Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Forensik pada Kasus Perkosaan dan Delik Susila Lainnya

Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik dr. Djaja Surja Atmadja Kuliah sebelumnya Pemeriksaan Umum Ginekologi Kuliah berikutnya Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Sistem Reproduksi anita !enu " Da#tar Isi $AKU% ADA K&R'KSI " (A!)A*A+ ,-,- '.!AI% A)UD ,,,, *omepage Abud

PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir ini kita kerapkali membaca berita mengenai kasus perkosaan atau perampokan/ pembunuhan yang disertai perkosaan. Kasus-kasus semacam ini biasanya memiliki nilai berita yang tinggi dan akan diliput oleh berbagai mediamassa. Di pihak lain, masyarakat yang mengetahui berita semacam ini umumnya ikut terlibat dan seringkali merasa gemas dan mengutuk perbuatan itu. Protes masyarakat dimanifestasikan dalam tulisan surat pembaca di berbagai media cetak. Telah sering kita baca bahwa masyarakat mengusulkan agar sanksi hukum terhadap pelaku perkosaan diperberat karena masyarakat merasa bahwa hukuman yang dijatuhkan oleh hakim terlalu ringan. Dalam tulisan ini ingin dibahas mengenai aspek medis dan hukum dari delik perkosaan dan delik susila lainnya khususnya dari aspek pembuktiannya.

KENDALA PEMBUKTIAN
Dalam sistim peradilan yang dianut negara kita, seorang hakim tidak dapat menjatuhkan hukuman kepada seseorang terdakwa kecuali dengan sekurangnya dua alat bukti yang sah ia merasa yakin bahwa tindak pidana itu memang telah terjadi pasal !"# K$%&P' .

(edang yang dimaksud dengan alat bukti yang sah adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa pasal !") K$%&P'. *erdasarkan hal tersebut diatas, maka pada suatu kasus perkosaan dan delik susila lainnya perlu diperjelas keterkaitan antara : !' bukti-bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara, +' pada tubuh atau pakaian korban, #' pada tubuh atau pakaian pelaku dan )' pada alat yang digunakan pada kejahatan ini yaitu penis'. Keterkaitan antara ) faktor inilah yang seringkali dijabarkan dalam prisma segiempat' bukti dan merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan keyakinan hakim. Pada banyak kasus perkosaan keterkaitan empat faktor ini tidak jelas atau tidak dapat ditemukan sehingga mengakibatkan tidak timbul keyakinan pada hakim yang bermanifestasi dalam bentuk suatu hukuman yang ringan dan sekadarnya. *eberapa hal yang dapat mengakibatkan terjadinya hal ini adalah hal-hal sbb, a. -asalah keutuhan barang bukti. b. -asalah tehnis pengumpulan benda bukti c. -asalah tehnis pemeriksaan forensik dan laboratorium d. -asalah pengetahuan dokter pemeriksa e. -asalah pengetahuan aparat penegak hukum a. Masalah keutuhan barang bukti (eorang korban perkosaan setelah kejadian yang memalukan tersebut umumnya akan merasa jijik dan segera mandi atau mencuci dirinya bersih-bersih. (eprei yang mengandung bercak mani atau darah seringkali telah dicuci dan diganti dengan seprei yang baru sebelum penyidik tiba di TKP. .antai yang mungkin mengandung benda bukti telah disapu dan dipel terlebih dahulu agar /rapi / kelihatannya bila polisi datang. Ketika korban akan dibawa ke dokter untuk diperiksa dan berobat seringkali ia mandi dan / atau mengganti pakaiannya terlebih dahulu dengan yang baru dan bersih. %al-hal semacam ini tanpa disadari akan menyebabkan hilangnya banyak benda bukti seperti cairan/bercak mani, rambut pelaku, darah pelaku dsb yang diperlukan untuk pembuktian di pengadilan. &danya kelambatan korban untuk melapor ke polisi karena perasaan malu dan raguragu juga menyebabkan hilangnya benda bukti karena berlalunya waktu. b. Masalah teknis penqumpulan benda bukti Pengolahan TKP dan tehnik pengambilan barang bukti merupakan hal amat mempengaruhi pengambilan kesimpulan. Pada suatu kejadian perkosaan dan delik susila lainnya penyidik mencari sebanyak mungkin benda bukti yang mungkin ditinggalkan di TKP seperti adanya sidikjari, rambut, bercak mani pada lantai, seprei atau kertas tissue di tempat sampah dsb. Tidak dilakukannya pencarian benda bukti, baik akibat kurangnya pengetahuan, kurang pengalaman atau kecerobohan, dapat mengakibatkan hilangnya banyak data yang penting untuk pengungkanan kasus. Pada pemeriksaan terhadap tubuh korban cara pengambilan sampel usapan 0agina yang salah juga dapat menyebabkan hasil negatif palsu. Pada persetubuhan dengan melalui anus sodomi' pengambilan bahan usapan dengan kapas lidi bukan dilakukan dengan mencolokkan lidi ke dalam liang anus saja tetapi harus dilakukan juga pada sela-sela lipatan anus, karena pada pengambilan yang pertama yang akan didapatkan umumnya adalah tinja dan bukan sperma. &danya bercak mani pada kulit, bulu kemaluan korban yang menggumpal atau pakaian korban, adanya rambut pada sekitar bulu kemaluan korban, adanya bercak darah atau epitel kulit pada kuku jari jika korban sempat mencakar pelaku' adalah hal-hal yang tak boleh dilewatkan pada pemeriksaan. c. Masalah teknis pemeriksaan forensik dan laboratorium Kemampuan pemeriksaan pusat pelayanan perkosaan berbeda-beda dari satu tempat ke

tempat lainnya. (uatu klinik yang tidak melakukan pemeriksaan sperma sama sekali tentu tak dapat membedakan antara robekan selaput dara atau robekan akibat benda tumpul pada masturbasi. Klinik yang hanya melakukan pemeriksaan sperma langsung saja tentu tak dapat membedakan tidak adanya persetubuhan dengan persetubuhan dengan ejakulasi dari orang yang tak memiliki sel sperma pasca 0asektomi atau mandul tanpa sel sperma' . (uatu klinik yang hanya melakukan pemeriksaan sperma dengan uji fosfatase asam saja misalnya tentu hanya dapat menghasilkan kesimpulan terbatas, ini pasti bukan sperma atau ini mungkin sperma Tetapi jika klinik tersebut juga melakukan pemeriksaan lain seperti uji P&1, *erberio, 2lorence, pewarnaan *aechi atau -alachite green maka kesimpulan yang dapat ditariknya adalah, pasti sperma, cairan mani tanpa sperma pelakunya mandul tanpa sel sperma atau sudah disterilisasi' atau pasti bukan sperma. .ihat tabel. Pemeriksaan pada kasus perkosaan untuk pencarian pelaku dilakukan dengan melakukan pemeriksaan pada bahan rambut atau bercak cairan mani, bercak/cairan darah atau kerokan kuku. Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan pola permukaaan luar kutikula' rambut, peme .riksaan golongan darah dan pemeriksaan sidik D1&. Pemeriksaan sidik D1& yang dilakukan pada bahan yang berasal dari usapan 0agina korban bukan saja dapat mengungkapkan pelaku perkosaan secara pasti, tetapi juga dapat mendeteksi jumlah pelaku pada kasus perkosaan dengan banyak pelaku salome' - Pemeriksaan golongan darah dan sidik D1& atas bahan kerokan kuku jika korban sempat mencakar' juga dapat digunakan untuk mencari pelakunya. 3ika hanya pemeriksaan golongan darah yang akan dilakukan pada bahan usapan 0agina, maka bahan liur dari korban dan tersangka pelaku perlu juga diperiksa golongan darahnya untuk menentukan golongan sekretor atau non sekretor. 4rang yang termasuk golongan sekretor sekitar "5 -67 dari populasi' pada cairan tubuhnya terdapat substansi golongan darah. Kelompok orang ini jika melakukan perkosaan akan meninggalkan cairan mani dan golongan darahnya sekaligus pada tubuh korban. (ebaliknya orang yang termasuk golongan non-sekretor !5 8 dari populasi'jika memperkosa hanya akan meninggalkan cairan mani saja tanpa golongan darah. Dengan demikian jika pada tubuh korban ditemukan adanya substansi golongan darah apapun, maka yang bersangkutan tetap harus dicurigai sebagai tersangkanya. &danya pemeriksaan sidik D1& telah mempermudah penyimpulan karena tidak dikenal adanya istilah sekretor dan non9sekretor pada pemeriksaan D1&. Dalam hal tersangka pelaku tertangkap basah dan belum sempat mencuci penisnya, maka secara kon0ensional leher kepala penisnya dapat diusapkan ke gelas obyek dan diberi uap lugol. &danya sel epitel 0agina yang berwarna coklat dianggap merupakan bukti bahwa penis itu baru :bersentuhan; dengan 0agina alias baru bersetubuh. .aporan terakhir pada tahun !<<5, menunjukkan bahwa gambaran epitel ini tak dapat diterima lagi sebagai bukti adanya epitel 0agina, karena epitel pria baik yang normal maupun yang sedang mengalami infeksi kencing juga mempunyai epitel dengan gambaran yang sama. Pada saat ini jika searang pria diduga baru saja bersetubuh, maka kepala dan leher penisnya perlu dibilas dengan larutan 1a=l. &ir cucian ini diperiksa ada tidaknya sel epitel secara mikroskopik dan jika ada maka pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan D1& dengan metode P=> polymerase chain reaction' d. Masalah pengetahuan dokter pemeriksa Pada saat ini akibat kelangkaan dokter forensik, maka kasus perkosaan dan delik susila lainnya ditangani oleh dokter kebidanan atau bahkan dokter umum. (ebagai dokter klinik yang tugasnya terutama mengobati orang sakit, maka biasanya yang menjadi prioritas utama adalah mengobati korban. Ketidaktahuan mengenai prinsip-prinsip pengumpulan benda bukti dan cara pemeriksaannya membuat banyak bukti penting terlewatkan dan tak terdeteksi selama pemeriksaan. $mumnya dokter kebidanan hanya memeriksa ada tidaknya luka di sekitar kemaluan, karena merasa hanya daerah inilah bidang keahliannya. &kibatnya tanda kekerasan didaerah lainnya tidak terdeteksi. Pemeriksaan toksikologi atas bahan darah atau urin untuk mendeteksi kekerasan berupa membuat korban pingsan atau tidak berdaya dengan obat-obatan umumnya tak pernah dilakukan. Pemeriksaan ada tidaknya cairan mani biasanya hanya dilakukan dengan pemeriksaan langsung saja, sehingga adanya cairan mani tanpa sperma tak mungkin dideteksi. Pemeriksaan kearah pembuktian pelaku seiauh ini boleh dikatakan tak pernah dilakukan karena masih dianggap bukan kewajiban dokter. Dengan demikian selama ini dasar dari tuduhan terhadap pelaku perkosaan

umumnya adal,ah hanya dari kesaksian korban dan pengakuan tersangka saja, padahal kedua alat bukti ini seringkali sulit dipercaya karena sifatnya yang subyektif. e. Masalah pengetahuan aparat penegak hukum Pada kasus-kasus semacam ini arah penyidikan harus jelas arahnya agar pengumpulan bukti menjadi terarah dan tajam pula. Kesalahan dalam membuat tuduhan, misalnya akan dapat membuat tersangka menjadi bebas sama sekali. 3ika penyidik, jaksa serta hakim hanya menganggap perlu mencari alat bukti berupa pengakuan terdakwa dan mengabaikan pembuktian secara ilmiah lewat pemeriksaan medis dan kesaksian ahli maka tentunya pembuktian dilakukan seadanya.

PENENTUAN JENIS DELIK


(uatu laporan tentang seorang yang disetubuhi atau dilecehkan secara seksual oleh seseorang lainnya tidak selalu berarti kasusnya adalah perkosaan. $ntuk kasus-kasus semacam ini kita harus memilah termasuk kategori delik yang manakah kasus tersebut, yang masing masing mempunyai kriteria dan hukuman yang berbeda satu sama lain. 1. Perkosaan -enurut K$%P pasal +"5 perkosaan adalah dengan kekerasan atau ancaman kekerasan menyetubuhi seorang wanita di luar perkawinan. Termasuk dalam kategori kekerasan disini adalah dengan sengaja membuat orang pingsan atau tidak berdaya pasal "< K$%P'. %ukuman maksimal untuk delik perkosaan ini adalah !+ tahun penjara. 2. Persetubuhan diluar perkawinan Persetubuhan diluar perkawinan antara pria dan wanita yang berusia diatas !5 tahun tidak dapat dihukum kecuali jika perbuatan tersebut dilakukan terhadap wanita yang dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya. $ntuk perbuatan yang terakhir ini pelakunya dapat dihukum maksimal < tahun penjara pasal +"7 K$%P' jika persetubuhan dilakukan terhadap wanita yang diketahui atau sepatutnya dapat diduga berusia dibawah !5 tahun atau belum pantas dikawin maka pelakunya dapat diancam hukuman penjara maksimal < tahun. $ntuk penuntutan ini harus ada pengaduan dari korban atau keluarganya pasal +"? K$%P' . Khusus untuk yang usianya dibawah !+ tahun maka untuk penuntutan tidak diperlukan adanya pengaduan. 3. Per inahan Per@inahan adalah persetubuhan antara pria dan wanita diluar perkawinan, dimana salah satu diantaranya telah kawin dan pasal +? *A berlaku baginya. Khusus untuk delik ini penuntutan dilakukan oleh pasangan dari yang telah kawin tadi yang diajukan dalam # bulan disertai gugatan cerai/pisah kamar/pisah ranjang. Per@inahan ini diancam dengan hukuman penBara selama maksimal < bulan. !. Perbuatan cabul (eseorang yang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, maka ia diancam dengan hukuman penjara maksimal < tahun pasal +"< K$%P'. %ukuman perbuatan cabul lebih ringan , yaitu ? tahun saja jika perbuatan cabul ini dilakukan terhadap orang yang sedang pingsan, tidak berdaya. berumur dibawah !5 tahun atau belum pantas dikawin dengan atau tanpa bujukan pasal +<6 K$%P' . Perbuatan cabul yang dilakukan terhadap orang yang belum dewasa oleh sesama jenis diancam hukuman penjara maksimal 5 tahun pasal +<! K$%P'. Perbuatan cabul yang dilakukan dengan cara pemberian, menjanjikan uang atau barang, menyalahgunakan wibawa atau penyesatan terhadap orang yang belum dewasa diancam dengan hukuman penjara maksimal 5 tahun pasal +<# K$%P' . Perbuatan cabul yang dilakukan terhadap anak, anak tiri, anak angkat, anak yang belum dewasa yang pengawasan, pemeliharaan, pendidikan atau penjagaannya diserahkan kepadanya, dengan bujang atau bawahan yang belum dewasa diancam dengan hukuman penjara maksimal ? tahun. %ukuman yang sama juga diberikan pada pegawai negeri yang melakukan

perbuatan cabul dengan bawahan atau orang yang penjagaannya dipercayakan kepadanya, pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam penjara, tempat pekerBaan negara, tempat pendidikan, rumah piatu, rumah sakit, rumah sakit jiwa atau lembaga sosial yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang dimasukkan ke dalamnya pasal +<) K$%P'. 4rang yang dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan, menjadi penghubung bagi perbuatan cabul terhadap korban yang belum cukup umur diancam dengan hukuman penjara maksimal 5 tahun pasal +<5 K$%P' . 3ika perbuatan ini dilakukan sebagai pencarian atau kebiasaan maka ancaman hukumannya satu tahun ) bulan atau denda paling banyak >p. !5.666,-

PEME IKSAAN K! BAN


3ika korban dibawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis, maka dokter punya kewajiban untuk melaporkan kasus tersebut ke polisi atau menyuruh keluarga korban untuk melapor ke polisi. Korban yang melapor terlebih dahulu ke polisi pada akhirnya juga akan dibawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis sekaligus pemeriksaan forensik untuk dibuatkan 0isum et repertumnya. (ebagai dokter klinis, pemeriksa bertugas menegakkan diagnosis dan melakukan pengobatan. &danya kemungkinan terjadinya kehamilan atau penyakit akibat hubungan seksual P%(' harus diantisipasi dan dicegah dengan pemberian obatobatan. Pengobatan terhadap luka dan keracunan harus dilakukan seperti biasanya. Pengobatan secara psikiatris untuk penanggulangan trauma pasca perkosaan juga sangat diperlukan untuk mengurangi penderitaan korban. (ebagai dokter forensik pemeriksa bertugas mengumpulkan berbagai. bukti yang berkaitan dengan pemenuhan unsur-unsur delik seperti yang dinyatakan oleh undang-undang, dan menyusun laporan "isum et repertum. (ecara umum dokter bertugas mengumpulkan bukti adanya kekerasan, keracunan, tanda persetubuhan, penentuan usia korban dan pelacakan benda bukti yang berasal dari pelaku. Pencarian benda-benda bukti yang berasal dari pelaku pada tubuh atau pakaian

korban dan tempat kejadian perkara merupakan hal penting yang paling sering dilupakan oleh dokter. Pada kasus perkosaan dan delik susila lainnya perlu dikumpulkan informasi#informasi sebagai berikut : 1. $mur korban $mur korban amat perlu ditentukan pada pemeriksaan medis, karena hal itu menentukan jenis delik delik aduan atau bukan', jenis pasal yang dilanggal dan jumlah hukuman yang dapat dijatuhkan. Dalam hal korban mengetahui secara pasti tanggal lahirnya/umurnya, apalagi jika dikuatkan oleh bukti diri KTP,(C- dsb' , maka umur dapat langsung disimpulkan dari hal tersebut. &kan tetapi jika korban tak mengetahui umurnya secara pasti maka perlu diperiksa erupsi gigi molar CC dan molar CCC. Digi molar CC mengalami erupsi pada usia kurang lebih !+ tahun, sedang gigi molar CCC pada usia !? sampai +! tahun. $ntuk wanita yang telah tumbuh molar CCnya, perlu dilakukan foto ronsen gigi. 3ika setengah sampai seluruh mahkota molar CCC sudah mengalami mineralisasi terbentuk' , tapi akarnya belum maka usianya kurang dari !5 tahun. Kriteria sudah tidaknya wanita mengalami haid pertama atau menarche tak dapat dipakai untuk menentukan umur karena usia menarch saat ini tidak lagi pada usia !5 tahun tetapi seringkali jauh lebih muda dari itu. 2. %anda kekerasan Eang dimaksud dengan kekerasan pada delik susila adalah kekerasan yang menunjukkan adanya unsur pemaksaan, seperti jejas bekapan pada hidung, mulut dan bibir, jejas cekik pada leher, kekerasan pada kepala, luka lecet pada punggung atau bokong akibat penekanan, memar pada lengan atas dan paha akibat pembukaan secara paksa, luka lecet pada pergelangan tangan akibat pencekalan dsb. &danya luka-luka ini harus dibedakan dengan luka-luka akibat /foreplay/ pada persetubuhan yang /biasa/ seperti luka isap cupang' pada leher, daerah payudara atau sekitar kemaluan, cakaran pada punggung yang sering -terjadi saat orgasme' dsb. .uka-luka yang terakhir ini memang merupakan kekerasan tetapi bukan kekerasan yang dimaksud pada delik perkosaan. &danya luka-luka jenis ini harus dinyatakan secara jelas dalam kesimpulan 0isum et repertum untuk menghindari kesalahan interpretasi oleh aparat penegak hukum. Tanpa adanya kejelasan ini suatu kasus persetubuhan biasa bisa disalahtafsirkan sebagai perkosaan yang berakibat hukumannya menjadi lebih berat. Pemeriksaan toksikologi untuk beberapa jenis obat-obatan yang umum digunakan untuk membuat orang mabuk atau pingsan perlu pula dilakukan, karena tindakan membuat orang mabuk atau pingsan secara sengaja dikategorikan juga sebagai kekerasan. 4bat-obatan yang perlu diperiksa adalah obat penenang, alkohol, obat tidur, obat perangsang termasuk ecstasy' dsb. 3. %anda persetubuhan Tanda persetubuhan secara garis besar dapat dibagi dalam tanda penetrasi dan tanda ejakulasi. Tanda penetrasi biasanya hanya jelas ditemukan pada korban yang masih kecil atau belum pernah melahirkan atau nullipara. Pada korban-korban ini penetrasi dapat menyebabkan terjadinya robekan selaput dara sampai ke dasar pada lokasi pukul 5 sampai ?, luka lecet, memar sampai luka robek baik di daerah liang 0agina, bibir kemaluan maupun daerah perineum. &danya penyakit keputihan akibat jamur =andida misalnya dapat menunjukkan adanya erosi yang dapat disalah artikan sebagai luka lecet oleh pemeriksa yang kurang berpengalaman. Tidak ditemukannya lukaluka tersebut pada korban yang bukan nulipara tidak menyingkirkan kemungkinan adanya penetrasi. Tanda ejakulasi bukanlah tanda yang harus ditemukan pada persetubuhan, meskipun adanya ejakulasi memudahkan kita secara pasti menyatakan bahwa telah terjadi persetubuhan. Fjakulasi dibuktikan dengan pemeriksaan ada tidaknya sperma dan komponen cairan mani. $ntuk uji penyaring cairan mani dilakukan pemeriksaan fosfatase asam. 3ika uji ini negatif, kemungkinan adanya ejakulasi dapat disingkirkan. (ebaliknya jika uji ini positif, maka perlu dilakukan uji pemastian ada tidak sel sperma dan cairan mani. $sapan lidi kapas diambil dari daerah labia minora, liang 0agina dan kulit yang menunjukkan adanya kerak. &danya rambut kemaluan yang menggumpal harus diambil dengan cara digunting, karena umumnya merupakan akibat ejakulasi di daerah luar 0agina. $ntuk mendeteksi ada tidaknya sel mani dari bahan swab dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopik secara langsung

terhadap ekstrak atau dengan Dembuatan preparat tipis yang diwarnai dengan pewarnaan malachite green atau christmas tree. 3ika yang akan diperiksa sampel berupa bercak peda pakaian dapat dilakukan pemeriksaan *aechi, dimana adanya sperma akan tampak berupa sel sperma yang terjebak diantara serat pakaian. (el sperma positip merupakan tanda pasti adanya ejakulasi. Kendala utama pada pemeriksaan ini adalah jika sel sperma telah hancur bagian ekor dan lehernya sehingga hanya tampak kepalanya saja. $ntuk mendeteksi kepala sperma semacam ini harus diyakini bahwa memang kepala tersebut masih memiliki topi akrosom'. &danya cairan mani dicari dengan pemeriksaan terhadap beberapa komponen sekret kelenjar kelamin pria khususnya kelenjar prostat' yaitu spermin dengan uji 2lorence', cholin dengan uji *erberio' dan @ink dengan uji P&1' . (uatu temuan berupa sel sperma negatif tapi komponen cairan mani positip menunjukkan kemungkinan ejakulasi oleh pria yang tak memiliki sel sperma a@oospermi' atau telah menjalani sterilisasi atau 0asektomi. !. &ampak perkosaan Dampak perkosaan berupa terjadinya gangguan jiwa, kehamilan atau timbulnya penyakit kelamin harus dapat dideteksi secara dini. Khusus untuk dua hal terakhir, pencegahan dengan memberikan pil kontrasepsi serta antibiotic lebih bijaksana dilakukan ketimbang menunggu sampai komplikasi tersebut muncul. '. Pelaku perkosaan &spek pelaku perkosaan merupakan merupakan aspek yang paling sering dilupakan oleh dokter. Padahal tanpa adanya pemeriksaan kearah ini, walaupun telah terbukti adanya kemungkinan perkosaan. amatlah sulit menuduh seseorang sebagai pelaku pemerkosaan. $ntuk mendapatkan informasi ini dapat dilakukan pemeriksaan kutikula rambut dan pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan D1& dari sampel yang positip sperma/maninya.

PEME IKSAAN DNA DALAM BIDAN" KED!KTE AN F! ENSIK


Pertama kali diperkenalkan oleh 3effrey pada tahun !<"5. *eliau menemukan bahwa pita D1& dari setiap indi0idu dapat dilacak secara simultan pada banyak lokus sekaligus dengan pelacak D1& D1& probe' yang diciptakannya. Pola D1& ini dapat di0isualisasikan berupa urutan pita-pita yang berbaris membentuk susunan yang mirip dengan gambaran barcode pada barang di supermarket. $niknya ternyata pita-pita D1& ini bersifat spesifik indi0idu, sehingga tak ada orang yang memiliki pita yang sama persis dengan orang lain. Pada kasus perkosaan ditemukannya pita-pita D1& dari benda bukti atau karban yang ternyata identik dengan pita-pita D1& tersangka menunjukkan bahwa tersangkalah yang menjadi donor sperma tadi. &danya kemungkinan percampuran antara sperma pelaku dan cairan 0agina tidak menjadi masalah, karena pada proses kedua jenis D1& ini dapat dipisahkan satu sama lain. (atusatunya kesalahan yang mungkin terjadi adalah kalau pelakunya ternyata adalah saudara kembar identik dari si tersangka, karena keduanya memiliki pita D1& yang sama persis. Perkembangan lebih lanjut pada bidang forensik adalah ditemukannya pelacak D1& yang hanya melacak satu lokus saja single locus probe' . *erbeda dengan tehnik 3effreys yang menghasilkan banyak pita, disini pita yang muncul hanya + buah saja. Penggunaan metode ini pada kasus perkosaan sangat menguntungkan karena ia dapat digunakan untuk membuat perkiraan jumlah pelaku pada kasus perkosaan dengan pelaku lebih dari satu. (ebagai contoh, jika pita D1& pada bahan usapan 0agina ada 7 buah, maka sedikitnya ada 7 , +' yaitu # orang pelaku. $ntuk mempertinggi derajat keakuratan pemeriksaan ini, umumnya dilakukan pemeriksaan beberapa lokus sekaligus. &danya pita yang sama dengan tersangka menunjukkan bahwa tersangka itu adalah pelakunya, sedang pita yang tidak sama menyingkirkan tersangka sebagai pelaku.

Ditemukannya metode penggandaan D1& secara en@imatik metode Polymerase =hain >eaction atau P=>' oleh kelompok =etus, membuka lebih banyak kemungkinan pemeriksaan D1&. Dengan metode ini bahan sampel yang amat minim jumlahnya tidak lagi menjadi masalah karena D1&nya dapat diperbanyak jutaan sampai milyaran kali lipat di dalam mesin yang dinamakan mesin P=> atau thermocycler. Dengan metode ini waktu pemeriksaan juga banyak dipersingkat, lebih sensitif serta lebih spesifik pula. Pada metode ini analisis D1& dapat dilakukan dengan sistim dotblot yang berbentuk bulatan berwarna biru, sistim elektroforesis yang berbentuk pita D1& atau dengan pelacakan urutan basa dengan metode sekuensing.

()*+M ,)*),-.
PF-F>CK(&&1 =&C>&1 T$*$% D&1 >&-*$T Kasus-kasus kejahatan disertai kekerasan fisik cairan tubuh dan rambut di TKP terutama, pada tersangka pelaku maupun korban Pemeriksaan .aboratorium 2orensik Pengungkapan peristiwa kejahatan secara ilmiah Darah Tujuan pemeriksaan, - identifikasi darah pelaku/korban TCD&K mungkin untuk memastikan identitas seseorang. *ila ditemukan darah kering/bercak darah , *uktikan , - bercak tersebut darah atau bukan *C.& benar, tentukan , - darah tersebut berasal dari manusia atau hewan - golongan darah - apakah itu darah menstruasi atau bukan Tes-tes yang dapat dilakukan , Pemeriksaan mikroskopik eritrosit Kelas bentuk inti mamalia discoid - ' kecuali =annelidae' bukan mamalia o0oid G ' =ara-cara, (ediaan tanpa pewarna Pewarnaan Diemsa/Aright , dengan cara ini leukosit dapat dilihat - bila ditemukan drumstick , female - sel pseudodecidua , darah mestruasi Plus .ugol warna coklat *ila sel yang ditemukan telah rusak, lakukan pemeriksaan berikut ini,

+. Pemeriksaan kimiawi +.! tes penyaring tes ini tidak spesifik untuk darah darah %+4+ %+4 G 4n perubahan warna teroksigenasi' reagen >eaksi *en@idin/ phenophtalein >eaksi luminal, bila positif, tampak bercak bersinar. *ila hasil - ' berarti bercak bukan darah *ila hasil G ' berarti bercak mungkin darah +.+ Penentuan, Pigmen/kristal hematin dan hemokromogen >eaksi Teichman, tampak kristal hemin %cl >eaksi Aagenaar, tampak kristal aseton/ hemin >eaksi Takayama, kristal piridin dan hemokromogen warna merah jingga/merah dadu Pemeriksaan spektroskopik pita absorben khas, %emoglobin atau deri0atnya Pemeriksaan serologi pemeriksaan golongan darah (emen Penting pada kasus kejahatan seksual. 3angan lupa, bila pada kasus kejahatan seksual ditemukan darah pada kuku korban lakukan tes darah di atas' *ukti adanya persetubuhan. &mbil sekret 0agina di forniks posterior Tanpa pewarnaan *ila ditemukan spermato@oa yang masih bergerak berarti persetubuhan baru , terjadi #-) jam sebelum pemeriksaan. *ila ditemukan spermato@oa yang tidak bergerak berarti persetubuhan terjadi lebih dari ) jam sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan -alachite green tampak kepala sperma berwarna merah, bagian depan lebih pucat ekor berwarna hijau. =atatan , sperma dalam 0agina masih dapat ditemukan +-? hari pasca persetubuhan dalam ser0iks, s/d !+ hari post coitus *C.& TCD&K ditemukan sperma, belum berarti tidak terjadi persetubuhan, bisa terjadi pada pelaku yang a@oospermia atau telah di 0asektomi. 4leh karena itu lakukan pemeriksaan, $ji fosfatase asam. fosfatase asam dihasilkan oleh kelenjar prostat. hasil positif, warna merah ungu terjadi dalam waktu H #6 detik Tes 2lorence $ji choline ' hasil positif, terdapat kristal choline periodida yang berwarna coklat. Tes *arberio $ji (permin' hasil positif, terdapat kristal spermin fla0inat berwarna kuning kehijauan. Tes P&1 piridil-a@o-naftol $ji @inc' hasil positif, berwarna merah. Pemeriksaan substansi golongan darah (ubstansi golongan darah terdapat dalam cairan tubuh orang golongan secretor. *ila golongan darah wanita dan pria sama jenisnya, maka kita harus melihat titernya. Kelemahan tes ini, - hasil akan kacau bila darah tersebut I #7 jam - bila pelaku lebih dari !, tidak dapat diketahui jumlah pelaku.

*ercak pada pakaian Taktil, sperma akan teraba seperti kanji Jisual , bila tekstil menyerap, tidak berwarna. *ila tidak menyerap, akan terlihat mengkilat, translusen. Dalam ! bulan akan berubah menjadi coklat. (inar ultra 0iolet , bercak positif 2osfatase asam hasil positif, warna merah ungu pada kertas saring H #6 detik. 3ika baru berwarna stelah I #6 detik, hasilnya dianggap meragukan. Pewarnaan *aecchi , spermato@oa melekat pada serat. Tampak, kepala berwarna merah ungu, dengan ekor berwarna biru. Pada pria a@oospermia, tes baecchi ini akan selalu negatif. Pemeriksaan pada pria tersangka pelaku -enemukan ada/tidaknya sel epitel 0agina pada penis. =ara lugol, hasil bila terdapat sel epitel 0agina maka sitoplasma iodofilik, akan berwarna coklat. Terlihat kromatin seK barr body' pada sel epitel 0agina &ir liur Komposisi liur , air, ptialin, protein, ion anorganik dll &ir liur dapat ditemukan pada, jejas gigitan, puntung rokok. Pada indi0idual sekretor dapat dilakukan pemeriksaan substansi golongan darah. >ambut >ambut merupakan bahan yang penting, karena rambut bersifat resisten terhadap pembusukan, seperti halnya juga tulang, gigi dan kuku Cdentifikasi rambut berguna untuk, - membantu identifikasi - menunjang keterlibatan seseorang (truktur rambut terdiri dari, lapisan sisik kutikula', medulla dan korteks >ambut, !. bedakan apakah rambut manusia atau hewan +. asal rambut, rambut kepala, pubis -embedakan rambut manusia atau hewan rambut manusia hewan diameter 56-!56 um H+5um atau I#66um sisik pipih kasar/menonjol pigmen sedikit padat terpisah tidak terpisah pisah indeks medulla 6.5 diameter rambut I6,5 diameter rambut terpenting' #. $tuh atau rusak mikroskopik, terpotong rata atau tidak bila utuh, perhatikan akar, batang dan ujung rambut. bila rambut tercabut akan tampak kulit terikut serta, sedangkan bila rambut terlepas akan terlihat akar mengerut dan tidak ada kulit yang terikut. ). (eks rambut wanita, terdapat kromatin seK pada sel-sel sarung akar rambut pria, terdapat E-fluorescent body 5. $mur sukar ditentukan dari rambut

7. golongan darah sekretor maupun non sekretor' dengan cara absorpsi - elusi

Kuliah sebelumnya Pemeriksaan Umum Ginekologi Kuliah berikutnya Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Sistem Reproduksi anita !enu " Da#tar Isi $AKU% ADA K&R'KSI " (A!)A*A+ ,-,- '.!AI% A)UD ,,,, *omepage Abud

An#$onius Budi Mar%ono& FKUI '(() *npm +'()++++'),& drPLD '(((


Disusun den-an sum.an-an /a#a#an /ukup .anyak %u-a dari #eman) lain0 Se-ala kekuran-an 1 kesala$an yan- mun-kin ada& .erasal HAN2A dari kelalaian penyusun0 Mo$on koreksi 1 #am.a$an %u-a dari #eman)1dok#er)1-uru)1pem.a/a yan- .aik& #erimakasi$0 (musik latar : "Island of Life" - Kitaro)

Anda mungkin juga menyukai