Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ARTIKEL

ERITRODERMA
Oleh :
Ali Maruf
G99112011
Penbibin! :
Pr"f# DR# $# $ari%"n" KS& 'r& S(KK
KEPA)ITERAA) KLI)IK ILMU KESE$ATA) KULIT DA) KELAMI)
*AKULTAS KEDOKTERA) U)S + RSUD DR# MOE,ARDI
SURAKARTA
201-
ERITRODERMA
1
I# Pen'ahuluan
Eritoderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) +
derma, dermatos (skin = kulit), merupakan keradangan kulit yang mengenai 90%
atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai skuama. Pada beberapa
kasus, skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada eritroderma yang
disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama.
Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur
dengan hiperpigmentasi.
1,2
ama lain penyakit ini adalah dermatitis eks!oliati"a
generalisata, meskipun sebenarnya mempunyai pengertian yang agak berbeda.
#ata $eks!oliasi% berdasarkan pengelupasan skuama yang terjadi, &alaupun
kadang'kadang tidak begitu terlihat, dan kata $dermatitis% digunakan berdasarkan
terdapatnya reaksi eksematus.
(
Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit yang telah
ada sebelumnya )psoriasis, dermatitis atopik dan dermatosis spongiotik lainnya*,
reaksi hipersensiti"itas obat )antiepilepsi, antihipertensi, antibiotika, calcium
channel blocker, dan bahan topikal*, penyakit sistemik, keganasan seperti
cutaneous T-cell lymphoma)+,+-* serta idiopatik )20%*.
1
.iagnosis eritroderma ditegakan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis
dan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan histopatologi dapat membantu
menentukan penyakit yang mendasarinya. .iagnosis yang akurat dari penyakit ini
merupakan suatu proses yang sistematis dimana dibutuhkan pengamatan yang
seksama, e"aluasi serta pengetahuan tentang terminologi, dermatologi, mor!ologi
serta diagnosis banding. Pengobatan disesuaikan dengan penyakit yang
mendasarinya, namun tetap memperhatikan keadaan umum seperti keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, memperbaiki hipoalbumin dan anemia, serta
pengedalian in!eksi sekunder. .iagnosis yang ditegakan lebih a&al, cepat dan
akurat serta penatalaksanaan yang tepat sangat mempengaruhi prognosis
penderita.
/
II# E(i'ei"l"!i
0nsiden eritroderma di 1merika 2erikat ber"ariasi, antara 0,9 sampai 31,0
2
per 100.000 penderita ra&at jalan dermatologi.
1
4asan dan 5ansen )196(*
memperkirakan insiden eritroderma sebesar 172 per 100.000 penderita. 2ehgal
dan 2ri"asta )1968* pada sebuah penelitian prospekti! di 0ndia melaporkan (9 per
100.000 penderita eritroderma dira&at jalan dermatologi.8 Pada beberapa laporan
kasus, didapatkan insiden pada laki'laki lebih besar daripada perempuan, dengan
proporsi 2:1 sampai /:1, dan usia rata'rata /1781 tahun.
8
-ebih dari 90% kasus eritroderma dilatarbelakangi oleh penyakit yang
mendasarinya dimana psoriasis merupakan penyakit terbanyak yang dapat
mendasari terjadinya eritroderma yakni sebesar 29% kasus. -aporan terkini
menyatakan 63 dari 180 kasus eritroderma didasari oleh psoriasis berat.
1

1ngka kematian tergantung pada penyebab eritroderma. 2igurdson )1998*
melaporkan dari 102 penderita eritroderma terdapat /(% kematian, 16%
disebabkan langsung oleh eritroderma dan 3/% tidak berhubungan dengan
eritroderma.
3
III# E.i"l"!i
.asar terjadinya eritroderma adalah adanya penyakit yang mendasari.
Penyakit yang mendasari eritroderma ini bisa berupa penyakit yang terbatas pada
kulit ataupun penyakit yang bersi!at sistemik. .ermatosis yang menyebabkan
eritroderma merupakan penyakit yang terbanyak mendasari timbulnya
eritroderma yakni mencapai 92% dari kasus'kasus eritroderma. 2(% dari kasus'
kasus eritroderma dicetuskan oleh psoriasis, spongiotic dermatitis menyebabkan
eritroderma sebesar 20%, eritroderma akibat reaksi obat sebesar 19% dan akibat
cutaneous , cell lymphoma )+,+-* atau sezary syndrome sebesar 9%. 2ekitar
20% dari kasus'kasus eritroderma tidak dicetuskan oleh penyakit yang
mendasarinya dan diklasi!ikasikan sebagai eritroderma idiopatik.
1
Penyebab eritroderma yang kurang umum pada pasien de&asa antara lain
penyakit imunobulosa, penyakit jaringan ikat, in!eksi yang meliputi skabies dan
dermato!it, pitiriasis rubra piliaris )P;P* dan penyakit keganasan.
1
,abel 1. Penyakit'penyakit yang berhubungan dengan eritroderma
Dera."/e/ S0/.ei1 Infe1.i"n
(
.ermatitis spongiotik
- A."(i1 Dera.i.i/ 2
- 2eborrhoic .ermatitis
- +ontact .ermatitis
- 2tasis .erm atitis
<ullous
- <ullosa pem!igus
- Paraneoplastic
Pemphigus
- Pemphigoid bullous
- 4ailey'hailey
Papulas=uamous
- P/"ria/i/2
- Pi.ria/i/ rubra
(ilari/2
- 0mpetigo herpeti!ormis
Photosensiti"e
- +hronic .ermatitis
1ctinic
- ;etikuloid 1ctinic
1d"erse drugs
>thers
- Pseudolim!oma
- Eritem gyratum repens
- Per!orating !olliculitis
- ;adiation recall
dermatitis
- 2enile erythroderma
&ith hyper0gE
.ermatomyositis
2ubacute cutaneous
lupus
A1u.e !raf.34er/u/
h"/. 'i/ea/e2
Postoperati"e
trans!usion induced
,hyroto?icosis
2arcoidosis
4ypercalcitonemia
0diopathic
hypereosinophilic
syndrome
<acterial
- ,uberculosis
- +ongenital
siphilis
@iral
- 4epatitis +
- 40@
- 4uman 4erpes
@irus 8
Aungal
- .ermatophyte
- 4istoplasmosis
- +ongenital
+utaneous
.isease
Parasite
- or&egian
scabies
- ,o?oplasmosis
- -eismaniasis
,o?in' mediated
0n!ections
- ,o?ic shock
syndrome
- S.a(h0l"1"11al
/1al'e'3/5in
/0n'r"e2
Bama penyakit yang tersering
,abel 2. Penyakit' Penyakit yang <erhubungan dengan Eritroderma.
Mali!nan10 6"n!eni.al
/
2olid ,umors
- -ung
- Prostate
- ,hyroid
- -i"er
- Callbladder
- Delanoma
- <reast
- >"ary
- Aallopian tube
- Esophagus
- 2tomach
- ;ectum
- <uschke'-o&enstein
tumor
-ymphiproli!erati"e
- 6u.ane"u/ T36ell
1ar1in"a2
- 2eEary syndrome
- Papuloerythroderma o!
>!uji
- 4odgkin -ymphoma
- <'+ell -ymphoma
- +astleman .isease
- 1dult ,'cell -eukemia
- Dyedysplasia
- ;eticulum cell sarcoma
0mmunode!iciency
- +ommon @ariable
hypogammaglobulinemia
- Faskott'1ldrich syndrome
- 2e"ere combined 0mmunode!iciency
- >menn syndrome
- -einer disease
- 4yperimmunoglobulin E
- 2ecretory 0g1 de!iciency
Detabolic
- Daple syrup urine disease
- eutral lipid storage disease
- Essential !atty acid de!iciency
- 4olocarbo?ylase synthetase de!iciency
0chtyosis
- <ullous congenital 0chthyosi!orm
erythroderma
- etherton syndrome
- +onradi'4unermann syndrome
- Epidermolytic hyperkeratosis
Bama penyakit yang tersering
2elain dicetuskan oleh penyakit, eritroderma juga dapat ditimbulkan
akibatreaksi obat. <eberapa obat seperti golongan calcium channel blockers,
antiepilepsi, antibiotik )seperti penisilin, sul!onamid, dan "ancomisin*, allopurinol,
gold, lithium, =uinidine, simetidin dan dapsone adalah yang paling sering
9
mencetuskan terjadinya eritroderma.
