Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PRODUKSI BENIH TOMAT (Solanum lycopersicum)

Oleh :

1. KIKI NURHIDAYATI

125040200111062

2. PUPUT KURNIAWAN

125040200111067

3. ROCHMAN AAN S.

125040200111068

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya
baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Kebutuhan konsumsi tomat
dirasakan semakin meningkat dengan seiring peningkatan jumlah penduduk
dan tingkat kecerdasan. Rata-rata produksi tomat di Indonesia dalam 5 tahun
terakhir yaitu 1999 2003 mencapai 574.153 ton/tahun dengan rata-rata
produktivitas 12 ton/ha. Nilai ini masih jauh dibawah rata-rata produktivitas
tomat di negara maju seperti Amerika Serikat yang dapatmencapai 39 ton/ha.
Oleh karena itu untuk pengembangan tomat perlu adanya perhatian dan
penanganan yang serius dari berbagai pihak yang terkait (Direktorat
Perlindungan Tanaman, 2000). Banyaknya kendala yang dihadapi dalam
upaya mendukung pengembangan dan peningkatan produksi tanaman tomat
untuk memenuhi kebutuhan nasional yaitu kurang tersedianya bibit yang
bermutu tinggi, besarnya biaya produksi yang disebabkan oleh penggunaan
pestisida dan pupuk yang berlebihan, dan gangguan organisme pengganggu
tumbuhan serta gulma yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen hingga
menggagalkan panen pertanian
Dalam dunia holtikultura, ukuran buah tomat yang besar merupakan
karakteristik buah yang para petani inginkan. Buah yang ukurannya besar
dapat meningkatkan harga buah di pasaran, yang tentunya dapat memberikan
keuntungan lebih bagi produsen buah tomat, dibandingkan menjual buah
tomat berukuran kecil. Selain itu, tanaman yang memiliki karakteristik
resisten terhadap penyakit juga merupakan karakteristik tanaman yang
diinginkan oleh petani. Namun permasalahannya adalah tidak semua jenis
tanaman tomat memiliki kedua karakterstik yang unggul tersebut.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian benih, teknologi benih dan benih hibrida
2. Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman tomat
3. Untuk mengetahui varietas tomat hibrida
4. Untuk mengetahui syarat pertumbuhan tomat
5. Untuk mengetahui teknologi produksi benih tomat
1.3 Manfaat
Diharapkan

makalah

ini

dapat

memberikan

manfaat

terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan pada bidang pertanian khususnya untuk


mengetahui teknologi produksi benih tomat hibrida.

BAB II
PEMBAHASAN
6. Pengertian Benih, Teknologi Benih dan Benih Hibrida
2.6.1

Pengertian Benih
Benih menurut Undang undang RI No.12 Tahun 1992
tentang sistem budidaya tanaman BAB I ketentuan umum Pasal 1
(a ) 4 mengatakan : Benih tanaman yang selanjutnya disebut
benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak/atau mengembangbiakkan tanaman.

2.6.2

Pengertian Teknologi Benih


Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai
cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari
benih, yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti pengembangan
varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih,
pengelolaan, penyimpanan, pengujian serta sertifikasi benih
(Feistrizer, 1975, dalam Sutopo, 2002:1)

2.6.3

Pengertian Benih Hibrida


Benih hibrida merupakan benih hasil persilangan antara dua
varietas tanaman sejenis yang berbeda sifat induknya untuk
didapatkan sifat unggul dari masing-masing induknya

7. Klasifikasi dan Morfologi


2.2.1 Klasifikasi
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo

: Solanales

Famili

: Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus

: Solanum

Spesies

: Solanum lycopersicum
( anonymousa, 2014 )

2.2.2 Morfologi
Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua
tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi
dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat,
berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan
diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman
berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas
bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat
dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan
jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian
tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak
melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemuk
ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar
biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada
tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi
batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm
dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan
berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya
kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna
karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang
sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi,

tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong
dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil
memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah
yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah.
(Cahyono, 2008)

8. Varietas Tomat Hibrida


2.3.1 Tomat Hibrida IDOLA
Cocok

ditanam

di

dataran

menengah,

type

pertumbuhan

determinate. Tanaman sangat vigor, dengan pertumbuhan vegetatif sangat


cepat (segera dirempel tunas samping). Tahan layu bakteri (Pseudomonas)
dan cukup toleran penyakit busuk daun (Phytopthora). Buah oval lonjong,
daging buah kering, lebih tahan blossom dan root. Tahan penyimpanan
dan transportasi jarak jauh.
2.3.2 Tomat hibrida PERMATA
Dianjurkan untuk dataran rendah (0 300 m dpl), type
pertumbuhan determinate. Buah berbentuk lonjong (telur). Umur panen
genjah, dapat dipetik umur 70 80 hari setelah semai. Berat buah rata-rata
60 gram, produktifitas 3 kg/tan. Tahan penyakit layu (Pseudomonas
Solanacearum), TMV dan fusarium race 1.
2.3.3 Tomat hibrida MITRA
Tomat hibrida cocok untuk dataran rendah (0 300 m dpl), type
pertumbuhan determinate, buah berbentuk bulat, warna buah muda hijau
seragam, warna tua merah cerah, kurang keras dibandingkan dengan Idola
dan Permata. Buah dapat dipetik umur 8090 hari setelah semai dengan
potensi 3-5 kg/tanaman. Tahan penyakit layu Bakteri (Pseudomonas),
TMV, dan fusarium race 2.
(Solahuddin S, 1999)
9. Syarat Pertumbuhan

2.4.1 Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah
750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan
ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak
terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga
dapat menghambat persarian.
Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah
terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari
berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten
(provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang
maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan
selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki
adalah 0,25 mj/m2 per jam.

2.4.2

Suhu
Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam
hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim
digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara ketika musim
dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house
melalui saluran tertentu.

2.4.3

kelembapan relatif
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang
pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi
CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak.
Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro
organisme pengganggu tanaman.

2.4.4

Tanah
Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol,
regosol, latosol, ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang
paling ideal dari jenis lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki
kandungan bahan organik yang tinggi, serta mudah mengikat air
(porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran dan ketersediaan
oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi pernapasan
akar yang memang rentan tehadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen
yang mencukupi di sekitar akar bisa meningkatkan produksi buah.
Oksigen di sekitar akar bisa juga meningkatkan penyerapan unsur hara
fosfat, kalium, dan besi.
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan
tanah yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit
mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan
yang teratur dan cukup mulai tanam sampai waktu tanaman mulai
dapat dipanen.
(Pracaya, 1999)

BAB III
PRODUKSI BENIH

Benih merupakan bahan dasar tanaman yang berasal dari biji. Biji
dikatakan benih apabila telah masak fisiologis. Baiknya setiap benih yang akan
kita produksi adalah benih yang telah memiliki sertifikat dan lulus uji mutu.
Hal ini dikarenakan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan apabila di
kemudian hari benih yang kita produksi merugikan. Misalnya benih tersebut
tidak tumbuh, karena benih tersebut telah mengalami deteriorasi karena
penyimpanan yang kurang baik, dan lain sebagainya. Bibit yang baik dan
berkualitas berasal dari benih dengan perlakuan pembenihan yang baik. Berilah
label pada tanaman yang akan diambil benihnya sehingga tanaman itu tidak
dipanen untuk dikonsumsi. Tunggulah sampai tanaman itu masak sebelum
dipetik benihnya. Ini berarti membiarkan tanaman tersebut melewati tahapan
yang layak untuk dikonsumsi. Waktu yang terbaik untuk memetik benih adalah
menjelang tengah hari, saat matahari bersinar dan cuaca cerah. Sebelum kita
membuat

sendiri

benih

tomat,

ada

yang

harus

diperhatikan

Syarat buah tomat Selain persyaratan berat biji, calon benih juga harus memiliki
ciri fisik yang meyakinkan seperti bentuk, ukuran dan warna calon benih harus
seragam, permukaan kulitnya bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna
kulit cerah dan mengkilat. Adapun syarat buah dari pohon induknya untuk
diambil bijinya sebagai berikut :

buah sudah benar-benar masak dan kulit luarnya tampak mengkilap

ukuran lebih besar dari ukuran normal

buah bersih tanpa berbintik dan tidak terkena hama, penyakit.

