Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB 1
PENDAHULUAN 1

BAB 2
DASAR TEORI 3
SISTEM AKUNTANSI BLU 3
A.Sistem Akuntansi BLU 3
B.Komponen Sistem Akuntansi Keuangan BLU 4
LAPORAN KEUANGAN 6
A.Tujuan Laporan Keuangan 6
B.Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 6
C.Komponen Laporan Keuangan 6
D.Penyajian Laporan Keuangan 8

BAB 3
CONTOH LAPORAN KEUANGAN 10
- Laporan Posisi Keuangan 11
- Laporan Aktivitas 13
- Laporan Arus Kas 15

BAB 4
ANALISIS 16
- Laporan Posisi Keuangan 16
- Laporan Aktivitas 18
- Laporan Arus Kas 20

BAB 5
KESIMPULAN & SARAN 22
KESIMPULAN 22
SARAN 22



























BAB I
PENDAHULUAN

Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien,
memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya social,serta dampak negatif atas aktivitas yang
dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat cepaat diterima dan diakui
sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan urusan publik.Akuntansi sector publik
memilki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain
public.Domain publik emiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sector
swasta.Keluasan sector publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang
berbeda didalamnya,akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi
lembaga lembaga public tersebut.Secar kelembagaan,domain publik antara lain meliputi badan-
badan pemerintahan (pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah),perusahaan mlik
Negara (BUMN dan BUMD),yayasan,organisasi politik dan organisasi massa ,Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM),universitas dan oranisasi nirlaba lainnya.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor
swasta,misalnya tugas untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik,seperti layanan
komunikasi,pearikan pajak,pendidikan,transportasi publik,dan sebagainya.Akan tetapi,untuk
tugas tertentu sektor publik tidak dapat digantikan oleh sektor swasta,misalnya fungsi birokrasi
pemerintahan.Sebagai konsekuensinya,akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda
dengan akuntansi pada sektor swasta.
Meskipun terdapat perbedaan diantara kedua sektor tersebut,yang perlu ditekankan bukan
pada mencari perbedaan dan mempertentangkan antara sektor publik dengan sektor swasta.Fokus
perhatian hendaknya lebih ditekankan pada upaya untuk memajukan sektor publik yang
dianggap kurang efisien dan kurang menarik agar tidak tertinggal jauh dengan sektor swasta
yang dipandang lebih maju dan efisien.
Dalam pembahasan ini,materi lebih difokuskan pada pembahasan mengenai organisasi
nirlaba,dimana organisasi nirlaba merupakan suatu organisasi yang tidak bertujuan memupuk
keuntungan.Organisasi nirlaba dibagi menjadi dua kelompok besar,yaitu entitas pemerintahan
dan entitas nirlaba nonpemerintahan.Organisasi nirlaba dipandang amat berbeda dengan
organisasi komersial oleh pelaggan,donator dan sukarelawan,pemerintah,anggota organisasi,dan
karyawan organisasi nirlaba.Para pengurus organisasi ini yang terseleksi secara ideal mempunyai
tujuan tulus utuk mendukung organisasi guna mencapai tujuannya.

Manajemen organisasi nirlaba bertugas melaksanakan misi organisasi,mencapai sassaran
jangka panjang dan jangka pendek organisasi,membeir manfaat bagi kelompok masyarakat yang
diuntungkan oleh misi organisasi,memuaskan stakeholder dan para anggota organisasi yang
bertujuan mencapai cita-cita pribadinya melalui organisasi tersebut.
Dalam akuntansi organisasi nirlaba,laporan laba rugi seringkli tidak lazim,mengingat
maksud pendirian,sasaran,dan raihan berupa tercapainya sasaran organisasi sering sulit
didenominasikan kedalam satuan mata uang.Karena itulah,rumusan visi misi dan sasaran konkret
(terutama bila bukan dalam satuan keuangan) diperlukan sebagai hal yang ingin diketahui oleh
stakeholder.Bagi sebagaian orang,eksisrensi organisasi nirlaba melalui munculnya organisasi
yang bervisi dan bermisi mulia,meski tanpa melihat sumbangsihnya,sudah merupakan
keuntungan bagi stakeholder.