1
,abel (. >bat yang <erhubungan dengan Erythroderma
1ntibiotics
1Etreonam
+e!ota?itin
.o?ycycline
Centamicin
0soniaEid
Dinocycline
eomycine
Penicilin
;ibostamycin
;i!ampin
2trepromycin
2ul!asalaEine
2ul!onamides
,eicoplanin
,hiasetaEone
,obramycin
,rimethoprim
@ancomycin
1nti"irals
.ideo?yinosine
0ndina"ir
0nte!eron
Gido"udine
1nti'lepromatous
+lo!aEimine
.apsone
1nti'epileptics
1ntiin!lammatory
1spirin
+eleco?ib
.i!lunisal
DetamiEole
PhenylbutaEone
Piro?icam
+ardiac .rugs
1miodarone
+aptopril
.iltiaEem
0sosorbide dinitrate
De?iletine
i!edipine
Practolol
Huinidine
+hemotherapy
+arboplatin
+isplatin
.o?urubicin
Aluoroucil
0matinib
Ditomycin
Pentostatin
@inca alkaloids
.iabetic
2ul!onylureas
+hlorpropanamide
Psychiatric
>ther
1llopurinol
1ntimalarials
1rsenicals
+imetidine
+lodornate
+odeine
Ephedrine
Cold
0nterleukin 2
0odine
ystatin
Propolis
Pseudoephederine
;anitidine
;etinoids
,halidomide
,hiaEide
,imolol eye drop
,ramadol
,umor necrosis
!actor alpha
8
+arbamaEepine
-amotrigine
Phenytoin
Phenobarbital
<arbiturates
<upropion
+holpromaEine
Etumine
-ithium
PhenothiaEines
2umber: AitEpatrick et all. Fitzpatricks dermatology in general medicine.
I7# Pa."!ene/i/
Dekanisme terjadinya eritroderma belum diketahui dengan jelas.
Patogenesis timbulnya eritroderma berkaitan dengan patogenesis dari kelainan
yang mendasari timbulnya penyakit ini. Dekanisme kelainan yang mendasari
akan bermani!estasi sebagai eritroderma seperti dermatosis yang menimbulkan
eritroderma, atau bagaimana timbulnya eritroderma secara idiopatik tidak
diketahui secara pasti.
1
;iset terbaru mengenai imunopatogenesis dari in!eksi yang diperantarai
toksin, misalnya teori yang mengatakan bah&a kemungkinan kolonisasi
sta!ilokokus aureus atau antigen lain, seperti toksin'1 toxic shock syndrome,
berperan dalam patogenesis eritroderma.
3
Pada pasien eritroderma ditemukan
kolonisasi ! aureus di hidung pada 6(% dan pada kulit dan hidung pada 13%
pasien.
1
Penelitian lain mengatakan bah&a hal ini merupakan proses sekunder
dari interaksi kompleks antara molekul sitokin dan molekul adhesi seluler yaitu
0nterleukin )0-'1, 0-'2, 0-'6*, molekul adhesi interselular " (#$%&-"), tumor
necrosis 'aktor, dan inter!eron'I.
(
Pada eritroderma terjadi peningkatan epidermal turno(er rate, kecepatan
mitosis dan jumlah sel kulit germinati! meningkat lebih tinggi dibanding normal.
2elain itu, proses pematangan dan pelepasan sel melalui epidermis menurun yang
menyebabkan hilangnya sebagian besar material epidermis, yang secara klinis
ditandai dengan skuama dan pengelupasan yang hebat.
/
#ehilangan skuama dapat
mencapai 9 gramJm2 permukaan kulit atau lebih sehari.
2
1kibatnya protein, asam
amino, dan asam nukleat yang memediasi proses tersebut akan lebih cepat hilang
dari tubuh. #ehilangan unsure protein yang lebih tinggi daripada umumnya akan
mempengaruhi proses metabolisme.
1
3
7# Gabaran 5lini/
A# Ri8a0a.
1namnesis yang lengkap sangat membantu dalam menentukan etiologi dari
eritroderma. .ari anamnesis dapat diperoleh in!ormasi mengenai kemungkinan
!aktor pencetus termasuk diantaranya ri&ayat penyakit sebelumnya )ri&ayat
dermatosis, keadaan kesehatan sistemik*, ri&ayat keluarga, dan penggunaan obat'
obatan.
1

Pada pasien yang memiliki ri&ayat psoriasis dan dermatitis atopik harus
ditanyakan dengan jelas mengenai pengobatan dengan kortikosteroid topikal dan
sistemik, methotre?ate, dan pengobatan sistemik lainnyaK iritan topikal, penyakit
sistemikK in!eksiK dan stres emosional.
1

Faktu onset sangat penting untuk menentukan etiologi dari eritroderma.
Eritroderma yang dicetuskan oleh reaksi obat biasanya &aktu onsetnya cepat.
#ecuali yang menjadi pencetusnya obat'obat seperti antikon"ulsan, antibiotik,
dan allopurinol, dimana reaksinya terjadi 2'9 minggu setelah pengobatan.
1
9# Manife/.a/i 'era."l"!i
2ecara klinis eritroderma ditandai dengan adanya eritema dan sisik yang
lebih dari 90% luas permukaan kulit. Penyakit ini umumnya dia&ali sebagai plak
eritema yang timbul akibat dilatasi kapiler. 2etelah beberapa hari hingga minggu
plak eritema akan menjadi lebih terang dan menyebar hampir ke seluruh
permukaan kulit.
1
.eskuamasi mulai beberapa hari setelah onset eritem dan tampak pertama
kali pada !leksura. 2kuama yang terbentuk biasanya ber&arna putih atau kuning.
1kibat proses deskuamasi ini kulit akan tampak kering ber&arna merah tua yang
dilapisi skuama yang mengelupas.
1
Eritroderma kronis juga akan bermani!estasi pada kulit kepala dimana pada
kulit kepala timbul sisik )skuama*, kelainan kuku berupa onikolisis,
hiperkeratosis subungual, perdarahan, paronikia, beau lines, dan bahkan dapat
terjadi onikomadesis.
1
6
Cambar 1. 0diopatik Eritroderma
9
Cambar 2: Eritroderma psoriasis
6

Cambar (: sezary syndrome
6
7I# Peeri5/aan (enun%an!
A# Peeri5/aan lab"ra."riu
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin, didapatkan penurunan
hemoglobin, peningkatan eosino!il, dan peningkatan leukosit )pada in!eksi
sekunder*. #adar imunoglobulin dapat meningkat, khususnya 0gE. 1lbumin serum
menurun dan gamma globulin meningkat relati!. .idapatkan pula
9
ketidakseimbangan elektrolit karena dehidrasi.
1
9# $i/."(a."l"!i
Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat membantu
mengidenti!ikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 90% kasus, biopsi
kulit dapat menunjukkan gambaran yang ber"ariasi, tergantung berat dan durasi
proses in!lamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis menonjol, terjadi
edema. Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan rete ridge lebih
dominan.
10
Eritroderma akibat lim!oma, yang in!iltrasi bisa menjadi semakin
pleomor!ik, dan mungkin akhirnya memperoleh !itur diagnostik spesi!ik, seperti
bandlike lim'oid in!iltrat di dermis'epidermis, dengan sel cerebri'orm
mononuklear atipikal dan )autrier*s microabscesses. Pasien dengan sindrom
2eEary sering menunjukkan beberapa !itur dari dermatitis kronis, dan eritroderma
jinak mungkin kadang'kadang menunjukkan beberapa gambaran tidak jelas pada
lim!oma.
10

Pemeriksaan immuno!enotipe in!iltrat lim!oid juga mungkin sulit
menyelesaikan permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya memperlihatkan
gambaran sel , matang pada eritroderma jinak maupun ganas. Pada psoriasis
papilomatosis dan gambaran clubbing lapisan papiler dapat terlihat, dan pada
pem!igus !oliaseus, akantosis super!icial juga ditemukan. Pada eritroderma
ikhtisio!orm dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi diulang dari tempat'tempat yang
dipilih dengan cermat dapat memperlihatkan gambaran khasnya.
10
7II# Dia!n"/i/
.iagnosis etiologi agak sulit ditegakkan, harus melihat dari tanda dan
gejala yang sudah ada sebelumnya misalnya, &arna hitam'kemerahan di psoriasis
dan kuning'kemerahan di pilaris rubra pityriasisK perubahan kuku khas psoriasisK
likeni!ikasi, erosi, dan ekskoriasi di dermatitis atopik dan eksema menyebar,
relati! hiperkeratosis tanpa skuama, dan pityriasis rubraK ditandai bercak kulit
dalam eritroderma. .engan beberapa biopsi biasanya dapat menegakkan
diagnosis.
1,10
7III# Tera(i
,erapi yang optimal untuk eritroderma tergantung pada penegakan
10
penyebab penyakit. Penyakit eritroderma memerlukan pera&atan medis yang
serius, oleh karena itu pasien dengan eritroderma perlu dira&at di rumah sakit.
1
Prinsip pengobatan pasien eritroderma antara lain manajemen
a&al,menghindari !aktor pencetus, mencegah hipotermia, diet cukup protein,
menjaga kelembaban kulit pasien, menghindari menggaruk, mencegah in!eksi
sekunder baik lokal maupun sistemik, mengurangi edema, serta penggunaan
kortikosteroid sistemik, methotre?ate, cyclosporin, dan mycophenolat mo!etil.
1
1. Danajemen a&al
Pada !ase ini perlu dilakukan penga&asan dan pengontrolan asupan
cairan dan elektrolit karena dapat menyebabkan pasien menjadi dehidrasi
ataupun menyebabkan pasien menjadi gagal jantung akibat o(erload.
1
2. Denghindari !aktor pencetus
2emua obat yang dianggap sebagai !aktor pemicu eritroderma harus
dihentikan pemakaiannya, termasuk obat'obat yang mengandung lithium dan
obat antimalaria yang dapat menjadi pencetus pada pasien dengan psoriasis.
1
(. Dencegah hipotermia
Pada pasien erittroderma dapat timbul komplikasi berupa hipotermia
yang disebabkan gangguan pada !ungsi termoregulasi di kulit sehingga kulit
akan melepaskan panas tubuh secara spontan. Lntuk mencegah komplikasi
tersebut perlu dilakukan pengaturan suhu lingkungan sekitar pasien agar tetap
hangat. 2elain itu untuk mencegah penguapan panas tubuh yang berlebihan
dapat diman!aatkan +et dressings.
1
/. .iet cukup protein
Pada pasien eritroderma terjadi penggunaan protein yang berlebihan
karena terjadi peningkatan pembentukan skuama. #ehilangan banyak protein
ini akan menyebabkan terjadinya hipoalbuminemia. #arena itu asupan giEi
yang cukup protein sangat berguna dalam proses terapi pasien eritroderma.
1
9. Denjaga kelembaban kulit
11
Pada pasien eritroderma kulit akan cenderung kering dan bersisik.
#ulit yang kering dan menjadi retak'retak berisiko untuk terjadi in!eksi
sekunder yang bersi!at lokal. Lntuk itu diperlukan bahan yang dapat menjaga
kelembaban kulit.
2
Emollient merupakan bahan yang melembutkan dan melembabkan
kulit. Emollient merupakan bahan dasar untuk kosmetik dan ber!ungsi untuk
membatasi hilangnya cairan. 1da lima kategori emollient antara lain
hidrokarbon, &a?es, natural lipid poliester, ester, dan eter dengan berat
molekul rendah dan silikon.
1
8. Denghindari menggaruk
Penggunaan antihistamin dapat diberikan pada pasien eritroderma
sebagai terapi simtomatis terhadap rasa gatal. 2ensasi gatal yang timbul pada
permukaan kulit merupakan bagian dari alergi imunologi yang disebabkan
oleh histamin yakni pada reseptor 41. 2ehingga antihistamin 41 akan
menekan reseptor 41 akibatnya rasa gatal akan berkurang.
1
3. Dencegah in!eksi sekunder
1ntibiotik sistemik diperlukan bagi pasien yang terbukti mendapat
in!eksi sekunder baik yang bersi!at lokal maupun sistemik. Pemberian
antibiotik sistemik pada pasien yang tidak terbukti mengalami in!eksi
sekunder juga memberikan keuntungan karena kolonisasi bakteri dapat
menyebabkan eksaserbasi eritroderma.
1
6. Dengurangi edema
Pada pasien eritroderma akan terjadi peningkatan pembentukan
skuama. Pembentukan skuama ini memerlukan protein sebagai bahan dasar.
1kibatnya protein di dalam tubuh menurun, terjadi hipoalbuminemia.
1lbumin yang rendah di dalam darah menyebabkan tekanan onkotik menurun
sehingga cairan intrasel akan mengisi jaringan interstitiel )terjadi edema*.
Lntuk mengurangi edema dapat diberikan obat'obat diuretika.
1
9. Penggunaan kortikosteroid sistemik, metotre?at, cyclosporin, acitretin, dan
12
mycophenolat mo!etil.
#ortikosteroid sistemik harus dihindari pada pasien eritroderma yang
dicetuskan oleh psoriasis karena dapat menyebabkan reborn 'lare.
3
Eritroderma yang disebabkan oleh psoriasis berespon baik metotre?at,
cyclosporin, acitretin, dan mycophenolat mo!etil.
1
#ortikosteroid sistemik berguna untuk eritroderma yang dimediasi oleh
reaksi hipersensiti"itas obat, spongiotic dermatitis dan papuloerythroderma o!
>!uji. 2elain itu kortikosteroid sistemik dapat digunakan sebagai terapi
empiris pada eritroderma yang tidak diketahui etiologinya. .osis
kortikosteroid yang digunakan adalah 1'2mgJkgJhari dengan taper.
1
I:# K"(li5a/i
Eritroderma merupakan penyakit yang serius dan dapat berakibat !atal bila
tidak segera diterapi. 1ngka kematian pada penderita eritroderma berkisar 167
8/%. 2ekitar 16720% kematian disebabkan !aktor yang tidak ada hubungan
dengan eritroderma. Cangguan metabolik yang disebabkan eritroderma dapat
mengakibatkan hipotermia, dekompensasi kordis, kegagalan sirkulasi peri!er, dan
trombo!lebitis. Cagal jantung, in!eksi saluran na!as )pneumonia* dan %cute
,espiratory -istress yndrome (%,-), serta sepsis merupakan penyebab
kematian tersering.
(
+airan dan elektrolit hilang melalui kapiler'kapiler yang bocor akibatnya
terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. 4ilangnya protein pada
pasien eritroderma terjadi melalui pembentukan skuama yang lebih dari normal
dimana pada pembentukan skuama meningkat hingga 20'(0%.2 4ilangnya
protein yang signi!ikan menyebabkan negati(e nitrogen balance )keseimbangan
nitrogen negati!* yang dapat menimbulkan edema dan hipoalbuminemia.
1
Pada lesi akan mudah terbentuk kolonisasi bakteri yang akan menimbulkan
reaksi in!lamasi, pecah'pecah, dan ekskoriasi pada kulit. Pasien eritroderma akibat
+,+- atau 40@'10.2 sebagai penyakit yang mendasari akan lebih rentan terjadi
sepsis oleh bakteri sta!ilokokus.
1
:# Pr"!n"/i/
Prognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.
1(
2ecara umum, prognosis baik pada pasien yang disebabkan oleh reaksi obat,
setelah obat penyebab dihindari dan penderita diberikan edukasi. Penderita
dengan eritroderma idiopatik prognosisnya buruk, sering kambuh atau kronis
dengan gejala komplikasi pemakaian steroid jangka panjang. Pada penderita
dengan keganasan tergantung pada proses yang terjadi dan komplikasinya.
9,11
:I# Ke/i(ulan
Eritroderma adalah suatu penyakit kulit dengan gambaran dermatologis
berupa eritema di!usa dan skuama yang meliputi lebih dari 90% area permukaan
kulit. Penyebab sering eritroderma adalah akibat perluasan penyakit kulit
sebelumnya, reaksi obat, alergi obat dan akibat penyakit sistemik termasuk
keganasan.
,erapi yang optimal untuk eritroderma tergantung pada penegakan
penyebab penyakit. Penyakit eritroderma memerlukan pera&atan medis yang
serius, oleh karena itu pasien dengan eritroderma perlu dira&at di rumah sakit.
Prognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.
2ecara umum, prognosis baik pada pasien yang disebabkan oleh reaksi obat.
Eritroderma idiopatik prognosisnya buruk, sering kambuh atau kronis dengan
gejala komplikasi pemakaian steroid jangka panjang. Pada penderita dengan
keganasan tergantung pada proses yang terjadi dan komplikasinya.
DA*TAR PUSTAKA
1. Crant'#els 5D, <ernstein D-, ;othe D5. E?!oliati"e dermatitis 0n: Fol!! #,
Coldsmith -1, #atE 20, Cilchrest <1, Paller 12, le!!ell .5, editors.
Fitzpatricks -ermatology in .eneral &edicine. 3th ed. e& York: DcCra&'
4ill <ook +oK 2006. p. 2297(2.
2. 5uanda 1. .ermatosis eritroskuamosa. .alam: 5uanda 1, 5uanda 2, 4amEah
D, editor. #lmu )enyakit /ulit dan /elamin. Edisi ke'(. 5akarta: <alai Penerbit
A#L0K 2009. h. 1937200.
(. <urton 5-, 4olden +1. EcEema, licheni!ication and prurigo. 0n: +hampion
;4, <urton 5-, <urn .1, <reathnach, editors. ;ook, Filkinson, Ebling.
1/
Textbook o' -ermatology! 0th ed. >?!ord: <lack&ell, scienti!ic publicationK
1996. p. 83(73.
/. Earlia, anda., dkk. 2009. )enderita eritroderma di #nstalasi ,a+at #nap
/esehatan /ulit dan /elamin ,1- -r! oetomo urabaya Tahun 23345
2336! .epartemen 0lmu #esehatan #ulit dan #elamin Aakultas #edokteran
Lni"ersitas 1irlangga! 2urabaya. @ol. 21.
9. Lmar 42, #elly P1. 7rythroderma (.eneralized 7x'oliati(e -ermatitis). 5uly
2/, 2003.!rom: L;-: http:JJ&&&.emedicine.comJEDE;CJtopic1/2.htm.
8. 2igurdsson @, ,oonstra 5, 4aEemans'<oer D, @an @loten F1.
7rythroderma! % clinical and 'ollo+-up study o' "32 patients +ith special
emphasis on sur(i(al. 5 1m 1cad dermatol. 1998K (9)1*: 9(73.
3. Filliam . 5ames, ,imothy C <erger, .irk D Elston. 7x'oliati(e -ermatitis.
%ndre+s -isease o' The kin $linical -ermatology! "3th ed. +anada: F<
2aunders +ompany. 2008:219'218.
6. 2iregar, ;2. aripati )enyakit /ulit. 5akarta: EC+, 200/.
9. ,ugba ;eEan Ekmekci, 1dem #oslu. 7rythroderma in a 8oung 9ealthy &an!
.ermatology >nline 5ournal 12 )8*: 2(.
10. +hampion ;4. EcEema, -icheni!ication, Prurigo, and Erythroderma. 0n:
+hampion ;4eds. ;ook%s, Textbook o' dermatology, 4th ed. Fashington K
<lack&ell 2cienti!ic Publications. 1992.pK 13./6'13./9.
11. Daryam 1khyani, Gahra 2 Chodsi, 2ia"ash ,, 4. .abbaghian. ,esearch
article: 7rythroderma: % clinical study o' ;6 cases. <D5 .ermatology 2009K
9:9. 1"ailable !rom: L;-: hhtp:JJ&&&.biomedcentral.comJ1/31'99/9J9J9.
19

Anda mungkin juga menyukai

  • Impetigo
    Impetigo
    Dokumen23 halaman
    Impetigo
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Soal Anat Repro
    Soal Anat Repro
    Dokumen1 halaman
    Soal Anat Repro
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Status Gizi Anak (Z Score)
    Penilaian Status Gizi Anak (Z Score)
    Dokumen7 halaman
    Penilaian Status Gizi Anak (Z Score)
    Tsania Rebel
    Belum ada peringkat
  • Prom Kes
    Prom Kes
    Dokumen13 halaman
    Prom Kes
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Sampah Leaflet
    Sampah Leaflet
    Dokumen3 halaman
    Sampah Leaflet
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ske 2
    Bahan Ske 2
    Dokumen16 halaman
    Bahan Ske 2
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Halaman Judul
    Halaman Judul
    Dokumen1 halaman
    Halaman Judul
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Diare Sambirejo
    Kuesioner Diare Sambirejo
    Dokumen27 halaman
    Kuesioner Diare Sambirejo
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • BGFVHGF
    BGFVHGF
    Dokumen3 halaman
    BGFVHGF
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Defek Septum Ventrikel Dan Infeksi/Pnemoni
    Defek Septum Ventrikel Dan Infeksi/Pnemoni
    Dokumen2 halaman
    Defek Septum Ventrikel Dan Infeksi/Pnemoni
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Sdfsfasdf
    Sdfsfasdf
    Dokumen39 halaman
    Sdfsfasdf
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • PSC 379ku Post Bimbingan Ke2
    PSC 379ku Post Bimbingan Ke2
    Dokumen40 halaman
    PSC 379ku Post Bimbingan Ke2
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Sdfsfasdf
    Sdfsfasdf
    Dokumen39 halaman
    Sdfsfasdf
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Lembar Revisi FOME 381 A
    Lembar Revisi FOME 381 A
    Dokumen1 halaman
    Lembar Revisi FOME 381 A
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Ipts, Ukbm, Ipks
    Ipts, Ukbm, Ipks
    Dokumen6 halaman
    Ipts, Ukbm, Ipks
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Referat RM Obese Anak
    Referat RM Obese Anak
    Dokumen28 halaman
    Referat RM Obese Anak
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Pemikiran
    Kerangka Pemikiran
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Pemikiran
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian2
    Tugas Ujian2
    Dokumen10 halaman
    Tugas Ujian2
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Struktural Puskes Sambirejo (Repaired)
    Struktural Puskes Sambirejo (Repaired)
    Dokumen1 halaman
    Struktural Puskes Sambirejo (Repaired)
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen45 halaman
    Bab I
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • PSC Hipertensi
    PSC Hipertensi
    Dokumen20 halaman
    PSC Hipertensi
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • PENUTUP
    PENUTUP
    Dokumen1 halaman
    PENUTUP
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Who
    Who
    Dokumen3 halaman
    Who
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen2 halaman
    Penda Hulu An
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan Jurnal Neuro
    Terjemahan Jurnal Neuro
    Dokumen2 halaman
    Terjemahan Jurnal Neuro
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Asma Penggunaan Bronkodilator
    Asma Penggunaan Bronkodilator
    Dokumen9 halaman
    Asma Penggunaan Bronkodilator
    noor281982
    Belum ada peringkat
  • Cover K3 469 (C)
    Cover K3 469 (C)
    Dokumen4 halaman
    Cover K3 469 (C)
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Dapus Resume Infeksi
    Dapus Resume Infeksi
    Dokumen1 halaman
    Dapus Resume Infeksi
    Anindhito Kurnia Pratama
    Belum ada peringkat
  • Rumus Balance Cairan
    Rumus Balance Cairan
    Dokumen9 halaman
    Rumus Balance Cairan
    wirapramana
    Belum ada peringkat
  • Hiradc K3 469 (B)
    Hiradc K3 469 (B)
    Dokumen2 halaman
    Hiradc K3 469 (B)
    Anindhito Kurnia Pratama
    100% (1)