Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, hingga akhir zaman. Dalam kesempatan kali ini alhamdulillah kelompok kami telah menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dalam makalah ini berisi mengenai pembahasan yang bertemakan Kerukunan Antar Umat Beragama. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi mereka yang membacanya. Kelompok kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, karena kami masih dalam masa pembelajaran, begitu pula dengan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Terimakasih untuk teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam pengerjaan tugas ini. Semoga menjadi amal ibadah. Amien

Bandung, November 2011

Kelompok II
1|Kerukunan Antar Umat Beragama

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1 DAFTAR ISI...........................................................................................................................2 BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................3 1.1.LATAR BELAKANG..........................................................................................3 BAB II. PEMBAHASAN TEORI......................................................................................4 2.1.HUBUNGAN INTERN UMAT ISLAM.........................................................4 2.2.HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA.................................................5 2.3.BATAS-BATAS KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA......................7 BAB III. KESIMPULAN........................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

2|Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah dapat hidup sendiri. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam berinteraksi maupun antar kelompok masyarakat. Dalam masyarakat pluralisme seperti di Indonesia hubungan-hubungan antar kelompok masyarakat yang berbeda adat maupun agama tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, pemahaman tentang pola hubungan antar umat beragama menurut ajaran islam sangat penting sebagai landasan hidup bermasyarakat. Agama sebagai sesuatu yang mendasari kehidupan seseorang seringkali menjadi kendala dalam berhubungan antar masyarakat yang berlainan agama, sehingga menjadi konflik antara pengikut suatu agama dengan agama lainnya. Oleh karena itu, agama islam memberikan tuntunan dalam pergaulan intern umat Islam sendiri dan umat beragama lainnya.

3|Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB II PEMBAHASAN TEORI


2.1.HUBUNGAN INTERN UMAT ISLAM Agama Islam menekankan hubungan sesama muslim berdasarkan kesamaan iman yang pada kenyataannya jauh lebih kuat daripada hubungan darah dan etnik. Bagaimanapun, iman merupakan dasar keyakinan yang berpengaruh terhadap seluruh perilaku seorang muslim. Hubungan sesama muslim digambarkan sebagai sesuatu yang tak terpisahkan,seperti halnya anggota tubuh yang salling berhubungan satu dengan yang lainnya,sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadisnya: Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh itu terluka, maka seluruh tubuh akan merasakan demamnya. (Hadis Riwayat.Muslim dan Ahmad) Ukhuwwah atau persaudaraan lahir karena adanya persamaan-persamaan,semakin banyak persamaan semakin kuat persaudaraan itu. Ukhuwwah Islamiyah didasarkan pada hal-hal yang paling mendasar dalam hidup,yaitu persamaan aqiqah. Persamaan ini melahirkan adanya perhatian dan keakraban sehingga derita yang dialami satu pihak dirasakan oleh pihak lainnya. Allah berfirman:

..........
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.(QS.Al Hujurat,49:10) Kasih sayang terlahir dari kesamaan iman merupakan dasar utama pergaulan di kalangan umat Islam. Kasih sayang tersebut akan memancar dan membentuk pola hubungan antar kaum muslimin dalam memandang orang lain sebagaimana memandang dirinya sendiri. Nabi bersabda: Tidak beriman seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (Hadis Riwayat. Bukhari dari Anas) Kasih sayang dalam ukhuwwah Islamiyah akan membentuk hubungan yang akrab,saling mengasihi,dan saling memberikan perhatian. Dengan demikian umat Islam akan membentuk suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan kasih sayang atau masyarakat marhamah.
4|Kerukunan Antar Umat Beragama

