Anda di halaman 1dari 19

GANGGUAN SOMATISASI

Oleh : Arif Mauludy M Eni Sofyanti Pembimbing : Dr. Jonli, Sp.KJ

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gangguan Somatoform dapat menyebabkan penderitaannya emosional atau pasien mengalami gangguan pada kemampuan untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh purapura yang disadari atau gangguan buatan.

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat.1 Pada gangguan somatoform, orang memiliki simptom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan sebagai penyebabnya.

Epidemiologi
Wanita : pria = 10 : 1, bermula pada masa remaja atau dewasa muda Rasio tertinggi usia 20- 30 tahun Pasien dengan riwayat keluarga pernah menderit agangguan somatoform (berisiko 10-20 kali lebih besar dibanding yang tidak ada riwayat) Prevalensi gangguan somatisasi pada populasi umum diperkirakan 0,1 0,2 %, walaupun beberapa kelompok penelitian percaya bahwa angka sesungguhnya mungkin mendekati 0,5 %. Prevalensi gangguan somatisasi pada wanita di populasi umum adalah 1 2 %.

ETIOLOGI..
Neurologis
Pengaturan sistem saraf pusat yang abnormal

Psikodinamik
Perilaku Sosiokultural

Somatisasi merupakan suatu mekanisme pertahanan.


Somatisasi merupakan suatu perilaku yang dipelajari sehingga pendorong-pendorong lingkungan melestarikan perilaku sakit yang abnormal

Cara-cara benar menghadapi emosi dan perasaan-perasaan ditetapkan oleh budaya.

1.

2.

3.

adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan dokternya bahwa tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya.1,2 Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian (histrionik). Dalam beberapa kasus, orang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita penyakit serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan.1

Gangguan Somatoform berdasarkan PPDGJ III dibagi menjadi:3 F.45.0 gangguan somatisasi F.45.1 gangguan somatoform tak terperinci F.45.2 gangguan hipokondriasis F.45.3 disfungsi otonomik somatoform F.45.4 gangguan nyeri somatoform menetap F.45.5 gangguan somatoform lainnya F.45.6 gangguan somatoform YTT

DSM-IV, ada tujuh kelompok, lima sama dengan klasifikasi awal dari PPDGJ ditambah dengan gangguan konversi, dan gangguan dismorfik tubuh. Pada bagian psikiatri, gangguan yang sering

F45.0 Gangguan Somatisasi


Pedoman Diagnostik Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut: a) Ada banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacammacam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun. b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari bebarapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya. c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya dimasyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluha-keluhannya dan dampak dari prilakunya

F45.1 Gangguan Somatoform Tak Terinci


Pedoman Diagnostik: a) Ada banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacammacam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun. b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari bebarapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya. c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya dimasyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhakeluhannya dan dampak dari prilakunya

F45.2 Gangguan Hipokondrik


Untuk diagnosis pasti, kedua hal ini harus ada: a) Keyakinan yg menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yg serius yg melandasi keluhankeluhannya, meskipun pemerikasaan yg berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yg memadai, ataupun adanya peokupasi yg menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya ( tidak sampai waham);
b)

Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari bebearap dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yg melandasi keluhan.

F45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform


Pedoman diagnostik Diagnosis pasti, memerlukan semua hal berikut: a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi, berkeringat, tremor, muka panas/flushing, yg menetap dan mengganggu; b) Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau orgab tertentu (gejala tidak khas); c) Preokupasi dengan dan penderitaan (disterss) mengenai kemungkinan adanya gangguan yang serius (sering tidak begitu khas) dari sistem atau organ tertentu, yg tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan berulang, maupun penjelasan dari para dokter; d) Tidak terbukti adanya gangguan yg cukup berarti para struktur/fungsi dari sistem atau organ yg dimaksud.

F45.4 Gangguan Nyeri Somatoform Menetap


Pedoman diagnostik a) Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan fisik. b) Nyeri timbul dalam hbungan dengan adanya konflik emosional atau problem psikososial yg cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut. c) Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik personal maupun medis, untuk yang bersangkutan.

F45.8 Gangguan Somatoform lainnya


Pedoman diagnostik Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui sistem saraf otonom, dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau sistem tertentu. Ini sangat berbeda dengan gangguan Somatisasi (F45.0) dan Gangguan Somatoform Tak Terinci (F45.1) yg menunjukkan keluhan yg banyak dan berganti-ganti Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Gangguan berikut juga dimasukkan dalam kelompok ini: a) globus hystericus (perasaan ada benjolan di kerongkongan yg menyebabkan disfagia) dan bentuk disfagia lainnya. b) Tortikolis psikogenik, dan gangguan gerakan spasmodik lainnya (kecuali sindrom Tourette); c) Pruritus psikogenik; d) Dismenore psikogenik; e) teet grinding

F45.8 Gangguan Somatoform YTT

Perjalanan penyakit
Episode peningkatan keparahan gejala dan perkembangan gejala yang baru diperkirakan berlangsung 6 9 bulan dan dapat dipisahkan dari periode yang kurang simtomatik yang berlangsung 9 12 bulan. Tetapi jarang seorang pasien dengan gangguan somatisasi berjalan lebih dari satu tahun tanpa mencari suatu perhatian medis.

PENATALAKSANAAN..
Strategi dan teknik psikoterapi dan psikososial : Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama Buat jadwal regular dengan interval waktu kedatangan yang memadai Memfokuskan terapi secara gradual dari gejala ke personal dan ke masalah social.

PSIKOFARMAKA...
Gejala-gejala spesifik yang sulit disembuhkan seperti nyeri kepala, mialgia, dan bentuk-bentuk penyakit kronik lainnya dapat hilang dengan anti depresan trisiklik, termasuk cemas dengan terapi prazolam, benzodiazepin, atau beta-bloker. Walaupun pasien-pasien tersebut tidak memenuhi kriteria gangguan panik atau kecemasan. Obat-obat simtomatik murni (misal : analgetik, antasida) Konsultasi psikiatrik - terapi rawat inap

Strategi penatalaksanaan Terapi perilaku kognitif (CBT, cognitive behavior therapy) akan bermanfaat untuk mengurangi pemikiran atau sifat pesimis pada pasien Strategi dan teknik farmakologikal dan fisik : Diberikan hanya bila indikasinya jelas Hindari obat-obatan yang bersifat adiksi Anti anxietas dan anti depresan

Prognosis

Sebagian besar pasien dengan gejalagejala somatik fungsional sembuh tanpa intervensi khusus. Prognosa jangka panjang untuk pasien gangguan somatisasi dubia ad malam, dan biasanya diperlukan terapi sepanjang hidup.

THANK YOU....

Anda mungkin juga menyukai