Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KOLOSTRUM DENGAN PENGARUH PEMBERIAN KONSELING MENGENAI KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

OESAPA

Oleh : Nama :Henry yustus fay Nim : po.530324111910

POLTEKES KEMENKES KUPANG JURUSAN GIZI 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi merupakan peranan penting dalam siklus hidup manusia. Anak adalah buah hati yang selalu didambakan oleh setiap pasangan. Memiliki anak yang tumbuh sehat dan optimal merupakan tujuan orang tua. Masa bayi antara usia 0-12 bulan merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencapai hal tersebut adalah melalui pola asuh makan yang baik. Tumbuh kembang balita dan asupan zat gizi yang baik dapat diupayakan dengan memberikan air susu ibu (ASI eksklusif) sampai umur 6 bulan. Riskesdas tahun 2010 merupakan kegiatan riset kesehatan yang berbasis pada masyarakat, yang diarahkan unruk mengevaluasi hasil pencapaian indikator MDGs (Millenium Development Goals) dibidang kesehatan ditingkat nasional/propinsi. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, diperoleh perilaku ibu terhadap kolostrum, menunjukan bahwa sebagian besar 74,7 persen memberikan semua kolostrum dengan baik kepada bayinya, sedangkan pada bayi umur 5 bulan terdapat 15,3% yang menyusui secara eksklusif( Ayunsari,2013). Tingginya angka kematian bayi berusia kurang dari setahun di indonesia secara langsung disebabkan oleh faktor medis yakni bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) .faktor ibu juga dapat menjadi penyebab langsung kematian bayi misalnya terlalu tua dan muda dan salah persepsi tentang kolostrum (Asi yang keluar hari pertama sampai ketiga setelah ibu melahirkan) memberi asi yang tidak tepat (Fausiah,2009). Target pencapaian ASI eksklusif di Indonesia 80%, namun angka pemberian ASI segera di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data SDKI 2003, diperoleh data lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui pada satu jam pertama setelah persalinan cenderung menurun dari 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Sementara

laporan EPS (2003), menyatakan dari sejumlah 14.474 anak yang pernah mendapatkan ASI, hanya 38,7% anak yang mendapat ASI satu jam pertama setelah lahir(Ii Solihah Dkk ,2007). Hasil penelitian yangdilakukan oleh Edmond et al (2005) menunjukkan bahwa 16% kematian bayi baru lahir seharusnya dapat diselamatkan dengan pemberian ASI pada hari pertama dan meningkat 22% jika menyusui dimulai pada 1 jam pertama setelah melahirkan. Selain itu Wiryo (2007) menyatakan bahwa bayi yang tidak pernah mendapat kolostrum akan mudah terkena infeksi gastrointestinal dan diare karena bayi tidak mendapatkan senyawa-senyawa imun yang terkandung dalam kolostrum. (Diana Nur Afifah,2007).

Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan persepsi yang kurang tepat tentang ASI eksklusif akan mempengaruhi praktek ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Oleh karena itu ibu perlu memperoleh informasi yang tepat tentang ASI eksklusif. Konseling menurut WHO (1993) dan Guise JM et al (2003) merupakan pendekatan komunikasi interpersonal yang sering digunakan dalam peningkatan

pengetahuan serta perubahan sikap dan perilaku di bidang kesehatan. Sampai saat ini masih terbatas jumlah studi efikasi konseling khususnya konseling gizi tentang pemberian ASI ekslusif. ( Nurhayati,2007). Asi yang di hasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahirKolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning kuningan,lebih kuning di banding dengan asi mature,bentuknya agak kasar kerena mengandung butiran lemak dan sel sel epitel yang berkasiat.(Kristiyanasari,2011

Melihat gambaran tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KOLOSTRUM DENGAN PEMBERIAN KONSELING MENGENAI KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OESAPA B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang dapat dirumuskan adalah : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KOLOSTRUM DENGAN PEMBERIAN KONSELING MENGENAI KOLOSTRUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS OESAPA DI

C. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui Perbandingan dua sample dari dua tempat yang berbeda

mengenai tingkat pengetahuan ibu yang mendapatkan konseling tentang kolostrum dan yang tidak mendapatkan konseling tentang kolostrum

2.

Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mendapatkan konseling tentang kolostrum. b. Untuk mengetahui ibu yang tidak mendapatkan konseling tentang kolostrum

D. Ruang Lingkup 1. Ruang lingkup lokasI Lingkup lokasi penelitian ini adalah di wilayah kerja Puskesmas Oesapa 2. Ruang Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini berkaitan dengan tentang 3. Ruang Lingkup Sasaran Sasaran dalam penelitian ini adalah ibu hamil pasca melahirkan di wilayah kerja puskesmas weliman kabupaten malaka 4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2013 sampai selesai E. Manfaat penelitian Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan antara lain : 1. Bagi institusi Jurusan Gizi

Dapat dijadikan sebagai bacaan untuk memperluas wawasan tentang 2. Bagi masyarakat terutama ibu hamil Dapat digunakan sebagai informasi tambahan khususnya yang berkaitan dengan kolostrum dengan pemberian konseling mengenai 3. Bagi Peneliti Dapat memberikan pengetahuan ibu tentang kolostrum konseling mengenai masalah di lapangan. 4. Bagi Tenaga Puskesmas. Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan yang professional dan meningkatkan derajat kesehatan bagi penerus bangsa. dengan pemberian kolostrum

kolostrum dan sebagai dasar untuk melakukan pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA TEORI

KERANGKA KONSEP

http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/04/pengaruh-konseling-asieksklusif-pada-ibu-hamil-trimester-ketiga-terhadap-penyusuandini-dan-pemberian-kolostrum.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14662/1/09E01305.p df

Anda mungkin juga menyukai