Anda di halaman 1dari 10

ILMU GIZI DAUR DALAM KEHIDUPAN

MASALAH GIZI BAGI KELOMPOK USIA LANJUT








KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA : 1. AJENG DWIYANTI
2. DWI MURSITA SARI
3. LUTFI OKTAFIANA
4. PUPUT ARYANI
5. SARI PUSPITA ANGGRAENI
KELAS : 1-A

JURUSAN D3 GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
JAKARTA
2011/2012

KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas Masalah Gizi pada Kelompok Usia Lanjut,
yang akan menjadi pengaruh dalam penentuan menu makanan dalam sehari untuk
kelompok lansia. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Ilmu Gizi dalam Daur
Kehidupan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah gizi pada
lansia yang sangat diperlukan dalam mempertahankan kondisi kesehatan dan mendapatkan
asupan gizi yang cukup dan sesuai.
Dalam proses pendalaman materi Ilmu Gizi dalam Daur Kehidupan, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-
dalamnya kami sampaikan :
Ibu Rita Ramayulis, M. Kes sebagai Dosen mata kuliah Ilmu Gizi dalam Daur
Kehidupan.
Ibu Endang Titi A, M. Kes sebagai Dosen mata kuliah Ilmu Gizi dalam Daur Kehidupan
Orang tua penulis tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa.
Rekan-rekan Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Jakarta II yang telah
menyumbangkan pikiran dan tenaganya guna penyelesaian makalah ini.
Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.

Jakarta, Februari 2012


Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adaah meningkatnya umur
harapan hidup bangsa Indonesia. Pada tahun 1990 umur harapan hidup perempuan ialah
65,3 tahun dan laki-laki ialah 61,5 tahun, sedangkan ada tahun 1995 meningkat menjadi 66,7
tahun untuk perempuan dan 62,9 tahun untuk laki-laki. Hal ini akan berampak pada semakin
banyaknya penduduk lanjut usia atau lansia di Indonesia.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia di Indonesia semakin banyak pula
masalah yang ditimbulkan seperti masalah fisik, biologis, psikologis, dan sosial. Dengan
demikian, pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam
proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan atau masalah-
masalah yang dialaminya. Selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh
sehingga dapat memperpanjang usia.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas penyusun dalam makalah ini :
a. Apa saja masalah gizi pada kelompok usia lanjut?
b. Bagaimana status atau keadaan gizi pada kelompok usia lanjut?

1.3 Tujuan
Sebagaimana rumusan masalah, maka tujuan penyusunan makalah ini yaitu :
a. Sebagai bahan pembelajaran agar mahasiswa memiliki ilmu dan pemahaman gizi
daur dalam kehidupan mengenai masalah gizi pada kelompok usia lanjut.
b. Menjelaskan masalah-masalah gizi yang sering dialami oleh kelompok usia lanjut dan
status gizinya.
c. Agar dapat memberikan asuahan keperawatan yang sesuai pada lansia yang
mengalami gangguan gizi.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lansia
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas .
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-
lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak
distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif. Penggolongan lansia
menurut Depkes menjadi tiga kelompok yakni :
a) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/lansia/

2.2 Perubahan yang Dialami Lansia
2.2.1 Perubahan Biologis
a. Perubahan Hormon
Yang dimaksud adalah perubahan hormon dimana produksi estrogen dan
progesteron pada wanita menurun sehingga mengakibatkan :
Kemampuan reproduksi pada wanita menurun dan akhirnya tidak ada
(menopouse)
Indung telur mengalami atrofi
Hormon tidak seimbang
Proses metabolisme tubuh terganggu
Perubahan psikis dan fisik
b. Perubahan Jaringan Tulang
Kelompok lansia ini sudah mengalami osteoporosis, diperkirakan karena Ca
(Kalsium) kurang. Berikut perubahan jaringan tulang yang terjadi pada lansia :
Perubahan Proporsi Jaringan Lemak, dimana pada lansia jaringan lemak lebih
banyak daripada jaringan otot sehingga cenderung mengalami kegemukan.
Perubahan Susunan Syaraf dan Penurunan Panca Indera, misalnya pendengaran
dan penglihatan berkurang.
Penurunan Elastisitas Kulit dimana kulit menjadi keriput
Perubahan Pembuluh Darah yakni elastisitas menurun dan terjadi penebalan
dinding yang mengakibatkan lansia mudah menderita hipertensi
Perubahan Fungsi Gastrointestinal yang mempengaruhi proses penyerapan dan
pencernaan. Contohnya adalah kehilangan kemampuan mendeteksi rasa,
gangguan menelan, konstipasi atau sembelit (susah buang air besar) dll.
2.2.2 Kemunduran Biologis
Kemunduran biologis ini nampak sebagai gejala fisik antara lain :
a) Kulit mengendur
b) Wajah mulai keriput
c) Rambut mulai beruban
d) Gigi mulai ompong
e) Penglihatan dan pendengaran menurun
f) Cepat dan mudah lelah
g) Gerakan lamban dan kelincahan berkurang
h) Tubuh tidak ramping lagi karena terjadi timbunan lemak, biasanya di bagian perut
dan pinggul
2.2.3 Kemunduran Kemampuan Kognitif (Penurunan Fungsi Sel Otak)
Sedangkan kemunduran kemampuan kognitif biasanya dirasakan oleh orang yang
bersangkutan maupun orang yang berhubungan dengannya. Pada beberapa lansia
terkadang penampilan secara fisik belum terlalu tua, misalnya rambut masih hitam, gigi
belum ompong, kulit agak kencang namun terjadi kemunduran kemampuan kognitif
seperti :
a) Ingatan kurang berfungsi dengan baik, pelupa
b) Tidak mudah menerima ide-ide baru
c) Orientasi umum dengan persepsi terhadap waktu dan tempat berkurang atau
pelupa
d) Melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa,
e) Kesulitan mengenal benda-benda
f) Kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan
g) Gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya
abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
yang disebut dimensia atau pikun.

2.3. Status Gizi pada Usia Lanjut
a. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesita.
b. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas.
c. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas.
d. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis).
e. Gizi (kurang energi protein yang kronis).
f. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi kalori), hal ini
menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesita.
g. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikr.
h. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia.
i. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan
yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati.
j. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan
sendiri dan menjadi kurang giz.
k. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun
dan menjadi kurang gizi.
l. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi
kurang gizi.
m. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

2.3 Masalah Gizi pada Lansia
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi
penggunaan kalori pada lansia telah berkurang karena semakin sedikit aktivitas fisik yang
dilakukan. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi
makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung,
kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan
berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut
rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan
protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit
kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
4. Aktivitas biologis tubuhnya. dan konsumsi pangan yang kurang seimbang
Kalori :
a. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-
orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan
aktivitas.
b. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per
gramnya.
c. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak,
dan sisanya dari karbohidrat.
d. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia
wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi
akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Protein :
a. 1 gram per kg berat badan.
b. Pada lansia, masa ototnya per hari berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, harus lebih tinggi dari orang dewasa, lansia efisiensi
penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan
pencernaan dan penyerapannya kurang efisien).
c. Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya
ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
d. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

Lemak :
a. Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) menyebabkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung).
b. Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh
(PUFA = poly unsaturated faty acid).
c. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak
hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan :
a. Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus.
b. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat
yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh.
c. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial),
karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral
dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
d. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya
dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang
berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

Vitamin dan mineral :
a. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia
b. Kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran,
c. Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium
yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia.
d. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu
metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara
teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

Air :
a. Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh
b. Mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),
c. Membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja
ginjal).
d. Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
e. Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh :
f. Umur.
g. Jenis kelamin
h. Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
i. Postur tubuh
j. Pekerjaan
k. Iklim/suhu udara
l. Kondisi fisik tertentu
m. Lingkungan.

http://blog.uin-malang.ac.id/bayyinatul/2010/07/10/kebutuhan-gizi-pada-orang-
lanjut-usia-bagian-1/

Anda mungkin juga menyukai