BAB 2
DASAR TEORI

SISTEM AKUNTANSI BLU
A. Sistem Akuntansi BLU
Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur baik manual maupun terkomputerisasi mulai
dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai pelaporan posisi keuangan
dan operasi keuangan. BLU setidak-tidaknya mengembangkan tiga sistem akuntansi yang
merupakan sub sistem dari sistem akuntansi BLU, yaitu sistem akuntansi keuangan, sistem
akuntansi aset tetap, dan sistem akuntansi biaya.
1. Sistem Akuntansi Keuangan
Sistem Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi yang menghasilkan laporan
keuangan pokok untuk tujuan umum (general purpose). Tujuan laporan keuangan adalah:
a. Akuntabilitas
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.
b. Manajemen
membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu BLU
dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh penerimaan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas
BLU untuk kepentingan stakeholders.
c. Transparansi
memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BLU dalam pengelolaan sumber
daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-
undangan.
Sistem Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan keuangan pokok berupa Laporan
Realisasi Anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan
oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia /standar akuntansi industri spesifik dan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan untuk kepentingan pelaporan kepada
pengguna umum laporan keuangan BLU dalam hal ini adalah stakeholders, yaitu pihak-
pihak yang berhubungan dan memiliki kepentingan dengan BLU. Sedangkan laporan
keuangan yang sesuai dengan SAP digunakan untuk kepentingan konsolidasi laporan
keuangan BLU dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga.
2. Sistem akuntansi aset tetap
Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan laporan tentang aset tetap untuk keperluan
manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi,
dan kondisi aset tetap milik BLU ataupun bukan milik BLU tetapi berada dalam
pengelolaan BLU.
Pengembangan Sistem Akuntansi Aset Tetap diserahkan sepenuhnya kepada BLU yang
bersangkutan. Namun demikian, BLU dapat menggunakan sistem yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan seperti Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).
3. Sistem Akuntansi Biaya
BLU mengembangkan Sistem Akuntansi Biaya yang menghasilkan informasi tentang
harga pokok produksi, biaya satuan (unit cost) per unit layanan, dan evaluasi varian.
Sistem Akuntansi Biaya berguna dalam perencanaan dan pengendalian, pengambilan
keputusan, dan perhitungan tarif layanan.
B. Komponen Sistem Akuntansi Keuangan BLU
Sistem akuntansi BLU terdiri atas sub sistem yang terintegrasi untuk menghasilkan laporan
keuangan dan laporan lainnya yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Komponen Sistem Akuntansi tersebut antara lain mencakup:
1. Kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan
prosedur yang digunakan BLU dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Pertimbangan dan atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi
BLU. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan kondisi
keuangan BLU secara tepat.
Pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi dan penyiapan laporan
keuangan oleh manajemen antara lain:
a. Penyajian wajar
Laporan Keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Aktivitas/LRA, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu
diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan
dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu
tinggi dan kewajiban atau biaya tidak dinyatakan terlalu rendah. Penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan cadangan tersembunyi atau
penyisihan berlebihan, dan sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang lebih
rendah atau pencatatan kewajiban atau biaya yang lebih tinggi sehingga laporan
keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.
b. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
CaLK.
c. Materialitas Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan BLU
hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
2. Sub sistem akuntansi;
Sub sistem akuntansi merupakan bagian dari sistem akuntansi. Contohnya sub sistem
akuntansi penerimaan kas dan sub sistem pengeluaran kas merupakan bagian dari sistem
akuntansi keuangan.
3. Prosedur akuntansi;
Prosedur yang digunakan untuk menganalisis, mencatat, mengklasifikasi, dan
mengikhtisarkan informasi untuk disajikan di laporan keuangan; juga mengacu pada
siklus akuntansi (accounting cycle).
4. Bagan Akun Standar (BAS);
BAS merupakan daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara
sistematis oleh Pimpinan BLU untuk memudahkan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan anggaran, serta akuntansi dan pelaporan keuangan. Untuk tujuan konsolidasi
laporan keuangan BLU dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga digunakan
BAS yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

LAPORAN KEUANGAN
A. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan,
operasional keuangan, arus kas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi.
Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan BLU menyajikan informasi
tentang:
(a) aset;
(b) kewajiban;
(c) ekuitas;
(d) pendapatan dan biaya; dan
(e) arus kas.

B. Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
Pimpinan BLU bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU
yang disertai dengan surat pernyataan tanggung jawab yang berisikan pernyataan bahwa
pengelolaan anggaran telah dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan, dan kebenaran isi laporan keuangan merupakan tanggung jawab pimpinan BLU.

C. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan setidak-tidaknya terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1. Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional
a. LRA menyajikan informasi tentang anggaran dan realisasi anggaran BLU secara
tersanding yang menunjukkan tingkat capaian target-target yang telah disepakati
dalam dokumen pelaksanaan anggaran.
b. Laporan operasional menyajikan informasi tentang operasi BLU mengenai sumber,
alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLU. Laporan
operasional antara lain dapat berupa laporan aktivitas atau laporan surplus defisit.
c. informasi dalam LRA/Laporan operasional, digunakan bersama-sama dengan
informasi yang diungkapkan dalam komponen laporan keuangan lainnya sehingga
dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk :
i. mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi;
ii. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi; dan
iii. menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang
berguna dalam mengevaluasi kinerja BLU dalam hal efisiensi dan efektivitas
penggunaan anggaran.
2. Neraca
a. Tujuan utama neraca adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLU
meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
b. Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan
dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan
keuangan untuk menilai:
i. kemampuan BLU dalam memberikan jasa layanan secara berkelanjutan;
ii. likuiditas & solvabilitas;
iii. kebutuhan pendanaan eksternal.

3. Laporan Arus Kas
a. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
b. Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan informasi yang
diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para
pengguna laporan keuangan untuk menilai:
i. kemampuan BLU dalam menghasilkan kas dan setara kas;
ii. sumber dana BLU;
iii. penggunaan dana BLU;
iv. prediksi kemampuan BLU untuk memperoleh sumber dana serta penggunaannya
untuk masa yang akan datang.

4. Catatan atas Laporan Keuangan
a. Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah memberikan penjelasan dan
analisis atas informasi yang ada di LRA/laporan operasional, neraca, laporan arus kas,
dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman
yang paripurna atas laporan keuangan BLU.
b. Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan mencakup antara lain:
i. Pendahuluan;
ii. Kebijakan akuntansi;
iii. Penjelasan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran/laporan operasional;
iv. Penjelasan atas pos-pos neraca;
v. Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas;
vi. Kewajiban kontinjensi;
vii.Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya.

Laporan keuangan pokok di atas disertai dengan Laporan Kinerja yang menjelaskan
secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang berisikan ringkasan keluaran
dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program yang
disusun dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).


D. Penyajian Laporan Keuangan
Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas dan menyajikan
informasi antara lain mencakup:
1. nama BLU atau identitas lain;
2. cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu unit usaha atau beberapa unit
usaha;
3. tanggal atau periode pelaporan;
4. mata uang pelaporan dalam Rupiah; dan
5. satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.














BAB 3
CONTOH LAPORAN KEUANGAN
Sejarah Universitas Airlangga berawal dari cikal-bakal lembaga pendidikan Nederlands
Indische Artsen School (NIAS) dan School Tot Opleiding van Indische Tandartsen (STOVIT),
masing-masing didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1913 dan 1928. Setelah
masa pergolakan kemerdekaan sempat terganggu kelancarannya, pada tahun 1948 pemerintah
pendudukan Belanda mendirikan Tandheelkunding Instituut yang merupakan cabang Universiteit
van Indonesie Jakarta dan membuka kembali NIAS dengan nama Faculteit der Geneeskunde
yang juga sebagai cabang Universiteit van Indonesie Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia baru resmi membuka Universitas Airlangga Surabaya
yang merupakan lembaga pendidikan tinggi pertama di kawasan timur Indonesia pada tahun
1954. Peresmian Universitas Airlangga dilakukan oleh Presiden RI pertama, Dr. Ir. Soekarno,
yang bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan yang ke-9, tanggal 10 November 1954. Secara
legal pendiriannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 57/1954.












- Laporan Aktivitas



- Laporan Arus Kas
-
BAB 4
ANALISIS

- Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan Universitas Airlangga untuk Periode yang berakhir 31
Desember 2008, telah menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban
berdasarkan tanggal jatuh tempo dan mengelompokan aset kedalam aset lancar dan aset tidak
lancar. Dapat dilihat pada Laporan Posisi Keuangan Universitas Airlangga periode yang berakhir
31 Desember 2008 yang telah kami cantumkan.
Aset lancar terdiri dari Kas dan Setara Kas, Piutang setelah dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu, dan Persediaan. Sedangkan aset tidak lancar terdiri atas aset tetap yang telah
dikurangi oleh akumulasi penyusutan, aktivitas yang sama yang dilakukan di Universitas
Airlangga untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2007, sebagai berikut:

- Aset (Aktiva)
Dalam hal ini Laporan Keuangan Universitas Airlangga untuk Periode yang berakhir
31 Desember 2008, melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen,
seperti: kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan aset tetap. Selain itu, informasi likuiditas
juga diberikan dengan cara menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, mengelompokkan
aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan mengungkapkan informasi mengenai likuiditas
aktiva termasuk pembatasan penggunaan aktiva.

- Aset Lancar
Aset Lancar terdiri atas:
a. Kas dan setara kas Rp. 121.794.113.032 Rp.96.626.689.159
b. Piutang setelah di kurangi
Penyisihan piutang ragu-ragu
o Pada tahun 2008
o Pada tahun 2007 Rp.3.060.888.174 Rp. 936.764.437
c. Persediaan Rp.1.328.651.132 Rp. 1.236.238.587

Jumlah aset lancar pada tahun 2008 ialah Rp. 126.138.652.338
- Aset Tidak Lancar (aset tetap)
Aset Tidak Lancar yang tercantum di Laporan Keuangan Universitas Airlangga untuk
Periode yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007, hanya berupa aset tetap saja (setelah
dikurangi akumulasi penyusutan sebesar nihil). Aset tetap untuk periode yang berakhir 31
Desember 2008 tersebut sejumlah Rp 1.075.774.266.477 .

- Kewajiban

Pada peraturan menteri keuangan no. 76 tahun 2008, Kewajiban disajikan berdasarkan
tanggal jatuh tempo dan dikelompokan ke dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
Namun pada Laporan Posisi Keuangan yang kami analisis yaitu Laporan Keuangan Universitas
Airlangga Periode yang berakhir pada 31 Desember 2007 terutama Periode yang berakhir pada
31 Desember 2008, Kewajiban disajikan berdasarkan kewajiban lancar dan kewajiban tidak
lancar. Kewajiban lancar terdiri atas hutang pihak ketiga, hutang pajak, biaya yang harus
dibayar, dan pendapatan diterima dimuka. Kemudian dikurangi dengan aset bersih.

Kewajiban Lancar untuk tahun 2008, terdiri atas:
utang Pihak Ketiga 717.501.818
Hutang Pajak 42.053.575
Biaya yang Masih Harus Dibayar 23.372.535.942
Pendapatan Diterima Dimuka 550.000.000

Jumlah Kewajiban Lancar 24.682.091.335

Aset Bersih 1.177.230.827.480

Aset bersih umumnya terdiri atas aset bersih terikat dan tidak terikat.. Keterangan ini dapat
dilihat pada Laporan Aktivitas.

Aset bersih :
Tidak terikat 1.172.097.083.772
Terikat temporer 5.133.743.708
Terikat Permanen -

Maka, Jumlah Kewajiban Lancar dikurangi Aset Bersih pada tahun 2008 ialah Rp.
1.201.912.918.815.

- Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas Universitas Airlangga menerapkan bentuk laporan aktivitas yang
menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah.
Bentuk Laporan Aktivitas menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan
penyumbang aktiva tertentu terhadap reklasifikasi aktiva bersih. Bentuk Laporan Aktivitas
memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan penghasilan dari
investasi.
Laporan Aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.Laporan aktivitas menyajikan pendapatan
sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh
penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat. Sumbangan
disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer,
tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
Dapat dilihat di Laporan Aktivitas Universitas Airlangga untuk periode yang berakhir 31
Desember 2008, bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah berasal dari DIPA/APBN
Pemerintah, Hibah/PHK Pemerintah, Kontrak Kerjasama dengan Instansi Pemerintah, dan
Penerimaan Pemerintah lainnya. Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah disajikan sebagai
penambah aktiva bersih terikat temporer dengan jumlah Rp. 153.143.147.768. Hal ini
menunjukkan bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah di Universitas Airlangga
penggunaanya dibatasi oleh pemerintah.
Aset bersih terikat sendiri terdiri atas aset bersih terikat temporer dan permanen. Aset
bersih tidak terikat adalah aset yang sumber daya penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang, dalam hal ini penyumbang yang dimaksud adalah masyarakat. Aset
bersih temporer adalah aset yang sumber daya penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode
tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu dalam hal ini penyumbang yang
dimaksud adalah pemerintah . Sedangkan aset bersih permanen adalah aset yang sumber daya
penggunaannya ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara
permanen, tetapi organisasi tetap diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua
penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut, dalam hal ini
tidak disebutkan penggunaan aset bersih terikat secara permanen.

