Anda di halaman 1dari 14

Pasca Operasi Fraktur Femur

1/3 medial dextra dengan


Pemasangan Intra Medullary
Nail
Kelompok 5 :
1. Putra Pratama Adha 4. Lindri Luciana
2. Melda Ramadona 5. Della Trie Wahyuni
3. Yogi Hatta Wijaya
Dosen Pembimbing :
Isma Ningsih, S.st. FT
Fraktur femur 1/3 medial dextra adalah
Rusaknya kontinuitas tulang bagian tengah paha sebelah dextra
yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, osteoporosis

Pasca berarti setelah

Open Reduction Internal Fixation
Apabila diartikan dari masing-masing kata adalah sebagai berikut;
Open berasal dari bahasa Inggris yang berarti buka, membuka, terbuka
(Jamil,1992), Reduction berasal dari bahasa Inggris yang berarti koreksi
patah tulang (Ramali, 1987), Internal berasal dari bahasa Inggris yang
berarti dalam (Ramali, 1987), Fixation berasal dari bahasa Inggris yang
berarti keadaan ditetapkannya dalam satu kedudukan yang tidak dapat
berubah (Ramali, 1987). Jadi dapat disimpulkan sebagai koreksi patah
tulang dengan jalan membuka dan memasang suatu alat yang dapat membuat
fragmen tulang tidak dapat bergerak.

Intra medullary nail adalah
Intrameddulary nail ideal dengan fraktur transversal, tetapi untuk fraktur
lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap
panjangnya dengan nail.

Defenisi
Anatomi dan Fisiologi
1. Sistem Tulang
a. Tulang Femur
merupakan tulang terpanjang di dalam tubuh manusia
b. Tulang Patella
c. Tulang Tibia dan Fibula

2. Sistem otot
a. Otot penggerak fleksi : otot hamstring ( M. biceps
femoris, M. Semitendinosus, M. Semimembranosus)
b. Otot penggerak ekstensi : otot quadriceps femoris (
M. Rectus femoris, M.vastus medialis, M. Vastus
Lateralis dan M. Vastus Intermedius )

3. Sistem Sendi

pada kasus pasca operasi Fraktur Femur 1/3
tengah, biasanya akan timbul permasalahan pada
sendi lutut. Hal ini terjadi karena letak fraktur
yang berdekatan dengan sendi lutut sehingga
berdampak pada persendian tersebut.
sendi lutut terdiri dari 2 persendian , yaitu
sendi tibiofemoralis dan pattelofemoralis
(kisner,1996), serta satu sendi yang berada di luar
kapsul sendi, yaitu sendi tibiofibularis (de
wolf,1994)

Etiologi
Pada fraktur femur 1/3 tengah dextra disebabkan
karena adanya trauma pada tungkai atas kanan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam kasus ini, tindakan
yang biasa di lakukan untuk reposisi antar fragmen adalah
dengan reduksi terbuka atau operasi. Ini di lakukan karena
pada kasus ini memerlukan pemasangan internal Fiksasi
untuk mencegah pergeseran antar fragmen pada waktu
proses penyambungan tulang ( Apley, 1995 )
permasalahan yang sering timbul pada pasca operasi
dapat terjadi oleh karena adanya luka bekas incisi yang akan
menimbulkan rasa nyeri, pasien yang takut untuk
menggerakan tungkainya karena nyeri, ataupunb pasien
enggan untuk melakukan latihan sehingga menimbulkan
problematik fisioterapi.
Tanda dan Gejala
Oedema di sekitar daerah yang
mengalami fraktur
Rasa nyeri akibat adanya Luka incisi dan
oedema
Keterbatasan gerak sendi lutut dan hip
Penurunan kekuatan otot
Penurunan aktivitas fungsional
terutama gangguan jalan
Apabila dilihat dari foto rontgent akan
tampak patahan pada tulang femur
Intervensi
Fisioterapi
Modalitas Fisioterapi yang di gunakan di dalam penanganan
kasus pasca operasi fraktur femur 1/3 medial dextra seperti Terapi
Latihan.
Terapi latihan adalah upaya pengobatan yang dalam pelaksanaan nya
menggunakan latihan gerak tubuh baik secara aktif maupun pasif.
Dengan Terapi Latihan di harapkan dapat memperbaiki dan memelihara
kekuatan , ketahanan, kemampuan kardiovaskuler., mobilitas dan
fleksibilitas , stabilitas, rileksasi , koordinasi, keseimbangan dan
kemampuan fungsional.

1. Breathing exercise
Pemberian Breathing exercise dapat memperlancar jalan nya
pernapasan dan membantu mempercepat pengeluaran sisa narkose
dan secret yang tertimbun dalam saluran pernapasan. Latihan
pernapasan ini juga dapat digunakan untuk general rileksasi,
mengurangi stress, ketegangan setelah operasi, memelihara atau
meningkatkan expansi thorak.
jenis prosedur yang di gunakan yaitu dengan pasien
tidur terlentang, terapis disamping pasien dengan kedua
tangan di atas dada pasien. Pasien diminta untuk menarik
nafas dalam melalui hidung sambil mengembangkan dadanya ,
kemudian tahan selama 3 detik lalu hembuskan melalui mulut
seperti meniup balon . Pada saat pasien menghembuskan
nafas , terapis memberi sedikit tekanan pada thorak pasien,
sebelumnya terapis memberikan contoh terlebih dahulu ,
aba-aba harus jelas dan singkat . Misalnya : tarik nafas
dalam tahan 1 2 3 hembuskan breathing exercise di
lakukan 3-8 kali pengulangan.


2. Static contraction
merupakan suatu terapi latihan dengan cara mengkontraksikan
otot tanpa disertai adanya perubahan panjang otot dan pergerakan
sendi.
Prosedurnya : posisi pasien tidur terlentang, terapis berada di samping
kanan pasien. Terapis meletakan salah satu tangan nya dibawah fossa
poplitea tungkai kanan pasien, kemudian pasien diminta untuk menekan
tangan terapis kearah bed dan ditahan selama 6 hitungan. Latihan di
lakukan sebanyak 5 kali hitungan dengan 1 kali pengulangan.








3. Relaxed pasive movement
merupakan suatu gerakan yang seluruhnya berasal dari luar
atau di lakukan oleh terapis.
4. Assisted aktiv movement
merupakan suatu gerakan yang dilakukan dgn bantuan dari luar.
Bantuan tersebut dapat berupa tangan terapis, papan licin, anggota
tubuh lain dari pasien dan lain2. Gerakan ini dilakukan dengan
tujuan mengurangi nyeri.
prosedurnya : posisi pasien duduk di tepi bad, terapis berada
di samping kanan pasien. Terapis memfiksasi pada ujung distal
tungkai atas dan tangan yang satunya pada calcaneus. Pasien di
minta untuk menggerakan sendi lutut kearah fleksi dan ekstensi
dengan sanggaan dari terapis. Latihan ini dilakukan sebanyak 5 kali
hitungan dan 1 kali pengulangan










5. Free Aktive Movement
merupakan gerakan yang dilakukan oleh kontraksi
otot dari anggota tubuh sendiri tanpa bantuan dari luar.
Hal ini dapat membuat sirkulasi darah menjadi lancar
sehingga oedema dapat berkurang.

6. Latihan jalan dan transfer , ambulasi.
latihan jalan sangat penting bagi pasien karena
dengan bisa berjalan pasien dapat melakukan aktivitas
seperti semula. Alat bantu yang di gunakan adalah
Walker. Latihan jalan di lakukan secara bertahap mulai
dari duduk di tepi bad , turun dari bed serta latihan
berdiri. Latihan jalan ini dilakukan dengan tujuan agar
pasien dapat melakukan ambulasi secara mandiri
meskipun masih menggunakan alat bantu.
Pasca operasi fraktur femur 1/3 tengah dextra
dengan pemasangan Intra Medullary Nail
Pemasangan Intra Medullary Nail

Anda mungkin juga menyukai