0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
50 tayangan26 halaman
Makalah ini membahas tentang proses keperawatan, konsep dasar keperawatan, dan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengkajian merupakan tahap pertama dan penting untuk mengumpulkan data pasien. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi masalah pasien berdasarkan hasil pengkajian. Proses diagnosa keperawatan sang
Makalah ini membahas tentang proses keperawatan, konsep dasar keperawatan, dan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengkajian merupakan tahap pertama dan penting untuk mengumpulkan data pasien. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi masalah pasien berdasarkan hasil pengkajian. Proses diagnosa keperawatan sang
Makalah ini membahas tentang proses keperawatan, konsep dasar keperawatan, dan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengkajian merupakan tahap pertama dan penting untuk mengumpulkan data pasien. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi masalah pasien berdasarkan hasil pengkajian. Proses diagnosa keperawatan sang
JURUSAN PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Page | 2
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-NYA lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "proses keperawatan dankonsep dasar keperawatan" yang membahas tentang proses keperawatan serta tahap-tahap dalam proses keperawatan. Melalui kata pengantar ini penulis mohon maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca,kami tau bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat menyempurnakan karya tulis ini. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Page | 3
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN A. TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................4 B. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4 C. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN A. PROSES KEPERAWATAN.......................................................................................5 KONSEP DASAR KEPERAWATAN (PENGKAJIAN)...........................................6 DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................................15
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN ..............................................................................................................22 B. SARAN ............................................................................................................................ C. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24
Page | 4
BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Ilmu keperawatan di dasarkan pada suatu teori yang sanga luas. Proses Keperawatan Metode Dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik Keperawatan bisa di sebut sebagai suatu pendekatan Problem solving yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan interpersonal dan di tujukan untuk memenuhi kebutuhan Klien dan Keluarga, Proses Keperawatan terdiri dari ; 5 tahap yang berhubungan : 1.Pengkajian 2.Diagnosis Tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi Intelektual Problem - Solving dalam mendefinisikansuatu tindakan Perawatan. Proses Keperawatan merupakan lima tahap proses konsisten sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan ( pertama kali oleh Hall, 1955 ). Proses Keperawatan telah dianggap sebagai suatu dasar hukum praktik Keperawatan , ( ANA,1973 ). Dasar pengembangan standard praktik keperawatan Dan juga sebagai kriteria dalam progam sertifikasi Standar legal praktik keperawatan Masuk dalam program pendidikan Keperawatan ( Kurikulum D-III Kep. & S1 Keperawatan ). B.TUJUAN Proses Keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam meningkatkankualitas asuhan Keperawatan kepada klien. Proses Keperawatan secara umum adalah untuk membuat suatu kerangka konsepberdasarkan kebutuhan individu dari klien, keluarga, dan masyarakat dapat terpenuhi.Tindakan yang di tujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan. C..RUMUSAN MASALAH 1. Mengetahui proses keperawatan 2. Mengenal konsep dasar keperawatan 3. Apa pengertian pdari pengkajian Page | 5
4. Tujuan pengkajian 5. Proses pengkajian 6. Apa pengertian dari diagnosa keperawatan ? 7. Tujuan diagnosa keperawatan ? 8. Proses diagnosa keperawatan ? 9. Kesalahan dalam mendiagnosa keperawatan ?
BAB II PEMBAHASAN 2.1.PROSES KEPERAWATAN PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner, Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari responbn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau : A. Proses keperawatan adalah : 1. Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien. 2. Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum. 3. Merupakan pendekatan ilmiah 4. Terdiri dari 5 tahap : pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses keperawatan adalah sebagai berikut Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991)Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis,berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986)Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat, klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck). Page | 6
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier.Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain: -Merupakan kerangka berpikirdalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas. a. -Bersifat teratur dan sistematis. b. -Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain c. -Memberikan asuhan keperawatan secara individual d. -Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien e. -Dapat digunakan dalam keadaan apapu
2.2 KONSEP DASAR KEPERAWATAN TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN 2.2.1. PENGKAJIAN Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada (Pengantar Konsep Dasar Keperawatan) Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Fundamental Keperawatan) Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian keperawatan merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu. Isi pengkajian meliputi: 1. Identitas klien. 2. Keluhan utama/alasan masuk Page | 7
a. Masalah aktual berdasarkan keluham utama 3. Faktor predisposisi a. Apakah klien klien tersebut sudah pasrah mengalami gangguan jiwa sebelumnnya.
b. Pengobatan berhasil / tidak c. Terkait dengan masalah terminal 4. Aspek fisik/fisiologis(TD, Pernapasan, Berat Badan, Tinggi Badan (komprehensif)
5. Aspek psikososial a. Genogram generasi- dan artinya seperti contoh di bawah ini
b. Pola Asuh :- Kehangatan- Kontrol,Data diperoleh dgn pertanyaan : Page | 8
Bagaimana prilaku yg spesifik pada keluarga-Apakah ada anggota keluarga lain yg pernah mengalami gangguan jiwa- Bagaimanakomunikasi pd keluarga
tersebut- Siapa orang yg terdekat dgn klien secara emosi /psikologis c. Konsep diri ( gambaran diri, ideal diri, pesan, identitas) d. Hubungan sosial- Apakah klien mengikuti kegiatan yg ada dilingkungan 6. Status mental a. Penampilan b. Pembicaraan c. Aktivitas motorik d. spritual 7. Kebutuhan persiapan pulang 8. Mekanisme koping 9. Masalah psikosial dan lingkungan 10. Pengetahuan 11. Aspek medik 12. Pemeriksaan fisik head to toe
Data Dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.
2.2.2. Fokus Pengkajian Keperawatan Page | 9
Pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis. Pengkajian medis difokuskan pada keadaan patologis, sedangkan pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Misalnya dapatkah klien melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga fokus pengkajian klien adalah respon klien yang nyata maupun potensial terhadap masalah- masalah aktifitas harian.
a. Pengumpulan data Tujuan : Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis. Jenis data antara lain: 1-Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. 2-Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual. Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi : a. -Status kesehatan sebelumnya dan sekarang b. -Pola koping sebelumnya dan sekarang c. -Fungsi status sebelumnya dan sekarang d. -Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan e. -Resiko untuk masalah potensial f. -Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien b. Analisa data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan. c. Perumusan masalah Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Page | 10
Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
d. Identifikasi Langkah langkah Identifikasi kebutuhan klien dg menentukan masalah kesehatan aktual / resiko Aktual : masalah dirasakan/dialami Resiko : Perawat mewaspadai pentingnya intervensi.pencegahan,ada kerentanan Klien pd penyakit /kecelakaan Identifikasi masalah Perawat mempertimbangkan data pengkajian & memfokuskan pa- da data abnormal & yg berkaitan masalah klien di bagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang kemunginan menjadi masalah, pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar mempuyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.
B.Karakteristik Data a.Lengkap Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: apakan tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan. b.Akurat dan Nyata Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, Page | 11
maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi : klien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak klien berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat. Selama sehari klien tidak mau makan makanan yang diberikan, jika keadaan klien tersebut ditulis oleh perawat bahwa klien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku klien dan bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian. c.Relevan Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus.
C.Sumber Data: a.Sumber data primer Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien. b.Sumber data sekunder Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri, anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar. c.Sumber data lainnya 1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan. 2. Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis. 3 .Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa. Page | 12
4. Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan. 5. Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan. 6 .Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.
D.Metoda Pengumpulan Data a.Wawancara Tujuan wawancara adalah: 1.Mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi dan merencanakan tindakan keperawatan. 2.Meningkatkan hubungan perawat dengan klien dalam komunikasi 3.Membantu klien untuk memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah, tujuan. 4.Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan ketrampilan/skill komunikasi dan interaksi, yang difokuskan pada identifikasi respon klien yang mungkin dapat diobati melalui tindakan keperawatan.
Tahapan Wawancara: 1. Persiapan ( Pengaturan Posisi,membaca status klien jika ada, tanpa prasangka buruk) 2. Pembukaan/Perkenalan 3. Isi/Tahap kerja,focus pada permasalahan klien/yang ingin diketahui 4.Tahap terminasi/pengakhiran
Page | 13
Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik : 1. Mencari masalah 2. Pemecahan masalah 3. Pertanyaan langsung 4. Pertanyaan terbuka
b. Observasi Adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Metode ini memerlukan suatu ketrampilan disiplin dan praktik klinik sebagai bagian tugas perawat. Kegiatan observasi meliputi : 2S HFT ( Sight/Pengelihatan, Smell/bau, Hearing/Pendengaran, Feeling/daya rasa, Taste/cita rasa ). Kegiatan tersebut meliputi aspek : Fisik,mental,social dan spiritual.
c. Pemeriksaan fisik Metode pemeriksaan fisik digunakan untuk memperoleh data obyektif dari perawatan klien, pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan melakukanwawancara. Fokus pengkajian fisik klien yang dilakuakn perawat adalah pada kemampuan fungsional yang bertujuan untuk menentukan status6r kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan perawatan. Metode/Teknik pemeriksaan fisik: Inspeksi,Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi.Aspek/pendekatan pemeriksaan fisik dapat menggunakan: Pengkajian fisik bertujuan untuk menentukan status kesehatan sekarang dan bagaiman klien mampu menjalankan fungsi tubuh secara umum. Teknik pengkajian fisik keperawatan adalah : 1. Inspeksi : Merupakan proses observasidengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik. 2. Palpasi : Dilakukan dengan menggunakan sentuhan / rabaan. 3. Perkusi : Metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ / bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan. 4. Auskultasi : Metode pengkajian yang menggunakan steteskop untuk memperjelas pendengaran.
Page | 14
1. Head to toe ( pemeriksaan fisik/tubuh klien dari kepala sampai kaki. 2. Review of System/ROS ( pemeriksaan berdasarkan system tubuh manusia)
Masalah-masalah yang ditemukan/mungkin terjadi selama proses pengumpulan data adalah : a. Ketidak mampuan perawat mengorganisir data dasar b. Kehilangan data yang dikumpulkan c. Data tidak relavan d. Duplikasi data e. Mispersepsi data f.Tidak lengkap g. Adanya interpretasi data dalam mengobservasi perilaku h. Kegagalan pengambilan data dasar terbaru
d. Interpretasi Data Pada tahap ini perawat secara kritis memilih tipe informasi yang dikumpulkan tentang klien, mengintepretasi informasi untuk menentukan abnormalitas, melakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengklarifikasi informasi dan kemudian menyebutkan masalah klien dalam format diagnose keperawatan. e. Pengelompokan Data Setelah mengumpulkan dan memvalidasi data subyektif dan obyektif serta mengintepretasi data perawat mengorganisir informasi menjadi kelompok yang bermakana. Hal ini tergantung pada pengenalan isyarat yang signifikan yang dapat membantu untuk menimbulakan diagnose keperawatan. Contoh kasus: Anak Dion, 13 tahun mengatakan baru saja terjatuh dari atas pohon, menangis sambil memegangi kaki kanan bagian bawah yang mengeluarkan darah banyak.Apa saja yang dapat dikumpulkan /dikaji pada anak Dion tersebut? Page | 15
1. Wawancara, Pertanyaan yang dapat diajukan baik pada klien ataupun keluarga/orang terdekat adalah: Kapan terjatuh, bagaimana posisi waktu jatuh, sadar, dari ketinggian berapa meter, membentur apa saja, nyeri, dll. 2. Obsevasi, pengamatan yang dapat dilakukan adalah: Adanya luka, kondisi luka, sifat aliran darah, bengkak/edema, perubahan bentuk kaki, ekspresi wajah, tanda-tanda vital, dll. 3. Pemeriksaan fisik.Bagian kaki/lokasi kaki yang luka, rasa nyeri,edema,keadaan luka,dll
Interpretasi data Adanya luka pada kaki bagian bawah/cruris dextra, diameter lika 1x3x1 cm- terbuka-kotor, darah mengucur keluar, edema disekitar luka, terdapat nyeri, tidak terdapat perubahan bentuk, klien mengeluhbsakit/nyeri terutama jika digerakan. Pengelompokan data 1. Data Subyektif : Klien mengeluh nyeri terutama jika kaki digerakan 2. Data Obyektif : - Terdapat luka pada cruris dextra diameter 1x3x1 cm - Luka kotor - Keluar darah - Edema disekitar luka - Tidak terdapat perubahan bentuk
2.2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. definisi Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000). Page | 16
Perumusan diagnosa keperawatan : -Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan. -Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi. -Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan. -Wellness : Kepkutusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi. -Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
B.Tujuan Diagnosa Keperawatan Tahap diagnosa keperawatan memungkinkan perawat untuk menganalisis dan mensintesis data yang telah dikelompokkan sesuai pola kesehatan atau divisi diagnosa. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan respons pasien terhadap perubahan- perubahan pasa status kesehatan,masalah-masalah yang diidentifikasi,dan kemampuan perawat untuk membantu menyelesaikan masalah pasien.
C.Katagori Diagnosa Keperawatan Untuk memudahkan dalam mendokumentasikan proses keperawatan, harus diketahui beberapa tipe diagnosa keperawatan. Tipe diagnosa keperawatan meliputi tipe aktual, resiko, kemungkinan, sehat dan sejatera, dan sindrom.
a. Diagnosa keperawatan aktual Diagnosa keperawatan aktual menurut NANDA adalah menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosa keperawatan aktual memiliki empat komponen diantaranya : label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan. Faktor yang berhubunga terdiri dari empat komponen yaitu: 1. Patofisiologi (biologis atau psikologis) 2. Tindakan yang berhubungan 3. Situasional (lingkungan, personal) Page | 17
4. Maturasional Penulisan rumusan ini adalah Contoh pernyataan diagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan transport oksigen sekunder akibat tirah baring lama dan menurun, tekanan diastolik meningkat >15 mmHg, puccat, sianosis, lemah. b.Diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi Menurut NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga, atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama. Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah diagnosa keperawatan potensial dengan menggunakan risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap. Validasi untuk menunjang diagnosa risiko tinggi adalah faktor risiko yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosa keperawatan risiko tinggi adalah PE (problem + etiologi). Contoh penulisan diagnosa risiko tinggi : Risiko terhadap penularan infeksi yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang menurunnya risiko penularan virus AIDS. c.Diagnosa keperawatan kemungkinan Menurut NANDA, diagnosa keperawatan kemungkinan adalah pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor risiko. Contoh penulisan diagnosa kemungkinan : Kemungkinan gangguan konsep diri yang berhubungan dengan kehilangan peran tanggung jawab. d.Diagnosa keperawatan sejatera Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejatera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnosa ini menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan. Dalam menentukan diagnosa keperawatan sejatera menunjukkan terjadi peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif. Sebagai contoh, pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua telah melaporkan fungsi positif dalam perannya pola hubungan. Perawat dapat memakai informasi dan lahirlah bayi baru sebagai tambahan dalam unit keluarga, untuk membantu keluarga mempertahankan pola hubungan yang efektif.
Page | 18
Contoh penulisan diagnosa keperawatan sejatera : Perilaku mencaari bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran sebagai orang baru (Linda Jual Carpenito,1995). e.Diagnosa keperawatan sindrom Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa keperawatan yang terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu. Contoh penulisan diagnosa keperawatan sindrom : Sindrom disuse yang berhubungan dengan tindakan pembedahan (amputasi). Penulisan dokumentasi diagnosa keperawatan beertujuan untuk: -Mengomunikasikan masalah pasien pada tim kesehatan -Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam identifikasi masalah pasien -Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi keperawatan.
D.Berpikir Kritis Dan Proses Diagnostik Keperawatan Berpikir kritis adalah pemeriksaan data,pengumpulan informasi dari literature,pengorganisan pengamatan,dan penelitian atas pengalaman masa lalu (Bandman & Bandman,1995).Pada saat asuhan keperawatan meluas ke dalam berbagai lingkungan perawatan kesehatan,makin banyak aspek berpikir kritis diperlukan dalam pertimbangan dan penilaian diagnostic (Gordon,1994). Analisis dan Interpretasi Data Proses Diagnostik ialah kegiatan menganalisis dan mensintesis data yang dikumpulkan selama pengkajian.proses diagnostic ini memadukan ketrampilan berpikir kritis dalam langkah pembuatan-keputusan yang digunakan perawat untuk mengembangkan pernyataan diagnostic.proses ini mencakup analisis dan interprestasi data pengkajian,identifikasi masalah, dan merumuskan diagnose keperawatan. Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber,divalidasi,dan diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontinu direvisi Validasi data Proses Diagnostik Validasi data Pengelompokan data Page | 19
Interpretasi Data Identifikasi kebutuhan klien Perumusan diagnosa keperawatan
Pengelompokan Data Kelompok data terdiri atas batasan karakteristik. Btasan karakteristik adalah criteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostic.Kriteria klinis ialah tanda dan gejala objektik atau sukbjektif atau factor resiko (carpenito,1995). Tidak adanya batasan karakteristik menunjukkan diagnosis harus ditolak.kategori diagnostic dan batasan karakteristiknya memberikan struktur untuk proses kognitf dalam pengidentifikasian kebutuhan klien dan perumusan actual dari diagnose keperawatan. Identifikasi Masalah Klien Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien.Sebagai contoh,setelah menerima sekelompok data, seperti dispnea, peningkatan frekuensi pernapasan,dan batuk,perawat dapat mengenali bahwa klien mempunyai masalah pernapasan umum. Namun begitu, sebelum perawat dapat memberikan perawatan secara efektif, masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik. Ketika mengidentifikasi masalah ini,perawat mempertimbangkan semua data pengkajian dan memfokuskan pada data abnormal dan yang berkaitan (Gordon, 1994). Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien,perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut actual atau potensial. Masalah kesehatan actual adalah masalah yang dirasakan atau dialami oleh klien,sperti gangguan pola tidur yang berhubungan dengan lingkungan yang bising. Suatu masalah kesehatan berisiko mewaspadakan perawat pada pentingnya intervensi pencegahan (Gordon,1994). Faktor risiko untuk diagnose keperawatan atau berisiko menunjukan situasi yang meningkatkan kerentanan klien atau kelompok terhadap suatu penyakit atau kecelakaan (Carpenito, 1995). Sebagai contoh, selama perjalanan pasca operatif, perokok yang kelebihan berat badan berisiko terhadap bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan nyeri insisi. E.Pernyataan Diagnosa Keperawatan Format Diagnosa Keperawatan Format diagnosa keperawatan (yaitu,secara actual diagnosa dinyatakan) didapat dari proses diagnosik. Format ini memungkinkan perawat pemula mempunyai pengenalan dan pemahaman terhadap struktur dari pernytaan diagnosa keperawatan. Faktor yang berhubungan adalah kondisi atau etiologi yang mempengaruhi resnpons actual atau potensial klien, yang dapat diubah oleh intervensi keperawatan. Page | 20
Contoh Analisis Data Kenali pola ( kelompok batasan karakteristik ) Tidak defekasi selama 4 hari Defekasi nyeri dengan mengejan Feses terakhir kecil dank eras Abdomen keras dan distensi Bandingkan dengan standart normal Feses lunak,dan berbentuk setiap hari Defekasi tidak nyeri Abdomen lunak,tidak distensi . Buat konklusi pertimbangan Masalah eliminasi feses Format dua bagian ini diterima oleh sebagian besar tokoh keperawatan ( Soares,OHearn, 1990,Carlson et al,1991;Gordon,1994;Carpenito,1995).Format ini membantu perawat dalam mengindifidualisasa diagnosa keperawatan klien dan memberikan arahan untuk menyembuhkan etiologi atau interfensi yang sesuai. Intervensi keperawatan di arahkan kepada mengubah atau menyembuhkan etiologi atau factor yang berhubungan (McCloskey & Bulechek, 1992). Format ini mendukung pemberian asuhan keperawatan yang bersifat indifidual untuk seorang klien atau kelompok klien. Perumusan Diagnosa Keperawatan Perumusan diagniosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menun jukan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnose keperawatan yang sesuai. Format Diagnosa Keperawatan NANDA Pernyataan Diagnostik Faktor Yang Berhubungan Kontipasi Diet serat yang tidak mencukupi Efek nedikasi Masukan cairan yang tidak adekuat Penurunan aktivitas Keletihan Ketidaknyamanan Tuntutan peran yang berlebihan Peningkatan kebutuhan energi Kerusakan intergritas kulit Retensi Klebihan sekresi Page | 21
Imobilisasi Perubahan sirkulasi
Masalah adalah respons actual atau potensial klien terhadap kesehatan atau penyakit. Faktor yang berhubungan adalah kondisi etiologis atau penunjang lainnya yang mempengaruhi respons klien (Carpenito, 1995). Frase yang berhubungan dengan mengidentifikasi etiologi atau penyebab dari masalah. Ini bukan pernyataan penyebab dan efek, tetapi lebih menunjukan bahwa etiologi dapat menunjang atau berkaitan dengan masalah. Dengan mencakupkan farse tersebut mengahruskan perawat untuk menggunakan ketrampilan berpikir kritis untuk mengindualisasi diagnosa keperawatan dan intervensi yang mengikutinya. Etiologi atau penyebab diagniosa keperawatan harus terdapat dalam domain praktik keperawatan dan kondisi yang berespons terhadap intervensi keperawatan. Dalam lingkup yang sama,diagnose keperawatan. Ini adalah benar. Intervensi keperawatan tidak dapat mengubah diagnose medis.Namun demikian,intervensi keperawatan dapat diarahkan pada factor etiologi dan label diagnose. Sejalan dengan perubahan status klien,diagnosa keperawatan dimodifikasi. Sebagai contoh, data pengkajian klien yang berkaitan mencakup hal berikut : penurunan diet serat dan masukan cairan yang terbatas, tidak defekasi selama 3 hari, bising usus menurun, abdomen bawah distensi, material feses keras yang diekstraksi selama pemeriksaan rectal manual, dan specimen feses guaiak negatif. Diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah,konstipasi yang berhubungan dengan masukan serat terbatas. Namun demikian, bila diet tinggi serat telah dilakukan dan konstipasi klien teratasi, risiko terhadap konstipasi tetap didasarkan pada riwayat masa lalu klien. Modifikasi diagnose keperawatan terjadi secara terus menerus. Sejalan dengan perubahan tingkat asuhan keperawatan dan tingkat kesejahteraan, perubahan ini dicerminkan dalam pernyataan diagnose keperawatan. Diagnosa keperawatan yang sudah lalu tidak secara akurat mencerminkan kebutuhan terbaru klien. F.Data Pengkajian dan Pernyataan Diagnostik Data pengkajian keperawatan harus mendukung label diagnostic dan factor yang berhubungan harus mendukung etiologi. Dengan mengumpulkan data yang tepat, mungkin akan membantu untuk identifikasi aktifitas pengkajian yang menghasilkan jenis data spesifik. Sebagai contoh,menanyakan klien tentang kualitas dan persepsi nyeri menghasilkan data subjektif. Namun demikian, mempalpasi area, yang dapat menimbulkan raut wajah meringis kesakitan, memberikan informasi objektif. Sama halnya dengan meminta klien untuk menggambarkan persepsi tentang ketidakteraturan denyut jantung menghasilkan informasi subjektif, dan menggunakan aukultasi untuk mendapatkan denyut menghasilakan suatu pengukuran frekuensi dan irama jantung yang objektif. G.Diagnosa Keperawatan dan Diagnosa Medis Page | 22
Diagnosa keperawatan berfokus pada dan mendifinisikan kebutuhan keperawatan dari klien (Gordon, 1994). Diagnosa keperawatan mencerminkan tingkat kesehatan atu respons terhadap penyakit atau proses patologis,status emosional,fenomena sosiokultural, atau tahap perkembangan. Diagnosa Medis secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik. Fokus medis adalah pada diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit. Diagnosis medis dan keperawatan dikembangkan menggunakan dasar data pengkajian. Pada kedua profesi tersebut,label diagnostic mengarahkan arah keperawatan. Namun demikian, datat dasar keperawatan adalah global,dan mencakup suatu pengkajian mendalam dari dimensi fisiologis,psikologis,sosio cultural,perkembangan dan spiritual klien, Data dasar kedokteran mencakup system fisiologis dan personal serta system social. Sistem personal dan social mungkin terbatas pada riwayat medis keluarga dan ekonomi serta riwayat asuransi klien (Gordon, 1994). H. Sumber Kesalahan Diagnostik Proses diagnostic tidak bebas dari kesalahan. Dalam proses diagnostic,perawat mengandalkan empat bidang.Pertama, harus ada data pengkajian dasar. Kedua, perawat menganalisis dan menginterpretasi data. Ketiga, data dikelompokkan ke dalam kelompok yang mempunyai makna. Terakhir, perawat mengidentifikasi masalah klien yang mengahasilkan identifikasi label diagnostic. Masing masing dari keempat bidang ini adalah sumber potensial kesalahan diagnostic,yang dapat mengubah hasil kesehatan klien.
Kesalahan dalam Pengumpulan Data Tipe kesalahan ini terjadi selama proses pengkajian. Jika data dikumpulkan secara tidak lengkap, dikurangi,salah interpretasi, maka diagnosis ini tidak benar. Jika pengumpulan data terorganisasi,maka proses diagnostic akan jelas. Praktik berikut penting selama pengkajian untuk menghindari kesalahan pengumpulan data. Pertama, sebelum pengkajian,perawat secara kritis menelaah tingkat kenyamanannya dan kompetensinya dengan ketrampilan wawancara dan pengkajian fisik. Kedua,perawat harus menetukan keakuratan data yang dikumpulkan. Sebagai contoh, perawat yang mengauskultasi bunyi paru abnormal untuk pertama kali mungkin merasa tidak yakin tentang apa yang sudah didengarnya melalui stestoskop. Untuk meminimalkan risiko ketidakakuratan,perawat harus mempunyai sejawat yang lebih berpengalaman yang memvalidasi temuan atau menjelaskan mengapa data tidak tepat. Ketiga, ketika mengmbangkan keterampilan pengkajian, perawat harus memeriksa kelengkapan data pengkajian.Dengan menelaah pengkajian klien dalam lingkungan klinis atau kelas, memberikan perawat kesempatan belajar yang kontruktif untuk menentukan kapan pengkajian adalah lengkap atau kapan diperlukan revisi lebih lanjut. Yang terakhir,kesalahan dalam pengumpulan data dikurangi ketika pendekatan terorganisasi digunakan untuk pengkajian. Sebelum pengkajian perawat harus mempunyai format yang sesuai dan peralatan Page | 23
pemeriksaan yang tepat. Perawat dapat mencapai suatu pengkajian yang terorganisasi jika lingkungan tersendiri,tenang dan Nyaman bagi klien. Kesalahan dalam interpretasi dan Analisis Data Setelah pengkajian perawat menelaah data dasar. Selama penelaahan ini perawat menentukan apakah data sudah akurat dan lengkap. Perawat menelaah data untuk memvalidasi bahwa data subjektif telah didukung oleh temuan fisik objektif jika diperlukan. Perawat mungkin juga menelaah literature yang mendukung untuk memastikan dasar pengetahuan yang adekuat untuk membentuk diagnose keperawatan yang tepat. Terakhir, perawat mulai mengidentifikasi dan mengorganisasi pola pengkajian pola relevan untuk mendukung adanya masalah klien.
Kesalahan dalam Pengelompokan Data Setelah data diinterpretasikan dan dianalisis, maka terjadi pengelompokan data. Kesalahan dalam mengelompokan data jika data dikelompokkan secara premature, tidak tepat, atau tidak sama sekali ( Gordon, 1982, 1994). Penghentian premature pengelompokan data terjadi ketika perawat membuat diagnose keperawatan sebelum semua data dikelompokan. Pengelompokan tidak tepat terjadi ketika perawat mencoba untuk membuat diagnose keperawatan sesuai dengan tanda dan gejala yang didapat. Diagnose keperawatan harus diturunkan dari data,bukan seblaiknya. Diagnose keperawatan yang tidak tepat mempengaruhi kualitas asuhan. Kesalahan dalam Pernyataan Diagnostik Tipe kesalahan terakhir yang dapat terjadi adalah cara di mana diagnose keperawatan di nyatakan.terdapat beberapa pedoman umum untuk mengurangi kesalahan pernyataan diagnostic itu sendiri. Pernyataan harus dibuat dalam kata-kata yang sesuai,ringkas dan bahasa yang tepat, yang mencakup penggunaan terminology yang tepat yang mencerminkan respons klien terhadap penyakit atau kondisi. Selain itu, terdapat tiga cara yang tepat untuk menyatakan label diagnostic, termasuk diagnose keperawatan yang di nyatakan sebagai diagnosis medis, yang menggunakan t erminologi medis untuk menggambarkan penyebab, dan pernyataan diagnosa keperawatan sebagai suatu intervensi. Hal ini salah karena mereka memindahkan fokus pernyataan dari keperawatan kedokteran atau memindahkan fokus dari penyebab ke intervensi. I. Keuntungan dari Diagnosa Kepewatan Diagnosa keperawatab adalah menguntungkan baik bagi perawat maupun klien. Diagnose keperawatan memfasilitasi komunikasi diantara perawat tentang tingkah kesejahteraan klien dan membantu dalam perencanaan pemulangan. Diagnose keperawatan Page | 24
memfasilitasi komunikasi dalam beberapa cara. Daftar awal keperawatan adalah suatu rujukan yang mudah didapat untuk kebutuhan perawatan kesehatan klien saat ini. Diagnosa keperawtan juga membantu memprioritaskan kebutuhan klien. Diagnose keperawatan juga digunakan untuk pencatatan dalam catatan perkembangan,menuliskan rujukan,dan memberikan transisi perawatan yang efektif dari satu unit ke unit lainnya, dari satu klinik lainnya, atau dari rumah sakit ke komunitas. Perencanaan pemulangan adalah set keputusan dan aktivitas yang dirancang untuk memberikan kontinuitas dan koordinasi terhadap asuhan keperawatan..Keterbatasan Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan mempunyai keterbatasan,dan praktisi pemula harus menyadari tentang keberadaannya. Karena evolusi kontinub tentang istialh dan penggunaan diagnosa keperawatan,bahsa yang digunakan kadang bertele-bertele dan mengandung istilah selingkung(jargon).hal ini mungkin membatasi penggunaan diagnosa keperawatan hannya pada professional keperawatan dan mengakibatkan kebingungan diantara anggota tim perawatan kesehatan yang lain ( seahil; 1991; Carpebito,1995). .
Page | 25
BAB III Penutup Kesimpulan Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data,Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.Diagnosa keperawatan memberikan dasar intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan atau bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Untuk memudahkan dalam membuat diagnosa keperawatan harus diketahui tipe diagnosa keperawatan yang meliputi, aktual, resiko tinggi / resiko kemungkinan, sejatera dan sindrom.
Page | 26
DAFTAR PUSTAKA Potter & Perry.2005.Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta: EGC
NANDA Internasional.2010.Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2009- 2011.Jakarta: EGC http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-diagnosa-keperawatan/(Diakses pada tanggal 6 November 2012) http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-dokumentasi-diagnosa-keperawatan.html. Carpenito, L.J (1997) Buku pegangan dosen. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. EGC, Jakarta. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2120668-definisi-diagnosa keperawatan/#ixzz2Nr9sFA9E. Carpenito, L.J (2001) Buku Saku Diagnosa Keperawatan (Hnadbook of Nursing Diagnosis) (Alih Bahasa Monica Ester). EGC. Jakarta.