Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN






TUNTUTAN BURUH PADA CALON PRESIDEN 2014


Disusun oleh:
Nama : Erna Listyaningrum
NIM : 21030113140188
Jurusan : Teknik Kimia



UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
LATAR BELAKANG MASALAH

Di Indonesia pemilihan umum (pemilu) dilakukan 2 tahap, yaitu pemilu
legislatif yang diselenggarakan tanggal 9 April 2014 dan pemilu presiden yang
akan diselenggarakan tanggal 9 Juni 2014 mendatang.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia
yang bekerja berjumlah 107,7 juta jiwa dan 34,7 juta jiwa dari jumlah tersebut
bekerja sebagai buruh. Dari hasil Badan Pusat Statistik (BPS) 2012, jumlah
penduduk Indonesia yang bekerja berjumlah 112,80 juta jiwa dan 41,20 juta jiwa
dari jumlah tersebut bekerja sebagai buruh. Dari hasil data tersebut dapat
disimpulkan bahwa jumlah buruh di Indonesia setiap tahun meningkat.
Pada pemilu presiden kali ini, di Indonesia diramaikan oleh aksi unjuk rasa
buruh. Aksi tersebut berupa pengadaan panggung politik, konfoi, serta unjuk rasa
dengan berdemonstrasi di gedung gedung pemerintah. Para buruh mengutarakan
tuntutan tuntutan yang mereka inginkan pada calon presiden 2014 dengan
berbagai cara. Hal tersebut bertujuan agar calon presiden 2014 dan wakilnya dapat
memenuhi tuntutan para buruh nantinya.
Selama ini, kehidupan para buruh di Indonesia sangat jauh dari kata layak.
Karena hasil upah yang mereka dapat habis untuk biaya hidup mereka. Jarang dari
mereka yang mempunyai uang lebih yang disisihkan untuk keluarga di kampung
halaman atau untuk membeili barang barang mewah. Upah mereka bisa
dikatakan hanya cukup untuk menghidupi diri sendiri, bahkan sering kali mereka
kekurangan untuk biaya hidup di kota kota besar yang mungkin bukan kampung
halaman mereka. Hal tersebut merupakan siksaan bagi para buruh yang harus
mereka rasakan selama bertahun tahun.
Dengan banyaknya jumlah buruh di Indonesia, calon presiden 2014 mulai
mendengarkan suara buruh. Karena suara buruh cukup besar untuk menentukan
siapa presiden Indonesia 2014. Oleh karena itu pendekatan pada para buruh dapat
dinilai efektif untuk memperoleh suara. Namun, hal tersebut sering kali
disalahgunakan bagi calon pemimpin yang hanya menginginkan jabatan tersebut.
Buruh merupakan korban janji palsu yang diberikan oleh calon pemimpin
bangsa Indonesia. Oleh karena itu para buruh menginginkan perjanjian yang
nyata, hitam di atas putih dengan materai. Mereka tidak ingin jatuh di lubang yang
sama, mereka tidak ingin menelan kenyataan pahit akan janji palsu yang pernah
diberikan oleh pemimpin ketika mereka berorasi.
Selama ini buruh di Indonesia dianggap remeh dan rendah. Oleh karena
itu, pada peringatan hari buruh sedunia para buruh ingin haknya dipenuhi sebagai
layaknya. Para buruh mengusulkan 10 tuntutan pada para calon presiden 2014
agar dipenuhi pada 2015 mendatang.

























PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kondisi Indonesia pada peringatan hari buruh sedunia?
2. Apakah yang para buruh Indonesia inginkan pada calon presiden 2014?
3. Bagaimana respon para calon presiden 2014 terhadap tuntutan para buruh?
4. Apakah calon presiden 2014 siap penuhi tuntutan para buruh?
5. Siapakah calon presiden 2014 yang sesuai dengan tuntutan para buruh?

