pertumbuhan batang, cabang, ranting, dan daunnya subur

tanaman tidak terserang hama dan penyakit

umur minimal 7-8 bulan, karena produksi buahnya sudah mencapai


maksimal
Benih dari tomat perlu dikeluarkan dan ditempatkan dalam wadah yang

diberi air. Benih itu harus dibersihkan dengan baik dan kemudian dibilas sehingga
semua daging biji terpisahkan dari benih. Benih-benih tersebut kemudian

dikeringkan. Benih tomat dapat difermentasi untuk menghilangkan beberapa


penyakit. Ambillah biji dan daging buah dari buah yang masak. Masukkan ke
dalam suatu wadah air dan biarkan selama beberapa hari. Busa akan terbentuk
pada permukaan air pada wadah tersebut, ini menunjukkan bahwa terjadi proses
fermentasi. Benih itu kemudian dapat dicuci dengan air. Semua sisa daging
buahnya harus dibuang. Lalu sebarlah benih di atas plat plastik, kayu atau logam
untuk diangin-anginkan di bawah naungan. (Purwati dan Asga, 1990.)
Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan
didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara
menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata
pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat
guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan
guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan
tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang
tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm.
Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah
tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantongkantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan
tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media
semai sebaiknya dibasahi dengan air. adapun langkah dalam menyiapkan benih
tomat antara lain :
1. Sortasi dan Grading
Mendapatkan benih dari kebun sendiri, atau tanaman yang kita milki, kita
tentu bisa beli tomat di pasar sayuran yang menjual buah tomat. Buah yang
didapat baik dari pohon maupun yang dibeli dipasar kemudian kita sortir sesuai
ketentuan persyaratan diatas. Memang untuk tanaman asal kita tidak tahu, apakah
berumur sudah cukup tua, muda. Pengetahuan yang kita memiliki menentukan
keberhasilan bertanam tomat. Benih dapat diuji coba untuk mengetahui berapa
banyak yang akan tumbuh. Untuk benih yang akan ditanam untuk keperluan
sendiri, tempatkan benih dalam suatu wadah berisi air. Benih yang tenggelam

adalah benih yang baik untuk ditanam, benih yang mengambang adalah benih
yang buruk dan dapat dibuang. Biasanya, hampir semua benih akan tenggelam.
Untuk benih yang akan dijual dan ditukarkan, sebaiknya harus diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui berapa persentase benih yang dapat berkecambah dan
tumbuh. Tingkat kelangsungan hidup dan perkecambahan ini kemudian ditulis
pada kemasannya.
Ada bermacam cara untuk melakukan pengujian ini, salah satunya adalah
dengan menghitung jumlah benih (misalnya 50 biji benih tomat), lalu tanamlah
benih itu dan hitung berapa yang tumbuh (misalnya hanya 40 benih yang
tumbuh). Jumlah yang tumbuh ini kemudian dibagi dengan jumlah benih yang
ditanam untuk menemukan persentase tomat yang tumbuh (40 : 50 = 0,8). Angka
ini kemudian dikalikan 100% (sehingga hasilnya 80%). Jadi, tingkat
kelangsungan hidup dan perkecambahan benih ini adalah 80%.
2. Ekstraksi
Buah yang masak dipohon kemudian dikumpulkan, buah tomat tersebut
diekstraksi dengan memisahkan biji dari buah tomat yang akan disiapkan untuk
benih tomat. Biji tersebut diekstraksi dari buahnya dengan membersihkan lendir
yang masih menempel pada biji tomat yang masih basah dengan menggunakan air
yang mengalir biji tomat tersebut dibersihkan, sehingga diharapkan dengan
pencucian ini hanya ekstrak biji tomat yang disiapkan untuk pembenihan.
Selanjutnya tomat yang basah ini ditimbang untuk mengetahui kandungan atau
kadar air pada biji tomat.
3. pengeringan Biji Bahan Benih
Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di
dalam benih, dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama. Kandungan air benih
sangat menentukan lamanya penyimpanan. Penjemuran biji dengan sinar matahari
merupakan salah satu cara pengeringan yang paling sederhana dan umum
dilakukan oleh petani. Untuk pengeringan biji yang akan digunakan sebagai benih
harus diperhatikan temperatur udara sebaiknya antara 32 0-430C. Pada beberapa
biji, pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan impermebilitas kulit biji