Perbedaan pemahaman adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi. Allah menciptakan manusia dalam keadaan berbeda,baik latar belakang keturunan, kemampuan, maupun harapan dan keinginan. Perbedaan harus disikapi secara wajar sebagai konsekuensi kemanusiaan bahkan dipandang sebagai dinamika yang akan menjadi rahmat bagi seluruh umat Islam. Perbedaan tersebut akan melahirkan peningkatan kualitas, yaitu mendorong umat untuk menggali ajaran Islam untuk memecahkan dan memenuhi keingintahuan akibat perbedaan tersebut. 2.2.HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA Agama Islam diturunkan untuk manusia dengan segala keberagamannya. Ajaran Islam tidak melarang umatnya untuk berhubungan dengan umat beragama lainnya. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa berpihak pada kebenaran dan keadilan terhadap siapa saja, termasuk orang-orang non-muslim. Dengan sejarah Rasul, kita dapat menemukan bahwa orang-orang kafir masuk agama Islam disebabkan sikap dan tingkah laku Nabi dalam berhubungan dengan mereka. Karena itu, menampilkan perilaku yang Islami berhubungan dengan pemeluk agama lain merupakan bagian yang tak terpisahkan dari misi Islam yang disebut dakwah bil hal (mengajak dengan tingkah laku). Dalam hubungan dengan umat beragama lainnya hendaknya seorang muslim tetap menjaga keyakinan (aqiqah)nya, yaitu meyakini bahwa agama Islamlah yang diridhai Allah dan berusaha menyucikan aqiqahnya. Hal ini berarti bahwa hubungannya dengan pihak lainnya tidak sampai membenarkan keyakinan mereka ratau saling bertukan keyakinan,tetapi tetap menghormati dan menghargai keyakinan masing-masing. Penataan pergaulan umat Islam dengan non-muslim dikaitkan pula dengan kondisi yang ada. Pada kondisi umat Islam teraniaya ditengah dominasi kaum non-muslim,Islam mengajarkan umatnya untuk sabar. Jika hal tersebut tidak memungkinkan,hendaknya mereka hijrah ke tempat lain dalam rangka menyelamatkan jiwa dan keyakinannya. Apabila hubungan antara mereka dengan umat Islam baik,maka hendaknya mengembangkan sikap yang lebih baik dengan toleransi dan kerja sama dalam hal-hal diluar aqiqah. Sebaliknya, apabila mereka memusuhi dan mengancam keamanan jiwa dan aqiqah,umat Islam tidak dilarang untuk memerangi mereka sebagai pembelaan diri dan aqiqahnya. Dan jika umat Islam berkuasa hendaknya melindungi mereka baik diri,keluarga,harta,kehormatan bahkan aqiqah mereka. Oleh karena itu,tidak ada alasan bagi orang-orang non-muslim untuk takut berada ditengah-tengah umat Islam,kehadiran mereka ditengah umat Islam,dapat hidup dengan aman dan tentram.
5|Kerukunan Antar Umat Beragama

Hubungan yang baik antara umat Islam dengan umat agama lain telah dibuktikan sepanjang sejarah Islam. Ketika umat Islam menguasai Mesir,pengikut Kristen yang disebut kaum Koptik(qibtiyah) di Mesir dilindungi keberadaannya. Mereka tidak dipaksa memeluk Islam apabila mereka menolak,bahkan pemerintahan Islam pada saat itu melindungi dan menjaga keamanan diri,harta dan keyakinannya. Hari ini kaum Koptik di Mesir hidup dan berkembang dengan aman.Dari kisah itu tampaklah bahwa sahabat Nabi begitu kuat untuk menegakkan keadilan sekalipun kepada orang-orang non-muslim. Mereka konsisiten pada ajaran Islam yang selalu berpihak kepada kebenaran dan keadilan. Mereka tidak menggunakan kekuasaannya untuk keuntungan dirinya. Inilah penerapan ajaran Islam yang dicontohkan sahabat dalam hubungannya dengan sesama manusia. Dengan demikian,dalam hubungan umat Islam dengan umat beragama lainnya,AlQuran mengajarkan prinsip-prinsip toleransi sebagai rujukan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Dilarang melakukan pemaksaan dalam beragama baik secara halus apalagi kasar. Prinsip ini didasarkan kepada firman Allah:

Tidak ada paksaan dalam (memeluk sesuatu) agama karena telah jelas mana yang benar dan mana yang salah.(QS.Al-Baqarah,2:256) 2. Manusia berhak memilih,memeluk agama,dan beribadat menurut keyakinannya. Hal ini berdasarkan firman Allah:

Katakanlah hai Muhammad bahwa telah datang kebenaran dari Tuhanmu,oleh karena itu barangsiapa yang mau berimanlah,barangsiapa yang tidak mau,biarlah.(QS.Al-Kahfi,18:29) 3. Tidak berguna memaksa seseorang agar menjadi seorang muslim. Firman Allah:

Sesungguhnya Kami telah memberi petunjuk kepada seseorang (untuk) mengikuti jalan (yang lurus). Adakalanay ia (orang itu) bersyukur, adakalanya ia menolak jalan yang lurus itu.(QS.Al-Insan,76:3)
6|Kerukunan Antar Umat Beragama

4. Allah tidak melarang hidup bermasyarakat dengan orang yang tidak sepaham atau tidak seagama,selama tidak memusuhi Islam. 2.3.BATAS-BATAS KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA Toleransi (tasamuh) dan kerukunan antar umat beragama tidak boleh dilakukan terhadap non-muslim yang jelas-jelas menunjukan sikap permusuhan dan kebencian terhadap islam dan umat islam. Demikian juga tidak dibenarkan aktifitas apapun yang mengatasnamakan toleransi dan kerukunan yang bisa mereduksi atau merusak aqidah, syariah, dan akhlaq Islam, seperti ibadah bersama-sama di tempat dan waktu yanng sama. Dalam hal ini seorang muslim wajib tegas menjaga dan menyelamatkan agamanya tanpa harus menunjukan sifat permusuhan dan kebencian terhadap non-Muslim.

Katakanlah : Hai orang-orang kafir! (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah (2) Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah (3) Dan aku tidak mau menyembah apa yang kalian sembah (4) dan kalian tidak mau pula menyembah Tuhan yang aku sembah (5) Untuk kalian agama kalian dan untukku agamaku (6) (Q.S. Al-Kafirun; 1-6) Dalam bekerja sama dengan agama lain Islam membatasi hanya pada masalah keduniawian, seperti masalah sosial, budaya, ekonomi, dan politik, sedangkan masalah akidah dan ibadah, Islam melarangnya. Berikut beberapa toleransi pada masa Nabi Muhammad SAW : 1) Sahabat Kaab bin Ajzah bekerja pada orang Yahudi dan mengambik upah darinya, Nabi membolehkan perbuatan tersebut. 2) Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah beliau menyewa seorang musyrik (non-muslim) yang bernama Uraiqiz sebagai petunjuk jalan. 3) Nabi Muhammad SAW mengabulkan undangan orang Yahudi untuk makan bersama. 4) Nabi Muhammad SAW pernah memberikan hadiah kepada Raja Najasyi dan orang Yahudi. 5) Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya berdiri ketika ada jenazah non-muslim yang sedang diusung sebagai tanda penghormatan.

7|Kerukunan Antar Umat Beragama

Itulah beberapa praktek toleransi pada zaman Rasulullah SAW dengan saling menghormati, menghargai, dan bekerja sama dalam urusan dunia akan terwujud keamanan, ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan bersama. Beberapa contoh perilaku kerukunan antar umat beragama : 1) Bersama-sama membela negara apabila dihina negara lain. 2) Menumbuhkan toleransi beragama, misalnya : memberikan kesempatan untuk beribadah sesuai dengan agama masing-masing. 3) Mengembangkan sikap tolong menolong sesama anggota masyarakat, misalnya : apabila ada tetangga yang mempunyai hajat saling membantu. 4) Melaksanakan gotong royong untuk pembangunan desa. 5) Melakukan musyawarah untuk memecahkan masalah/persoalan yang ada di masyarakat. Untuk itu, kita sebagai umat muslim harus selalu menjaga dan meningkatkan persatuan dan kesatuan serta menghindari perselisihan, perpecahan dan permusuhan antara sesama umat beragama.

8|Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB III KESIMPULAN

Jadi,kita harus menyadari bahwa persatuan dan kerukunan intern umat Islam maupun antar beragama lainnya adalah kata kunci dalam meraih perdamaian. Rasulullah SAW bersabda : Seorang muslim adalah saudara bagi umat muslim lainnya, ia tidak menganiyayanya, dan tidak menyerahkan (kepada musuh)....,janganlah saling

menghasut,janganlah saling bermusuhan, dan janganlah saling bertengkar .... dan jadilah kamu hamba-hamba allah yang bersaudara. Kerukunan antar umat beagama bertujuan untuk mewujudkan kesadaran bersama, dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam menghadapi masalah masyarakat. Oleh karena itu,perbedaan tidak harus melahirkan pertentangan atau permusuhan. Perbedaan harus disikapi secara arif,sepanjang perbedaan itu berdasarkan argumentasi yang benar dan merujuk kepada sumber yang sama.

9|Kerukunan Antar Umat Beragama

DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia Anwari, M.S dan Mutmainah. 2008. Pendidikan Agama Islam Jilid 3 Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: PT Piranti Darma Kalokatama Fahrudin, Muhammad. 2011. Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XII Semester 2. Surakarta: CV.Citra Pustaka Suryana, A.Toto, dkk.1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Tiga Mutiara Tim Dosen Universitas Widyatama. 2010. Pendidikan Agama Islam. Bandung: BPDU Universitas Widyatama

10 | K e r u k u n a n A n t a r U m a t B e r a g a m a

Anda mungkin juga menyukai