PEMBAHASAN

Tanggal 1 Mei 2014 merupakan hari buruh sedunia. Para buruh di
Indonesia memperingati hari tersebut dengan melakukan beberapa aksi. Aksi
tersebut berupa pengadaan panggung politik, konfoi, serta unjuk rasa dengan
berdemonstrasi di gedung gedung pemerintah maupun tempat umum. Para
buruh mengutarakan tuntutan tuntutan yang mereka inginkan pada calon
presiden 2014 dengan berbagai cara. Hal tersebut bertujuan agar calon presiden
2014 dan wakilnya dapat memenuhi tuntutan para buruh nantinya.
Pada aksi tersebut, para buruh menginginkan agar tuntutan tuntutan
buruh dapat dipenuhi. Para buruh tersebut mengutarakan 10 tuntutan, diantaranya
mengenai kenaikan upah minimum 2015 sebesar 30 persen, penghapusan
kebijakan upah minimum, jaminan pensiun wajib bagi buruh, jaminan kesehatan
atau kesehatan gratis kepada para buruh, penghapusan sistem kerja kontrak,
pengesahan RUU PRT dan Revisi UU Perlindungan TKI No.39/2004 serta UU
perawat, pencabutan UU Ormas diganti dengan RUU Perkumpulan, pengangkatan
pegawai dan guru honorer menjadi PNS, pengalokasian APBN untuk program
transportasi publik dan pendidikan hingga perguruan tinggi secara gratis, serta
penyediaan perumahan murah untuk buruh. 10 tuntutan pada calon presiden 2014
tersebut yang menjadi tujuan aksi buruh pada peringatan hari buruh sedunia di
Indonesia.
Pada aksi 1 Mei 2014, para buruh serius memperjuangkan kenaikan upah
minimum sebesar 30 persen. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2015
mendatang mulai diberlakukannya pasar tunggal ASEAN (AFTA). Dimana dalam
mekanisme pasar tunggal tersebut, negara wajib memenuhi hak dan melindungi
kesejahteraan setiap buruhnya disamping mengatur mekanisme pasar tunggal
tersebut agar tidak terpuruk dan terjadi pemutusan hubungan kerja secara besar
besaran.
Dalam peringatan hari buruh sedunia tersebut, para buruh menginginkan
tunjangan subsidi untuk para buruh, guru dan pegawai honorer sebesar 1 juta per
orang setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan para buruh maupun pegawai
honorer tidak mendapatkan tunjangan pensiun. Oleh karena itu, subsidi tersebut
dirasa perlu untuk diberikan.
Para buruh juga menginginkan penghapusan sistem kerja kontrak dan
outsourcing. Karena hal tersebut dinilai menghilangkan hak hak buruh untuk
mendapatkan kesejahteraan yang layak dengan kerja yang layak. Karena dengan
sistem kerja kontrak hanya menyejahterakan pihak perusahaan. Menurut para
buruh bagian operasiaonal produksi, jika kontrak mereka habis justru mereka
takut melepaskan pekerjaaannya karena belum tentu pekerja yang baru mampu
mengendalikan pekerjaannya. Karena pekerja baru dinilai belum berpengalaman
dalam mengoperasikan alat alat maupun mesin produksi. Sedangkan untuk
pihak perusahaan tidak perlu menaikkan upah buruh karena menggantinya dengan
pekerja yang baru. Karena menurut pihak perusahaan, masalah pengalaman kerja
dalam mengoperasikan alat alat maupun mesin produksi dapat diberi pelatihan
terlebih dahulu oleh pihak perusahaan.
Di kota metropolitan Jakarta, upah buruh tidak sebanding dengan biaya
hidup yang harus dikeluarkan. Karena untuk menyewa rumah saja sudah
menghabiskan sepertiga bagian dari upah yang didapat, itupun dapat dikatakan
tidak layak huni. Karena dengan 600 sampai 700 ribu per bulan hanya
mendapatkan kamar dengan kamar mandi di luar, hal tersebut membuat para
buruh harus berebutan kamar mandi dengan yang lain. Dan untuk kondisi
kamarnya pun sangat memperihatinkan, semua menumpuk jadi satu di area yang
cukup sempit. Itu hanya persoalan tempat tinggal, belum biaya makan dan lain
sebagainya. Biaya makan yang harus dikeluarkan untuk hidup di kota
metropolitan tersebut sekitar 800 ribu per bulan. Tergolong cukup mahal untuk
bertahan hidup di tempat tersebut.
Pengangkatan tenaga kerja guru dan pegawai honorer menjadi pegawai
negeri sipil juga merupakan tuntutan para buruh di Indonesia pada peringatan hari
buruh sedunia. Para buruh menginginkan pengangkatan pegawai negeri sipil
bukan hanya dengan tes, melainkan juga berdasarkan usia dan lamanya bekerja.
Hal tersebut akan berimbas ke masa pensiunnya kelak. Para buruh menginginkan
tunjangan setelah mereka pensiun dengan diangkatnya sebagai pegawai negeri
sipil. Hal tersebut merupakan hasil pemikiran para buruh yang menginginkan
kehidupannya tetap terjamin meskipun sudah tidak bekerja lagi. Mereka
menginginkan penghargaan atas pekerjaannya selama ini dengan dana tunjangan
pensiun tersebut.
Para buruh menuntut perusahaan memberikan transportasi, maupun
jaminan kesehatan. Saat ini masih jarang perusahaan yang menyediakan
transportasi untuk pegawainya. Padahal transportasi khusus pegawai yang
disediakan oleh perusahaan sangat mendukung dalam penyelesaian masalah
kemacetan. Dengan adanya transportasi khusus tersebut, pengguna kendaraan
pribadi menjadi berkurang, polusi udara juga sedikit terkurangi. Tuntutan para
buruh tersebut bukan semata mata untuk kepentingan para buruh, melainkan
juga menguntungkan bagi perusahaan maupun negara. Dengan begitu, perusahaan
dapat menjamin para pegawainya selamat sampai tujuan. Hal tersebut juga
meminimalisir penggunaan jaminan kesehatan. Dengan penggunaan kendaraaan
pribadi, risiko kecelakaan di jalan jauh lebih besar daripada menggunakan
transportasi khusus yang disediakan oleh perusahaan. Namun, perusahaan menilai
hal tersebut terlalu menguras agenda perusahaan dengan penambahan biaya
pengeluaran untuk transportasi khusus maupun jaminan kesehatan. Dengan
demikian, perusahaan cenderung dinilai tidak menyejahterakan hak dan
kepentingan buruh.
Karena minimnya upah bersih yang didapatkan para buruh, mereka
menginginkan anaknya terjamin pendidikannya selama 12 tahun, dan syukur
kalau bisa sampai perguruan tinggi. Namun ibarat untuk hidup sendiri saja sangat
berat, apalagi harus menghidupi keluarga serta anak. Jarang dari mereka yang
mempunyai uang lebih yang disisihkan untuk keluarga di kampung halaman atau
untuk membeili barang barang mewah. Para buruh saat ini hanya menginginkan
hidupnya layak seperti pegawai semestinya, mereka menginginkan kehidupan
yang lebih baik dari apa yang mereka alami selama ini. Upah mereka bisa
dikatakan hanya cukup untuk menghidupi diri sendiri, bahkan sering kali mereka
kekurangan untuk biaya hidup di kota kota besar yang mungkin bukan kampung
halaman mereka. Hal tersebut merupakan siksaan bagi para buruh yang harus
mereka rasakan selama bertahun tahun.
Di Indonesia, hanya beberapa perusahaan saja yang menerapkan sistem
timbal balik yang baik antara perusahaan dengan para pegawainya. Padahal, para
buruh juga perlu dilindungi dan dijamin haknya. Karena jika hak para buruh
dihargai dan dijamin, para buruh di Indonesia tidak akan melakukan aksi unjuk
rasa dalam berbagai cara.
Di Ibu Kota, para buruh unjuk rasa di Gelora Bung Karno dengan
mengajukan tuntutan tersebut pada calon presiden 2014 Joko Widodo, Aburizal
Bakrie, dan Prabowo Subianto. Dari ketiga calon presiden tersebut, Jokowi dua
kali menolak untuk menandatangani tuntutan tersebut, sedangkan Ical tidak
merespon sama sekali undangan tersebut. Hanya Prabowo yang datang dan setuju
akan tuntutan para buruh tersebut. Prabowo menilai bahwa isi dari tuntutan
tuntutan para buruh tersebut tergolong wajar dan masuk akal, dan Prabowo
bersedia menandatangani perjanjian yang berisi 10 tuntutan para buruh.
Hal tersebut membuat perhatian para buruh beralih pada Prabowo. Saat
ini, dapat dikatakan bahwa posisi Prabowo menjadi calon presiden 2014 sangat
kuat di kalangan para buruh. Prabowo dinilai sebagai calon presiden 2014 yang
sesuai dan mengerti aspirasi para buruh. Namun, para buruh tidak cepat gegabah
dengan janji janji calon presiden 2014 tersebut. Mereka menginginkan bukti
secepatnya jika benar Prabowo yang menjadi presiden 2014.
Para buruh selama ini menjadi korban janji palsu yang diberikan oleh
calon pemimpin bangsa Indonesia. Oleh karena itu para buruh menginginkan
perjanjian yang nyata, hitam di atas putih dengan materai. Mereka tidak ingin
jatuh di lubang yang sama, mereka tidak ingin menelan kenyataan pahit akan janji
palsu yang pernah diberikan oleh pemimpin ketika mereka berorasi.
Menurut Joko Widodo, calon presiden 2014 dari PDI Perjuangan tersebut
berkomitmen untuk memperjuangkan hak hak para buruh, dan Jokowi
menyampaikan 3 hal penting mengenai komitmen tersebut. Joko Widodo
berkomitmen untuk berjuang bersama DPR, serikat buruh dan pekerja, serta
pengusaha, juga seluruh elemen masyarakat guna melahirkan kebijakan politik
yang berpihak pada kaum buruh. Karena buruh adalah bagian integral dari
warganegara Indonesia, dan karena itu adalah wajib untuk mendukung dan
memperjuangkan terwujudnya "Tiga Layak Bagi Buruh/Pekerja Indonesia. Yakni
Kerja Layak, Upah Layak dan Hidup Layak. Oleh karena itu, buruh mempunyai
peran penting untuk terwujudnya negara yang maju dan sejahtera rakyatnya.






























PENUTUP

Kesimpulan
Pada pemilihan presiden 2014, suara buruh dapat dikatakan cukup besar
dalam menentukan presiden 2014 nantinya. Namun, selama ini suara buruh
dianggap remeh oleh para pemimpin bangsa. Sehingga sering kali para buruh
menjadi korban janji janji palsu para calon pemimpin bangsa saat berorasi. Oleh
karena itu, pada peringatan hari buruh sedunia, para buruh di Indonesia
menyuarakan berbagai macam aksi. Hal tersebut bertujuan untuk menyampaikan
tuntutan tuntutan pada para calon presiden 2014. Pada aksinya tersebut, tuntutan
tuntan yang disuarakan para buruh tidak menuai hasil yang begitu maksimal.
Karena para calon presiden 2014 justru tidak merespon bahkan menolak undangan
para buruh untuk menghadiri unjuk rasa tersebut. Hanya Prabowo Subianto yang
datang menghadiri undangan para buruh tersebut di Gelora Bung Karno. Prabowo
mengaku bahwa tuntutan para buruh dirasa masuk akal dan dapat terpenuhi
nantinya. Dalam aksi tersebut, Prabowo bersedia menandatangani penjanjian
dengan para buruh mengenai tuntutan tuntutan tersebut. Menurut para buruh,
Prabowo dinilai sebagai calon presiden 2014 yang sesuai dengan aspirasi buruh.
Karena hanya Prabowo yang merespon dan peduli akan tuntutan para buruh pada
peringatan hari buruh sedunia tersebut. Saat ini, dapat dikatakan bahwa posisi
Prabowo menjadi calon presiden 2014 sangat kuat di kalangan para buruh. Dan
jika benar Prabowo menjadi presiden 2014 kelak, para buruh akan meminta
peranggungjawaban akan perjanjian tersebut.

Saran
1. Seharusnya para calon pemimpin bangsa harus mendengarkan suara kaum
bawah, buruh misalnya.
2. Seharusnya para calon pemimpin bangsa harus mendekati para buruh untuk
memperoleh suara.
3. Seharusnya para calon pemimpin bangsa tidak terlalu banyak mengumbar janji,
karena yang diperlukan hanya bukti.
4. Seharusnya para buruh juga diberikan dan dilindungi haknya, karena
kesejahteraan buruh juga perlu diperhatikan.
5. Seharusnya perlu adanya hubungan timbal balik yang sesuai antara parah buruh
dan pekerja dengan perusahaan maupun pemimpin bangsa, karena mereka
bekerja juga dapat menguntungkan pihak perusahaan maupun negara.



























REFERENSI

Buruh dan Tani di Pemilu 2014
Kompas.com 15 February 2014 | 12:39
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah angkatan kerja
Indonesia berjumlah 107,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, yang bekerja sebagai
buruh sebanyak 34,7 juta jiwa dan sebanyak 26,13 juta rumah tangga bekerja
dalam sektor pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, sekitar 36,5
persen (41,20 juta orang) dari 112,80 juta penduduk yang bekerja pada Februari
2012 menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun
buruh tani. Salah satu media online tanah air juga memberitakan, bahwa Indonesia
menduduki posisi ke-5 di dunia, dalam jumlah penduduk yang bekerja sebagai
buruh, media online tersebut juga mengatakan, jika dikalkulasi pada tahun 2012,
jumlah buruh di Indonesia mencapai 118,1 juta. Terlepas dari benar tidaknya
angka-angka tersebut, kita dapat melihat, bahwa penduduk Indonesia yang
sebagian besar bekerja sebagai Buruh dan Tani, jumlahnya sangat potensial
sebagai Pemilih di Pemilu 2014 April nanti. Reformasi seharusnya telah
membukakan keran bagi terjadinya perubahan bagi pemerintah, untuk lebih
berpihak kepada buruh dan tani, namun yang terjadi di lapangan malah
sebaliknya.
Perjuangan buruh di Indonesia selama ini menginginkan agar buruh
memiliki kekuatan posisi tawar (Bargainning Power) yang sejajar dengan
pengusaha dan pemerintah dalam melaksanakan hubungan penentuan kebijakan
terutama hal-hal yang terkait dengan nasib buruh itu sendiri, seperti penetapan
upah minimum, Dalam hal ini, para buruh harus sadar, bahwa untuk memiliki
kekuatan posisi tawar yang sejajar tersebut, harus melakukan pergerakan-
pergerakan untuk melawan kebijakan yang dianggap sangat merugikan buruh.
Baru-baru ini Komite Nasional Gerakan Buruh (KNGB) yang terdiri dari berbagai
macam serikat buruh telah menggelar mogok kerja nasional 2013 serentak di
beberapa daerah di Indonesia. Mereka menilai pemerintah lebih berpihak kepada
pengusaha, seperti dalam beberapa kebijakan ketenagakerjaan yang diterbitkan
pemerintah dengan mengeluarkan Inpres No.9 Tahun 2013 tentang Kebijakan
Penetapan Upah Minimum Dalam Rangka Keberlangsungan Usaha Dan
Peningkatan Kesejahteraan Pekerja. Serta Permenakertrans No.7 Tahun 2013
tentang Upah Minimum.
Pergerakan Buruh dan Tani Indonesia pernah dikoordinir oleh golongan
kiri di era 40an dan 1950-1966. Pengkaderan dan pendidikan poitik ideology
Marxis kepada buruh dan tani secara massive dan serius pernah dilakukan oleh
Komunis Indonesia di tahun 40an dan tahun 1950 hingga 1966, sampai Komunis
benar-benar dilarang di Indonesia. Kebijakan-kebijakan Komintern (Komunis
Internasional) yang menempatkan Buruh dan tani sebagai sasaran utama
pengkaderan adalah tepat, karena memang buruh potensial, setiap tahun
jumlahnya bertambah seiring pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat itu dan
memang mayoritas penduduk Indonesia saat itu adalah petani. Komunis Indonesia
menjadi sangat kuat dan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintahan
Sukarno.Organisasi buruh saat itu bahkan menjadi kekuatan politik di Indonesia,
organisasi buruh dibawah kendali Komunis seperti BBI (Barisan Buruh
Indonesia), pada November 1945 mendirikan PBI (Partai Buruh Indonesia)
sebagai wujud pergerakan kaum buruh Indonesia saat itu.
Golongan-golongan kiri ini memiliki perhatian yang sangat besar terhadap
pergerakan buruh dan juga tani. Kader-kader terbaik golongan kiri dikirim ke
daerah untuk memimpin buruh-buruh dan tani. Pendidikan kader-kader Marxis
direorganisasi secara sistematis dengan memberikan pemondokan, tenaga-tenaga
pengader yang terdidik lalu dilatih beberapa bulan dan dilepas ke tengah
masyarakat. Peserta-peserta Marx House tidak ada yang menjadi tokoh utama,
tetapi banyak di antara mereka menjadi pekerja-pekerja yang gigih dan praktis.
Selain itu, mereka juga menerbitkan rubrik Boeroeh yang berisi artikel-artikel
khusus untuk buruh, semacam indoktrinasi yang intensif (SHG).
Karena memberontak tahun 1948, Komunis Indonesia dengan Partai PKI-
nya dibubarkan, dan diperbolehkan lagi berdiri pada tahun 1950. Dapat diprediksi,
bahwa di tahun 50an, PKI menjadi salah satu kekuatan politik utama. Dengan
menggalang kekuatan dari buruh dan tani, partai yang ideologis dan dianggap
mampu memperjuangkan kepentingan hak-hak buruh dan tani itu, pada Pemilu
1955 meraih 6.176.914 suara atau 16,4 persen - menduduki urutan keempat
setelah PNI (22,3 persen), Masjumi (20,9 persen), dan NU (18,4 persen).
Sementara partai-partai lain hanya meraih suara di bawah tiga persen. Dalam
skripsinya yang ditulis 1969, Arbi Sanit menyebutkan Partai Komunis Indonesia
(PKI) mengklaim di tahun 1963 memiliki 2,5 juta anggota. Sedangkan ormas
onderbownya memiliki 10 juta anggota - 8,5 juta di antaranya diklaim sebagai
anggota Barisan Tani Indonesia. Namun, Komunis Indonesia mengkhianati
perjuangan para buruh dan tani, memberontak di tahun 1966, diberangus dan
dilarang hidup di Indonesia, sejak saat itu, suara buruh dan tani terpecah dan tidak
condong ke salah satu ideologi politik lagi.
Saat ini, aspirasi-aspirasi para buruh dan tani, ditampung di organisasi
semacam Gaspermindo, KNGB, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ,
KSPSI, Konsorsium Pembaruan Agraria, Serikat Petani Indonesia dan lainnya.
HKTI sendiri dapat dikatakan berafiliasi ke Partai Gerindra di bawah Prabowo
Subianto, dengan program Ekonomi Kerakyatannya. Banyak juga serikat buruh
yang tergabung dalam berbagai partai besar, contohnya SPSI di dalamnya terdapat
kepentingan partai-partai besar seperti PDIP, Golkar dan lain sebagainya.
Saya bukan komunis, dan saya bukan penganut marxis, tapi dapat saya
katakan, pola rekrut yang diterapkan Komunis Indonesia era 40an dan 1950
hingga 1960an, berupa pengkaderan dan bukan cuma pendukung dan simpatisan,
jauh lebih baik dibanding cara rekrut partai-partai sekarang, yang kebanyakan
berideologi tak jelas dan kadernya dapatloncat ke partai lain seandainya partainya
sudah tidak menguntungkan lagi. Di Negara maju sendiri, keberadaan serikat dan
partai buruh memiliki posisi politik strategis sebagai kekuatan penyeimbang dan
terkadang bergantian memimpin pemerintahan atau berkoalisi dengan partai
berpengaruh lainnya. Kalau sekiranya, Partai-Partai di Indonesia ingin
memenangkan Pemilu tahun ini, maka menangkanlah para buruh dan tani.






