Anda di halaman 1dari 29

REFERAT RADIOLOGI

TUMOR PARU DAN ASPEK


RADIOLOGISNYA
DISUSUN OLEH :
RULLY WIBOWO
406080048
KEPANITERAAN RADIOLOGI RS.SUMBER WARAS - RS.ROYAL TARUMA
21 JULI 200 ! 22 AGUSTUS 200
FAKULTAS KEDOKTERAN UNI"ERSITAS TARUMANEGARA
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang paling dalam kami naikkan kepada TUHAN yang Maha Esa, karena
atas bantuan-Nya, hikmat-Nya dan berkat-Nya saja kami dapat menyelesaikan referat ini !an
tanpa anugerah-Nya kami pun tidak sanggup menyelesaikan referat ini
"epada yang kami h#rmati d#kter pembimbing kami, dr$inda, %p&ad dan dr Herman
'% %p&ad serta dr%#fia Utami, %p&ad "ami mengu(apkan terima kasih sebanyak-banyaknya
atas kesabarannya dalam membimbing kami selama menjalani kepaniteraan &adi#l#gi di &%
%umber 'aras ) &% &#yal Taruma "ami m#h#n maaf jika ada kesalahan yang kami perbuat
dan tidak berkenan di hati d#kter
Terima kasih juga kepada keluarga yang selalu mendukung dan mengerti kami selama
mengerjakan tugas ini *uga kepada rekan-rekan satu kepaniteraan atas bantuan dan dukungan
yang telah diberikan *uga kepada semua pihak yang telah membantu lan(arnya pembuatan
referat ini
!an pada akhirnya kami selaku penulis mem#h#n maaf atas setiap kesalahan yang
terdapat di referat ini +iarlah sekiranya referat ini menjadi berguna Terima kasih dan Tuhan
memberkati kita semua
Penyusun
,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 3
BAB II ETIOLOGI............................................................................................................... 5
BAB III JENIS TUMOR PARU.......................................................................................... 7
BAB I PATOLOGI............................................................................................................. !
BAB STAGING TUMOR PARU.................................................................................... 11
BAB I GAMBARAN KLINIS.......................................................................................... 12
BAB II DIAGNOSA.......................................................................................................... 1"
BAB III GAMBARAN RADIOLOGIS........................................................................... 1#
BAB I$ PENATALAKSANAAN....................................................................................... 1!
BAB $ PROGNOSIS........................................................................................................... 22
LAMPIRAN......................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 2%
-
BAB I
PENDAHULUAN
"anker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, men(akup
keganasan yang berasal dari paru sendiri .primer/ atau penyebaran .metastasis/ tum#r dari #rgan
lain !efinisi khusus untuk kanker paru primer yakni tum#r ganas yang berasal dari epitel
saluran napas atau br#nkus
"anker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki de0asa dan per#k#k $ebih dari
123 kanker paru berhubungan dengan per#k#k +agaimanapun, tidak semua per#k#k akhirnya
menderita kanker paru +erhenti dari mer#k#k akan mengurangi dengan sangat berarti risik#
sese#rang terkena kanker paru &isik# pada bekas per#k#k lebih besar daripada #rang-#rang
yang tidak pernah mer#k#k 4akt#r lain yang dapat menjadi fakt#r risik# terutama berkaitan
dengan udara yang dihirup
4akt#r risik# kanker paru5
- $aki-laki
- Usia lebih dari 62 tahun
- Pengguna tembakau .per#k#k putih, kretek atau (erutu/
- Hidup atau k#ntak intensif dengan lingkungan asap tembakau .per#k#k pasif/
- &ad#n dan asbes
- $ingkungan industri tertentu
- 7at kimia, seperti arsenic
- +eberapa 8at kimia #rganik
- &adiasi dari pekerjaan, #bat-#batan, lingkungan
- P#lusi udara
%ese#rang yang termasuk g#l#ngan risik# tinggi .9&T/ jika mempunyai keluhan napas
.gangguan respirasi/ seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri
dan dirujuk ke d#kter spesialis paru
Pre:alensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di Amerika %erikat tahun ,22,
dilap#rkan terdapat 1;<622 kasus baru .merupakan 1- 3 dari semua kanker baru yang
terdiagn#sis/ dengan 1=6<22 kematian .merupakan ,1 3 dari seluruh kematian akibat kanker/,
di >nggris pre:alensi kejadiannya men(apai 62222?tahun, sedangkan di >nd#nesia menduduki
6
peringkat 6 kanker terbanyak, di &% "anker !harmais *akarta tahun 1<<1 menduduki urutan ke
- sesudah kanker payudara dan leher rahim Angka kematian akibat kanker paru di seluruh dunia
men(apai kurang lebih satu juta penduduk tiap tahunnya "arena sistem pen(atatan kita yang
belum baik pre:alensinya pastinya belum diketahui tapi klinis tum#r dan paru di &umah %akit
merasakan benar peningkatannya !i negara berkembang lain dilap#rkan insidennya naik dengan
(epat antara lain karena k#nsumsi r#k#k berlebihan seperti di @ina yang mengk#nsumsi -2 3
r#k#k dunia %ebagian besar kanker paru mengenai pria .;= 3/, life time risk 151- dan pada
perempuan 15,2
=
BAB II
ETIOLOGI
%eperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti daripada kanker paru belum
diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu 8at yang bersifat karsin#genik
merupakan fakt#r penyebab utama di samping adanya fakt#r lain seperti kekebalan tubuh,
genetik dan lain-lain
!ari beberapa kepustakaan telah dilap#rkan bah0a eti#l#gi kanker paru sangat
berhubungan dengan kebiasaan mer#k#k $#mbard dan !#ering .1<,1/, telah melap#rkan
tingginya insiden kanker paru pada per#k#k dibandingkan dengan yang tidak mer#k#k
Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah r#k#k yang dihisap per hari dengan tingginya
insiden kanker paru !ikatakan bah0a, 1 dari < per#k#k berat akan menderita kanker paru
+elakangan, dari lap#ran beberapa penelitian mengatakan bah0a per#k#k pasif pun akan
berisik# terkena kanker paru Anak-anak yang terpapar asap r#k#k selama ,= tahun pada usia
de0asa akan terkena risik# kanker paru dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak terpapar,
dan perempuan yang hidup dengan suami?pasangan per#k#k juga terkena risik# kanker paru ,--
kali lipat !iperkirakan ,= 3 kanker paru dari bukan per#k#k adalah berasal dari per#k#k pasif
>nsiden kanker paru pada perempuan di Amerika %erikat dalam 12 tahun terakhir ini juga naik
menjadi = 3 per tahun, antara lain karena meningkatnya jumlah perempuan per#k#k atau sebagai
per#k#k pasif
Efek r#k#k bukan saja mengakibatkan kanker pada paru, tetapi juga pada #rgan lain
seperti mulut, laring dan es#fagus $ap#ran dari N@> .National Cancer Institute) di Amerika
%erikat tahun 1<<, menyatakan kanker pada #rgan lain seperti ginjal, :esika urinaria, #:arium,
uterus, k#l#n, rektum, hati, penis dan lain-lain lebih tinggi pada pasien yang mer#k#k daripada
yang bukan per#k#k
Eti#l#gi lain dari kanker paru yang pernah dilap#rkan adalah5
1 &'n( )e*+u)un('n ,en('n -'. /'*s0n1(en, seperti5
a Asbest#s, sering menimbulkan mes#teli#ma
b &adiasi i#n pada pekerja tambang uranium
( &ad#n, arsen, kr#mium, nikel, p#lisiklik hidr#karb#n, :inil kl#rida
;
, P12us0 u,'*'. Pasien kanker paru lebih banyak di daerah urban yang banyak p#lusi
udaranya dibandingkan dengan yang di daerah rural
- Gene.0/. Terdapat perubahan?mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,
yakni5 Proto oncogen, Tumor suppressor gene, Gene encoding enzyme
6 Te1*0 On/1(enes0s. Terjadinya kanker paru didasari dari tampilnya gen supres#r
tum#r dalam gen#m .#nk#gen/ Adanya inisiat#r mengubah gen supres#r tum#r
dengan (ara menghilangkan .delesi?del/ atau penyisipan .insersi?in%/ sebagian
susunan pasangan basanya, tampilnya gen erb+1 dan atau neu?erb+, berperan dalam
anti ap#pt#sis .mekanisme sel untuk mati se(ara alamiah programmed cell death/
Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru
berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang #t#n#m &#k#k selain
sebagai inisiat#r juga merupakan pr#m#ter dan pr#ges#r, dan r#k#k diketahui sangat
berkaitan .terbesar/ dengan terjadinya kanker paru !engan demikian kanker
merupakan penyakit genetik yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian
menjadi agresif pada jaringan sekitarnya bahkan mengenai #rgan lain
= D0e.. +eberapa penelitian melap#rkan bah0a rendahnya k#nsumsi terhadap
betakar#tene, selenium dan :itamin A menyebabkan tingginya risik# terkena kanker
paru
A
BAB III
JENIS TUMOR PARU
Pembagian praktis untuk tujuan peng#batan5
a Small Cell Lung Cancer .%@$@/
b Non Small Cell Lung Cancer .N%@$@?karsin#ma skuam#sa, aden#karsin#ma,
karsin#ma sel besar/
"lasifikasi hist#l#gis 'HB 1<<< untuk tum#r paru dan tum#r pleura5
Epithelial tumors
Benign papiloma, adenoma
Preinvasive lesions S!uamous dysplasia"carcinoma in situ, atypical adenomatous
hyperplasia, #iffuse idiopathic pulmonary neuroendocrine cell hyperplasia
Malignant
o S!uamous cell carcinoma papillary, clear cell, $asaloid
o Small cell carcinoma com$ined small cell carcinoma
o %denocarcinoma
%cinar
Papillary
&ronchoal'eolar nonmucinous, mucinous, mi(ed mucinous and
nonmucinous or indeterminate cell type
Solid carcinoma )ith mucin formation
%denocarcinoma )ith mi(ed su$types
*ariants
o Large cell carcinoma Large cell neuroendocrine carcinoma, &asaloid
carcinoma, Lymphoepitelioma+like carcinoma, Clear cell carcinoma, Large cell
carcinoma )ith rha$doid phenotype
o Adenosquamous carcinoma
o Carcinoma with pleomorphic sarcomatoid or sarcomatous elements
1
o Carcinoid tumor typical carcinoid, atypical carcinoid
o Carcinomas of salicary gland type mucoepidermoid carcinoma, adenoid cystic
carcinoma
,thers Soft tissue tumors
-esothelial tumors &enign, -alignant mesothelioma
-iscellaneous tumors
Lymphoproliferati'e diseases
Secondary tumors
.nclassified tumors
Tumor+like lessions
<
BAB I
PATOLOGI
1. S3L3 4Small Cell Lung Cancer5
9ambaran hist#l#gisnya yang khas adalah d#minasi sel-sel ke(il yang hampir semuanya
diisi #leh mukus dengan sebaran kr#matin yang sedikit sekali tanpa nukle#li !isebut
juga /oat cell carcinoma0 karena bentuknya mirip dengan biji gandum, sel ke(il ini
(enderung berkumpul sekeliling pembuluh darah halus menyerupai pseud#r#set %el-sel
yang bermit#sis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekr#sis !NA yang
terlepas menyebabkan 0arna gelap sekitar pembuluh darah *arang bisa disembuhkan
dengan (ara apapun karena hampir selalu sudah menyebar se(ara hemat#gen pada saat
diketemukan "ebanyakan ahli kanker menyatakan bah0a tindakan pembedahan tidak
perlu dilakukan pada penderita yang terbukti menderita %@$@ +entuk keganasan ini
sensitif terhadap radiasi dan?atau kem#terapi dengan kadang-kadang terdapat long+term
sur'i'al dan sering terdapat keringanan dari keluhan 4#t# t#raks sering menunjukkan
adanya keterlibatan pelebaran kelenjar hilus dan mediastinum
2. NS3L3 (on Small Cell Lung Carcinoma!
"arsin#ma sel skuam#sa?karsin#ma br#nk#genik?karsin#ma epiderm#id "arsin#ma sel
skuam#sa ber(iri khas pr#ses keratinisasi dan pembentukan /$ridge0 intraselular, studi
sit#l#gi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuam#sa ke karsin#ma
insitu "has terdapat sebagai suatu massa di sentral $esi sentral ini sering dengan mudah
didiagn#sis dengan sit#l#gi sputum atau br#nk#sk#pi +ila didapati f#t# t#raks n#rmal
dengan sit#l#gi sputum p#sitif untuk karsin#ma epiderm#id, harus dilanjtukan dengan
suatu pemeriksaan yang teliti pemakaian br#nk#sk#pi serat #ptik dan e:aluasi untuk
kepala, leher atau es#fagus E:aluasi yang seksama pada daerah ini kadang-kadang akan
menemukan suatu keganasan primer yang a0al
12
3. A,en1/'*s0n16'
"has dengan bentuk f#rmasi glandular dan ke(enderungan ke arah pembentukan
k#nfigurasi papilari +iasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas kerusakan
jaringan paru 1scar)2 !engan penanda tum#r @EA 1Carcinoma 3m$rionic %ntigen)
karsin#ma ini bisa dibedakan dari mes#teli#ma %ering nampak sebagai suatu n#dul yang
berbulu atau berbentuk bintang 1stellate) di perifer %ayangnya bila lesi mempunyai
diferensiasi jelek, penemuan n#dul perifer yang masih asimpt#matik tidak menjamin
kesembuhan, karena biasanya telah ada metastasis yang a0al
". K'*s0n16' B*1n/1'27e12'*
Merupakan subtipe dari aden#karsin#ma, dia mengikuti?meliputi permukaan al:e#lar
tanpa mengin:asi atau merusak jaringan paru *arang didapat dibandingkan dengan yang
lain +isa memberikan berbagai gambaran radi#l#gis tetapi yang tidak memperlihatkan
massa atau infiltrat di perifer yang berbatas tidak tegas dan tumbuh lambat, bisa
dikelirukan dengan pneum#nia atau fibr#sis Pada suatu saat pada perjalanan penyakit ini,
bisa timbul area k#ns#lidasi atau n#dul tipe al:e#lar yang multipel pada satu atau kedua
paru
5. K'*s0n16' Se2 Bes'*
>ni suatu subtipe yang gambaran hist#l#gisnya dibuat se(ara eksklusi#n !ia termasuk
N%@$@ tapi tidak ada gambaran diferensiasi skuam#sa atau glandular, sel bersifat
anaplastik, tak berdiferensiasi, biasanya disertai #leh infiltrasi sel netr#fil
#. A,en16' B*1n/0'2
Merupakan bentuk ne#plasma paru yang jarang, dan ini diklasifikasikan sebagai
karsin#ma yang amat lo)+grade +iasanya nampak sebagai massa yang berbatas tegas di
hilus atau perihiler $ebih kurang 1= 3 aden#ma br#nkial merupakan karsin#id +ila
tidak dilakukan eksisi yang adekuat akan terjadi kekambuhan l#kal Perluasan langsung
ke struktur :ital atau metastasis jauh jarang terjadi sebelum diagn#sis permulaan dan
tindakan pembedahan Tidak seperti bentuk-bentuk kanker paru yang lain, yang terutama
11
menyerang kaum pria usia =2-12 tahun, ne#plasma ini lebih banyak terdapat pada de0asa
muda
BAB
STAGING TUMOR PARU
Staging yang dibuat #leh The International System of Staging Lung Cancer, serta
diterima #leh The %merican 4oint Committee on Cancer 1%4CC) dan The .nion Internationale
Contrele Cancer 1.ICC), membuat klasifikasi kanker paru pada tahun 1<A- dan kemudian
dire:isi pada 1<1;, dan terakhir pada tahun 1<<A
T8 C 1 Tum#r terbukti ganas, didapat dari sekret br#nk#pulm#ner, tetapi tidak terlihat se(ara
br#nk#sk#pis dan radi#l#gis , Tum#r tidak bisa dinilai pada staging retreatment
T0s C carcinoma in situ 1prein'asi'e carcinoma)
T1 C tum#r, diameter D - (m
T2 C tum#r, diameter E - (m atau terdapat atelektasis pada distal hilus
T3 C tum#r ukuran apapun meluas ke pleura, dinding dada, diafragma, perikardium, D , (m dari
(arina, terdapat atelektasis t#tal
T" C tum#r ukuran apapun in:asi ke mediastinum atau terdapat efusi pleura malignan
N9 C tidak ada kelenjar getah bening ."9+/ yang terlibat
N1 C metastasis "9+ br#nk#pulm#ner atau ipsilateral hilus
N2 C metastasis "9+ mediastinal atas sub (arina
N3Cmetastasis "9+ mediastinal k#ntralateral atau hilus atau "9+ skalenus atau
suprakla:ikular
M9 C tidak ada metastasis jinak
M1 C metastasis jinak pada #rgan .hati, #tak, dll/
%taging kanker paru dapat dilakukan se(ara 5
1 !iagn#sis klinis .( TNM/
, &eseksi surgikal-pat#l#gis .p TNM/
1,
- E:aluasi surgikal .s TNM/
6 &etreatment .r TNM/
= Aut#psi .a TNM/
BAB I
GAMBARAN KLINIS
Pada fase a0al kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis +ila
sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut 9ejala-gejala dapat bersifat5
1 L1/'2 .tum#r tumbuh setempat/ 5
a +atuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kr#nis
b Hem#ptisis
( Mengi .)heezing, stridor/ karena ada #bstruksi saluran napas
d "adang terdapat ka:itas seperti abses paru
e Atelektasis
, In7's0 21/'2 5
a Nyeri dada
b !ispneu karena efusi pleura
( >n:asi ke perikardium C terjadi tamp#nade atau aritmia
d %indr#m :ena (a:a superi#r
e %indr#m H#rner .facial anhidrosis, ptosis, miosis/
f %uara serak, karena penekanan pada ner'us laryngeal recurrent
g %indr#m Pan(#ast, karena in:asi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
ser:ikalis
- Ge:'2' Peny'/0. Me.'s.'s0s 5
a Pada #tak, tulang, hati dan adrenal
b $imfaden#pati ser:ikal dan suprakla:ikula .sering menyertai metastasis/
1-
6 S0n,*16 P'*'ne1;2's.0/ 5 Terdapat pada 12 3 kanker paru, dengan gejala 5
a %istemik 5 penurunan berat badan, an#reksia, demam
b Hemat#l#gi 5 leuk#sit#sis, anemia, hiperk#agulasi
( Hipertr#fi #ste#artr#pati
d Neur#l#gik 5 dementia, ataksia, trem#r, neur#pati perifer
e Neur#mi#pati
f End#krin 5 sekresi berlebihan h#rm#ne paratir#id .hiperkalsemia/
g !ermat#l#gik 5 eritema multif#rmis, hiperkerat#sis, (lubbing finger
h &enal 5 syndrome of inappropriate andiuretic hormone .%>A!H/
= As06;.16'.0/ ,en('n /e2'0n'n *',0121(0s 5
a %ering terdapat pada per#k#k dengan PPB"?@BP! yang terdeteksi se(ara
radi#l#gis
b "elainan berupa n#dul s#liter
16
BAB II
DIAGNOSA
Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti, merupakan kun(i terhadap
diagn#sis yang tepat %elain gejala klinis yang telah disebutkan diatas, beberapa fakt#r perlu
diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru, seperti5 fakt#r umur, kebiasaan mer#k#k,
adanya ri0ayat kanker dalam keluarga, terpapar 8at karsin#gen atau terpapar jamur dan infeksi
yang dapat menyebabkan n#dul s#liter paru
Menemukan kanker paru pada stadium dini sangat sulit karena pada stadium ini tidak ada
keluhan atau gejala Ukuran tum#r pada stadium dini relatif ke(il .D 1 (m/ dan tum#r masih
berada pada epitel br#nkus 4#t# r#ntgen dada juga tidak dapat mendeteksi kanker tersebut
"eadaan ini disebut sebagai tumor in situ .Tis/ Untuk mendapatkan sel tum#r tersebut hanya
bisa dengan pemeriksaan sit#l#gi sputum dengan bantuan br#nk#sk#pi Angka keberhasilan
diagn#sis pemeriksaan sit#l#gi sputum ini pada pasien relatif ke(il, dan bila ditemukan maka
juga sulit menentukan asal sel tum#r tersebut dalam traktus respirat#rius Untuk mempermudah
penemuan ini, dianjurkan melakukan skrining dengan (ara memeriksa sit#l#gi sputum dan f#t#
r#ntgen dada se(ara berkala
National Cancer Institute .N@>/ di Amerika %erikat menganjurkan skrining dilakukan
setiap 6 bulan dan terutama ditujukan pada laki-laki E 62 tahun, per#k#k E 1 bungkus per hari
dan atau bekerja di lingkungan berp#lusi yang memungkinkan terjadi kanker paru .pabrik (at,
plasti(, asbes dll/ Penelitian yang dilakukan #leh N@> pada - pusat riset kanker selama E ,2
tahun terhadap lebih dari -2222 sukarela0an laki-laki per#k#k berat, dimana setengahnya
menjalani skrining intensif dengan pemeriksaan sit#l#gi tiap 6 bulan dan f#t# r#ntgen dada .PA
dan lateral/ tiap tahun dan setengah lainnya sebagai kel#mp#k k#ntr#l
Hasil penelitian ini menunjukkan angka p#sitif tum#r stadium a0al pada kel#mp#k
pertama 6= 3 dan kel#mp#k k#ntr#l 1= 3 Pasien dengan kanker paru tersebut memiliki angka
1=
5+year sur'i'al sebesar -= 3 dibandingkan kel#mp#k k#ntr#l yang hanya sebesar 1- 3 !alam
studi ini, pemeriksaan sel ganas dengan pemeriksaan sel ganas dengan pemeriksaan sit#l#gi
sputum lebih mudah menemukan karsin#ma sel skuam#sa, sedangkan f#t# r#ntgen dada lebih
banyak menemukan aden#karsin#ma dan karsin#ma sel skuam#sa Small cell carcinoma jarang
terdeteksi pada stadium dini "eseluruhan studi menyimpulkan bah0a terdapat nilai p#sitif
.manfaat/ dalam deteksi dini kanker paru
$angkah pertama adalah se(ara radi#l#gis dengan menentukan apakah lesi intra t#rakal
tersebut sebagai tum#r jinak atau ganas +ila fasilitas ada, dengan teknik Positron 3mission
Tomography .PET/ dapat dibedakan antara tum#r jinak dan ganas serta untuk menentukan
staging penyakit "emudian tentukan apakah letak lesi sentral atau perifer, yang bertujuan untuk
menentukan bagaimana (ara pengambilan jaringan tum#r Untuk lesi yang letaknya perifer,
k#mbinasi br#nk#sk#pi dengan bi#psi, sikatan, bilasan, transt#rakal bi#psi?aspirasi dan tuntunan
U%9 atau CT+Scan akan memberikan hasil yang lebih baik %edangkan untuk lesi letak sentral,
langkah pertama sebaiknya dengan pemeriksaan sit#l#gi sputum diikuti br#nk#sk#pi fleksibel
%e(ara radi#l#gis dapat ditentukan ukuran tum#r .T/, kelenjar getah bening .N/ dan metastasis ke
#rgan lain .M/
1;
BAB III
GAMBARAN RADIOLOGIS
1. F1.1 *1n.(en ,',' PA ,'n 2'.e*'2
Pemeriksaan a0al sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru %tudi dari May#
@lini( U%A, menemukan ;1 3 tum#r paru terdeteksi dalam pemeriksaan rutin dengan f#t#
r#ntgen dada biasa, sedangkan pemeriksaan sit#l#gi sputum hanya bisa mendeteksi 1< 3
Pada kanker paru, pemeriksaan f#t# r#ntgen dada ulang diperlukan juga untuk menilai
dou$ling time-nya !ilap#rkan bah0a kebanyakan kanker paru mempunyai d#ubling time antara
-A ) 6;= hari +ila dou$ling time E 11 bulan, berarti tum#rnya $eningna Tanda-tanda tum#r
$enigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat k#nsentris, s#lid dan adanya kalsifikasi yang tegas
Pemeriksaan f#t# r#ntgen dada dengan (ara t#m#grafi lebih akurat menunjang kemungkinan
adanya tum#r paru, bila dengan (ara f#t# dada biasa tidak dapat memastikan keberadaan tum#r
Pemeriksaan penunjang radi#l#gis lain yang kadang-kadang diperlukan juga adalah br#nk#grafi,
flu#r#sk#pi, superi#r :ena (a:#grafi, 'entilation"perfusion scanning, ultrasound sonography
"elainan-kelainan radi#l#gis di ba0ah ini bisa terlihat sendiri atau berk#mbinasi satu sama
lain 5
Massa atau n#dul
Mediastinum atau hilus yang padat, mengalami def#rmasi dan membesar
Atelektasis seluruh paru, l#bar atau segmental
"#ns#lidasi l#bar atau segmental .terutama bila hal ini tidak mengalami perbaikan atau
perbaikan tidak sempurna/
%uatu ka:itas, terutama dengan dinding yang tebal, n#duler dan tak teratur
Area k#ns#lidasi yang tumbuh persisten .sering merupakan al'eolar cell carcinoma/
!ensitas parenkim yang berbatas tidak tegas terutama pada daerah apeks
1A
!estruksi tulang, bisa merupakan suatu metastase atau in:asi langsung tum#r ke dinding
t#raks Hal yang terakhir ini amat khas terlihat pada tum#r Pan(#ast
9aris-garis septa >ni bisa karena penyebaran tum#r atau #bstruksi :ena atau limfe
Efusi pleura >ni sering terjadi karena terkenanya pleura tetapi bisa juga sekunder karena
penyakit inflamasi atau #bstruksi :ena atau limfe
Penyempitan trakea atau br#nkus >ni bisa disebabkan #leh massa yang men#nj#l atau
penekanan dari luar
Ele:asi hemidiafragma !isebabkan #leh atelektasis atau paralisis ner'us phrenicus
Hiperinflasi suatu l#bus atau segmen, terjadi karena mekanisme katub pada br#nkus
Hiperlusensi pada suatu segmen, l#bus atau paru karena adanya penurunan :askularisasi
Hal ini biasanya sulit dinilai pada f#t# p#l#s tetapi terlihat pada pemeriksaan scan perfusi
paru
+r#nk#kel %uatu ne#plasma yang tumbuhnya lambat .bisa karsin#ma atau aden#ma/
akan menimbulkan penyumbatan pada br#nkus +agian distal #bstruksi akan melebar dan
terisi dengan mukus
!ilatasi :ena (a:a superi#r atau :ena a8yg#s karena adanya penyebaran tum#r ke
mediastinum
2. F1.1 *1n.(en ,',' 1)20/
!engan berbagai derajat kemiringan untuk memastikan adanya tum#r dan menentukan
l#kasinya T#m#gram standar pada pr#yeksi AP, lateral dan #blik dapat memastikan atau
menentukan l#kasi suatu lesi dan juga hubungannya dengan struktur disekitarnya .tulang,
hilus, mediastinum, diafragma dan fisura/
3. 3T4Computeri"ed #omography5<S='n
Merupakan pemeriksaan yang lebih sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan k#n:ensi#nal
untuk medeteksi n#dul paru yang ke(il @T juga merupakan (ara n#n-in:asif terbaik untuk
melihat adanya in:asi keganasan ke struktur sekitarnya atau perluasan ke mediastinum
". MRI 4Magnetic $esonance %maging5
11
Pemeriksaan M&> tidak rutin dikerjakan, karena hanya terbatas untuk menilai kelainan tum#r
yang mengin:asi ke dalam :ertebra, medulla spinalis, mediastinum, di samping biayanya
juga mahal Pemeriksaan M&> t#raks tidak lebih superi#r dibandingkan @T-%(an T#raks
5. F2u1*1s/1;0
!apat menunjukkan paralisis diafragma, amat berguna untuk menentukan l#kasi lesi-lesi
yang ke(il dan merupakan teknik termudah untuk memastikan ada?tidaknya kalsifikasi
#. Pe6e*0/s''n scan 7en.02's0 ,'n scan ;e*>us0 ;'*u
Menunjukkan fisi#l#gi area yang terkena ne#plasma dan juga menilai fungsi relatif area paru
yang lain Pemeriksaan ini terutama berguna untuk menentukan #perabilitas
7. Pe6e*0/s''n Bone Scanning
Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang >nsiden tum#r
Non Small Cell Lung Cancer .N%@$@/ ke tulang dilap#rkan sebesar 1= 3
%. Pe6e*0/s''n 2'0n
Harus diminta bila ada alasan berdasarkan apa yang ditemukan pada pemeriksaan
lab#rat#rium, fisik dan ri0ayat penyakit Pemeriksaan ini meliputi f#t# p#l#s dan @T kepala,
scan dengan radi#is#t#p untuk tulang dan hepar +erdasarkan inf#rmasi terakhir,
pemeriksaan ini tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin untuk e:aluasi kanker paru,
tetapi masih terdapat ketidaksesuaian pendapat dalam hal ini
1<
BAB I$
PENATALAKSANAAN
1. R',01.e*';0
Pada beberapa kasus yang inopera$le, radi#terapi dilakukan sebagai peng#batan kuratif
dan bisa juga sebagai terapi adju:ant?paliatif pada tum#r dengan k#mplikasi seperti
mengurangi efek #bstruksi?penekanan terhadap pembuluh darah?br#nkus
Efek samping yang sering adalah disfagia karena es#fagitis p#st radiasi, sedangkan
pneum#nitis p#st radiasi jarang terjadi .D12 3/ &adiasi dengan d#sis paruh yang bertujuan
kuratif se(ara te#ritis bermanfaat pada kasus yang in#perable tapi belum dis#k#ng data
per(#baan klinis yang sahih "eberhasilan memperpanjang sur'i'al rate sampai ,2 3 dengan
(ara radiasi d#sis paruh ini didapat dari kasus-kasus stadium > usia lanjut, kasus dengan
penyakit penyerta sebagai penyulit #perasi atau pasien yang men#lak di#perasi
Pasien dengan metastasis sebatas N1-, atau saat #perasi terlihat tum#r sudah merambat
sebatas sayatan #perasi maka radiasi p#st #perasi dianjurkan untuk diberikan &adiasi
pre#perasi untuk menge(ilkan ukuran tum#r agar misalnya pada reseksi lebih k#mplit pada
pancoast tumor atau stadium >>> b dilap#rkan bermanfaat dari beberapa sentra kanker
&adiasi paliatif pada kasus sindr#m :ena (a:a superi#r atau kasus dengan k#mplikasi dalam
r#ngga dada akibat kanker seperti hem#ptisis, batuk refrakter, atelektasis, mengurangi nyeri
akibat metastasis kranium dan tulang, juga amat berguna
2. Ke61.e*';0
P*0ns0; Ke61.e*';0.
%el kanker memiliki sifat perputaran daur sel lebih tinggi dibandingkan sel n#rmal
!engan demikian tingkat mit#sis dan pr#liferasi tinggi %it#statika kebanyakan efektif
,2
terhadap sel bermit#sis Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kegagalan
pen(apaian target peng#batan, antara lain5 a/ resistensi terhadap sit#statikaF b/
penurunan d#sis sit#statika dimana penurunan d#sis sebesar ,2 3 akan menurunkan
angka harapan sembuh sekitar =2 3F (/ penurunan intensitas #bat dimana jumlah #bat
yang diterima selama kurun 0aktu tertentu kurang Untuk mengatasi hal tersebut diatas,
d#sis #bat harus diberikan se(ara #ptimal dan sesuai jad0al pemberian "e(uali terjadi
hal-hal yang jika diberikan sit#statika akan lebih membahayakan ji0a
Penggunaaan resimen kem#terapi agresif .d#sis tinggi/ harus didampingi dengan rescue
sel induk darah yang berasal dari sumsum tulang atau darah tepi yang akan menggantikan
sel induk darah akibat miel#ablatif Penilaian resp#n peng#batan kanker dapat dibagi
menjadi lima g#l#ngan seperti5 a/ remisi k#mplit, tidak tampak seluruh tum#r terukur
atau lesi terdeteksi selama lebih dari 6 mingguF b/ remisi parsial, tum#r menge(il E =2 3
tum#r terukur atau E =2 3 jumlah lesi terdeteksi menghilang (/ stable disease
penge(ilan =2 3 atau D ,= 3 membesarF d/ pr#gresif tampak beberapa lesi baru atau E
,= 3 membesarF e/ $#k#pr#gresif5 tum#r membesar di dalam radius tum#r .l#kal/
Penggunaan kem#terapi pada pasien N%@$@ dalam dua dekade terakhir ini sudah diteliti
Untuk peng#batan kuratif kem#terapi dik#mbinasikan se(ara terintegrasi dengan
m#dalitas peng#batan kanker lainnya pada pasien dengan penyakit l#k#regi#nal lanjut
"em#terapi digunakan sebagai terapi baku untuk pasien mulai dari stadium >>> A dan
untuk peng#batan paliatif "em#terapi adju:an diberikan mulai dari stadium >> dengan
sasaran l#k#regi#nal tum#r dapat direseksi lengkap, (ara pemberian diberikan setelah
terapi l#kal definitif dengan pembedahan, radi#terapi atau keduanya "em#terapi
ne#adju:an diberikan mulai dari stadium >> dengan dengan sasaran l#k#regi#nal tum#r
dapat direseksi lengkap Terapi definitif dengan pembedahan, radi#terapi atau keduanya
diberikan di antara siklus pemberian kem#terapi "em#terapi k#nk#mitan, bertujuan
untuk meningkatkan k#ntr#l l#k#regi#nal, radi#terapi mulai dari stage >>> 1unresecta$le
lokoregional) Pemberian kem#terapi bersama-sama radi#terapi
Pe6020+'n O)'..
"ebanyakan #bat sit#statik mempunyai akti:itas (ukup baik pada N%@$@ dengan tingkat
resp#n antara 1=--- 3, 0alaupun demikian penggunaan #bat tunggal tidak men(apai
,1
remisi k#mplit "#mbinasi beberapa sit#statik telah banyak diteliti untuk meningkatkan
tingkat resp#ns yang akan berdampak pada harapan hidup
Mula-mula resimen @AMP yang terdiri dari sikl#f#sfamid, d#ks#rubisin metr#treksat dan
pr#karbasin, tingkat resp#ns regimen ini ,; 3 +eberapa pr#t#k#l resimen lainnya
kemudian dikembangkan dan diperbandingkan dengan @AMP, seperti @AG memberikan
tingkat resp#ns ,; 3
O)'. L'0n.
Bbat baru saat ini telah banyak dihasilkan dan di(#bakan sebagai #bat tunggal seperti
Pa(litaHel, !#(etaHel, Gin#relbine, 9em(itabine dan >ren#te(tan dengan hasil yang (ukup
menjanjikan, begitu juga bila dimasukkan ke regimen lama membentuk regimen baru
Ke61.e*';0 ',:u7'n ,en('n '.'u .'n;' *',01.e*';0.
Mula-mula yang dikembangkan adalah pr#t#k#l @AP .sikl#f#sfamid, d#ks#rubisin dan
(isplatin/
Ke61*',01.e*';0 K1n/160.'n.
Mula-mula pr#t#k#l yang digunakan adalah pr#t#k#l dengan basis (isplatin misalnya 4P
.=-4lu#r#ura(il dan (isplatin/, selanjutnya dikembangkan dengan memasukkan et#p#side
menjadi pr#t#k#l E4P Hasilnya dengan 4P ;1 3 menjadi k#mplit rescta$le sedangkan
dengan E4P k#mplit resecta$le menjadi A; 3 pada E4P ;=3 menjadi k#mplit
resecta$le2
Te*';0 B0121(0.
+@9, le:amis#le, interfer#n dan interleukin, penggunaannya dengan k#mbinasi
m#dalitas lainnya hasilnya masih k#ntr#:ersial
Te*';0 Gen.
Akhir-akhir ini dikembangkan penyelerasan gen 1Chimeric) dengan (ara transplatasi stem
sel darah tepi maupun sumsum tulang al#genik
,,
BAB $
PROGNOSIS
Small Cell Lung Cancer 1SCLC)
- !engan adanya perubahan terapi dalam 1=-,2 tahun belakangan ini
kemungkinan hidup rata-rata 1median sur'i'al time) yang tadinya D - bulan
meningkat menjadi 1 tahun
- Pada kel#mp#k Limited #isease kemungkinan hidup rata-rata naik menjadi 1-,
tahun, sedangkan ,23 daripadanya tetap hidup dalam , tahun
- -2 3 meninggal karena k#mplikasi l#kal dari tum#r
- A2 3 meninggal karena karsin#mat#sis
- =2 3 bermetastasis ke #tak .aut#psi/
Non Small Cell Lung Cancer 1NSCLC)
- Iang terpenting pada pr#gn#sis kanker paru ini adalah menentukan stadium dari
penyakit
- !ibandingkan dengan jenis lain dari N%@$@, karsin#ma skuam#sa tidaklah
seburuk yang lainnya Pada pasien yang dilakukan tindakan bedah, kemungkinan
hidup = tahun setelah #perasi adalah -2 3
- %ur:i:al setelah tindakan bedah, A2 3 pada occult carcinomaF -=-62 3 pada
stadium >F 12-1= 3 pada stadium >> dan kurang dari 12 3 pada stadium >>>
- A= 3 karsin#ma skuam#sa meninggal akibat k#mplikasi t#rakal, ,= 3 karena
ekstra t#rakal, , 3 diantaranya meninggal karena gangguan sistem saraf sentral
,-
- 62 3 aden#karsin#ma dan karsin#ma sel besar bermetastasis ke #tak dan 1-< 3
meninggal karena kelainan sistem saraf sentral
- "emungkinan hidup rata-rata pasien tum#r metastasis ber:ariasi, dari ; bulan
sampai dengan 1 tahun, dimana hal ini sangat tergantung pada 5 1 Performance
status, , $uasnya penyakit, - Adanya penurunan berat badan dalam ; bulan
terakhir
LAMPIRAN
,6
&A# CELL CA$C%&MA
,=
,;
B$&C'&AL(E&LA$ CA$C%&MA
,A
,1
DAFTAR PUSTAKA
1 Ameri(an @#llege #f @hest Physi(ian $ung @an(er 9uideline @#nsensus ,22-
, Asril +ahar dan 7ulkifli Amin Pendekatan !iagn#sis "anker Paru %iang "linik +ag
>lmu Penyakit !alam 4"U> ? &%UPN@M *akarta, *uni 1<<1
- *#hn G 4#rrest, M! dan !a:id % 4eigin, M! !alam5 Essentials #f @hest &adi#l#gy
.Iang Penting pada &adi#l#gi T#raks/ Penerbit 'idya Medika, *akarta, 1<<2, 1--<,
6 ":ale, PA $ung @an(er and %#litary Pulm#nary N#dule >n5 11
th
Nati#nal Ameri(an
@#llege #f @hest Physi(ian .A@PP/ Pulm#nary +#ard &e:ie0, ,22-, 61-=;
= 7ulkifli Amin dan Aryant# %u0#nd#5 Tum#r Paru !alam 5 %uparman, 'aspaji +uku
>lmu Penyakit !alam *ilid , +alai Penerbit 4"U>, *akarta ,22;
; H#ffman P@ et al 5 $ung @an(er $an(et ,222F -==-6A<
A +#rd#0 ', M#ser "M Manual @lini(al Pr#blems in Pulm#nary Medi(ine $ittle +r#0n
@#, +#st#n, ;
th
ed ,22-, 6=A-611
,<

Anda mungkin juga menyukai