Dana Masyarakat Universitas Airlangga berasal dari Sumbangan Operasional
(Pendidikan), Sumbangan Pengembangan (Pendidikan) dan Sumbangan Masyarakat Lainnya.
Dana Masyarakat disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat (dengan jumlah Rp.
179.456.045.406) yang mana penggunaanya tidak dibatasi oleh masyarakat.Sedangkan, pada
Dana Layanan dan Usaha Universitas, Penerimaan Layanan dan Usaha Akademik disajikan
sebagai penambah aktiva bersih terikat temporer. Penerimaan Layanan Umum dan Fungsi, dan
Penerimaan Pendapatan umum disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan
aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali
jika penggunaanya dibatasi.
Pada Laporan Aktivitas (untuk yang tidak terikat), Jumlah Penerimaan dan Pendapatan
(Rp. 211.725.445.973 dan Rp. 201.639.356.226) dikurangi dengan Jumlah Beban dan
Pengeluaran (Rp. 157.472.916.359 dan Rp. 179.250.342.518) menghasilkan perubahan aktiva
bersih (kenaikan aset bersih sebesar Rp. 54.252.529.614 dan Rp. 22.389.013.708). Kenaikan
Aset bersih ini dijumlahkan dengan Aset Bersih Awal Tahun (berasal dari Aset Bersih Akhir
Tahun 2007) yang menghasilkan Aset Bersih Akhir Tahun Tidak Terikat sebesar Rp.
1.172.097.083.772. Aset Bersih Akhir Tahun Tidak Terikat 2008 ditambah dengan Aset Bersih
Akhir Tahun Terikat menghasilkan Aset Bersih Akhir Tahun 2008 (sejumlah Rp.
1.177.230.827.480).
Dapat dilihat di Laporan Aktivitas Universitas Airlangga untuk periode yang berakhir 31
Desember 2007, bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah berasal dari DIPA/APBN
Pemerintah, Hibah/PHK Pemerintah, Kontrak Kerjasama dengan Instansi Pemerintah, dan
Penerimaan Pemerintah lainnya. Hal ini tidak berbeda jauh dengan tahun 2008, yang berbeda
ialah pada periode 2008 tidak ada penerimaan kontrak kerja sama dengan Instansi Pemerintahan.
Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah periode yang berakhir 31 Desember 2007
disajikan sebagai penambah aktiva bersih terikat temporer dengan jumlah Rp. 146.371.405.704
(lebih kecil dari Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah periode yang berakhir 31
Desember 2008). Hal itu berarti, bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah periode
yang berakhir 31 Desember 2008 mengalami kenaikan disbanding tahun sebelumnya.
Dana Masyarakat Universitas Airlangga untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember
2007 tidak berbeda sumbernya dengan tahun 2008. Yaitu berasal dari Sumbangan Operasional
(Pendidikan), Sumbangan Pengembangan (Pendidikan) dan Sumbangan Masyarakat Lainnya.
Dana Masyarakat disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat (dengan jumlah Rp.
145.800.689.482) yang mana penggunaanya juga seperti tahun 2008, yaitu tidak dibatasi oleh
masyarakat.
Dana Layanan dan Usaha Universitas Airlangga untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2007 lebih kecil dibanding Dana Layanan dan Usaha Universitas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Itu berarti, pada tahun 2008 mengalami kenaikan Dana
Layanan dan Usaha dibanding 2007.
Jumlah Pengeluaran Penyelenggaraan Pendidikan tidak terikat untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan,
Jumlah Pengeluaran Penyelenggaraan Pendidikan terikat temporer mengalami kenaikan
dibanding 2007.
Pada pengeluaran di tahun 2008 terdapat Pengeluaran Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,
Pengeluaran Pengembangan Program, dan Pengeluaran Manajemen dan Pengelolaan.
Sedangkan, pada Pengeluaran di tahun 2007, ketiganya tidak ada. Pada tahun 2007 terdapat
Pengeluaran Lainnya sebesar Rp. 7.071.663.575 , namun pada tahun 2008 Pengeluaran Lainnya
Rp 0.
Kenaikan Aset Bersih tidak terikat pada tahun yang berakhir 2008 mengalami kenaikan
dibanding tahun 2007. Sedangkan, Kenaikan Aset Bersih mengalami penurunan dibanding 2007.
Aset Bersih Awal Tahun berasal dari Aset Bersih Akhir Tahun 2006. Pada tahun 2007, tidak ada
Koreksi Saldo Aset Bersih Awal Tahun. Jumlah Aset Bersih Akhir Tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2007 ialah Rp. 1.117.844.554.158 (lebih besar dibanding 2008).