melalui perubahan struktur pada testa. Bagian luar biji menjadi keras tetapi bagian
dalamnya masih basah. Waktu yang digunakan untuk pengeringan benih
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :

Kondisi benih yang dikeringkan, benih dengan kadar air awal yang tinggi

dan diperlukan kadar air yang rendah sesudah pengeringan maka akan memakan
waktu pengeringan yang lama. Tebal tipisnya kulit biji juga menentukan lamanya
pengeringan.

Tebalnya timbunan benih, mempengaruhi lamanya pengeringan. Hal ini

juga tergantung pada jenis, besar, bentuk dan berat biji.

Temperatur udara, semakin tinggi temperatur udara makin cepat

pengeringan. Sebaiknya temperatur untuk pengeringan benih diatur antara 9501040C, temperatur yang terlalu tinggi akan merusak benih.

Kelembaban nisbi udara, makin tinggi kelembaban nisbi udara makin lama

pengeringan berlangsung.

Aliran udara, angin mengangkut uap air dari benih sehingga mempercepat

proses pengeringan.
Perlakuan yang dilakukan pada benih tomat yaitu dengan mengeringkan
menggunakan cahaya matahari selama 4 -5 jam dengan suhu udara 300C
diharapkan benih tomat ini dengan berkurangnya kadar air yang dikandungnya
dapat mendukung viabilitas benih tersebut untuk proses perkecambahan pada
penanaman benih tersebut. Mengeringkan benih merupakan bagian yang sangat
penting dari proses penyimpanan benih. Jika benih tidak dikeringkan dengan baik
maka benih akan membusuk ketika disimpan. Benih dapat dikeringkan dengan
cara apapun yang bisa Anda lakukan. Namun, sangat penting untuk mengikuti
beberapa langkah praktis berikut ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik:

Beberkan dan angin-anginkan benih itu. Loyang ceper, nampan anyaman,

kertas bekas, tikar atau yang lainnya dapat digunakan sebagai alas. Untuk benih
yang besar, tempatkan pada tas anyaman dan digantung untuk dikeringkan. Balikbalikkan sekali atau dua kali sehari sehingga semua benih itu kering.

Lindungi benih itu dari gangguan hewan, khususnya tikus.

Untuk benih-benih yang kecil dan ringan, berilah perlindungan ekstra

karena benih ini gampang terbang.

Benih yang kecil umumnya membutuhkan waktu 1 minggu dan benih

yang besar butuh waktu sekitar 1-2 minggu untuk kering sempurna.

Awalilah proses pengeringan dengan menempatkan benih selama dua hari

di tempat teduh atau di dalam ruangan. Kemudian pindahkan ke bawah terik


matahari selama setengah hari untuk hari-hari berikutnya. Ini akan membantu
membunuh serangga dan telurnya. Masukkan benih itu ke dalam rumah di malam
harinya. Pada musim hujan, akan lebih baik untuk melakukan pengeringan dekat
perapian.Gunakan uji gigit untuk mengetahui apakah benih itu sudah kering atau
belum. Gigitlah sebuah benih secara perlahan. Jika benih itu keras dan tidak
meninggalkan bekas gigitan, berarti benih itu telah siap disimpan. Jika ada bekas
gigitan pada benih itu, berarti benih itu belum kering benar dan butuh dikeringkan
lagi. Jika gigi Anda patah ketika menggigit, berarti untuk pengujian berikutnya
jangan terlalu keras menggigitnya.
4. Pengukuran Kadar Air
Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting
dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi oleh adanya kadar
airnya. Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya
hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar
benih adalah antara 6% - 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
benih berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan menyebabkan
naiknya aktivitas pernapasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan
cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan
patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi diingat bahwa kadar air yang
terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio.
Penentuan berat untuk 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini
merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang tercantum deskripsi varietas.

Benih dihitung secara manual dengan menggunakan pinset, biji tomat diambil dari
buah tomat. kemudian diletakkan di cawan petri sebanyak 100 biji.
5. Perlakuan Benih
Perlakuan benih dengan bahan-bahan kimia sebelum disimpan biasanya
dilakukan untuk menghindarkan benih dari serangan hama dan penyakit yang
disebabkan oleh cendawan yang mengkontaminasi benih dari lapangan. Fungisida
yang biasa digunakan antara lain : KOC, Dithane M-45, Thiram, Ceresan, Arasan,
Cuprocide, Captan. Benih tomat yang telah dikeringkan untuk menghindari benih
dari serangan hama maka benih ini diberi fungisida, apabila benih tomat ini akan
disimpan dalam waktu yang lama.
6. Penyimpanan dan Pelabelan
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan
viabilitas benih dalam periode simpan sepanjang mungkin. Yang dipertahankan
adalah viabilitas maksimum benih yang tercapai pada saat benih masak fisiologis.
Bila ditinjau dari viabilitasnya secara umum benih dibedakan antara berdaya baik,
sedang dan jelek. Agar benih memiliki daya simpan yang baik, maka benih harus
bertolak dari kekuatan tumbuh (virgor) dan daya kecambah yang semakimum
mungkin. Bekal kekuatan itu ditumpu oleh benih sewaktu masih berada dalam
asuhan pohon induknya. Mulai dari masa-masa awal pembentukan biji, kekuatan
itu terus bertambah dan mencapai maksimum pada saat biji masak fisiologis
disaat biji tepat untuk dipanen. Biji yang telah memiliki kekuatan maksimum itu
kemudian dikeringkan hingga kadar air tertentu yang sesuai dengan tujuan
penyimpanan.
Barton (1941, dalam Owen, E.B, 1956) menemukan bahwa benih-benih
dengan viabilitas awal yang lebih tinggi lebih tahan terhadap kelembaban serta
temperatur tempat penyimpanan yang kurang baik dibandingkan dengan benihbenih yang memiliki viabilitas awal yang rendah. Ketahanan benih untuk
disimpan beraneka ragam tergantung dari jenis, cara dan tempat penyimpanan.
Tempat untuk menyimpan benih juga bervariasi tergantung dari macam benih
maksud dan lama penyimpanan. Tempat penyimpanan di ruang yang terbuka

ataupun tertutup seperti : botol, kaleng, kantong kertas, kantong kain, kantong
plastik, kantong aluminium, dan lain-lain. Benih tomat, siap untuk disimpan
dalam tempat yaitu dengan menggunakan kantong plastik.
Setelah benih itu kering, perlu dilakukan penyimpanan yang baik. Bila iklim tidak
mendukung, benih bisa membusuk dengan cepat jika penyimpanannya salah.
Dalam penyimpanan, benih harus dilindungi dari :

Udara, yang akan mengurangi umur hidup benih.

Kelembaban, yang akan membuat benih membusuk.

Panas, yang akan mengurangi jumlah benih yang dapat tumbuh waktu
ditanam.

Binatang, yang dapat merusak benih.

Serangga, yang dapat memakan atau merusak benih. Jika telur serangga
ada dalam wadah penyimpanan maka telur itu bisa menetas dan anakan
serangga bisa memakan benih itu.

Cahaya/sinar, yang juga bisa merusak benih.

Untuk mencegah masalah tersebut, pastikan bahwa benih-benih itu telah betulbetul kering dan bersih. Kemudian, pada saat cuaca cerah, tempatkan benih dalam
suatu wadah yang kedap udara. Untuk mengurangi masalah kelembaban, bisa
ditambahkan abu kayu bakar pada bagian bawah wadah itu tentu saja wadah untuk
menyimpan benih dapat menggunakan apa saja yang kira-kira dapat menyimpan
benih dengan aman. Simpanlah wadah itu di tempat yang sejuk, kering, dan gelap.
Lindungi dari gangguan hewan dan sering-seringlah mengecek benih yang
disimpan itu untuk memastikan tidak ada masalah. Wadah penyimpanan benih
bisa berupa kotak anyaman bambu dari bahan bambu yang telah diawetkan. Anda
bisa juga melapisi bambu itu dengan getah pepohonan, minyak kelapa atau lilin
dan kemudian keringkan di bawah sinar matahari. Ini akan membuat wadah
bertahan lebih lama. (Untuk informasi lebih lanjut tentang cara mengawetkan
bambu, Kaleng yang tipis dan gelas yang memiliki tutup juga baik dipakai sebagai
wadah penyimpanan benih. Begitu pula dengan botol plastik bekas atau wadah
film bekas, namun hati-hati dengan tikus karena tikus bisa mengerat plastik.

Wadah dari plastik atau gelas juga harus dilindungi dari sinar matahari langsung
karena dapat merusak benih. Tas plastik dapat pula digunakan hanya jika tidak
ada wadah lain yang tersedia, namun perlu dimasukkan ke dalam suatu wadah lagi
untuk mencegah binatang merusaknya. Sebuah wadah yang besar dengan penutup
yang baik dapat dipakai untuk menyimpan banyak tas-tas kecil yang berisi benih.
(Kartapradja dan Djuariah, 1992)

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Pemilihan benih tomat harus memiliki ciri fisik yang meyakinkan seperti
bentuk, ukuran dan warna calon benih harus seragam, permukaan kulitnya
bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna kulit cerah. Dalam
menyiapkan benih tomat maka harus melakukan penyortiran, ektrasksi,
menimbang berat basah, membilas dengan air, pengeringan benih,
pengukuran kadar air, perlakuan benih dan penyimpanan.

Dalam menyiapkan benih tomat perlu memperhatikan beberapa faktor


yaitu viabilitas benih, serangan bakteri, jamur pada benih.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Teknik budidaya hortikultura Pengadaan Bibit Unggul.
http://www.situshijau.co.id/media pertanian online.htm. Diakses tanggal 4
Maret 2010.
Anonim. 2014. Modul 5. Penyimpanan Benih dan Pembibitan.
Permakultur.menuju hidup lestari. Jakarta.
Cahyno, Bambang. 2008. Tomat, Usaha Tani dan Penanganan Pasca
Panen.Kanisius : Yogyakarta
Kartapradja dan Djuariah, 1992. Budidaya Tamaman Tomat. Pertanian.
Bandung
Solahuddin S, 1999. Penajaman Strategi dan Kebijakan Pembangunan
Pertanian Dalam Rangka Memperkokoh Sistem Pertanian Nasional.
Gerakan Terpadu Peduli

Pertanian, Undip Semarang. 21 pp.

Sutopo L, 1990. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta


Owen, E.B. 1956. The Storage of seeds For Maintenance of Viability. Bulletin
43. Commenwealth Bureau of pastures and Fiels Crops, Hurley, Berks,
Commonwealth Agricultul.
Purwati dan Asga, 1990. Usaha Meningkatkan Kualitas beberapa varietas
Tomat Dengan sistem Budidaya Hidropinik. Jurnal Ilmu Pertanian Vol.
12 No.1, 2005 : 77 83. Fakultas Pertanian. UNAIR. Surabaya
Pracaya. 1999. Bertanam Tomat. Kanisius : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai