Anda di halaman 1dari 35

PENDAHULUAN

Pneumonia merupakan salah satu infeksi tersering pada neonati dan salah satu penyebab penting
kematian perinatal. Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.
1
Penyebabnya
antara lain infeksi bakteri, virus, mikoplasma, jamur dan bahan kimia atau benda asing yang
teraspirasi. Ditandai dengan batuk, sesak nafas, demam dan ronki basah halus serta gambaran
infiltrat pada foto thorak.
2
Diagnosis ditegakkan berdasarkan faktor usia dan ditunjang
laboratorium ( leukositosis > 3.!"#, diff.$ount didominasi dengan netrofil (shift to the
left%,kultur darah!biakan, analisa gas darah dan foto polos dada &P dan #ateral. Penanganan
pneumonia meliputi '2 melalui hidung ! masker! ventilator, ()*D, +,-, nebulisasi, koreksi
kelainan elektrolit dan metabolik yang terjadi, atasi penyakit penyerta seperti demam, kejang,
diare serta komplikasi bila ada. Pemberian antibiotik dan penanganan terhadap komplikasi yang
ada.
3./
0epsis neonatorum adalah infeksi sistemik (masuknya kuman ke dalam tubuh disertai
manifestasi klinik% yang terjadi pada neonatus. 0epsis merupakan salah satu penyebab tersering
ra1at inap dan kematian pada neonatus baik di negara berkembang maupun negara maju.
2,3
0epsis dapat disebabkan berbagai ma$am organisme seperti bakteri gram positif maupun negatif,
virus, parasit, dll. 4eskipun demikian etiologi sepsis untuk tiap klinik atau daerah tidak selalu.
sama.-erdapat faktor resiko pada sepsis antara lain *aktor resiko mayor dan faktor resiko minor.
4anifestasi klinik sepsis yang terjadi pada neonatus biasanya menimbulkan manifestasi klinis
seperti septikemia, pneumonia dan meningitis berhubungan dengan imaturitas dari sistem imun
dan ketidakmampuan neonatus untuk melokalisasi infeksi.
5.1
Pada bayi manapun yang di$urigai
sepsis, terapi antimikroba harus segera diberikan setelah evaluasi diagnostik lengkap. 6urang
lebih 27 neonatus menderita sepsis dan hal ini menyebabkan 3./7 total kematian neonatus
pada +egara berkembang. &ngka kematian neonatus di &sia -enggara adalah 38 per 1
kelahiran hidup.
/
6olestasis pada bayi terjadi pada 1 9 2/. kelahiran hidup, insidens hepatitis neonatal
1 9 /. kelahiran hidup, atrsia bilier 1 9 1..13., defisiensi :.1 antitripsin 1 9 2..
11
6olestasis adalah semua kondisi yang menyebabkan terganggunya sekresi berbagai substansi
yang seharusnya disekresikan ke dalam duadenum sehingga menyebabkan tertahannya bahan ;
bahan tersebut didalam hati dan menyebabkan kerusakan hepatosit. <tiologinya dibagi menjadi 2
yaitu kolestasis intrahepatik , di mana gangguan terjadi pada tingkat hepatosit ataupun elemen
1
duktus biliaris yang ada didalam hati !intrahepatal (karena infeksi, gangguan metabolik, toksik,
genetik!kromosomal dan hepatitis neonatal idiopatik%, kolestasis ekstrahepatik suatu keadaan
yang dapat menyebabkan obstruksi saluran empedu baik total maupun partial ( antara lain9
atresia biliaris ekstrahepatik, kista duktus koledokus, stenosis duktus biliaris, sludge dan batu
atau kolelitiasis. 0e$ara klinis kolestasis ditandai dengan adanya ikterus, tinja ber1arna pu$at
atau akolik dan urine yang ber1arna kuning tua seperti teh. Pemeriksaan penunjang antara lain
pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan serologis, pen$itraan, biopsi hati, kolangiografi.
Penanganan kolestasis antara lain dengan memperbaiki aliran empedu (fenobarbital, asam
ursodeoksikolat, kolesteramin, rifampisin%, memperbaiki nutrisi,terapi komplikasi yang sudah
ada serta dukungan psikologis dan edukasi keluarga.
12.1=
)entrikularis 0eptal Defek adalah penyakit jantung ba1aan nonsianotik dimana pada
kelainan ini terdapat defek pada septum pars membranesea ventrikel.)0D diklasifikasikan
menjadi 3 antara lain defek septum ventrikel perimembran , defek septum ventrikel muskular dan
defek subarterial. 6linis ditandai dengan adanya bising pansistolik dengan pungtum maksimum
di sela iga (((.() garis para strenalis kiri.
1/,12
&0D merupakan penyakit jantung ba1aan nonsianotik dimana terdapat defek pada sekat
yang memisahkan atrium kiri dan kanan. 0e$ara anatomis dibagi menjadi defek septum atrium
primum, sekundum, sinus venosus dan sinus koronarius. 6linis didapatkan bising ejeksi sistolik.
Pemeriksaan penunjang kedua kelainan jantung ba1aan diatas dengan <6, dan
Echocardiografi. >ila tidak terjadi penutupan pada defek maka diperlukan tindakan operasi.
12,13
>erikut ini dilaporkan sebuah kasus neonatus dengan pneumonia neonatal, sepsis
neonatorum, kolestasis, ventrikel septal defek dan atrial septal defek.
LAPORAN KASUS
2
0eorang neonatus, Perempuan, 0P, dirujuk dari ?0 #iunkedage. Penderita lahir di
?0 #iunkendage pada tanggal 2 Desember 211 se$ara Sectio cesarea atas indikasi
ga1at janin, di tolong oleh Dokter dengan berat badan lahir 35 gram, panjang
badan lahir /3 $m. 0aat lahir bayi tidak langsung menangis (&0 1.3./%. 0elama di
?0 penderita merintih @ 2 hari disertai dengan $airan +,- ber1arna $oklat
kehitaman. Penderita sudah mendapat terapi antibiotik. 0ejak 2 hari yang lalu $airan
+,- mulai jernih dan penderita mulai diberi minum. Penderita sudah dilakukan
pemeriksaan laboratorium 1aktu di -ahuna dengan hasil (leukosit9 /1.3,
trombosit 9 118.%. 6emudian penderita dirujuk ke ?0". Prof. ?. D. 6andou
tanggal 11 Desember 211, Aam 2.=B(-& dengan diagnosis sepsis neonatorum
dan asfiksia berat. *aktor resiko sepsis yaitu 6PD 12 jam, ketuban berbau, ada (06,
keputihan, &P,&? skor yang rendah.
Riwayat Kehamilan
6ehamilan ini merupakan kehamilan ke.2, ibu kontrol se$ara teratur di dokter umum sebanyak 3
kali dan mendapatkan imunisasi -- sebanyak 2 kali. (bu hamil 8 bulan / minggu. Cari pertama
haid terakhir 15 *ebruari 211. ?i1ayat mengkonsumsi obat.obatan, minum jamu ,mengisap
rokok dan minum alkohol selama kehamilan disangkal. 0elama hamil ibu hanya minum vitamin
yang diberikan oleh dokter. ?i1ayat keputihan dan panas badan sumer.sumer selama kehamilan
ada, dan ada ri1ayat (06 1aktu hamil. (bu juga mengalami 6PD 12 jam.
Riwayat Keluarga
&yah penderita berusia 32 tahun, pekerjaan pelaut dengan pendidikan terakhir &4(. (bu
penderita berusia 32 tahun, pekerjaan s1asta dengan pendidikan terakhir 04<&. Penderita
merupakan anak ke.2 dari 2 bersaudara.
Keadaan Sosial, Ekonomi, Keiasaan dan Lingkungan
Penderita tinggal di rumah beratap seng, berdinding beton, dan berlantai keramik. -erdiri dari =
kamar tidur, dihuni oleh / orang de1asa dan 1 anak. 6amar mandi dan BD terdapat di dalam
rumah. 0umber air minum dari sumur, sumber penerangan listrik dari P#+, dan sampah dibuang
ke tempat sampah.
3
Pemeriksaan !isik "
#anggal $$ Desemer %&$$
>erat badan lahir 9 35 gram Panjang badan9 /3 $m #6 9 32 $m
6eadaan umum 9 tampak sakit, aktivitas (E% F, refleks (E% F, sesak (E%
Denyut jantung 9 132 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 52 kali!menit
0uhu badan 9 32.3
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik .!., sianosis (.%
pernapasan $uping hidung (E%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% 0D, (D, Gyphoid
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik gr (((!2 P4 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler kasar, ?h E!E, Bh .!.
&bdomen 9 Dembung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar ! #ien 9 tidak teraba
tali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik,
sianosis (.%
,enitalia 9 Perempuan normal
&nus 9 lubang (E%
*aktor resiko sepsis 9 6etuban berbau, 6PD 12 jam, keputihan pada ibu, (06, nilai &P,&?
rendah.
Hasil laoratorium 9
Cemoglobin 9 1/,32 g!d# (normal9 8, g!dl; 2=,2 g!dl%
Cematokrit 9 =3,/3 7 (normal9 3, 7.52,7%
#eukosit 9 13.1=!mm
3
(normal 9 =/.21.! mm
3
%
-rombosit 9 2/.! mm
3
(normal 9 1/..=/.! mm
3
%
D?P 9 positif (/2 mg!#% (normal 9 negatif !H / mg!#%
>lood 0mear 9 leukositosis sedang, trombositopenia sekunder
Diff$ount 9 !!!/!32!1= ( (- ratio 9 ,/ %
?ontgen 9 tampak infiltrat di kedua lapang paru. 6esan 9 pneumonia
4
Diagnosis " Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E suspek )0D
#era'i "
'2 =. 2 lt!mnt ( Cead >oG%
()*D 6aen => I =2 $$
D=7 I 22 $$
&minosteril I 23 $$ 22 gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 2 $$
6D# I 3,5 $$
'ral aff sementara
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (=%
Ren(ana 9 konsul kardiologi,<6,, <$ho$ardiografi,kultur darah.
!OLLO) UP
#anggal $% Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke %,Umur " + hari,
>erat badan saat ini 9 35 gram
6eluhan 9 +,- $oklat (.%, sesak nafas bertambah (E%, demam (E%
6eadaan umum 9 tampak sakit, aktivitas (E% F, refleks (E% F
Denyut jantung 9 1/ kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 55 kali!menit
0uhu badan 9 35,=
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik .!., sianosis (.%
pernapasan $uping hidung (E%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% 0D, (D, Gyphoid
Dor 9 bising jantung (E%pansistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler kasar, ?h E!E, Bh .!.
&bdomen 9 &gak $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar ! #ien 9 tidak teraba
tali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik,
5
sianosis (.%
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E suspek )0D
#era'i "
Pasang DP&P 9 *i'2 /7, '2 flo1 5 #pm, P<<P /
()*D 6aen => I 31= $$
D=7 I 31 $$
&minosteril I 122 $$ 22.23 gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 1/ml!kg>>!hari,
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
'ral aff sementara
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (/%
#anggal $- Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke -, Usia . hari,
>erat badan saat ini 9 35 gram
6eluhan 9 panas , sesak (+)
6eadaan umum 9 tampak sakit, aktivitas (E%F, refleks (E% F
Denyut jantung 9 1/5 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 52 kali!menit
0uhu badan 9 32,2
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik ., sianosis (.%
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% 0D
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler kasar , ?h E!E, Bh .!.
&bdomen 9 Dembung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar ! #ien 9 tidak teraba
tali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E suspek )0D
#era'i "
Pasang DP&P 9 *i'2 /7, '2 flo1 5 #pm, P<<P /
()*D 6aen => I 31= $$
D=7 I 31 $$
&minosteril I 122 $$ 23.2= gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 1/ml!kg>>!hari,
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (2%
0usu 5 G / $$! +,- $ek retensi
#anggal $/ Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke /, Usia 0 hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 Demam (E%, sesak napas (E%
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 12 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 5 kali!menit
0uhu badan 9 38
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik ., sianosis (.%
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% 0D
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler kasar , ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 datar, lemas, bising usus (E% normal
Cepar ! #ien 9 tidak teraba, tali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E suspek )0D
#era'i "
7
Pasang DP&P 9 *i'2 /7, '2 flo1 5 #pm, P<<P /
()*D 6aen => I 31= $$
D=7 I 31 $$
&minosteril I 122 $$ 23.2= gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 1/ml!kg>>!hari,
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (3%
0usu 5 G / $$! +,- $ek retensi (1$$!kgbb!hari%

#anggal $1 Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke 1, Usia 2 hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 sesak napas (E%, panas (E%, retensi (.%
6eadaan umum 9 aktivitas (E%F, refleks (E%F
Denyut jantung 9 1/2 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 32 kali!menit
0uhu badan 9 35,/
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik ., sianosis (.%
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% 0D
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler kasar, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 datar, lemas, bising usus (E% normal
Cepar ! #ien 9 tidak teraba, -ali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E suspek )0D
#era'i "
'2 CeadboG =.2 l!m
()*D 6aen => I 31= $$
D=7 I 31 $$
8
&minosteril I 122 $$ 23.2= gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 1/ml!kg>>!hari,
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (5%
0usu 5 G /.1 $$! +,- $ek retensi
#anggal $+ Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke +, Usia $& hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 nafas $epat ,sesak ,panas .
6eadaan umum 9 aktivitas (E%, refleks (E%
Denyut jantung 9 1=2 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 25 kali!menit
0uhu badan 9 32,/
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik .,
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% (D min
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 datar , lemas, bising usus (E% normal
Cepar ! #ien 9 tidak teraba
-ali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E suspek )0D
#era'i "
'2 CeadboG =.2 l!m
()*D 6aen => I 31= $$
D=7 I 31 $$
&minosteril I 122 $$ 23.2= gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 1/ml!kg>>!hari,
9
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (8%
0usu 5 G 1.1/ $$!+,-
#anggal $.3$0 Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke .30, Usia $$3$% hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 sesak napas (.%, napas $epat (E%, panas(E% tadi malam, kuning di 1ajah
dan dada
6eadaan umum 9 aktivitas (E%, refleks (E%
Denyut jantung 9 1=5 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 2= kali!menit
0uhu badan 9 33
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik (E%,
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% 0D min
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 datar , lemas, bising usus (E% normal
Cepar ! #ien 9 tidak teraba
-ali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning s!d dada
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E suspek )0D E ikterus neonatorum
#era'i "
'2 headboG =.2 l!m
()*D 6aen => I 232 $$
D=7 I 31 $$
&minosteril I 122 $$ 1= gtt!m (mikrodrips%
10
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 12ml!kg>>!hari,
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (1%
&0(!P&0( 5 G 1.1/ $$! +,- $ek retensi
Ren(ana 9 periksa bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek.
Hasil kultur darah 9 0taphylo$o$$us &ureus. (0ensitif dengan DeftriaGone, $efotaGime,
$efuroGime, kloramfenikol,imipenem, doGo$y$line, trimetoprime sulfamethoGaJole, $efepim,
$efoperaJone, meropenem, levofloGa$yn%
#anggal $2 Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke 2 , Usia$- hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 napas $epat (E%,panas (.% ,kuning sampai paha
6eadaan umum 9 aktivitas (E%, refleks (E%
Denyut jantung 9 1=5 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 32 kali!menit
0uhu badan 9 33,1
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik E!E,
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (E% 0D minimal
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik gr (((!2 P4 (D0 (((. () #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 datar, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
-ali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning s!d paha
Hasil laoratorium 9
>ilirubin total 9 1/,2/ mg!d# ( nilai normal 9 ,1 .1,2 mg!dl%
>ilirubin direk 9 13,32 mg!d# ( nilai normal 9 H ,3 mg!dl %
>ilirubin indirek 1,58 mg!d#
11
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E kolestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
'2 headboG =.2 l!m
()*D 6aen => I 232 $$
D=7 I 31 $$
&minosteril I 122 $$ 1= gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 12ml!kg>>!hari,
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (11%
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0(!P&0( 5 G 1.1/ $$! +,- $ek retensi
Ren(ana 9 "0, hepatobilier 2 fase.
#anggal %&3 %$ Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke $&3 $$, Usia $/3$1 hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 nafas $epat (E%,demam (E%, kuning seluruh tubuh
6eadaan umum 9 aktivitas (E%, refleks (E%
Denyut jantung 9 12 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 35 kali!menit
0uhu badan 9 38,3
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik E!E
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pan sistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 Dembung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
12
-ali pusat tera1at
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 9 kuning seluruh tubuh
Diagnosis 9 Pneumonia neonatal E 0epsis neonatorum E kolestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
'2 headboG =.2 l!m
()*D 6aen => I 232 $$
D=7 I 31 $$
&minosteril I 122 $$ 1= gtt!m (mikrodrips%
Da glukonas I 18 $$ (,(? 9 5 mg!kg>>!mnt, $airan 12ml!kg>>!hari,
6D# I = $$ Protein 2 g! kg>>! hari%
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (12%
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0(!P&0( 5 G 1.1/ $$! +,- $ek retensi
#anggal %%3 %- Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke $%3 $-, Usia $+3$. hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 nafas $epat (.%, demam (.%, kuning seluruh tubuh
6eadaan umum 9 aktivitas (E%, refleks (E%
Denyut jantung 9 12 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 2= kali!menit
0uhu badan 9 33,=
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik E!E
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pan sistolik gr (((!2 P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 Dembung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
13
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 9 kuning seluruh tubuh
Diagnosis 9 0epsis neonatorum E kolestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
'2 1.2 l!m kp
()*D 6aen => 2.3 gtt!m
injeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (1=.1/%
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0(!P&0( 5 G = $$ ( keb 5 ml!kg>>%
#anggal %/ Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke $/ , Usia $. hari,
>erat badan 9 35gram
6eluhan 9 nafas $epat (.%, demam (.%
6eadaan umum 9 aktivitas (E%, refleks (E%
Denyut jantung 9 12 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 2 kali!menit
0uhu badan 9 32,3
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik E!E,
pernapasan $uping hidung (.%, ubun.ubun besar datar
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pan sistolik gr (((!2 P4 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning seluruh tubuh
Diagnosis 9 0epsis neonatorum E kolestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
14
'2 1.2 l!m kp
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (12%
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0(!P&0( 5 G / $$ (keb 12 ml!kgbb%
#anggal %1 Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke $1 , Usia $0 hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 nafas $epat (.% , kuning (E%
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 12 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 2= kali!menit
0uhu badan 9 33,=
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik E!E ,
pernapasan $uping hidung (.%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik sistolik gr (((! 2
P4 (D0 (((.() #P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning seluruh tubuh berkurang
Diagnosis 9 0epsis neonatorum E kolestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
'2 1.2 l!m kp
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (13%
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0(!P&0( 5 G / $$ (keb 12 ml!kgbb%
15
#anggal %+3 %2 Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke $+3 $2 , Usia $23 %% hari,
>erat badan 9 35 gram
6eluhan 9 kuning (E%, demam (.%, sesak (.%
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 1= kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 /2 kali!menit
0uhu badan 9 32,3
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik E!E ,
pernapasan $uping hidung (.%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik sistolik gr (((! 2 P4 (D0 (((.()
#P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning seluruh tubuh
Diagnosis 9 0epsis neonatorum E kolestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
'2 1.2 l!m kp
(njeksi 4eropenem 2 G 5 mg mg () (15.21%
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0(!P&0( 5 G / $$ (keb 12 ml!kgbb%
#anggal -&3-$ Desemer %&$$ *hari 'erawatan ke %&3%$ , Usia %-3%/ hari,
>erat badan 9 35 gram
16
6eluhan 9 kuning (E% s!d di1ajah, demam (.%, sesak (.%
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 1= kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 /2 kali!menit
0uhu badan 9 32,3
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik E!E ,
pernapasan $uping hidung (.%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik sistolik gr (((! 2 P4 (D0 (((.()
#P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning di1ajah
Diagnosis 9 6olestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
DefiGime 2 G 18 mg
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0( on demand
Ren(ana 9 D#, DD, D?P, +a, 6, Dl, "r, Dr, 0,'-, 0,P-, albumin,globulin, kolestrol, protein
total, P-, &P--, gamma ,-, &#P, bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek.
Hasil laoratorium "
Cemoglobin 9 8,3 g!d# ( normal9 8, g!dl; 2=,2 g!dl%
Cematokrit 9 23,2 7 ( normal9 3, 7.52,7%
#eukosit 9 3.2!mm
3
( naormal 9 =/.21.! mm
3
%
-rombosit 9 333.! mm
3
( normal 9 1/..=/.! mm
3
%
17
D?P 9 H =5 mg!# ( normal 9 negatif !H 2 mg!#%
Diff$ount 9 !!2!2=!22!12 ( (- ratio 9 ,/ %
+atrium 9 13/ m<K!# ( 13/ ; 1/3 m<K!#%
6alium 9 =,82 m<K!# ( 3,/ ; =,/ m<K!#%
Dhlorida 9 1,5 m<K!# ( 85 ; 18 m<K!#%
,amma ,- 9 12 "!# (normal 9 H /3 "!#%
0,'-!0,P- 9 15= ! 128 "!# (normal 0,'- 9 H33 "!#, 0,P- 9 H=3 "!#%
&#P 9 1=3 "!# ( 3=. 11= "!#%
&lbumin 9 3,2 g!dl (3,/. /,3 g!dl%
,lobulin 9 1,5 g!dl ( 2,/ ; 3,/ g!dl%
Dreatinin 9 ,2 mg!dl ( ,/ ; 1,/ mg!dl%
"reum 9 1= mg!dl ( 2.= mg!dl%
Dalsium 9 1,3 mg!dl (5, ; 1,= mg!dl%
Protein total 9 /, g!dl (2,3 ; 5,3 g!dl%
>ilirubin total 9 1,55mg!dl ( ,1 ; 1,2 mg!dl%
>ilirubin direk 9 8, 85 mg!dl (H ,3 mg!dl%
>ilirubin indirek 9 ,8 mg!dl
#anggal $3- 4anuari %&$$ *hari 'erawatan ke %%3%1 , Usia %13%0 hari,
>erat badan 9 35/ gram
6eluhan 9 kuning (E% minimal, demam (.%, sesak (.%, intake baik
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 132 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 /2 kali!menit
0uhu badan 9 32,5
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik .!.,
pernapasan $uping hidung (.%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
18
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik sistolik gr (((! 2 P4 (D0 (((.()
#P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning di1ajah minimal
Diagnosis " 6olestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0( on demand
#anggal / 4anuari %&$$ *hari 'erawatan ke %+ , Usia %2 hari,
>erat badan 9 35/ gram
6eluhan 9 kuning (E% minimal, demam (.%, sesak (.%, intake baik
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 1== kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 =5 kali!menit
0uhu badan 9 32,/
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik .!.,
pernapasan $uping hidung (.%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik sistolik gr (((! 2 P4 (D0 (((.()
#P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning di1ajah minimal
19
Diagnosis " 6olestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0( on demand
Ren(ana 9 "0, hepatobilier 2 fase
Hasil US5 9 +ormal.
#anggal 13+ 4anuari %&$$ *hari 'erawatan ke %.3%0 , Usia -&3-$ hari,
>erat badan 9 35/ gram
6eluhan 9 kuning di1ajah minimal, demam (.%, sesak (.%, intake baik
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 125 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 /5 kali!menit
0uhu badan 9 32
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik .!.,
pernapasan $uping hidung (.%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik sistolik gr (((! 2 P4 (D0 (((.()
#P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning di1ajah minimal
Diagnosis 9 6olestasis e$ sepsis E suspek )0D
#era'i "
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
20
&0( on demand
Pro 9 <khokardiografi
Casil <khokardiografi 9 )0D P4' ke$il dan &0D sekundum besar
An6uran " e$ho$ardiografi ulang 1 tahun lagi.
#anggal .30 4anuari %&$$ *hari 'erawatan ke %23-& , Usia -%3-- hari,
>erat badan 9 35/ gram
6eluhan 9 kuning di1ajah minimal, demam (.%, sesak (.%, intake baik
6eadaan umum 9 aktivitas (E% , refleks (E%
Denyut jantung 9 125 kali!menit
*rekuensi pernapasan 9 /5 kali!menit
0uhu badan 9 32
o
D
6epala 9 konjungtiva anemis .!., sklera ikterik .!.,
pernapasan $uping hidung (.%
-horaks 9 gerakan simetris, retraksi (.%
Dor 9 bising jantung (E% pansistolik sistolik gr (((! 2 P4 (D0 (((.()
#P00
Pulmo 9 suara pernapasan bronkovesikuler, ?h .!., Bh .!.
&bdomen 9 $embung, lemas, bising usus (E% normal
Cepar 9 3.3 $m ba$ ! #ien 9 tidak teraba
<kstremitas 9 akral hangat, deformitas (.%, capillary refill time H 3 detik
6ulit 9 kuning di1ajah minimal
Diagnosis 9 6olestasis e$ sepsis E )0D P4' ke$il E &0D sekundum besar
#era'i "
"rdafalk 3 G 3/ mg (pulv%
&0( on demand
Ren(ana 9 penderita boleh ra1at jalan.
21
D7SKUS7
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan yang serius dan menimbulkan banyak
permasalahan yaitu penyebab kematian terbesar pada anak terutama di negara berkembang.
Pneumonia neonatal adalah infeksi paru.paru, serangan mungkin terjadi dalam beberapa jam
kelahiran dan merupakan bagian yang dapat disamakan dengan kumpulan gejala sepsis.
15
Definisi pneumonia neonatal di (ndia adalah neonati dengan ga1at nafas (sesak, nafas $epat,
nafas berbunyi, frekuensi nafas > 2 G! menit, retraksi dada, batuk, merintih% dengan kultur darah
positif atau 2 atau lebih dari faktor predisposisi (demam intrapartum >35 D, ketuban kental
berbau, ketuban pe$ah dini > 2= jam%, tampilan sepsis (letargi, refleks menurun, hipo!hipertermi,
distensi abdomen%, foto thoraks $uriga pneumonia (infiltrate kasar! nodular, ber$ak berkabut
difus granular, air bronkogram, konsolidasi lobar! segmental% yang tidak membaik dalam =5 jam,
laboratorium positif sepsis ( (- ratio > 27, leukositosis! leukopeni, D?P dan #<D meningkat%.
1
Canya =7 ibu dengan bayi pneumonia memiliki faktor resiko seperti demam, 6PD > 2= jam,
22
ketuban bau. #ebih dari /7 neonati yang didiagnosis pneumonia tidak memiliki faktor
predisposisi.
15
Penyebab pneumonia adalah bakteri (0treptokokus grup B, Staphylococcus aureus,
Pseudomonas, E. coli, Klabsiella% terutama gram negatif, virus (?espiratory 0yn$itial virus,
adenovirus, herpes, vari$ella%. Pada neonatus penyebab tersering adalah Streptococcus Grup B
dan Lysteria Manacytogenes sedangkan virus merupakan penyebab tersering pada anak usia
prasekolah.
2
(nfeksi paru pada neonati disebabkan oleh penyebaran infeksi dari traktus vaginalis
atau nosokomial selama pera1atan. Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau $airan
amnion atau kolonisasi bakteri di jalan lahir yang berhubungan dengan korioamnionitis dan
asfiksia neonatorum.
18
Cubungan asfiksia dan pneumonia masih belum diketahui jelas.
Pneumonia intrauterine digolongkan dalam a1itan dini yang ditandai oleh lahir mati, nilai
&P,&? rendah atau gangguan nafas berat saat lahir dan biasanya berhubungan dengan
korioamnionitis.
2,15
-anda dan gejala infeksi pada neonati tidak spesifik, gejala yang bisa dijumpai kurang
aktif, gangguan makan, pu$at, apnea! takipnea, takikardi! bradikardi, demam! hipotermi. 0elain
gejala klinis yang disebutkan, dapat juga mun$ul gambaran klinis &P,&? 0kor rendah, segera
setelah lahir terjadi distress nafas, perfusi perifer rendah, letargi, tidak mau minum, distensi
abdomen, suhu tidak stabil, asidosis metaboli$, D(D. Casil pemeriksaan fisik akan ditemukan
tanda.tanda konsolidasi paru berupa perkusi paru pekak, auskultasi terdapat ron$hi nyaring dan
suara pernapasan bron$hial, inspirasi rales dan terdapat penggunaan otot aksesori. Diagnosis
pneumonia ditegakkan berdasarkan faktor usia yang menentukan pola kuman, gejala klinis,
laboratorium dan foto polos dada. Pemberian antibiotik tidak dapat ditunda bila diagnosis
pneumonia telah ditegakkan.
2,18


Penggunaan oksigen tekanan tinggi dapat meningkatkan fraksi oksigen inspirasi dan
menghindari akumulasi D'2. Pada neonati dengan pneumonia berat belum dapat minum dengan
baik selama fase akut jadi membutuhkan pipa lambung dan $airan intravena. >ayi dengan
pneumonia akan diberi injeksi antibiotik spektrum luas, biasanya ampisilin dan gentamisin
selama 3 hari. &da beberapa rekomendasi yang berbeda dari 3 hari sampai 3.2 minggu untuk
staphylococcus aureus. BC' merekomendasikan terapi empiri$ meliputi kombinasi ampisilin
ditambah aminoglikosida dosis tunggal. "ntuk bayi yang tidak berespon terhadap lini pertama,
BC' merekomendasikan kloramfenikol atau sefalosporin generasi ke.3.
2,21

23
Pada bayi ini didiagnosis pneumonia karena didapatkan sesak nafas serta terdapat faktor
predisposisi yaitu pada ibu ada 6PD 12 jam, keputihan, dan bayi dengan &P,&? skor rendah
dan juga terdapat tampilan sepsis (demam, takikardi, takipnea, intoleransi minum%. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pernapasan $uping hidung, retraksi dan pada auskultasi ditemukan
ronki basah halus pada kedua lapangan paru. 0edangkan gambaran foto torak, ditemukan infiltrat
kasar di kedua lapangan paru dengan gejala sesak, takipnea, hipotoni yang tidak membaik dalam
=5 jam. -erapi pada bayi ini meliputi '2 headboG sebanyal =.2 #!mnt dan juga mendapatkan
terapi antibiotik.
0epsis neonatorum adalah suatu sindrom klinis bakterimia yang ditandai dengan adanya
gejala dan tanda sistemik pada bulan pertama kehidupan yang ditandai juga dengan hasil kultur
darah yang positif. (nsiden sepsis neonatorum di negara berkembang masih tingi dibandingkan
dengan negara maju. Di ?0D4, insiden sepsis neonatorum masih tingg men$apai 13,37 dengan
angka kematian 1=7.
1
0epsis neonatorum dibagi menjadi 2 jenis yaitu sepsis a1itan dini (0&D% timbul 32 jam
pertama kehidupan dan sepsis a1itan lanjut (0&#% timbul setelah umur 32 jam. (nfeksi terjadi
se$ara vertikal karena penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau
kelahiran. (nfeksi pada a1al minggu pertama kehidupan berhubungan dengan mikroorganisme
yang ditularkan dari ibu kepada janinnya dan memiliki epidemiologi yang berbeda dengan
infeksi yang didapat setelah periode neonatus. 6olonisasi a1al neonatus terjadi setelah ketuban
pe$ah yang terjadi saat proses persalinan. Aika terjadi 6PD > 2= jam, bakteri vagina dapat naik
dan beberapa kasus menyebabkan inflamasi membran janin, tali pusat dan plasenta.
2,3,22

6arakteristik ibu dan janin yang berhubungan dengan 0&D telah sering diteliti. *aktor
ibu meliputi demam intrapartum >33,/ D, korioamnionitis, dan 6PD > 15 jam. Dairan ketuban
hijau keruh dan berbau, persalinan dan kehamilan kurang bulan, kehamilan multiple. *aktor
resiko bayi meliputi usia gestasi H 33 minggu, nilai &P,&? rendah dan >>#0?.
22
Di negara maju kuman yang sering ditemukan adalah kelompok kuman B streptococcus,
E.colli, haemophillus influenza, Listeria monocytogenes. Di sebagian besar negara berkembang
termasuk (ndonesia, hampir sebagian besar kuman adalah gram negatif berupa kuman enteri$
seperti Enterobacter sp, Klabsiela sp dan oli sp.
3,5
"ntuk mendiagnosis sepsis dapat berdasarkan didapatkannya faktor resiko sepsis pada
ibu maupun bayi. &dapun faktor.faktor risiko sepsis tersebut adalah 9
1,23
24
1. *aktor risiko mayor
6etuban pe$ah dini > 15 jam
(bu demam saat intra partum (suhu > 35 D%
6orioamnionitis
6etuban berbau
Denyut jantung janin yang menetap > 12G!mnt
2. *aktor risiko minor
6etuban pe$ah > 12 jam
(bu demam intra partum (suhu > 33,/ D%
+ilai &P,&? rendah (menit 1 H/, menit / H 3%
>erat badan lahir sangat rendah (H1./ gram%
"sia gestasi H 33 minggu
6ehamilan ganda
6eputihan pada ibu yang tidak diobati
(bu dengan (06! tersangka (06 yang tidak diobati
Diagnosis sepsis bila didapatkan 2 faktor risiko mayor atau 1 faktor risiko mayor ditambah
dengan 2 faktor risiko minor.
1,23
Diagnosis sepsis diperkuat dengan adanya gambaran klinis sepsis, yaitu berupa gangguan
respirasi, suhu tidak stabil, gangguan sirkulasi, menurunnya aktifitas, re1el, asupan yang buruk,
ikterus patologis.
22
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menunjang bila terdapat
ke$urigaan sepsis adalah septic !or" up, yang terdiri dari kultur darah dan pemeriksaan darah
rutin yang didapatkan leukopeni atau leukositosis, trombositopeni, #<D meningkat, rasio
neutrofil imatur! total > ,2 (27% serta D?P yang positif. 0ampai saat ini, kultur darah masih
merupakan baku emas untuk mendiagnosis sepsis neonatorum tetapi hasilnya baru didapatkan
setelah 2./ hari.
3,8,2=,2/
>eberapa peneliti berpendapat bah1a adanya 1 tanda klinis yang sesuai dengan infeksi
disertai nilai D.rea$tive protein (D?P% > 1 mg!# $ukup untuk menegakkan diagnosis sepsis
neonatorum. 0ebaliknya, untuk menentukan kriteria standar yang seragam pada sepsis, beberapa
peneliti menggabungkan antara nilai D?P > 1mg!# dengan rasio netrofil imatur terhadap
25
netrofil total ((- ratio% L ,2/ sebagai kriteria untuk pemberian antibiotik meskipun belum
ditemukan gejala sepsis. Philp dan 4ills merekomendasikan pada semua bayi dengan nilai D?P
> 1 mg!# yang disertai satu! lebih gejala klinis atau satu ! lebih faktor risiko infeksi harus
merupakan pedoman ra1at inap neonatus ke +(D" dan memulai terapi antibiotik. *ranJ dkk
juga menggunakan kriteria nilai D?P > 1 mg!# disertai satu! lebih gejala klinis kearah infeksi
untuk mendiagnosis sepsis di +(D".
22,23

<leminasi kuman merupakan pilihan utama dalam menejemen sepsis neonatal. +amun
menentukan kuman se$ara pasti tidaklah mudah dan membutuhkan 1aktu yang lama. Pemberian
antibiotika se$ara empiris perlu dilakukan dengan memperhatikan pola kuman yang tersering
ditemukan sebagai penyebab. Pemberian pengobatan biasanya menggunakan antibiotika
kombinasi yang bertujuan untuk memperluas $akupan miko organisme patogen penyebab.
&ntibiotika yang dipilih biasanya adalah golongan ampisilin! kloksasilin! vankomisin dan
golongan aminoglikosida! sefalosporin. #ama pengobatan yang dianjurkan adalah selama 1 .1=
hari.
25,28
Pada bayi ini didiagnosis sepsis neonatorum karena mengalami gangguan respirasi
(takipnea%, gangguan 00P ( letargi%, ada demam, gangguan kardiovaskular ( takikardi%. >ayi ini
juga terdapat faktor risiko sepsis yaitu ketuban berbau, 6PD 12 jam, (06, keputihan, dan nilai
&P,&? yang rendah ( 1 faktor risiko mayor, dan = faktor risiko minor%. 0e$ara klinis juga
mendukung kearah sepsis. Pemeriksaan penunjang laboratorium juga didapatkan gambaran
trombositopeni, leukositosis, D?P yang positif dan ratio neutrofil imatur > 27. Pada penderita
karena didiagnosis sepsis neonatorum sehingga perlu diberikan antibiotika kombinasi
se$epatnya. Penderita merupakan bayi rujukan dari ?0. #iunkendage dan sudah diberikan
antibiotik meropenem sehingga disini tetap melanjutkan pemberian antibiotik tersebut.
6olestasis dari segi klinis didefinisikan sebagai akumulai Jat.Jat yang di eksresi ke dalam
empedu seperti bilirubin, asam empedu, dan kolestrol, di dalam darah dan jaringan tubuh. 0e$ara
patologi anatomi, kolestasis adalah terdapatnya timbunan trombus empedu pada sel hati dan
sistem bilier. 6olestasis pada bayi biasanya terjadi pada usia 3 bulan pertama kehidupan.
12
>erdasarkan penyebab yang tersering kolestasis dibedakan atas 9
13,1=
6olestasis ektrahepatik 9 atresia bilier, kista duktus koledokus, pau$ity kandung kemih.
+eonatal s$lorosing $holangitis inspissated bile syndrome, batu kadung kemih, $ysti$
fibrosis.
26
6olestasis intrahepatik 9 infeksi virus, gangguan metabolik, kelainan endokrin, toGi$,
kelainan sistemik.
-ujuan utama dari evaluas bayi dengan kolestasis adalah membedakan kolestasi intahepatik
dengan ekstrahepatik sedini mungkin. 6olestasis intrahepatik seperti sepsis, galaktosemia, atau
endrokrinopati dapat diatas dengan medikamentosa.
3
M (kterus pada kolestasis sering disalahkan diagosis dengan hiperbilirubinemia yang
disebabkan oleh proses laktasi. Balaupun sekitar 27 dari bayi yang menyusui bisa terjadi
hiperbilirubinemia tetapi bayi tersebut tampak sehat, akftif, dan terjadi penambahan berat badan.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan apapun selain ikterus.
31
Diagnosis kolestasis ditegakan melalui anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis sering ditemukan penderita ikterus dengan tinja yang
ber1arna dempul dan urine yang ber1arna gelap seperti air teh. (kterus didefinisikan dengan
menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan dalam tubuh. (kterus pada bayi
yang lebih dari 2 minggu dapat normal atau bersifat patologis.-inja ber1arna dempul disebabkan
oleh adanya obstruksi traktus bilier sehingga menyebabkan terganggunya aliran empedu yang
memasuki usus. "rine menjadi lebih gelap pada kolestasis. >ilirubin yang terkonjugasi
dieksresikan ke urine dan menyebabkan bilirubinemia yang bisa timbul sebelum adanya
ikterus.
11,13,1=
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya hepatomegali dengan derajat kerusakan
fungsi hati dan nekrosis hepatoselular yang bervariasi. 6olestasis ditandai dengan akumulasi Jat.
Jat yang tidak bisa diekskresikan karena oklusi atau obstruksi dari sistem bilier, yang ditandai
dengan meningkatnya alkali fosfatase, gamma glutamyl transpeptidase dan bilirubin direk.
12

Pemeriksaan laboratorium yang paling penting pada bayi dengan ikterus yang lebih dari 2
minggu adalah bilirubin direk. Aika bilirubin direk meningkat, maka harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Aika bilirubin direk lebih dari 13 umol!# atau lebih dari 1/7 dari
bilirubin total, maka seharusnya dipikirkan suatu keadaan yang tidak normal. 0elain itu disertai
dengan peningkatan kadar N,-, rendahnya albumin, peningkatan alkalin fosfatase dan
pemanjangan P- dan &P--.
13,1=
Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu dengan pemeriksaan
sonografi hepatobiliar, s$intigraphy dan biopsi hati dapat membedakan antara neonatal hepatitis
dan ekstrahepatik atresia bilier sebanyak 87 kasus. "ltrasonografi dapat menilai ukuran dan
tampilan dari hati dan kandung empedu termasuk visualisasi batu empedu. -api jika dengan
27
ketiga pemeriksaan ini diagnosis belum bisa ditegakkan maka operatif $holangiogram perlu
dilakukan untuk membedakan dua kelainan tersebut. 0aat ini sudah dikembangkan pemeriksaan
4? $holangiogram dalam membedakan kasus kolestasis.
32
(kterus dan disfungsi hati sering
menyertai berbagai infeksi bakteri. (kterus dapat merupakan hasil se$ara langsung dari bakteri
atau sebagai host terhadap respon terhadap infeksi. 0ekitar 2 7 sepsis dan infeksi bakteri
menyebabkan ikterus pada semua usia. (kterus berhubungan dengan infeksi disebabkan oleh
beberapa organisme, termasuk bakteri aerob dan anaerob gram negatif dan gram positif.
6ebanyakan disebabkan oleh gram negatif. Pathogenesis ikterus pada infeksi sistemik adalah
multifaktorial. Perkembangan penyakit kuning mungkin terjadi dari suatu penyimpangan dalam
pengolahan bilirubin oleh hepatosit atau dari efek lain pada hati yang mengarah pada akumulasi
bilirubin dalam tubuh. Proses tersebut termasuk peningkatan bilirubin dari hemolisis, $edera
hepatoseluler, dan kolestasis dari sepsis dan dari berbagai obat yang digunakan untuk
pengobatan sepsis. -erapi kolestasis kebanyakan merupakan terapi suportif, yang terdiri dari
terapi dari komplikasi kolestasis kronik seperti pruritus dan nutrisi untuk malabsorbsi dan
defisiensi vitamin dan dalam terapi ini menggunakan asam ursodeoGy$holi$ dapat
meminimalkan kematian pada kolestasis neonatal.
3,33
&sam ursodeoGy$holi$ ("DD&% adalah
asam empedu hidrofilik alami yang a1alnya digunakan dalam penghan$uran batu empedu dan
diamati memiliki efek menguntungkan pada banyak bentuk kolestasis. Dosis a1al adalah 2 mg
! kg ! dibagi 2 dosis. <fek samping yang umum adalah diare yang biasanya berespon dengan
pengurangan dosis. "DD& dapat dihentikan ketika $holestasis telah diselesaikan.
3=
Pengobatan
standar atresia bilier adalah hepatoportoenterostomy 6asai dengan $holangiogram intraoperatif
untuk mengetahui lokasi obstruksi sebelum operasi.
3/
5amaran laoratoris kolestasis intrahe'atis dan ekstrahe'atis se(ara kasar
$%

7ntrahe'atis Ekstrahe'atis
&#-!&0- EEE E
,,- E EEEE
>ilirubin serum EEE EE
28
Pada kasus ini didiagnosis kolestasis karena didapatkan penderita kuning pada saat usia 13 hari
pera1atan hari ke 8, tinja tidak berwarna dempul sehingga bisa menyingkirkan atresia
bilier yang merupakan penyebab terbanyak dari kolestasis ekstrahepatik Pada
pemeriksaan fisik ditemukan sklera dan kulit yang ikterus serta adanya pembesaran hati (3.3 $m
ba$%. 0edangkan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan kadar bilirubin direk
yang lebih dari 1/ 7 dari bilirubin total, meningkatnya ,amma ,-, alkalin fosfatase dan
menurunnya albumin. Pada kasus ini telah dilakukan "0, hepatobilier dengan hasil yang
normal. Dapat disimpulkan penyebab kolestasis pada pasien ini disebabkan oleh sepsis
neonatorum.
Defek septum atrial atau #trial Septal $efect (&0D% adalah gangguan septum atau sekat
antara rongga atrium kanan dan kiri. 0eptum tersebut tidak menutup se$ara sempurna dan
membuat aliran darah atrium kiri dan kanan ber$ampur. &da 3 jenis &0D, yang tersering adalah
patent foramen ovale (P*'%, lubang ke$il antara 2 atrium yang membantu sirkulasi darah pada
janin dan ditemukan saat lahir. 0esaat sesudah lahir, foramen ovale biasanya menutup bertahap.
Pada bayi dengan lubang yang menetap, terdapat peningkatan kerja jantung sebelah kanan
dengan aliran darah yang berlebihan ke jantung. &0D primum yaitu lubang dibagian ba1ah
septum yang sering menyebabkan gejala pada usia anak dan biasanya berhubungan dengan
kelainan 1 atau lebih katup jantung. &0D sekundum yaitu lubang dibagian tengah septum,
merupakan jenis tersering dengan gejala asimptomatik sampai usia sekolah atau remaja.
13
,ejala &0D sekundum atau ostium sekundum dapat asimptomatik atau ringan. 0elain
dari pemeriksaan fisik, diagnosis &0D dapat ditegakkan menggunakan transthora$i$
e$ho$ardiography (--<% dengan teknik 4.mode dan 2 dimensi dan Doppler ber1arna untuk
mendeteksi tanda atrial shunt. -anda dari &0D yaitu bising jantung ejeksi sistolik di sela iga ((.
((( garis parasternal kiri. Pemeriksaan penunjang lainnya dapat membantu menegakkan diagnosis
&0D seperti foto torak, ekokardiogram, elektrokardiogram, kaeterisasi jantung.
32
-erapi medikamentosa berupa diuretik dapat menurunkan volume darah dan menurunkan
kerja jantung. 0ebagian besar os&0D akan menutup sendiri sebelum usia 1 tahun, bila sampai
usia 2 tahun &0D belum menutup kemungkinan &0D tidak dapat menutup sendiri. os&0D satu.
29
satunya &0D yang saat ini diindikasikan untuk dilakukan penutupan perkutaneus sebagai terapi
yang aman, efektif dan umum.
13
)entrikel 0eptal Defek dan &trium 0eptal Defek merupakan kelainan jantung ba1aan
tipe nonsianotik dengan diadapatkan adanya pirau dari kiri ke kanan.)0D merupakan kelainan
jantung ba1aan yang paling sering ditemukan sekitar 37 dari semua penyakit jantung ba1aan
sementara &0D sekitar 17.Pada kelainan ini bila tidak terjadi penutupan defek se$ara spontan
maka diperlukan tindakan pembedahan.
1/
Defek septum ventrikel (D0)%merupakan salah satu jenis penyakit jantung ba1aan. D0)
kadang ditemukan sebagai defek tersendiri (27% atau bagian dari penyakit jantung ba1aan,
seperti tetralogi falot dan transposisi arteri besar. )0D merupakan kelainan jantung ba1aan
(kongenital% berupa terdapatnya lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya
hubungan aliran darah antara ventrikel kanan dan kiri. 0e$ara normal lubang tersebut akan
menutup selama akhir minggu keempat massa embrio. #ubang tersebut dapat hanya satu atau
lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan.
)0D merupakan penyakit kelainan ba1aan yang paling sering ditemukan sekitar 3,/ 7.
6lasifikasi )0D berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu9 1% perimembranous (tipe paling sering,
27% bila lubang terletak di daerah pars membrana$eae septum interventri$ularis, 2% subarterial
doubly commited, bial lubang terletak di daerah septum infundibuler dan sebagian dari batas
defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup pulmonal, 3% muskuler, bial
lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis.
1/,12
&danya lubang pada septum interventrikularis memungkian terjadinya aliran darah dari
ventrikel kiri ke ventrikel kanan oleh karena gradien tekanan sehingga aliran darah ke paru
bertambah. ,ambaran klinis tergantung dari besarnya defek dan aliran darah (shunt% serta
besarnya tahanan pembuluh darah paru. &pabila defek ke$il atau restriktif tidak tampak adanya
gejala (asimptomatik%. Pada defek ke$il gradien tekanan ventrikel kiri dan kanan sebesar > 2=
mmCg, tekanan sistolik ventrikel kanan dan resistensi pulmonal normal. Pada defek moderat
dengan restriksi gradien tekanan ventrikel kiri dan kana berkisar 32 mmCg, resistensi pulmonal
dan tekanan sistolik ventrikel kanan meningkat namun tidak melebihi tekanan sistemik. Pada
keadaan ini, ukuran ventrikel kiri dan atrium kiri dapat membesar akibat bertambahnya beban
volume. Defek besar non.restriktif akan ditandai dengan tekanan systole ventrikel kanan dan
30
ventrikel kiri sama sehingga terjadi penurunan aliran darah dari kiri ke kanan, bahkan dapat
terjadi aliran darah dari kanan ke kiri. Pada keadaan ini memberikan keluhan seperti sesak napas
dan $epat $apek serta sering mengalami batuk dan infeksi saluran napas berulang. Cal ini
mengakibatkan gangguan pertumbuhan. Dalam perjalanannya, beberapa )0D dapat menutup
se$ara spontan (tipe perimembranous dan muskuler%, terjadi hipertensi pulmonal, hipertrofi
infundibuler, atau prolaps katup aorta yang dapat disertai regurgitasi (tipe subarterial dan
perimembranous%.
12,33
>ayi ini diketahui menderita )0D dari gejala didapatkan asimptomatik, dari pemeriksaan
fisik ditemukan bising pansistolik di sela iga (((.() garis parasternal kiri pada jantung dan untuk
diagnosis pasti dilakukan ekokardiografi. 0etelah dilakukan ekokardiografi ternyata didapatkan
)0D dan &0D se$ara bersamaan. -etapi pada bayi ini belum perlu dilakukan tindakan
pembedahan karena diperlukan 1aktu 1 tahun kemdian dilakukan ekokardiografi lagi untuk
melihat apakah sudah terjadi penutupan sendiri atau perlu dilakukan tindakan pembedahan atau
intevensi kateterisasi.
Prognosis pada bayi ini dubia ad bonam karena penderita berespon terhadap pemberian
oksigen dan pemberian antibiotik injeksi. Penatalaksanaan dengan segera menentukan prognosis
dari bayi ini. >ayi dipulangkan dengan keadaan stabil. Pada bayi ini kolestasis akan menghilang
dengan sendirinya seiring dengan teratasinya sepsis. &njuran se1aktu pulang berupa observasi
nafas, aktivitas dan minum susu terutama memberi &0( eksklusif sampai usia 2 bulan.
31
DA!#AR PUS#AKA
1. - Duke. +eonatal pneumonia in developing $ountries. &r$h. Dis. Dhild. *etal neonatal
<d. 2/O8O211.8.
2. ,essner >D, Dastrodale #, ,abarro 40. &etiologies and risk fa$tor for neonatal sepsis
and pneumonia mortality among &laskan infants. <pidemiol infe$t. 2/O1339533.51.
3. 4$(ntosh 6. Dommunity. a$Kuired pneumonia in $hildren. + <ngl A 4ed. 22O
3=29=28.33.
4 &nonymous. 25, Pneumonia. 'nline, &vailable, 111.medi$inenet.$om, diakses
tanggal 2 4aret 211.
/. >radley A0. 8. A0 >radley. 4anagement of $ommunity.aKuired pediatri$ pneumonia in ad
era of in$reasing antibioti$ resistan$e and $onjugate va$$ines. Pengelolaan komunitas
diperoleh pneumonia pediatri$ di era meningkatkan resistensi antibioti$ dan vaksin
konjugat. Pediatr (nfe$t Dis A 22O 21O /82.5, 213.=. Pediatr (nfe$t Dis A 22O 21 9/28.
5, 213.=.
2. Aain +6, Aain )4, 4ahesh1ari 0. Dlini$al profile of neonatal sepsis. 6athmandu "niv
4ed A. 23O19113.2.
32
3. <s$obar ,A, #i D, &mstrong 4&, ,ardner 4+, *ol$k >*, )erdi A<, et al. +eonatal
sepsis 1orkups in infants >2 grams at birth9 a population.based study. Pediatri$s.
2O1292/2.23.
5. 4osayebi P. 4ovahedian &C, 4oniri ?. Profile of ba$terial sepsis in neonates from
kashan in iran. A (nfe$t Dis &ntimi$rob &gents. 23O2983.12.
8. #ehman, Dristopher 4. 0epsis in ne1born. neonatal sepsis. -he physi$ianQs guide to
laboratory test sele$tion and interpretation. "tah9 &rup #aboratories 22O1.=.
1. &minullah &. 0epsis pada bayi baru lahir. Dalam9 6osim 40, Runanto &, De1i ?,
0arosa ,(, "sman &. >uku ajar neonatologi. <d 1.Aakarta9 >adan Penerbit (D&(O
25.h.13.5/.
11 !u"ano #$ %i&astro '$ (iliberti )$ *egnente +$ ,aimondi -$ .orio , /holestasis
in neonatal intensi0e &are unit 1 in&iden&e$ aetiology and management +&ta
)aediatr 20092 981 1756361
12. Casan C&, >alistneri B. +eonatal Dholestasis. Dalam9 6liegman ?4, >ehrman ?<,
Aenson C>, 0tanton >*, editors. +elson teGtbook of pediatri$s. <disi 15. Philadelphia9
0aunders <lsevier 23O p.1225.32.
13 #&4iernan )5 %eonatal &holestasis 6emin %eonatol 5 20022 71 153365
14 *enigala 6$ (ourley (, %eonatal &holestasis 6emin )erinatol 5 20042 281 3483
55
1/. ?ilantono #(. 23. SDefek 0eptum )entrikelT in ?ilantono #( (ed% et u #%ar Kardiologi.
Aakarta9 >alai Penerbit *6"(.
12. +an$y #. 4$Daniel. )entri$ular and atrial septal defe$ts. Pediatr. ?ev. 21O22922/.3.
13. Peller A#, #ynm D, ,lass ?4. &trial septal defe$t. A&4&. 22O28292=.
15. ,aston >. Pneumonia. Pediatr ?ev. 22O239132.=. 3 22. ,aston >. PneimoniaO
Pediatr ?ev 239132.=.
19 Daserta, 4. -. 28, +eonatal Pneumonia, 'nline, &vailable,
http9!!111.mer$k.$om!mmpe!see18!$h238!$h2381.html, diakses tanggal 2 4aret 211.
33
2. <ngle BD, Aa$kson ,#, 0endelba$h D, *ord D, 'lesen >, >urton 64, et al. neonatal
pneumonia 9 $omparison of = vs 3 days of therapy in term and near term infants. A
Perinatol. 2O29=21.2.
21. +elson AD. 22. +elson AD. Dommunity.aKuired pneumonia in $hildren9 guidelines for
treatment. Pediatr (nfe$t Dis A. 2O1892/1.3. 6omunitas. infeksi pneumonia pada anak.
anak9 pedoman untuk pera1atanO Pediatr (nfe$t Dis A. 1892/1.3. 2.
22. Dhiesa D, Panero &, 'sborn A*, 0imonetti &*, Pa$ifi$o #. Diagnosis of neonatal sepsis9 a
$lini$al and laboratory $hallenge. Dlin Dhem. 2=O/9238.53.
23. Darma1an (. 0epsis +eonatorum. Dalam9 Darma1an (. "pdate on 0epsis. Aakarta
*armedia, 25.h.2/.=3.
2=. -okarman 4, &sfharpaiman 0 C, Coseini 4 A, 4oradi 4, 4aJraati &, &mirsalari 0, et
al. Platelet $ount and neonatal sepsis9 a high prevalen$e of enteroba$ter spp. 0ingapore
4ed A. 28O/9=52./.
25 #&4iernan )5 %eonatal &holestasis 6emin %eonatol 5 20022 71 153365
22. >ender #, -haarup A, )arming 6, 6rarup C, <riksen 0<, <bbesen *. <arly and late
markers for the dete$tion of early onset neonatal sepsis. Dan 4ed >ull. 25O//(=%9218.
23.
27 !hermiany +6$ ,etayasa 7$ 4ardana #$ 8ila .% 9iagnosti& a&&ura&y o" septi&
markers "or neonatal sepsis )aediatr .ndones 20082 48:5;1 2993305
25. ?ahman 0,Cmeed &, ?oghani 4-, "llah P. 4utidrug resistant neonatal sepsis in
Pesha1ar, Pakistan. &r$h Dis Dhild *etal +eonatal.22O539/2.=.
28. Cot$hkiss ?0, 6arl (<. -he pathophysiology and treatment of sepsis. + <ngl A 4ed.
23O3=59135./.
30 /hand %$ 6anyal +5 6epsis3indu&ed &holestasis <epatology 5 20072 45:1;1
230341
31. >isgaard #.D.&. 1 1eek old infant 1ho has jaundi$e. Pediar ?ev. 21O229=5.12.
34
32. 4etremeli D, 0o +, Dhu B, #am B. 4agneti$ resonan$e $holangiography in $hildren.
>r A ?adiol. 2=O=/91/8.23.
33. 0u$ky * A. +eonatal Dholestasis. Pediatr ?ev. 2=O2=9355.82.
3=. Poddar ", >hatta$harya &, -hapa >. "rsodeoGy$holi$ a$id. augmented hepatobiliary
s$intigraphy in the evaluation of neonatal jaundi$e, A +u$l 4ed. 2=O=/(8%91=55.81.
3/. Deust$h A, 0mith &#, Dank D4. #ong. term prognosis for babies 1ith neonatal liver
disease. &r$ Dis Dhild.25O29==3./1.
32. Uuaresma &, Providen$ia ?, Uuintal +, Dosta 4, Uuintal (, 0antos 4A, et al. -he
importan$e of e$ho$ardiography in the diagnosis and treatment of ostium se$undum.type
atrial septal defe$t. ?ev Port Dardiol. 21O2891383.==.
33. Bebb ,D, 0mallhorn A*, -herrien A, et al. Dongenital heart disease. Pipes DP, #ibby
P, >ono1 ?', >raun1ald <, eds. Braun!ald&s 'eart $isease( # )e*tboo" of
ardio+ascular Medicine. 5th ed. 0t. #ouis, 4o9 B> 0aundersO 239$hap 21.
35

Anda mungkin juga menyukai