Anda di halaman 1dari 3

Sumber : http://www.anakku.net/keterlambatan-perkembangan-motorik.

html


Keterlambatan Perkembangan Motorik
2
BY DR. DWI PUTRO WIDODO, SPA(K) ON 31/08/2012TAMBAH GEDE
[quote type="center"]Proses perkembangan motorik memerlukan perkembangan
otak yang optimal.[/quote]

normalnya, proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan dari
satu tahap ke tahap berikutnya meskipun kecepatan perkembangan bervariasi
antara satu anak dengan anak lainnya. Proses perkembangan motorik ini telah
terprogram secara genetik sedangkan faktor lingkungan sedikit pengaruhnya.
Proses perkembangan motorik memerlukan perkembangan otak yang optimal.

Pola perkembangan motorik dimulai dari bagian atas tubuh yaitu dari kepala, leher,
batang tubuh ke kaki. Keterampilan motorik kasar dapat dikuasai dan selanjutnya menjadi
semakin halus dan berfungsi semakin baik. Gerakan yang bersifat umum dan tidak teratur
berkembang menjadi gerakan spesifik dan bertujuan. Perkembangan motor kasar dimulai
sejak munculnya refleks primitif yang bersifat sebagai perlindungan bagi bayi.

Faktor risiko keterlambatan perkembangan motorik yang dapat diketahui dengan
penilaian tonggak perkembangan :
Motorik kasar
4,5 bulan Belum dapat mengontrol kepala
5 bulan Belum dapat tengkurap bolak-balik
7-8 bulan Belum duduk tanpa bantuan
9-10 bulan Tidak dapat berdiri berpegangan
15 bulan Belum berjalan
2 tahun Tidak mampu naik atau turun tangga
Motorik halus
3,5 bulan Tangan tetap terkepal
4-5 bulan Tidak mampu memegang mainan
7 bulan Tidak mampu memegang benda pada setiap tangan
10-11 bulan Tidak mampu menyumput benda kecil
15 bulan Tidak dapat memasukkan atau mengambil benda
20 bulan Tidak dapat membuka kaos kaki atau sarung tangan sendiri
24 bulan Tidak dapat menyusun 5 balok

Kesulitan mendiagnosis keterlambatan perkembangan
Menegakkan keterlambatan perkembangan merupakan tantangan tersendiri. Lebarnya
variasi normal perkembangan di antara anak-anak seringkali temuan yang bersifat ringan
kemudian menghilang atau berangsur normal. Harus diingat bahwa rentang
perkembangan sangat lebar, misalnya seorang anka yang belum bisa berjalan sampai
umur 19 bulan belum dapat dikatakan sebagai seorang anak yang terlambat
perkembangannya.

Hal mendasar yang harus diingat dalam tonggak perkembangan adalah setiap anak
berbeda. Derajat normal sangat bervariasi. Kita dapat mengatakan tingkat perkembangan
rata-rata untuk anak umur tertentu terapi tidak dapat mengatakan mana yang normal
untuk seorang anak, sehingga sulit untuk membuat garis tegas antara normal dan
abnormal. Anak yang mengalami keterlambatan motor harus diperiksa teliti, apakah
keterlambatan ini hanya bersifat fungsional yang tidak berbahaya akibat kurangnya
stimulasi, atau merupakan tanda adanya gangguan otak yang lebih serius seperti palsi
serebral atau kelainan saraf otot.

Bagaimana skrining perkembangan dilakukan?
Skrining perkembangan merupakan pemeriksaan singkat untuk mengetahui adanya
penyimpangan dari perkembangan normal, tetapi tidak dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis kelainan perkembangan atau penyebab gangguan perkembangan.
Diharapkan gangguan perkembangan pada anak dapat terdeteksi secara dini dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan perkembangan yang lebih teliti. Uji skrining yang
paling luas dikenal adalah DDST (Denver Development Screening Test)

Faktor risiko keterlambatan perkembangan motor yang dapat diketahui dari riwayat
penyakit dan perkembangan :
Faktor maternal
penyakit akut atau kronik
toksemia (keracunan kehamilan)
Faktor perinatal
prematur
kembar
Faktor neonatal
asfiksia (kekurangan oksigen)
kejang
Faktor postnatal
radang selaput otak
problem makan
Faktor dalam keluarga
perkembangan terlambat
kelainan kromosom
Faktor sosial
anak telantar
orangtua tunggal

Apa yang dapat dilakukan ?
Karena keterlambatan dapat menghilang dan anak yang normal mungkin juga terlambat
perkembangannya, sebaiknya anak dipantau sebelum mengatakan bahwa anak ini spastik
atau terbelakang. Bila terdapat keraguan sebaiknya tidak mengatakan sesuatu
sampaipemeriksaan diulangi.

Bila sudah jelas terlambat, maka anak diperiksa dengan teliti, apakah keterlambatan ini
besifat fungsional yang tidak berbahaya atau merupakan tanda adanya gangguan di
susunan saraf pusat atau saraf tepi, seperti palsi serebral atau atrofi muskular spinal. DI
samping itu juga harus dipikirkan kemungkinan terdapatnya kelainan yang progresif,
seperti kelainan metabolik.

Penanganan anak dengan keterlambatan perkembangan membutuhkan kerjasama
berbagai bidang keahlian, seperti dokter anak, dokter saraf anak, ahli terapi okupasi, ahli
fisioterapi, ahli ortopedi, dan berbagai bidang yang berkaitan dengan gangguan lain yang
menyertai.

Referensi :
1. Chung HJ. Development Disabilities in Children. Korean Journal of Pediatric
2004;47(2):131-9.
2. Shevell MI, et al. Etiologic Determination of Childhood Developmental Delay.
Brain Dev 2001;23:228-35.

Anda mungkin juga menyukai