wadah penyimpanan benih
bisa berupa kotak anyaman bambu dari bahan bambu yang telah diawetkan. Anda
bisa juga melapisi bambu itu dengan getah pepohonan, minyak kelapa atau lilin
dan kemudian keringkan di bawah sinar matahari. Ini akan membuat wadah
bertahan lebih lama. (Untuk informasi lebih lanjut tentang cara mengawetkan
bambu, Kaleng yang tipis dan gelas yang memiliki tutup juga baik dipakai sebagai
wadah penyimpanan benih. Begitu pula dengan botol plastik bekas atau wadah
film bekas, namun hati-hati dengan tikus karena tikus bisa mengerat plastik.
Wadah dari plastik atau gelas juga harus dilindungi dari sinar matahari langsung
karena dapat merusak benih. Tas plastik dapat pula digunakan hanya jika tidak
ada wadah lain yang tersedia, namun perlu dimasukkan ke dalam suatu wadah lagi
untuk mencegah binatang merusaknya. Sebuah wadah yang besar dengan penutup
yang baik dapat dipakai untuk menyimpan banyak tas-tas kecil yang berisi benih.
(Kartapradja dan Djuariah, 1992)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemilihan benih tomat harus memiliki ciri fisik yang meyakinkan seperti
bentuk, ukuran dan warna calon benih harus seragam, permukaan kulitnya
bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna kulit cerah. Dalam
menyiapkan benih tomat maka harus melakukan penyortiran, ektrasksi,
menimbang berat basah, membilas dengan air, pengeringan benih,
pengukuran kadar air, perlakuan benih dan penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Teknik budidaya hortikultura Pengadaan Bibit Unggul.
http://www.situshijau.co.id/media pertanian online.htm. Diakses tanggal 4
Maret 2010.
Anonim. 2014. Modul 5. Penyimpanan Benih dan Pembibitan.
Permakultur.menuju hidup lestari. Jakarta.
Cahyno, Bambang. 2008. Tomat, Usaha Tani dan Penanganan Pasca
Panen.Kanisius : Yogyakarta
Kartapradja dan Djuariah, 1992. Budidaya Tamaman Tomat. Pertanian.
Bandung
Solahuddin S, 1999. Penajaman Strategi dan Kebijakan Pembangunan
Pertanian Dalam Rangka Memperkokoh Sistem Pertanian Nasional.
Gerakan Terpadu Peduli