Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hariyanto

Nim : F31111063
Prodi. BKK : Ekonomi Koperasi reg B semester 6
No DPNA :
Perekonomian Indonesia
Memajukan perekonomian Indonesia
Sebelum saya mendapat soal ini sejujurnya saya sudah memiliki beberapa perencanaan dalam
upaya membangun Indonesia dan kampung saya. Saya sudah berandai-andai dengan penduduk
Indonesia yang banyak dan tanah yang luas, Indonesia pasti mampu bangkit dan memiliki
peningkatan perekonomian lebih dari 6% pertahunnya.
Rencana-rencana tersebut, adalah :
1. Berusaha memenuhi kebutuhan secara mandiri tanpa impor seperti beras, kedelai, cabai,
dan daging.
Caranya dan tujuannya:
Pemda di beberapa daerah penghasil beras, kedelai, cabai, dan daging memberikan bantuan
bukan berupa uang tapi berupa bibit-bibit unggul, air (jika daerah tersebut sulit
mendapatkan air diberikan alat agar air sampai di daerah tersebut), dan alat-alat tani. Selain
itu mereka juga digaji layaknya para buruh lainnya. Para petani bekerja sama dengan
mahasiswa dan para ahli tanaman dituntut untuk menciptakan bibit unggul sendiri, dan
hasil pertanian mereka bisa didistribusikan ke daerah lainnya. Dan begitu pula di daerah-
daerah lainnya.
Dengan demikian Indonesia bisa meminimaliskan pengimporan kebutuhan tahun demi
tahun, selain itu Indonesia juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa
yang baru lulus dan belum mendapatkan pekerjaan. Para petanipun juga memiliki
kehidupan yang layak. Akan tetapi cara ini menunut kerja keras petani dan perhatian penuh
Pemda.
Saya juga tidak khawatir kekurangan petani, karena banyak pengemis yang bisa dijadikan
buruh tani. Jika mereka tidak mau, maka buat peraturan dimana pelaku yang member uang
pada pengemis dikenakan sanksi pidana.
2. Memberikan pelatihan Berwirausaha dan wiraswasta dengan melihat kebutuhan di daerah
masing-masing.
Caranya dan tujuannya:
Banyak orang di Indonesia menjadi pengangguran karena gengsi dan kurangnya
keterampilan, adapun keterampilan dan ide-ide yang mereka miliki tapi tidak berani untuk
mengaplikasikan dan mewujudkannya karena takut gagal dan kekurangan modal.
Untuk mengatasinya, maka pemerintah mengadakan pelatihan berwirausaha dengan
memberikan pinjaman modal agar mereka bisa mewujudkan kreasi mereka. Selain itu
pelatihan tersebut akan memberikan semangat dan motifasi serta menambah wawasan dan
ketrampilan mereka. Ditanamkan juga kepada mereka bahwa kesuksesan itu adalah ketika
mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan
3. Menerapkan Koperasi pada masyarakat
Cara dan tujuannya :
Saya pernah membaca sebuah catatan kecil di suatu lembaga yang sudah besar, isinya
adalah tidak ada yang bisa membantu para buruh selain diri-sendiri, mereka diberi uang
pasti dihabiskan agar dapat uang kembali, mereka diberi roti pasti akan habis dalam waktu
itu juga. Artinya mereka seharusnya berusaha sendiri, dan hasil usahanya harusnya di
tabung. Tetapi jika hanya ditabung saja maka uang itu hanya akan tetap dan tidak
bertambah jumlahnya. Selain itu mereka akan sering mengambil uang tabungannya.
Dengan adanya koperasi mereka akan enggan untuk menarik seluruh tabungannya, selain
itu mereka pasti akan lebih rutin menabung karena ketetapan simpanan wajib. Koperasi
juga akan memberikan pinjaman untuk usaha yang cepat berkembang, dan dari bunga
pinjaman tersebut maka anggota koperasi akan mendapatkan tambahan keuntungan yang
disebut SHU.
Koperasi juga memberikan penurunan peredaran uang yang mengakibatkan inflasi tinggi,
karena koperasi memberikan kesadaran banyak orang untuk menabung.
4. Memberikan Hak Paten (Copyright) kepada barang yang sudah di ekspor
Banyak barang dari Indonesia yang dipatenkan oleh pihak luar negri seperti tempe, batik,
kuda kepang, yang dipatenkan oleh Malaysa, kunyit dipatenkan oleh Jerman, Temulawak
dipatenkan oleh AS dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu sebelum semua diambil oleh Negara lain, kita hendaknya berusaha
mendapatkan hak paten terhadap barang kita sendiri, contohnya saja di Kalimantan, ada
tikar serawak yang ternyata itu buatan masyarakat sambas yang berbatasan dengan
Malaysia. Masyarakat sambas menjualnya dengan harga Rp 120.000 pergulungnya, tetapi
Malaysia menjualnya keluar negri dengan harga Rp 300.000 Rp 600.000 pergulung pada
tahun 2012. Ikan silok atau yang dikenal dengan Arwana, yang kini sudah dijual juga oleh
Singapur dan Malaysia.
5. Pemerintah mewajibkan pengusaha yang produknya sudah kemanca Negara memberikan
kiat-kiat sukses mereka kepada pengusaha yang sedang berkembang dan pengusaha baru.
Hal ini dilakukan agar perusahaan yang baru seumur jagung tidak mudah mati dan
menciptakan pengangguran yang jauh lebih besar karena PHK.
6. Membatasi pembangunan usaha milik asing di Negara Indonesia
Hal ini dimaksutkan agar yang menikmati hasil kekayaan alam adalah kita sendiri. Tetapi
kenyataannya adalah masyarakat kita bangga mereka bekerja di bawah naungan Negara
asing. Contohnya sawit, pertambangan batu bara, dan bijih besi, dan lainnya.
Sawit Kalimantan adalah milik Malaysia, masyarakat kita dibayar murah untuk bekerja di
perkebunan sawit. Padahal dampak negative dari perkebunan sawit adalah tandusnya tanah
lebih dari 10 tahun, hutan gundul, erosi dan masih banyak lainnya. Sementara penikmat
hasilnya adalah rakyat Malaysia. Dan lebih parahnya lagi minyak hasil sawit tersebut dijual
kembali kepada kita.

Anda mungkin juga menyukai