RADIOLOGISNYA DISUSUN OLEH : RULLY WIBOWO 406080048 KEPANITERAAN RADIOLOGI RS.SUMBER WARAS - RS.ROYAL TARUMA 21 JULI 200 ! 22 AGUSTUS 200 FAKULTAS KEDOKTERAN UNI"ERSITAS TARUMANEGARA 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur yang paling dalam kami naikkan kepada TUHAN yang Maha Esa, karena atas bantuan-Nya, hikmat-Nya dan berkat-Nya saja kami dapat menyelesaikan referat ini !an tanpa anugerah-Nya kami pun tidak sanggup menyelesaikan referat ini "epada yang kami h#rmati d#kter pembimbing kami, dr$inda, %p&ad dan dr Herman '% %p&ad serta dr%#fia Utami, %p&ad "ami mengu(apkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kesabarannya dalam membimbing kami selama menjalani kepaniteraan &adi#l#gi di &% %umber 'aras ) &% &#yal Taruma "ami m#h#n maaf jika ada kesalahan yang kami perbuat dan tidak berkenan di hati d#kter Terima kasih juga kepada keluarga yang selalu mendukung dan mengerti kami selama mengerjakan tugas ini *uga kepada rekan-rekan satu kepaniteraan atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan *uga kepada semua pihak yang telah membantu lan(arnya pembuatan referat ini !an pada akhirnya kami selaku penulis mem#h#n maaf atas setiap kesalahan yang terdapat di referat ini +iarlah sekiranya referat ini menjadi berguna Terima kasih dan Tuhan memberkati kita semua Penyusun , DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1 DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 3 BAB II ETIOLOGI............................................................................................................... 5 BAB III JENIS TUMOR PARU.......................................................................................... 7 BAB I PATOLOGI............................................................................................................. ! BAB STAGING TUMOR PARU.................................................................................... 11 BAB I GAMBARAN KLINIS.......................................................................................... 12 BAB II DIAGNOSA.......................................................................................................... 1" BAB III GAMBARAN RADIOLOGIS........................................................................... 1# BAB I$ PENATALAKSANAAN....................................................................................... 1! BAB $ PROGNOSIS........................................................................................................... 22 LAMPIRAN......................................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 2% - BAB I PENDAHULUAN "anker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, men(akup keganasan yang berasal dari paru sendiri .primer/ atau penyebaran .metastasis/ tum#r dari #rgan lain !efinisi khusus untuk kanker paru primer yakni tum#r ganas yang berasal dari epitel saluran napas atau br#nkus "anker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki de0asa dan per#k#k $ebih dari 123 kanker paru berhubungan dengan per#k#k +agaimanapun, tidak semua per#k#k akhirnya menderita kanker paru +erhenti dari mer#k#k akan mengurangi dengan sangat berarti risik# sese#rang terkena kanker paru &isik# pada bekas per#k#k lebih besar daripada #rang-#rang yang tidak pernah mer#k#k 4akt#r lain yang dapat menjadi fakt#r risik# terutama berkaitan dengan udara yang dihirup 4akt#r risik# kanker paru5 - $aki-laki - Usia lebih dari 62 tahun - Pengguna tembakau .per#k#k putih, kretek atau (erutu/ - Hidup atau k#ntak intensif dengan lingkungan asap tembakau .per#k#k pasif/ - &ad#n dan asbes - $ingkungan industri tertentu - 7at kimia, seperti arsenic - +eberapa 8at kimia #rganik - &adiasi dari pekerjaan, #bat-#batan, lingkungan - P#lusi udara %ese#rang yang termasuk g#l#ngan risik# tinggi .9&T/ jika mempunyai keluhan napas .gangguan respirasi/ seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri dan dirujuk ke d#kter spesialis paru Pre:alensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di Amerika %erikat tahun ,22, dilap#rkan terdapat 1;<622 kasus baru .merupakan 1- 3 dari semua kanker baru yang terdiagn#sis/ dengan 1=6<22 kematian .merupakan ,1 3 dari seluruh kematian akibat kanker/, di >nggris pre:alensi kejadiannya men(apai 62222?tahun, sedangkan di >nd#nesia menduduki 6 peringkat 6 kanker terbanyak, di &% "anker !harmais *akarta tahun 1<<1 menduduki urutan ke - sesudah kanker payudara dan leher rahim Angka kematian akibat kanker paru di seluruh dunia men(apai kurang lebih satu juta penduduk tiap tahunnya "arena sistem pen(atatan kita yang belum baik pre:alensinya pastinya belum diketahui tapi klinis tum#r dan paru di &umah %akit merasakan benar peningkatannya !i negara berkembang lain dilap#rkan insidennya naik dengan (epat antara lain karena k#nsumsi r#k#k berlebihan seperti di @ina yang mengk#nsumsi -2 3 r#k#k dunia %ebagian besar kanker paru mengenai pria .;= 3/, life time risk 151- dan pada perempuan 15,2 = BAB II ETIOLOGI %eperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti daripada kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu 8at yang bersifat karsin#genik merupakan fakt#r penyebab utama di samping adanya fakt#r lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain !ari beberapa kepustakaan telah dilap#rkan bah0a eti#l#gi kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan mer#k#k $#mbard dan !#ering .1<,1/, telah melap#rkan tingginya insiden kanker paru pada per#k#k dibandingkan dengan yang tidak mer#k#k Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah r#k#k yang dihisap per hari dengan tingginya insiden kanker paru !ikatakan bah0a, 1 dari < per#k#k berat akan menderita kanker paru +elakangan, dari lap#ran beberapa penelitian mengatakan bah0a per#k#k pasif pun akan berisik# terkena kanker paru Anak-anak yang terpapar asap r#k#k selama ,= tahun pada usia de0asa akan terkena risik# kanker paru dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak terpapar, dan perempuan yang hidup dengan suami?pasangan per#k#k juga terkena risik# kanker paru ,-- kali lipat !iperkirakan ,= 3 kanker paru dari bukan per#k#k adalah berasal dari per#k#k pasif >nsiden kanker paru pada perempuan di Amerika %erikat dalam 12 tahun terakhir ini juga naik menjadi = 3 per tahun, antara lain karena meningkatnya jumlah perempuan per#k#k atau sebagai per#k#k pasif Efek r#k#k bukan saja mengakibatkan kanker pada paru, tetapi juga pada #rgan lain seperti mulut, laring dan es#fagus $ap#ran dari N@> .National Cancer Institute) di Amerika %erikat tahun 1<<, menyatakan kanker pada #rgan lain seperti ginjal, :esika urinaria, #:arium, uterus, k#l#n, rektum, hati, penis dan lain-lain lebih tinggi pada pasien yang mer#k#k daripada yang bukan per#k#k Eti#l#gi lain dari kanker paru yang pernah dilap#rkan adalah5 1 &'n( )e*+u)un('n ,en('n -'. /'*s0n1(en, seperti5 a Asbest#s, sering menimbulkan mes#teli#ma b &adiasi i#n pada pekerja tambang uranium ( &ad#n, arsen, kr#mium, nikel, p#lisiklik hidr#karb#n, :inil kl#rida ; , P12us0 u,'*'. Pasien kanker paru lebih banyak di daerah urban yang banyak p#lusi udaranya dibandingkan dengan yang di daerah rural - Gene.0/. Terdapat perubahan?mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni5 Proto oncogen, Tumor suppressor gene, Gene encoding enzyme 6 Te1*0 On/1(enes0s. Terjadinya kanker paru didasari dari tampilnya gen supres#r tum#r dalam gen#m .#nk#gen/ Adanya inisiat#r mengubah gen supres#r tum#r dengan (ara menghilangkan .delesi?del/ atau penyisipan .insersi?in%/ sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erb+1 dan atau neu?erb+, berperan dalam anti ap#pt#sis .mekanisme sel untuk mati se(ara alamiah programmed cell death/ Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang #t#n#m &#k#k selain sebagai inisiat#r juga merupakan pr#m#ter dan pr#ges#r, dan r#k#k diketahui sangat berkaitan .terbesar/ dengan terjadinya kanker paru !engan demikian kanker merupakan penyakit genetik yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya bahkan mengenai #rgan lain = D0e.. +eberapa penelitian melap#rkan bah0a rendahnya k#nsumsi terhadap betakar#tene, selenium dan :itamin A menyebabkan tingginya risik# terkena kanker paru A BAB III JENIS TUMOR PARU Pembagian praktis untuk tujuan peng#batan5 a Small Cell Lung Cancer .%@$@/ b Non Small Cell Lung Cancer .N%@$@?karsin#ma skuam#sa, aden#karsin#ma, karsin#ma sel besar/ "lasifikasi hist#l#gis 'HB 1<<< untuk tum#r paru dan tum#r pleura5 Epithelial tumors Benign papiloma, adenoma Preinvasive lesions S!uamous dysplasia"carcinoma in situ, atypical adenomatous hyperplasia, #iffuse idiopathic pulmonary neuroendocrine cell hyperplasia Malignant o S!uamous cell carcinoma papillary, clear cell, $asaloid o Small cell carcinoma com$ined small cell carcinoma o %denocarcinoma %cinar Papillary &ronchoal'eolar nonmucinous, mucinous, mi(ed mucinous and nonmucinous or indeterminate cell type Solid carcinoma )ith mucin formation %denocarcinoma )ith mi(ed su$types *ariants o Large cell carcinoma Large cell neuroendocrine carcinoma, &asaloid carcinoma, Lymphoepitelioma+like carcinoma, Clear cell carcinoma, Large cell carcinoma )ith rha$doid phenotype o Adenosquamous carcinoma o Carcinoma with pleomorphic sarcomatoid or sarcomatous elements 1 o Carcinoid tumor typical carcinoid, atypical carcinoid o Carcinomas of salicary gland type mucoepidermoid carcinoma, adenoid cystic carcinoma ,thers Soft tissue tumors -esothelial tumors &enign, -alignant mesothelioma -iscellaneous tumors Lymphoproliferati'e diseases Secondary tumors .nclassified tumors Tumor+like lessions < BAB I PATOLOGI 1. S3L3 4Small Cell Lung Cancer5 9ambaran hist#l#gisnya yang khas adalah d#minasi sel-sel ke(il yang hampir semuanya diisi #leh mukus dengan sebaran kr#matin yang sedikit sekali tanpa nukle#li !isebut juga /oat cell carcinoma0 karena bentuknya mirip dengan biji gandum, sel ke(il ini (enderung berkumpul sekeliling pembuluh darah halus menyerupai pseud#r#set %el-sel yang bermit#sis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekr#sis !NA yang terlepas menyebabkan 0arna gelap sekitar pembuluh darah *arang bisa disembuhkan dengan (ara apapun karena hampir selalu sudah menyebar se(ara hemat#gen pada saat diketemukan "ebanyakan ahli kanker menyatakan bah0a tindakan pembedahan tidak perlu dilakukan pada penderita yang terbukti menderita %@$@ +entuk keganasan ini sensitif terhadap radiasi dan?atau kem#terapi dengan kadang-kadang terdapat long+term sur'i'al dan sering terdapat keringanan dari keluhan 4#t# t#raks sering menunjukkan adanya keterlibatan pelebaran kelenjar hilus dan mediastinum 2. NS3L3 (on Small Cell Lung Carcinoma! "arsin#ma sel skuam#sa?karsin#ma br#nk#genik?karsin#ma epiderm#id "arsin#ma sel skuam#sa ber(iri khas pr#ses keratinisasi dan pembentukan /$ridge0 intraselular, studi sit#l#gi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuam#sa ke karsin#ma insitu "has terdapat sebagai suatu massa di sentral $esi sentral ini sering dengan mudah didiagn#sis dengan sit#l#gi sputum atau br#nk#sk#pi +ila didapati f#t# t#raks n#rmal dengan sit#l#gi sputum p#sitif untuk karsin#ma epiderm#id, harus dilanjtukan dengan suatu pemeriksaan yang teliti pemakaian br#nk#sk#pi serat #ptik dan e:aluasi untuk kepala, leher atau es#fagus E:aluasi yang seksama pada daerah ini kadang-kadang akan menemukan suatu keganasan primer yang a0al 12 3. A,en1/'*s0n16' "has dengan bentuk f#rmasi glandular dan ke(enderungan ke arah pembentukan k#nfigurasi papilari +iasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru 1scar)2 !engan penanda tum#r @EA 1Carcinoma 3m$rionic %ntigen) karsin#ma ini bisa dibedakan dari mes#teli#ma %ering nampak sebagai suatu n#dul yang berbulu atau berbentuk bintang 1stellate) di perifer %ayangnya bila lesi mempunyai diferensiasi jelek, penemuan n#dul perifer yang masih asimpt#matik tidak menjamin kesembuhan, karena biasanya telah ada metastasis yang a0al ". K'*s0n16' B*1n/1'27e12'* Merupakan subtipe dari aden#karsin#ma, dia mengikuti?meliputi permukaan al:e#lar tanpa mengin:asi atau merusak jaringan paru *arang didapat dibandingkan dengan yang lain +isa memberikan berbagai gambaran radi#l#gis tetapi yang tidak memperlihatkan massa atau infiltrat di perifer yang berbatas tidak tegas dan tumbuh lambat, bisa dikelirukan dengan pneum#nia atau fibr#sis Pada suatu saat pada perjalanan penyakit ini, bisa timbul area k#ns#lidasi atau n#dul tipe al:e#lar yang multipel pada satu atau kedua paru 5. K'*s0n16' Se2 Bes'* >ni suatu subtipe yang gambaran hist#l#gisnya dibuat se(ara eksklusi#n !ia termasuk N%@$@ tapi tidak ada gambaran diferensiasi skuam#sa atau glandular, sel bersifat anaplastik, tak berdiferensiasi, biasanya disertai #leh infiltrasi sel netr#fil #. A,en16' B*1n/0'2 Merupakan bentuk ne#plasma paru yang jarang, dan ini diklasifikasikan sebagai karsin#ma yang amat lo)+grade +iasanya nampak sebagai massa yang berbatas tegas di hilus atau perihiler $ebih kurang 1= 3 aden#ma br#nkial merupakan karsin#id +ila tidak dilakukan eksisi yang adekuat akan terjadi kekambuhan l#kal Perluasan langsung ke struktur :ital atau metastasis jauh jarang terjadi sebelum diagn#sis permulaan dan tindakan pembedahan Tidak seperti bentuk-bentuk kanker paru yang lain, yang terutama 11 menyerang kaum pria usia =2-12 tahun, ne#plasma ini lebih banyak terdapat pada de0asa muda BAB STAGING TUMOR PARU Staging yang dibuat #leh The International System of Staging Lung Cancer, serta diterima #leh The %merican 4oint Committee on Cancer 1%4CC) dan The .nion Internationale Contrele Cancer 1.ICC), membuat klasifikasi kanker paru pada tahun 1<A- dan kemudian dire:isi pada 1<1;, dan terakhir pada tahun 1<<A T8 C 1 Tum#r terbukti ganas, didapat dari sekret br#nk#pulm#ner, tetapi tidak terlihat se(ara br#nk#sk#pis dan radi#l#gis , Tum#r tidak bisa dinilai pada staging retreatment T0s C carcinoma in situ 1prein'asi'e carcinoma) T1 C tum#r, diameter D - (m T2 C tum#r, diameter E - (m atau terdapat atelektasis pada distal hilus T3 C tum#r ukuran apapun meluas ke pleura, dinding dada, diafragma, perikardium, D , (m dari (arina, terdapat atelektasis t#tal T" C tum#r ukuran apapun in:asi ke mediastinum atau terdapat efusi pleura malignan N9 C tidak ada kelenjar getah bening ."9+/ yang terlibat N1 C metastasis "9+ br#nk#pulm#ner atau ipsilateral hilus N2 C metastasis "9+ mediastinal atas sub (arina N3Cmetastasis "9+ mediastinal k#ntralateral atau hilus atau "9+ skalenus atau suprakla:ikular M9 C tidak ada metastasis jinak M1 C metastasis jinak pada #rgan .hati, #tak, dll/ %taging kanker paru dapat dilakukan se(ara 5 1 !iagn#sis klinis .( TNM/ , &eseksi surgikal-pat#l#gis .p TNM/ 1, - E:aluasi surgikal .s TNM/ 6 &etreatment .r TNM/ = Aut#psi .a TNM/ BAB I GAMBARAN KLINIS Pada fase a0al kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis +ila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut 9ejala-gejala dapat bersifat5 1 L1/'2 .tum#r tumbuh setempat/ 5 a +atuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kr#nis b Hem#ptisis ( Mengi .)heezing, stridor/ karena ada #bstruksi saluran napas d "adang terdapat ka:itas seperti abses paru e Atelektasis , In7's0 21/'2 5 a Nyeri dada b !ispneu karena efusi pleura ( >n:asi ke perikardium C terjadi tamp#nade atau aritmia d %indr#m :ena (a:a superi#r e %indr#m H#rner .facial anhidrosis, ptosis, miosis/ f %uara serak, karena penekanan pada ner'us laryngeal recurrent g %indr#m Pan(#ast, karena in:asi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis ser:ikalis - Ge:'2' Peny'/0. Me.'s.'s0s 5 a Pada #tak, tulang, hati dan adrenal b $imfaden#pati ser:ikal dan suprakla:ikula .sering menyertai metastasis/ 1- 6 S0n,*16 P'*'ne1;2's.0/ 5 Terdapat pada 12 3 kanker paru, dengan gejala 5 a %istemik 5 penurunan berat badan, an#reksia, demam b Hemat#l#gi 5 leuk#sit#sis, anemia, hiperk#agulasi ( Hipertr#fi #ste#artr#pati d Neur#l#gik 5 dementia, ataksia, trem#r, neur#pati perifer e Neur#mi#pati f End#krin 5 sekresi berlebihan h#rm#ne paratir#id .hiperkalsemia/ g !ermat#l#gik 5 eritema multif#rmis, hiperkerat#sis, (lubbing finger h &enal 5 syndrome of inappropriate andiuretic hormone .%>A!H/ = As06;.16'.0/ ,en('n /e2'0n'n *',0121(0s 5 a %ering terdapat pada per#k#k dengan PPB"?@BP! yang terdeteksi se(ara radi#l#gis b "elainan berupa n#dul s#liter 16 BAB II DIAGNOSA Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti, merupakan kun(i terhadap diagn#sis yang tepat %elain gejala klinis yang telah disebutkan diatas, beberapa fakt#r perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru, seperti5 fakt#r umur, kebiasaan mer#k#k, adanya ri0ayat kanker dalam keluarga, terpapar 8at karsin#gen atau terpapar jamur dan infeksi yang dapat menyebabkan n#dul s#liter paru Menemukan kanker paru pada stadium dini sangat sulit karena pada stadium ini tidak ada keluhan atau gejala Ukuran tum#r pada stadium dini relatif ke(il .D 1 (m/ dan tum#r masih berada pada epitel br#nkus 4#t# r#ntgen dada juga tidak dapat mendeteksi kanker tersebut "eadaan ini disebut sebagai tumor in situ .Tis/ Untuk mendapatkan sel tum#r tersebut hanya bisa dengan pemeriksaan sit#l#gi sputum dengan bantuan br#nk#sk#pi Angka keberhasilan diagn#sis pemeriksaan sit#l#gi sputum ini pada pasien relatif ke(il, dan bila ditemukan maka juga sulit menentukan asal sel tum#r tersebut dalam traktus respirat#rius Untuk mempermudah penemuan ini, dianjurkan melakukan skrining dengan (ara memeriksa sit#l#gi sputum dan f#t# r#ntgen dada se(ara berkala National Cancer Institute .N@>/ di Amerika %erikat menganjurkan skrining dilakukan setiap 6 bulan dan terutama ditujukan pada laki-laki E 62 tahun, per#k#k E 1 bungkus per hari dan atau bekerja di lingkungan berp#lusi yang memungkinkan terjadi kanker paru .pabrik (at, plasti(, asbes dll/ Penelitian yang dilakukan #leh N@> pada - pusat riset kanker selama E ,2 tahun terhadap lebih dari -2222 sukarela0an laki-laki per#k#k berat, dimana setengahnya menjalani skrining intensif dengan pemeriksaan sit#l#gi tiap 6 bulan dan f#t# r#ntgen dada .PA dan lateral/ tiap tahun dan setengah lainnya sebagai kel#mp#k k#ntr#l Hasil penelitian ini menunjukkan angka p#sitif tum#r stadium a0al pada kel#mp#k pertama 6= 3 dan kel#mp#k k#ntr#l 1= 3 Pasien dengan kanker paru tersebut memiliki angka 1= 5+year sur'i'al sebesar -= 3 dibandingkan kel#mp#k k#ntr#l yang hanya sebesar 1- 3 !alam studi ini, pemeriksaan sel ganas dengan pemeriksaan sel ganas dengan pemeriksaan sit#l#gi sputum lebih mudah menemukan karsin#ma sel skuam#sa, sedangkan f#t# r#ntgen dada lebih banyak menemukan aden#karsin#ma dan karsin#ma sel skuam#sa Small cell carcinoma jarang terdeteksi pada stadium dini "eseluruhan studi menyimpulkan bah0a terdapat nilai p#sitif .manfaat/ dalam deteksi dini kanker paru $angkah pertama adalah se(ara radi#l#gis dengan menentukan apakah lesi intra t#rakal tersebut sebagai tum#r jinak atau ganas +ila fasilitas ada, dengan teknik Positron 3mission Tomography .PET/ dapat dibedakan antara tum#r jinak dan ganas serta untuk menentukan staging penyakit "emudian tentukan apakah letak lesi sentral atau perifer, yang bertujuan untuk menentukan bagaimana (ara pengambilan jaringan tum#r Untuk lesi yang letaknya perifer, k#mbinasi br#nk#sk#pi dengan bi#psi, sikatan, bilasan, transt#rakal bi#psi?aspirasi dan tuntunan U%9 atau CT+Scan akan memberikan hasil yang lebih baik %edangkan untuk lesi letak sentral, langkah pertama sebaiknya dengan pemeriksaan sit#l#gi sputum diikuti br#nk#sk#pi fleksibel %e(ara radi#l#gis dapat ditentukan ukuran tum#r .T/, kelenjar getah bening .N/ dan metastasis ke #rgan lain .M/ 1; BAB III GAMBARAN RADIOLOGIS 1. F1.1 *1n.(en ,',' PA ,'n 2'.e*'2 Pemeriksaan a0al sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru %tudi dari May# @lini( U%A, menemukan ;1 3 tum#r paru terdeteksi dalam pemeriksaan rutin dengan f#t# r#ntgen dada biasa, sedangkan pemeriksaan sit#l#gi sputum hanya bisa mendeteksi 1< 3 Pada kanker paru, pemeriksaan f#t# r#ntgen dada ulang diperlukan juga untuk menilai dou$ling time-nya !ilap#rkan bah0a kebanyakan kanker paru mempunyai d#ubling time antara -A ) 6;= hari +ila dou$ling time E 11 bulan, berarti tum#rnya $eningna Tanda-tanda tum#r $enigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat k#nsentris, s#lid dan adanya kalsifikasi yang tegas Pemeriksaan f#t# r#ntgen dada dengan (ara t#m#grafi lebih akurat menunjang kemungkinan adanya tum#r paru, bila dengan (ara f#t# dada biasa tidak dapat memastikan keberadaan tum#r Pemeriksaan penunjang radi#l#gis lain yang kadang-kadang diperlukan juga adalah br#nk#grafi, flu#r#sk#pi, superi#r :ena (a:#grafi, 'entilation"perfusion scanning, ultrasound sonography "elainan-kelainan radi#l#gis di ba0ah ini bisa terlihat sendiri atau berk#mbinasi satu sama lain 5 Massa atau n#dul Mediastinum atau hilus yang padat, mengalami def#rmasi dan membesar Atelektasis seluruh paru, l#bar atau segmental "#ns#lidasi l#bar atau segmental .terutama bila hal ini tidak mengalami perbaikan atau perbaikan tidak sempurna/ %uatu ka:itas, terutama dengan dinding yang tebal, n#duler dan tak teratur Area k#ns#lidasi yang tumbuh persisten .sering merupakan al'eolar cell carcinoma/ !ensitas parenkim yang berbatas tidak tegas terutama pada daerah apeks 1A !estruksi tulang, bisa merupakan suatu metastase atau in:asi langsung tum#r ke dinding t#raks Hal yang terakhir ini amat khas terlihat pada tum#r Pan(#ast 9aris-garis septa >ni bisa karena penyebaran tum#r atau #bstruksi :ena atau limfe Efusi pleura >ni sering terjadi karena terkenanya pleura tetapi bisa juga sekunder karena penyakit inflamasi atau #bstruksi :ena atau limfe Penyempitan trakea atau br#nkus >ni bisa disebabkan #leh massa yang men#nj#l atau penekanan dari luar Ele:asi hemidiafragma !isebabkan #leh atelektasis atau paralisis ner'us phrenicus Hiperinflasi suatu l#bus atau segmen, terjadi karena mekanisme katub pada br#nkus Hiperlusensi pada suatu segmen, l#bus atau paru karena adanya penurunan :askularisasi Hal ini biasanya sulit dinilai pada f#t# p#l#s tetapi terlihat pada pemeriksaan scan perfusi paru +r#nk#kel %uatu ne#plasma yang tumbuhnya lambat .bisa karsin#ma atau aden#ma/ akan menimbulkan penyumbatan pada br#nkus +agian distal #bstruksi akan melebar dan terisi dengan mukus !ilatasi :ena (a:a superi#r atau :ena a8yg#s karena adanya penyebaran tum#r ke mediastinum 2. F1.1 *1n.(en ,',' 1)20/ !engan berbagai derajat kemiringan untuk memastikan adanya tum#r dan menentukan l#kasinya T#m#gram standar pada pr#yeksi AP, lateral dan #blik dapat memastikan atau menentukan l#kasi suatu lesi dan juga hubungannya dengan struktur disekitarnya .tulang, hilus, mediastinum, diafragma dan fisura/ 3. 3T4Computeri"ed #omography5<S='n Merupakan pemeriksaan yang lebih sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan k#n:ensi#nal untuk medeteksi n#dul paru yang ke(il @T juga merupakan (ara n#n-in:asif terbaik untuk melihat adanya in:asi keganasan ke struktur sekitarnya atau perluasan ke mediastinum ". MRI 4Magnetic $esonance %maging5 11 Pemeriksaan M&> tidak rutin dikerjakan, karena hanya terbatas untuk menilai kelainan tum#r yang mengin:asi ke dalam :ertebra, medulla spinalis, mediastinum, di samping biayanya juga mahal Pemeriksaan M&> t#raks tidak lebih superi#r dibandingkan @T-%(an T#raks 5. F2u1*1s/1;0 !apat menunjukkan paralisis diafragma, amat berguna untuk menentukan l#kasi lesi-lesi yang ke(il dan merupakan teknik termudah untuk memastikan ada?tidaknya kalsifikasi #. Pe6e*0/s''n scan 7en.02's0 ,'n scan ;e*>us0 ;'*u Menunjukkan fisi#l#gi area yang terkena ne#plasma dan juga menilai fungsi relatif area paru yang lain Pemeriksaan ini terutama berguna untuk menentukan #perabilitas 7. Pe6e*0/s''n Bone Scanning Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang >nsiden tum#r Non Small Cell Lung Cancer .N%@$@/ ke tulang dilap#rkan sebesar 1= 3 %. Pe6e*0/s''n 2'0n Harus diminta bila ada alasan berdasarkan apa yang ditemukan pada pemeriksaan lab#rat#rium, fisik dan ri0ayat penyakit Pemeriksaan ini meliputi f#t# p#l#s dan @T kepala, scan dengan radi#is#t#p untuk tulang dan hepar +erdasarkan inf#rmasi terakhir, pemeriksaan ini tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin untuk e:aluasi kanker paru, tetapi masih terdapat ketidaksesuaian pendapat dalam hal ini 1< BAB I$ PENATALAKSANAAN 1. R',01.e*';0 Pada beberapa kasus yang inopera$le, radi#terapi dilakukan sebagai peng#batan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adju:ant?paliatif pada tum#r dengan k#mplikasi seperti mengurangi efek #bstruksi?penekanan terhadap pembuluh darah?br#nkus Efek samping yang sering adalah disfagia karena es#fagitis p#st radiasi, sedangkan pneum#nitis p#st radiasi jarang terjadi .D12 3/ &adiasi dengan d#sis paruh yang bertujuan kuratif se(ara te#ritis bermanfaat pada kasus yang in#perable tapi belum dis#k#ng data per(#baan klinis yang sahih "eberhasilan memperpanjang sur'i'al rate sampai ,2 3 dengan (ara radiasi d#sis paruh ini didapat dari kasus-kasus stadium > usia lanjut, kasus dengan penyakit penyerta sebagai penyulit #perasi atau pasien yang men#lak di#perasi Pasien dengan metastasis sebatas N1-, atau saat #perasi terlihat tum#r sudah merambat sebatas sayatan #perasi maka radiasi p#st #perasi dianjurkan untuk diberikan &adiasi pre#perasi untuk menge(ilkan ukuran tum#r agar misalnya pada reseksi lebih k#mplit pada pancoast tumor atau stadium >>> b dilap#rkan bermanfaat dari beberapa sentra kanker &adiasi paliatif pada kasus sindr#m :ena (a:a superi#r atau kasus dengan k#mplikasi dalam r#ngga dada akibat kanker seperti hem#ptisis, batuk refrakter, atelektasis, mengurangi nyeri akibat metastasis kranium dan tulang, juga amat berguna 2. Ke61.e*';0 P*0ns0; Ke61.e*';0. %el kanker memiliki sifat perputaran daur sel lebih tinggi dibandingkan sel n#rmal !engan demikian tingkat mit#sis dan pr#liferasi tinggi %it#statika kebanyakan efektif ,2 terhadap sel bermit#sis Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kegagalan pen(apaian target peng#batan, antara lain5 a/ resistensi terhadap sit#statikaF b/ penurunan d#sis sit#statika dimana penurunan d#sis sebesar ,2 3 akan menurunkan angka harapan sembuh sekitar =2 3F (/ penurunan intensitas #bat dimana jumlah #bat yang diterima selama kurun 0aktu tertentu kurang Untuk mengatasi hal tersebut diatas, d#sis #bat harus diberikan se(ara #ptimal dan sesuai jad0al pemberian "e(uali terjadi hal-hal yang jika diberikan sit#statika akan lebih membahayakan ji0a Penggunaaan resimen kem#terapi agresif .d#sis tinggi/ harus didampingi dengan rescue sel induk darah yang berasal dari sumsum tulang atau darah tepi yang akan menggantikan sel induk darah akibat miel#ablatif Penilaian resp#n peng#batan kanker dapat dibagi menjadi lima g#l#ngan seperti5 a/ remisi k#mplit, tidak tampak seluruh tum#r terukur atau lesi terdeteksi selama lebih dari 6 mingguF b/ remisi parsial, tum#r menge(il E =2 3 tum#r terukur atau E =2 3 jumlah lesi terdeteksi menghilang (/ stable disease penge(ilan =2 3 atau D ,= 3 membesarF d/ pr#gresif tampak beberapa lesi baru atau E ,= 3 membesarF e/ $#k#pr#gresif5 tum#r membesar di dalam radius tum#r .l#kal/ Penggunaan kem#terapi pada pasien N%@$@ dalam dua dekade terakhir ini sudah diteliti Untuk peng#batan kuratif kem#terapi dik#mbinasikan se(ara terintegrasi dengan m#dalitas peng#batan kanker lainnya pada pasien dengan penyakit l#k#regi#nal lanjut "em#terapi digunakan sebagai terapi baku untuk pasien mulai dari stadium >>> A dan untuk peng#batan paliatif "em#terapi adju:an diberikan mulai dari stadium >> dengan sasaran l#k#regi#nal tum#r dapat direseksi lengkap, (ara pemberian diberikan setelah terapi l#kal definitif dengan pembedahan, radi#terapi atau keduanya "em#terapi ne#adju:an diberikan mulai dari stadium >> dengan dengan sasaran l#k#regi#nal tum#r dapat direseksi lengkap Terapi definitif dengan pembedahan, radi#terapi atau keduanya diberikan di antara siklus pemberian kem#terapi "em#terapi k#nk#mitan, bertujuan untuk meningkatkan k#ntr#l l#k#regi#nal, radi#terapi mulai dari stage >>> 1unresecta$le lokoregional) Pemberian kem#terapi bersama-sama radi#terapi Pe6020+'n O)'.. "ebanyakan #bat sit#statik mempunyai akti:itas (ukup baik pada N%@$@ dengan tingkat resp#n antara 1=--- 3, 0alaupun demikian penggunaan #bat tunggal tidak men(apai ,1 remisi k#mplit "#mbinasi beberapa sit#statik telah banyak diteliti untuk meningkatkan tingkat resp#ns yang akan berdampak pada harapan hidup Mula-mula resimen @AMP yang terdiri dari sikl#f#sfamid, d#ks#rubisin metr#treksat dan pr#karbasin, tingkat resp#ns regimen ini ,; 3 +eberapa pr#t#k#l resimen lainnya kemudian dikembangkan dan diperbandingkan dengan @AMP, seperti @AG memberikan tingkat resp#ns ,; 3 O)'. L'0n. Bbat baru saat ini telah banyak dihasilkan dan di(#bakan sebagai #bat tunggal seperti Pa(litaHel, !#(etaHel, Gin#relbine, 9em(itabine dan >ren#te(tan dengan hasil yang (ukup menjanjikan, begitu juga bila dimasukkan ke regimen lama membentuk regimen baru Ke61.e*';0 ',:u7'n ,en('n '.'u .'n;' *',01.e*';0. Mula-mula yang dikembangkan adalah pr#t#k#l @AP .sikl#f#sfamid, d#ks#rubisin dan (isplatin/ Ke61*',01.e*';0 K1n/160.'n. Mula-mula pr#t#k#l yang digunakan adalah pr#t#k#l dengan basis (isplatin misalnya 4P .=-4lu#r#ura(il dan (isplatin/, selanjutnya dikembangkan dengan memasukkan et#p#side menjadi pr#t#k#l E4P Hasilnya dengan 4P ;1 3 menjadi k#mplit rescta$le sedangkan dengan E4P k#mplit resecta$le menjadi A; 3 pada E4P ;=3 menjadi k#mplit resecta$le2 Te*';0 B0121(0. +@9, le:amis#le, interfer#n dan interleukin, penggunaannya dengan k#mbinasi m#dalitas lainnya hasilnya masih k#ntr#:ersial Te*';0 Gen. Akhir-akhir ini dikembangkan penyelerasan gen 1Chimeric) dengan (ara transplatasi stem sel darah tepi maupun sumsum tulang al#genik ,, BAB $ PROGNOSIS Small Cell Lung Cancer 1SCLC) - !engan adanya perubahan terapi dalam 1=-,2 tahun belakangan ini kemungkinan hidup rata-rata 1median sur'i'al time) yang tadinya D - bulan meningkat menjadi 1 tahun - Pada kel#mp#k Limited #isease kemungkinan hidup rata-rata naik menjadi 1-, tahun, sedangkan ,23 daripadanya tetap hidup dalam , tahun - -2 3 meninggal karena k#mplikasi l#kal dari tum#r - A2 3 meninggal karena karsin#mat#sis - =2 3 bermetastasis ke #tak .aut#psi/ Non Small Cell Lung Cancer 1NSCLC) - Iang terpenting pada pr#gn#sis kanker paru ini adalah menentukan stadium dari penyakit - !ibandingkan dengan jenis lain dari N%@$@, karsin#ma skuam#sa tidaklah seburuk yang lainnya Pada pasien yang dilakukan tindakan bedah, kemungkinan hidup = tahun setelah #perasi adalah -2 3 - %ur:i:al setelah tindakan bedah, A2 3 pada occult carcinomaF -=-62 3 pada stadium >F 12-1= 3 pada stadium >> dan kurang dari 12 3 pada stadium >>> - A= 3 karsin#ma skuam#sa meninggal akibat k#mplikasi t#rakal, ,= 3 karena ekstra t#rakal, , 3 diantaranya meninggal karena gangguan sistem saraf sentral ,- - 62 3 aden#karsin#ma dan karsin#ma sel besar bermetastasis ke #tak dan 1-< 3 meninggal karena kelainan sistem saraf sentral - "emungkinan hidup rata-rata pasien tum#r metastasis ber:ariasi, dari ; bulan sampai dengan 1 tahun, dimana hal ini sangat tergantung pada 5 1 Performance status, , $uasnya penyakit, - Adanya penurunan berat badan dalam ; bulan terakhir LAMPIRAN ,6 &A# CELL CA$C%&MA ,= ,; B$&C'&AL(E&LA$ CA$C%&MA ,A ,1 DAFTAR PUSTAKA 1 Ameri(an @#llege #f @hest Physi(ian $ung @an(er 9uideline @#nsensus ,22- , Asril +ahar dan 7ulkifli Amin Pendekatan !iagn#sis "anker Paru %iang "linik +ag >lmu Penyakit !alam 4"U> ? &%UPN@M *akarta, *uni 1<<1 - *#hn G 4#rrest, M! dan !a:id % 4eigin, M! !alam5 Essentials #f @hest &adi#l#gy .Iang Penting pada &adi#l#gi T#raks/ Penerbit 'idya Medika, *akarta, 1<<2, 1--<, 6 ":ale, PA $ung @an(er and %#litary Pulm#nary N#dule >n5 11 th Nati#nal Ameri(an @#llege #f @hest Physi(ian .A@PP/ Pulm#nary +#ard &e:ie0, ,22-, 61-=; = 7ulkifli Amin dan Aryant# %u0#nd#5 Tum#r Paru !alam 5 %uparman, 'aspaji +uku >lmu Penyakit !alam *ilid , +alai Penerbit 4"U>, *akarta ,22; ; H#ffman P@ et al 5 $ung @an(er $an(et ,222F -==-6A< A +#rd#0 ', M#ser "M Manual @lini(al Pr#blems in Pulm#nary Medi(ine $ittle +r#0n @#, +#st#n, ; th ed ,22-, 6=A-611 ,<