- Laporan Arus Kas

Informasi tentang arus kas pada Universitas Airlangga berguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan
Universitas Airlangga untuk menggunakan arus kas tersebut.
Data Laporan Keuangan mengenai Arus Kas di Universitas Airlangga pada tahun 2007 dan
2008. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal
revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.Arus kas dari aktivitas operasi berasal dari penjumlahaan penerimaan DIPA,
Penerimaan Hibah, Penerimaan Kontrak dan kerjasama dengan Instansi Pemerintah, Penerimaan
Pemerintah lainnya, Penerimaan sumbangan operasional, Penerimaan Sumbangan
Pengembangan, Penerimaan Kontrak Kerjasama, Penerimaan layanan umum dan fungsi,
Penerimaan Institusional Fee, Penerimaan dari pemanfaatan fasilitas, Penerimaan lain dari
masyarakat, dan penerimaan lainnya, dikurangi dengan jumlah dari penyelenggaraan pendidikan,
pembinaan mahasiswa, penelitian dan pengabdian masyarakat, Layanan akademik dan unit
Swadana, Pengeluaran pengembangan Program, pengeluaran manajemen dan pengeluaran,
Pengeluaran Lainnya. Hasil dari pengurangan tersebut dinamakan Kas Bersih yang diperoleh
Aktivitas Operasi.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Arus Kas dari Aktivitas Investasi berasal dari jumlah
Perolehan aset tetap. Hasilnya dinamakan Kas Bersih yang digunakan untuk Aktivitas Investasi.
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan . Arus kas dari aktivitas pendanaan
hanya berasal dari Hasil Pinjaman Jangka Pendek. Hasil tersebut dinamakan Kas yang diperoleh
dari dan digunakan untuk Aktivitas Pendanaan.
Adapun Pengaruh Selisih Kurs atas Kas dan Setara Kas yang terdapat dalam Laporan
Arus Kas, diperoleh dari Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas. Kenaikan Bersih Kas dan Setara
Kas diperoleh dari selisih Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode dengan jumlah Kas dan Setara
Kas Pada Akhir Periode lalu dikurangkan jumlah dari Total Kas Bersih yang Diperoleh dari
Aktivitas Oprasi dikurang Total Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi dan
dikurang Total Kas yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan.





















BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Berdasarkan analisis Laporan Keuangan yang telah dilakukan, maka kami menyimpulkan
bahwa untuk Laporan Keuangan yang telah disajikan oleh Universitas Airlangga untuk Periode
yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007 telah sesuai dengan Peraturan menteri keuangan
no.76 tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan badan layanan umum yang meliputi Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas. Universitas Airlangga telah
menyajikan Laporan Keuangan dengan baik dan sesuai dengan Peraturan menteri keuangan
no.76 tahun 2008 (PMK NO.76 TAHUN 2008).

SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka kami memberikan saran kepada Universitas
Airlangga agar lebih teliti dalam menyajikan Laporan Keuangan agar tidak perlu diadakan
koreksi saldo kembali.

Anda mungkin juga menyukai