Politik Buruh 2014
Kompas.com Kamis, 1 Mei 2014 | 14:03 WIB
Oleh: SURYA TJANDRA
KOMPAS.com - Tahun politik 2014 ini membawa pengaruhnya sendiri pada
gerakan buruh.
Meski belum mencerminkan adanya perpecahan akut, seiring orientasi
politik masing-masing, berbagai kelompok utama gerakan buruh pun melakukan
aksi peringatan Hari Buruh Sedunia tidak secara bersama-sama.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), misalnya, memilih
melakukan May Day Fiesta pada 1 Mei di Gelora Bung Karno, melibatkan
seratusan ribu buruh yang didahului demonstrasi di depan Istana Presiden. Pada
saat yang sama, mereka juga berencana mendeklarasikan dukungan kepada
Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) memilih melakukan demonstrasi yang
melibatkan puluhan ribu buruh pada 2 Mei. KSPSI dan KSBSI jauh-jauh hari
sudah mendeklarasikan dukungan kepada Joko Widodo sebagai capres dan
membentuk Relawan Buruh Sahabat Jokowi.
Sementara itu, Sekretariat Bersama (Sekber) Buruh, yang merupakan
gabungan berbagai serikat buruh kecil dan menengah, memilih aksi mereka
sendiri pada 1 Mei, khususnya di kawasan-kawasan industri. Mereka tak
mendukung salah satu capres, tetapi menyebutkan syarat calon presiden harus
bukan pelanggar hak asasi manusia.
Eksistensi buruh
Berbeda dengan deklarasi dukungan terhadap pencalonan Jokowi,
dukungan terhadap pencalonan Prabowo adalah yang paling kontroversial. Kritik
dan pertanyaan muncul dari banyak kalangan, khususnya dari aktivis HAM dan
sesama aktivis buruh.
Sebagian mereka berpendapat dukungan kepada capres tertentu seharusnya
tidak boleh mengurangi eksistensi buruh itu sendiri. Atau buruh seharusnya
menawarkan calonnya sendiri, yang datang dari kalangan mereka, dan bukan
orang lain yang belum tentu paham persoalan buruh.
KSPI menjelaskan sikapnya mendukung Prabowo adalah untuk
kepentingan buruh juga. Bagi mereka, Prabowo-lah capres yang bersedia secara
terbuka menerima 10 tuntutan buruh, seperti menaikkan upah secara layak,
menghapuskan sistem kerja alih daya yang melanggar hukum, dan melaksanakan
jaminan sosial khususnya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun bagi buruh
formal tepat waktu.
KSPI juga mengklaim mendapat tawaran kursi menteri tidak semata untuk
jabatannya, tetapi untuk memastikan agar tuntutan buruh tersebut dilaksanakan
pemerintah jika kelak Prabowo menjadi presiden. Sementara dukungan KSPSI
dan KSBSI terhadap Jokowi tidak terlalu mengundang kontroversi, tetapi terkesan
juga tidak membawa dampak banyak.
Dari perspektif buruh, boleh jadi dukungan terhadap Prabowo dan
kontroversi yang menyertainya itulah yang dianggap lebih edukatif. Bagi
kebanyakan buruh, pemahaman politik yang abstrak seperti isu pelanggaran
HAM dan sebagainya, atau figur populis yang mendapat perhatian media massa,
tidak terlalu menarik selama itu tidak langsung dirasakan hasilnya oleh mereka.
Perjuangan menaikkan upah 50 persen melalui mogok nasional, misalnya,
dirasa lebih bunyi dibandingkan sasaran tidak langsung seperti meningkatkan
daya beli buruh dengan mengurangi pengeluaran melalui subsidi perumahan dan
transpor bagi buruh. Dalam konteks itulah, keberhasilan menaikkan upah
minimum lebih dari 40 persen dibanding tahun sebelumnya pada 2013 dirasa
sebagai keberhasilan luar biasa bagi kebanyakan buruh. Karena itu pula kenaikan
upah yang hanya 10 persen tahun 2014 dirasa sebagai kegagalan besar yang
menimbulkan sentimen negatif pada Jokowi yang dianggap paling bertanggung
jawab.
Dalam konteks itu pula, dukungan kepada capres tertentu dengan tuntutan
spesifik untuk kepentingan buruh, dengan target yang jelas seperti kursi menteri,
dirasa jadi lebih masuk akal. Di sini aspirasi personal pemimpin buruh pun ikut
bermain.
Manuver serikat buruh
Sebagian pemimpin buruh mulai menyadari bahwa pendekatan
langsung, seperti tuntutan kenaikan upah tinggi, tidak selamanya bisa dilakukan
karena itu membutuhkan tenaga dan stamina gerakan yang amat besar. Sementara
basis politik mereka sendiri masih lemah.
Untuk itulah, sebagian serikat buruh mulai masuk ke dalam percaturan
politik praktis melalui pemilu dengan mengirimkan kader-kadernya sebagai calon
anggota legislatif dari berbagai parpol yang ada. Federasi Serikat Pekerja Metal
Indonesia (FSPMI), misalnya, mendorong perjuangan buruh go politik. Melalui
cabangnya di beberapa kota industri, mereka terlibat aktif secara organisasional
dalam kampanye untuk caleg dari buruh lewat berbagai parpol yang ada.
Mereka menginstruksikan anggotanya untuk memilih hanya calon mereka
sendiri, dikombinasi dengan pelatihan pemilih dan relawan go politik di
kantong-kantong buruh di Bekasi. Melibatkan bukan hanya buruh, melainkan juga
LSM seperti Trade Union Rights Centre, Omah Tani Batang, dan Fakultas Fisipol
Universitas Gadjah Mada untuk mendukung dengan pelatihan.
Meski sebagian besar calon mereka gagal masuk parlemen, praktis dengan
hanya mengandalkan kekuatan suara anggota di tengah politik uang yang
merajalela, FSPMI berhasil memasukkan dua caleg dari buruh ke DPRD
Kabupaten Bekasi melalui Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan. Bila melihat rekam jejak keduanya dan organisasi mereka,
kehadiran kedua caleg ini rasanya akan membawa pengaruh amat berbeda pada
percaturan politik lokal nantinya. Ini akan menjadi catatan sejarah tersendiri.
Gerakan buruhberkat keberhasilannya menampilkan diri sebagai sebuah
kekuatan alternatif di luar oligarki politik yang sudah ada, khususnya dengan
keberhasilan mereka melaksanakan dua kali mogok nasionaltampaknya mulai
jadi sasaran parpol ataupun capres untuk didekati dan diminta dukungannya.
Cepat atau lambat, seiring meningkatnya pamor buruh berkat go politik
ini, buruh akan mulai dihadapkan pada pilihan-pilihan politik. Itu hal wajar dan
bahkan patut disyukuri sehingga proses pendewasaan gerakan juga dapat diolah
dan dilatih. Dalam menghadapi pilihan-pilihan politik itu, peran pemimpin jadi
penting. Pemimpin buruh diharapkan mempertimbangkan masukan para kolega,
termasuk para pengkritiknya, aspirasi anggota, serta memiliki kesadaran hati
nurani sebagai pemimpin.
Pemimpin menjadi pemimpin karena ia bisa dan berani memutuskan.
Pemimpin tidak selamanya harus mengikuti masukan orang lain, tetapi ia juga
tidak boleh melupakan perannya yang utama, yaitu mendidik dirinya sendiri serta
kolega dan anggota, untuk makin dewasa dan cerdas secara politik.
Persoalannya, setiap pilihan, apalagi yang menyangkut kepentingan publik
(seperti buruh dan rakyat), bisa salah bisa juga benar. Banyak faktor yang
menentukan sejarah kita. Dan, dari pilihan-pilihan itubaik atau buruk, tepat atau
kelirukita belajar jadi lebih bijaksana juga secara politik.
Untuk menjadi kekuatan politik alternatif yang diperhitungkan dan
dibutuhkan negeri ini di waktu-waktu mendatang, tak ada pilihan, buruh kembali
akan (harus) bersatu.
(SURYA TJANDRA, Dosen Fakultas Hukum Unika Atma Jaya, Jakarta)




















29 April 2014 | 18:19 wib | Semarang
May Day, Buruh Usung Tuntutan
SEMARANG, suaramerdeka.com - Aliansi Gerakan Buruh Berjuang
(Gerbang) Jawa Tengah akan mengusung tuntutan saat peringatan hari buruh
(May Day), Kamis (1/5) mendatang. Peringatan Hari Buruh Internasional di Jawa
Tengah akan dipusatkan di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang.
Sekretaris Gerbang Jateng, Nanang Setiono mengatakan, acara akan
diikuti 5.000 orang dari berbagai serikat buruh. Isu utama yang diusung ialah
penyetaraan upah minimum Jateng dengan provinsi lain. "Ini sebagai perwujudan
pelaksanaan kontrak sosial antara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan buruh
saat kampanye Pilgub lalu," katanya.
Buruh juga menuntut agar pemerintah menghapus sistem kontrak
(outsourcing) dan terlibat dalam persoalan perburuhan sebagai pelaksanaan
konstitusi UUD 1945. Kemudian, menolak kebijakan yang memiskinkan buruh
serta melawan politik upah murah.
Nanang menilai, kondisi perburuhan di Jateng masih memprihatinkan.
Upah buruh masih rendah dibandingkan dengan kebutuhan hidup layak (KHL).
"Tuntutan itu akan kami sampaikan baik melalui pidato maupun aksi teaterikal,"
imbuh Sekretaris SPN Jateng ini.
( Anton Sudibyo / CN31 / SMNetwork )












Jokowi tolak, Ical tak jawab, hanya Prabowo hadiri Hari Buruh
Merdeka.com Efendi Ari Wibowo | Kamis, 1 Mei 2014 15:26
Merdeka.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said
Iqbal menyatakan telah mengundang semua calon presiden dalam peringatan May
Day di Gelora Bung Karno. Hanya Prabowo yang hadir dalam acara tersebut.
"Sudah dari tahun lalu kami mengundang capres-capres. Jokowi (Joko
Widodo) kami surati tiga kali, dua kali menolak waktu masih gubernur, surat
ketiga tidak dijawab, ARB (Aburizal Bakrie) dua kali tidak menjawab, Prabowo
yang siap hadir," ujar Saiq Iqbal di GBK, Kamis (1/5).
Menurutnya, citra diri bukan hal penting bagi buruh. Dukungan terhadap
tuntutan buruh adalah kriteria capres yang buruh inginkan.
"Bagi kami bukan populer, cerdas atau tegas. Capres yang memasukkan
kriteria sepuluh isi itu ke visi-misinya yang kami dukung," kata dia.
Namun, sedianya Prabowo akan diminta memberikan pandangannya
terhadap hak-hak buruh. Prabowo juga diminta tanda tangan MoU tuntutan buruh.
"Capres yang mau tanda tangan kontrak politik itu kami dukung. Jika
Prabowo nanti tanda tangan kami dukung," pungkas dia.















Tandatangani Kontrak, Prabowo "Ikat" Suara Buruh
Okezone .com Kamis, 1 Mei 2014 - 16:01 wib | Qur'anul Hidayat
JAKARTA - Ribuan buruh turun ke jalan melakukan aksi memperingati
May Day atau hari buruh sedunia yang jatuh pada 1 Mei. Massa buruh yang
mengklaim mencapai ribuan ini tengah menyerbu Istana Negara untuk
menyampaikan tuntutannya.
Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPI) ini
mengklaim telah menyodorkan surat tuntutan atau kontrak politik ke berbagai
calon presiden (capres). Sayangnya, surat yang diajukan buruh tersebut hanya
Capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mau menandatanganinya.
Sementara, Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) dan Capres
Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) belum meresponsnya.
"Calon presiden yang baru menandatangani surat tuntutan kami adalah
Prabowo, kami juga melobi dengan calon presiden lainnya," jelas Presiden FSPI,
Said Iqbal, saat jumpa pers di depan Istana Negara, Kamis (1/5/2014).
Lebih lanjut, jika Capres lain enggan menandatangani kontrak politik
dengan buruh, maka kata dia, dukungan buruh dipastikan akan diberikan kepada
Capres Gerindra.
"Jika tak ada yang mau tandatangani selain Prabowo, maka kami pastikan
akan mendukung Prabowo dalam Pilpres," tegas dia.
Adapun tuntutan yang tertuang dalam surat tuntutan tersebut diantaranya
tentang kenaikan upah sebegsar 30 persen, jaminan pensiun, penghapusan sistem
outsourcing, mengangkat guru honorer menjadi PNS, jaminan kesehatan, dan lain-
lain.
(hol)







Kamis, 01 Mei 2014 17:15 WIB
Geliat Politik di Hari Buruh
Penuhi 10 Tuntutan Buruh, Prabowo: Itu Hak Rakyat Indonesia
Indah Mutiara Kami detikNews
Rengga Sancaya/detikcom
Jakarta - Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI) menantang para capres untuk memenuhi 10 tuntutan mereka.
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto pun menyanggupi pemenuhan tuntutan
itu dengan hadir dalam peringatan May Day.
"Beberapa perwakilan teman-teman (buruh) menemui saya. Mereka minta
saya penuhi 10 tuntutan. Tuntutan ini adalah sah, adalah masuk akal. Ini hak
rakyat Indonesia. Tuntutan ini adalah janji UUD Indonesia," kata Prabowo dalam
orasinya di GBK, Senayan, Jakpus, Kamis (1/5/2014).
Menurut Prabowo, perjuangannya untuk buruh bukan hanya saat ini. Sejak
5 tahun lalu ia sudah memperjuangkan agar outsourcing dihapus.
"Saya 5 tahun lalu adalah satu-satunya pimpinan politik yang berani tanda
tangan kontrak menolak outsourcing," tegasnya.
Prabowo mengungkapkan bahwa 10 tuntutan buruh itu akan didiskusikan
bersama dengan perwakilan buruh. Nantinya, ia akan mendeklarasikan
komitmennya untuk para buruh.
"Insya Allah dalam beberapa hari ini saya akan duduk bersama dan
rampungkan deklarasi komitmen politik untuk memperjuangkan kepentingan
buruh, tani, nelayan, orang kecil, guru honorer, orang yang harus diperbaiki
kesejahteraannya," kata Prabowo yang memakai baju safari cokelat dan peci
hitam ini.
Sepuluh tuntutan itu ialah:
1. Naikkan upah minimun 2015 sebesar 30%. Meningkatkan daya beli buruh dan
masyarakat melalui Reformasi Sistem pengupahan dan revisi 60 item KHL dari
60 menjadi 84 item.
2. Hapus kebijakan penangguhan upah minimum
3. Jalankan Jaminan pensiun wajib bagi buruh pada Juli 2015
4. Jalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat dan menggratiskan untuk buruh,
dengan cara cabut permenkes 69/2013 tentang tarif, ganti INA CBG's dengan Fee
for Servicen audit BPJS kesehatan, dan BPJS ketenagakerjaan.
5. Hapus sistem kerja outsourcing , khususnya outsourcing di BUMN dan
pengangkatan sebagai pekerja tetap seluruh pekerja Outsourcing
6. Sahkan RUU PRT dan Revisi UU Perlindungan TKI no 39/2004 serta UU
perawat
7. Cabut UU Ormas ganti dengan RUU Perkumpulan
8. Pegawai dan guru honorer menjadi. PNS, serta subsudu Rp 1 juta per orang/per
bulan dari APBN untuk guru honorer dan seluruh pekerja honorer
9. Alokasikan APBN untuk program transportasi publik gratis dan pendidikan
gratis hingga perguruan tinggi.
10. Sediakan perumahan murah untuk buruh dan rakyat dan program penguatan
dan peran serikat pekerja


















Buruh Minta Prabowo Penuhi Janji
Republika.com Kamis, 01 Mei 2014, 18:00 WIB
Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (KSPSI), melakukan aksi demo di depan Balai Kota, Jakarta Pusat,
Senin (7/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres Partai Gerindra, Prabowo
Subianto diharapkan dapat memenuhi janji memperbaiki kesejahteraan buruh bila
terpilih menjadi presiden.
"Kalau memang nanti jadi presiden, ya mudah-mudahan bisa perbaiki
kesejahteraan kita," kata Sukirno (30 tahun) buruh yang sehari-hari bekerja di
sebuah pabrik di kawasan Cikarang, Kamis (1/5)
Kirno, demikian ia dipanggil, juga berharap kenaikan upah 30 persen bisa
terpenuhi sehingga kehidupannya lebih baik.
Heni (29), buruh di kawasan Jababeka, juga meminta agar kehidupan
buruh semakin ke depan semakin baik. "Kalau Pak Prabowo nanti jadi presiden
mudah-mudahan tuntutan kami bisa dipenuhi," katanya.
Baik Kirno mau pun Heni senang bisa bergabung dengan 70 ribu buruh
lainnya yang ada di Stadion Gelora Bung Karno untuk memeringati Hari Buruh.
Mereka yang datang sejak pukul 12.30 WIB itu dihibur oleh sejumlah grup
band dan penyanyi. Prabowo hadir di tengah massa buruh sekitar pukul 15.00
WIB. Setelah berorasi kemudian meninggalkan acara tersebut.
Anggota organisasi buruh yang bergabung di Gelora Bung Karno antara
lain dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) dan juga komponen buruh lainnya.







May Day, Buruh Serius Perjuangkan Kenaikan Upah 30%
Senin, 21 April 2014 09:43 wib | Hendra Kusuma - Okezone
JAKARTA - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menyatakan,
dalam perayaan May Day 1 Mei 2014 nanti, Isu yang serius diperjuangkan oleh
kaum buruh salah satu di antaranya mengenai kenaikan upah minimum 2015
sebesar 30 persen dan Item KHL sebanyak 84 Item.
Pasalnya, pada tahun 2015 mulai diberlakukannya pasar tunggal ASEAN
(AFTA). Di mana, dalam mekanisme pasar tunggal, negara wajib melindungi
kesejahteraan kaum buruhnya di samping tentunya mengatur mekanisme pasar
tunggal ASEAN agar industri nasional tidak terpuruk yang mengakibatkan
terjadinya PHK besar-besaran.
Hingga tahun ini, Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, upah minimum
buruh di Indonesia sangat tertinggal jauh dengan upah minimum buruh di
Thailand, Filipina dan Malaysia. Padahal, produktivitas buruh Indonesia tidak
kalah baiknya dibandingkan buruh di negara ASEAN lainnya.
"Misalnya UMP DKI yang hanya sebesar Rp 2,4 Juta, sedangkan di
Thailand Rp 3,2 Juta, di Malaysia Rp 3,2 juta dan Filipina Rp 3,6 juta. Padahal
biaya hidup di semua negara ini sama besarnya dengan di Indonesia," kata Said
Iqbal, Jakarta, Senin (21/4/2014).
Dalam May Day 2014 ini, Said mengungkapkan, buruh sangat serius
memperjuangkan kenaikan upah minimum 2015 sebesar 30 persen dan KHL 84
item untuk menghadapi pasar tunggal ASEAN 2015.
"Bilamana tuntutan buruh tentang upah ini tidak dikabulkan oleh
pemerintah, maka KSPI menyatakan Indonesia belum siap sebagai pasar tunggal
ASEAN dan buruh Indonesia akan melakukan aksi terus menerus untuk menolak
pasar tunggal ASEAN diberlakukan pada 2015," tambahnya.
Tidak hanya itu, sambung Said, dalam perayaan May Day nanti, KSPI
mengimbau kepada masyarakat berkenaan dengan perayaan May Day 2014 agar
menghindari titik-titik yang akan menjadi lokasi aksi pada perayaan May Day
mendatang, karena ratusan ribu massa buruh akan memadati beberapa lokasi yang
akan dijadikan titik kumpul aksi.
Untuk wilayah DKI Jakarta, KSPI menghimbau agar masyarakat dapat
menghindari sepanjang jalan Jenderal Sudirman, MH Thamrin, Bundaran HI,
Istana Negara dan sekitaran Gelora Bung Karno, Senayan, sedangkan di provinsi
lainnya, akan dipusatkan disekitar kantor Gubernur Provinsi masing-masing. (rzy)


Buruh Tangerang Serukan "Sepultura"
Kamis, 1 Mei 2014 | 12:21 WIB
Kompas.com/Yohanes Debritho Neonnub Ratusan buruh Tangerang yang
tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) siap
begabung dengan ribuan buruh lainnya sebelum berangkat demo di Jakarta,
TANGERANG, KOMPAS.com Ratusan ribu buruh dari Tangerang
menyerukan Sepuluh Tuntutan Rakyat (Sepultura) dalam peringatan Hari Buruh
Internasional atau May Day, Kamis (1/5/2014). Tuntutan itu akan mereka
sampaikan di depan Istana Negara, DPR RI, Stadion Gelora Bung Karno, dan
Bundaran Hotel Indonesia.
"Hari ini kami akan sampaikan ke pemerintah Sepultura atau Sepuluh
Tuntutan Rakyat. Kami akan kepung Istana Negara untuk sampaikan tuntutan
rakyat ini," kata Koordinator Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia
(KASBI) Sunarno kepada Kompas.com, Kamis (1/5/2014).
Isi Sepultura itu adalah penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourcing,
penolakan terhadap politik upah murah, penolakan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial, berlakukan sistem jaminan sosial nasional, tolak pemutusan hubungan
kerja (PHK) dan pemberangusan serikat buruh, tolak privatisasi BUMN-BUMD,
lindungi hak-hak buruh perempuan, tangkap dan adili pengusaha nakal dan tidak
taat hukum, turunkan harga BBM (bahan bakar minyak) dan sembako, berlakukan
pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, serta tanah dan air untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Ditambahkan dia, para buruh dari Tangerang ini akan bergabung dengan
ratusan ribu buruh lainnya yang tersebar di Jabodetabek untuk menyampaikan
aspirasi mereka. Tuntutan para buruh difokuskan pada kesejahteraan dan jaminan
kesehatan bagi para pekerja.
Penolakan terhadap sistem kontrak kerja dan outsourcing juga menjadi
fokus tuntutan para buruh. Buruh berpandangan bahwa sistem outsourcing telah
menghilangkan hak-hak buruh untuk mendapatkan upah yang layak serta jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja.
"Hari ini semua buruh di Indonesia harus bersatu menyampaikan tuntutan
mereka kepada negara. Buruh juga rakyat. Buruh harus bersatu sehingga suaranya
bisa didengar pemerintah dan pengusaha," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini lebih dari 100 ribu buruh
Tangerang akan menggelar aksi demonstrasi di Jakarta. Mereka berasal dari
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Aliansi Rakyat
Tangerang Raya (Alttar), dan Perserikatan Buruh Independen.
Para buruh ini merupakan pekerja yang tersebar di Kota Tangerang,
Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Bagi Buruh, Mendapatkan Rumah Layak Huni Masih Mimpi!
Hilda B Alexander | Kamis, 1 Mei 2014 | 14:21 WIB
Demo buruh yang berlangsung 1 Mei 2014 di depan gedung MPR/DPR RI
menuntut pemerintah menyediakan rumah layak huni dan murah.
JAKARTA, KOMPAS.com -- Hingga berita ini diturunkan, aksi demo
para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Nasional (KSN) masih
berlangsung di depan Gedung MPR/DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Ratusan orang buruh masih bersemangat meneriakkan 10 tuntutan utama.
Ke-10 tuntutan tersebut adalah peningkatan upah minimum 2015 sebesar 30
persen dan revisi KHL menjadi 84 item, menolak penangguhan upah minimum,
jaminan pensiun wajib bagi buruh pada Juli 2015, jaminan kesehatan seluruh
rakyat dengan cara mencabut Permenkes 69/2013 tentang tarif, serta ganti INA
CBG's dengan Fee For Service, audit BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Kemudian menghapus outsourcing, khususnya outsourcing di BUMN dan
pengangkatan sebagai pekerja tetap semua pekerja outsourcing; mengesahkan
RUU PRT dan Revisi UU Perlindungan TKI No 39/2004, mencabut UU Ormas
ganti dengan RUU Perkumpulan, mengangkat pegawai dan guru honorer menjadi
PNS, serta subsidi Rp 1 juta per orang per bulan dari APBN untuk guru honorer;
menyediakan transportasi publik dan perumahan murah untuk buruh; serta wajib
belajar 12 tahun dan beasiswa untuk anak buruh hingga perguruan tinggi.
Yang menarik adalah tuntutan penyediaan rumah murah. Bagi buruh,
memiliki dan tinggal di rumah layak huni dengan harga terjangkau masih
merupakan mimpi. Jangankan memiliki hunian, menyewanya saja sudah
menggerus sepertiga pendapatan mereka. Pasalnya, harga sewa (kontrakan) rumah
saat ini sudah mencapai kisaran Rp 600.000 hingga Rp 2 juta per bulan untuk
wilayah Jakarta pinggiran, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Menurut Fitriani (29), buruh di sebuah Kawasan Industri Cikarang, harga
sewa minimal Rp 600.000 itu dipatok untuk "kontrakan bedeng" dengan fasilitas
kamar mandi di luar yang digunakan bersama penyewa lainnya.
"Saya tinggal di Lemah Abang. Ada 20 pintu rumah kontrakan, yang
paling luas adalah yang harga sewanya Rp 1,5 juta per bulan. Itu bisa diisi bareng-
bareng sampai tiga orang, kamar mandi di dalam. Sementara saya ngontrak di
bedeng dengan harga sewa Rp 700.000. Semuanya numpuk jadi satu, tidur,
makan, istirahat ya di satu tempat," ujar Fitriani kepada Kompas.com, Kamis
(1/5/2014).
Sementara Rojak (35), rekan Fitriani yang bekerja di Kawasan Industri
Jababeka, memilih rumah kos sebagai tempat tinggalnya. Berdua bersama
rekannya, Rojak berbagi uang sewa sebesar masing-masing Rp 250.000 per bulan.
"Kalau enggak gitu, saya enggak sanggup bayar. Kebetulan ada teman
senasib. Jadi kami berdua bayar kamar kos. Sisa gaji buat makan dan keperluan
lain. Tarif kos segitu katanya bakal dinaikkan tahun depan. Saya enggak tahu
masih bisa tinggal di situ atau enggak karena status saya masih buruh kontrak,"
ujar Rojak.
Fitriani dan Rojak hanyalah dua dari jutaan buruh lainnya yang masih sulit
membeli dan memiliki rumah layak huni dengan harga murah. Betapa tidak sulit,
menurut Fitriani, "rumah BTN" di Cikarang untuk tipe 21/60 sekarang harganya
sudah Rp 250 juta-Rp 300 juta.
"Kata penjualnya, uang muka bisa dicicil ke mereka (pengembang) enam
kali berturut-turut. Tapi, saya mana sanggup bayar Rp 50 juta," ujarnya.
Dengan penghasilan Rp 2 juta per bulan, Fitriani terpaksa harus menabung
semua pendapatannya selama 25 bulan untuk membayar uang muka. Makan dan
kebutuhan sehari-hari lainnya? Lupakan saja. Karena toh, Fitriani masih bisa
tersenyum dengan kondisinya saat ini.
"Saya cuma kepengin ada rumah murah buat kami dengan cicilan sama
dengan uang kontrakan bulanan," tambahnya













Tenaga Honorer Minta Langsung Diangkat Jadi PNS Tanpa Tes
Kamis, 1 Mei 2014 | 13:22 WIB
HERUDIN Ribuan buruh dari berbagai organisasi berunjuk rasa memperingati
Hari Buruh Internasional, melintasi Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis
(1/5/2014). Hari Buruh Internasional ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk
kali pertama di tahun ini, diperingati dengan berunjuk rasa menuntut upah layak,
penghapusan outsourcing, dan penolakan terhadap undang-undang Badan
Penyelenggara Jaminan Nasional. TRIBUNNEWS/HERUDIN
JAKARTA, KOMPAS.com Ratusan ribu tenaga honorer dari seluruh
Indonesia yang tergabung dalam Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI)
melakukan aksi di depan Istana Negara. Mereka menuntut untuk diangkat menjadi
pegawai negeri sipil (PNS) tanpa melalui jalur tes CPNS secara umum.
"Tuntutan kita adalah diangkat jadi PNS bukan melalui tes, melainkan
diangkat langsung secara bertahap berdasarkan usia kritis dan lama masa kerja,"
kata Ketua Presidium FPHI Mukhlis Setia Budi di depan Istana Negara, Kamis
(1/5/2014).
Ia menambahkan, FPHI sudah pernah melakukan audiensi dengan
perwakilan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Menteri Sekretaris
Negara Dipo Alam terkait tuntutan tersebut pada 26 Februari 2014. Namun,
tuntutan mereka belum ditanggapi.
Aksi yang dilakukan FPHI tidak hanya hari ini. Jumat (2/5/2014) besok,
bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, FPHI akan menggelar upacara yang
diikuti oleh para tenaga honorer dari seluruh Indonesia di depan Istana Negara
tepat pukul 10.00 WIB.
Mukhlis menyatakan, FPHI telah mendaftarkan gugatan tiga peraturan
pemerintah ke Mahkamah Agung sekitar dua pekan lalu. Ketiga PP tersebut
adalah PP No 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi
Calon PNS, PP No 43 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas PP No 48 Tahun 2005
tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS, dan PP No 56 Tahun 2012
tentang Pengangkatan Tenaga Honorer.





Keinginan Jokowi Terhadap Buruh
Detik.com Soemitro - Kamis, 01-05-2014 12:32
Jakarta, Aktual.co Calon Presiden PDI Perjuangan Joko Widodo
berkomitmen memperjuangkan hak-hak kaum buruh yang pada hari ini, Kamis 1
Mei 2014, memperingati Hari Buruh Sedunia. Jokowi menyampaikan tiga hal
penting terkait komitmennya soal buruh.
"Joko Widodo berkomitmen untuk berjuang bersama DPR, serikat buruh
dan pekerja, serta pengusaha, juga seluruh elemen masyarakat guna melahirkan
kebijakan politik yang berpihak pada kaum buruh," kata Sekretaris Jenderal DPP
PDIP Tjahjo Kumolo dalam keterangannya, Kamis (1/5).
Konsep Jokowi soal buruh dalam hal ini, bahwa dunia industri harus
diperkuat, khususnya industri nasional untuk kepentingan rakyat dan bangsa
Indonesia. Namun ia menekankan bahwa industri yang kuat ini tidak akan terjadi
tanpa buruh yang kuat.
Ditambahkan Tjahjo, buruh adalah bagian integral dari warganegara
Indonesia, dan karena itu adalah wajib untuk mendukung dan memperjuangkan
terwujudnya "Tiga Layak Bagi Buruh/Pekerja Indonesia. Yakni Kerja Layak,
Upah Layak dan Hidup Layak.
Soal jaminan sosial bagi buruh, Jokowi sebagaimana disampaikan Tjahjo
juga komit untuk memperjuangkan dijalankannya program tersebut demi
berkeadilan bagi seluruh Rakyat sesuai dengan amanat UUD 1945. Terlebih
jaminan sosial yang didalamnya mengatur jaminan kesehatan dan jaminan
pensiun ini merupakan perintah Undang-Undang harus di jalankan pada bulan Juli
2015.
Dari parlemen, partai pengusung Jokowi bersama partai pendukung juga
akan komit memperjuangankan beberapa RUU. Diantaranya UU tentang Sistem
dan Komite Pengawas Ketenagakerjaan, UU Tentang Sistem Pengupahan dan
Perlindungan Upah, UU Tentang Kesehatan, UU Tentang Keperawatan, UU
Tentang Kebidanan, UU Tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, UU
tentang Perlindungan Pekerja Media
Selain itu juga revisi terhadap UU Tentang Ketenagakerjaan, UU Tentang
Penyelesaian Hubungan Industrial dan UU Tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai