Anda di halaman 1dari 25

KASUS I

KELOMPOK 3 :
Ana Fitrya Rahmah
Asih Sunenti
Eky Mhd Nurisman
Elza Astri Safitri
Krisna Dwi Saputra
Oki Alvin
Ranti Purnama Sari
Suheri
Widuri Pratama Putri
Wilda Mei Magdalena

Fasilitator:
dr.Nurmaliza Hasan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ABDURRAB
2012-2013
Kasus I
Seorang anak perempuan 4,5 tahun datang
ke UGD dengan keluhan luka bakar pada
perut, dada, paha, punggung dan kedua
lengan, setelahtersiram kuah panas. Tetangga
sekitar memberikan pertolongan pertama pada
pasien dengan memberikan minyak tanah pada
luka. Vital sign dalam batas normal,
sedangkan pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan leukosit dan
penurunan nilai klorida.
STEP I: Clarify Unfamiliar Terms
Keywords :
Anak perempuan, 4,5 tahun.
Keluhan utama : Luka bakar pada perut, dada,
paha, punggung dan kedua lengan.
Tersiram kuah panas
Vital sign : Dalam batas normal.
Pemeriksaan laboratorium : peningkatan leukosit
dan penurunan nilai klorida.
Diberi minyak tanah pada luka.
STEP II: Define The Problems
1. Bagaimana menentukan luas luka bakar ?
2. Mengapa terjadi peningkatan leukosit dan penurunan nilai klorida ?
3. Bagaimana pertolongan pertama pada luka bakar ?
4. Apa saja jenis-jenis luka bakar ?
5. Bagaimana derajat luka bakar ?
6. Jelaskan patofisiologi luka bakar ?
7. Apa saja terapi luka bakar ?
8. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada luka bakar ?
9. Komplikasi pada luka bakar ?
10. Bagaimana prognosis pada luka bakar ?
11. Bagaimana proses penyembuhan pada luka bakar ?
12. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada luka bakar ?
STEP IV: Spider Web
STEP III: Brainstorm Possible
Hypotheses Or Explanation
STEP V : Define Learning
Objectives
Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan derajat combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan luas combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan fisik
combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan pertolongan pertama
combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan
combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi combustio
Mahasiswa mampu menjelaskan prognosis combustio
Step VI.
Private Study
Step VII.Synthesize and
Test Acquired
Information
Definisi Combustio
Combustio adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan yang
bisa disebabkan oleh berbagai
macam bahan hantar panas
yang bisa berasal dari thermal,
zat kimia, listrik, atau radioaktif.
Etiologi combustio
Thermal : api, panas, uap panas
Zat kimia : zat asam kuat dan zat
basa kuat
Listrik : penjalaran yang berasal
dari bahan elektrolit atau elektroda
yang dapat merusak jaringan.
Radioaktif : sinar UV, dan pancaran
sinar lainnya yang dapat
membakar kulit.
Derajat combustio
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
Kedalaman partial
superficial (tingkat I)
superficial skin burn
Jilatan api, sinar Ultra Violet
(terbakar oleh matahari)
Kering tidak ada
Gelembung
Oedem minimal atau tidak ada
Pucat bila ditekan dengan ujung jari,
berisi kembali bila tekanan dilepas
Bertambah merah Nyeri
Lebih dalam dari
ketebalan partial
(tingkat II) superficial
thickness skin burn
Kontak dengan bahan
air atau bahan padat
Jilatan api kepada
pakaian
Jilatan langsung kimiawi
Sinar Ultra Violet
Blister besar dan lembab yang
ukurannya bertambah besar
Pucat bila ditekan dengan ujung jari,
bila tekanan dilepas berisi kembali
Berbintik-bintik yang
kurang jelas coklat,
merah pucat, dan
terdapat daerah
merah coklat
Sangat nyeri
Ketebalan sepenuhnya
(tingkat III) full
thicknessskin burn
Kontak dengan bahan
cair atau padat
Nyala api
Kimia
Kontak dengan arus
listrik
Kering disertai kulit mengelupas
Pembuluh darah seperti arang terlihat
dibawah kulit yang mengelupas
Gelembung jarang, dindingnya
sangat tipis tidak membesar
Tidak pucat bila ditekan
Putih, kering, hitam
dan coklat tua
Tidak sakit,
sedikit sakit,
rambut mudah
lepas bila
dicabut
Patofisiologi combustio

Luas combustio
Pemeriksaan :
Anamnesis : riwayat trauma, RPK
Pemfis :
1. Tentukan luas dan dalamnya luka bakar
2. Periksa apakah ada cedera ikutan
3. Periksa kemungkinan syok
4. Timbang berat badan pederita
Pem.penunjang :
1. Pemeriksaan darah
darah lengkap
golongan darah dan crossmatch
kadar karboksihemoglobin
gula darah
Elektrolit
tes kehamilan pada wanita usia subur
Darah arteri juga diambil untuk analisa
gas darah.
2. Radiologi : Foto thoraks dan
pemeriksaan radiologi lain (bila
dicurigai adanya cedera ikutan)
Diagnosis combustio
Menurut American Burn Association adalah :
Luka bakar ringan
Luka bakar derajat II < 15%
Luka bakar derajat II < 10% pada anak-
anak
Luka bakar derajat III < 2%
Luka bakar sedang
Luka bakar derajat II 15-25% pada orang
dewasa
Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
Luka bakar derajat III < 10%
Luka bakar berat
Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada
orang dewasa
Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada
anak-anak
Luka bakar derajat III 10% atau lebih
Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga,
mata, kaki, dan genitalia/perineum
Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik,
disertai trauma lain

Penanganan combustio
Fase akut
Hentikan dan hindarkan kontak
langsung dengan penyebab luka
bakar.
Nilai KU penderita obstruksi
airway, nadi, tensi dan kesadaran
(ABC).
Obstruksi jalan nafas bebaskan
airway (intubasi, trakeostomi)
Syok segera infus (grojog),
tampa memperhitungkan luas
luka bakar dan kebutuhan cairan
(RL).
Tidak syok segera infus sesuai
perhitungan kebutuhan cairan.

Rumus pemberian cairan
Pada dewasa:
Baxter/Parkland
RL = 4 cc x BB x % LB
jumlah cairan di berikan
dalam 8 jam I post trauma
jumlah cairan di berikan dalam
16 jam berikutnya
Untuk luas luka bakar > 50%
Di perhitungkan = luka bakar 50%

Hari I : RL = 4 cc x BB x % LB
Setelah 18 jam : dextran 500-1000
cc
Bila pasase usus baik oral di
mulai
Hari kedua : sesuai kebutuhan
dan keadaan penderita
Luas luka bakar > 15 % berikan :
albumin

Anak-anak
Resusitasi : 2 cc x BB x % LB
Kebutuhan faali :
< 1th = BB x 100%
1-3 th = BB x 75%
3-5 th = BB x 50%
RL : Dextran = 17 : 3
Pasca akut
Perawatan luka
Maintanance KU penderita
Pemberian diet dan cairan
Komplikasi combustio
Syok hipovolemik
Kekurangan cairan dan elektrolit
Hypermetabolisme
Infeksi
Gagal ginjal akut
Masalah pernapasan akut; injury inhalasi,
aspirasi gastric, pneumonia bakteri, edema.
Paru dan emboli
Sepsis pada luka
keloid

Keloid Parut hipertrofik
Permulaan Mungkin timbul kemudian
setelah beberapa bulan, atau
satu-dua tahun
Timbul dalam waktu beberpa
minggu
Invasi Meluas ke daerah kerusakan
epitel
Terbatas pada bekas
kerusakan
Penyembuhan Tak ada regresi Hilang sendiri
Predileksi Sternum, bahu, pipi, telinga,
pinggang
Dapat timbul dimanapun
Ras/bangsa Terutama ras kulit gelap atau
hitam
Lebih banyak pada bangsa
kulit putih
Luka bakar Mungkin Sering
Gatal Jarang hebat Biasanya sangat mengganggu
Perbedaan antara keloid dan
parut hipertrofik :
Terapi
Keloid :
Baru Tidak perlu pembedahan, berika kortikosteroid
Lama :
Kecil mencolok
Besar mencolok
Presternal
Eksisi total atau parsial
Eksisi parsial
Tidak perlu pembedahan dan terapi
Parut hipertrofik Tidak perlu pembedahan dan terapi lain, hanya diperlukan
salep antihistamin untuk menghilangkan gatal
Terapi keloid dan parut hipertrofik
Prognosis lebih baik pada
anak dengan usia diatas 5 tahun
dan pada dewasa usia kurang
dari 40 tahun. Berat ringan luka
bakar tergantung pada
kedalaman luka bakar, luas, usia,
lokasi, agent, riwayat penyakit
dan trauma.
Prognosis combustio
Kesimpulan
Luka bakar (combustio) adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan yang bisa disebabkan oleh berbagai macam bahan hantar
panas yang bisa berasal dari thermal, zat kimia, listrik, atau radioaktif.
Luka bakar merupakan kasus kegawatdaruratan medik yang
membutuhkan perawatan segera atau pertolongan pertama.
Prognosisnya lebih baik pada anak dengan usia diatas 5 tahundan
pada dewasa usia kurang dari 40 tahun. Berat ringan luka bakar
tergantung pada kedalaman luka bakar, luas, usia, lokasi, agent,
riwayat penyakit dan trauma. Luka bakar dapat juga menimbulkan
beberapa komplikasi, diantaranya Syok hipovolemik, Kekurangan
cairan dan elektrolit, Hypermetabolisme, Infeksi, Gagal ginjal akut.
Daftra pustaka
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. System musculoskeletal dalam Buku
ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta, 1997
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University
Press. Surabaya.
R. Schrock,MD. Ilmu Bedah Theodore. Edisi 7. EGC.
Sjaifuddin N.Penanganan Luka Bakar.Cet.1.Surabaya:Airlangga
University Press.2006.h: 8
Buku Penderita Gawat Darurat, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang,2000.
Sudoyo W. Aru,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV.
Pusat penerbit FKUI,Jakarta,2009.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai