Anda di halaman 1dari 3

6.

Sangkulirang Fault adalah sesar mendatar besar juga yang terletak di sebelah
selatan Sesar Mangkalihat sepanjang Sungai Karangan di sebelah utara Cekungan
Kutei. Sesar Sangkulirang banyak digambarkan para penulis juga sebagai sesar
sinistral. Keberadaan sesar ini ditunjukkan oleh arah lipatan-lipatan di
sebelah utara (trend Saka, Paridan) dan sebelah selatan sesar (trend Keraitan,
Sembulu, Sekurau) yang menunjukkan perubahan yang tajam saling tegak lurus satu
sama lain. Bengkokan dogleg semacam itu menunjukkan keberadaan Sesar
Sangkulirang di bawahnya.
(https://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg27162.html)
7. Pegunungan Bukit Barisan adalah jajaran pengunungan yang membentang dari ujung utara (di
Nangroe Aceh Darusalam) sampai ujung selatan (di Lampung) pulau Sumatra. Proses
pembentukan pegunungan ini berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu berkisar antara 45
450 juta tahun yang lalu. Teori pergerakan lempeng tektonik menjelaskan bagaimana
pegunungan ini terbentuk.
Sejarah Kejadian Bukit Barisan:
Mesozoikum Bawah
Bukit barisan masih merupakan Foredeep dari Orogene Malaya, terisi dengan Sendimen marin.
Terjadi penyusupan batuan Ophiolith (larva basa/ ultra basal) sebagai mana dapat dijumpai di
Pegunungan Garba dan Gumai (Sumatra Selatan)
Kapur Atas mengalami Penggkatan I
Terjadi intrusi batuan granit dalam batuan sendimen slate masa Mesozoikum. Pegunungan yang
terbentuk ini sifatnya masih non vulkanis dan dikenal sebagei Proto Barisan.
Paleogen ( Oligo-Miosen)
Terjadi penurunan Proto Basin secara pelan-pelan Asthenolith yang terdiri dari materi magma
dengan pemasaman sedang sehingga terperas sehingga menyebar ke arah sisi bagian luar. Di
Sumatra Selatan penurunan ini disertai dengan aktivitas vulkanisme, menghasikan batuan
Andesit Tua.
Intra Meosen
Mengalami penggkatan II disertai intrusi Batholit mendekati permukaan bumi membentuk
vulkan-vulkan andesit tua. Pengkatan masa ini bersifat vulkanis dengan erupsi asam dan sedang.
Sebagai kompensasi dari pengkatan ini terbentuk foredeep dan backdeep yang kemudian terisi
sedimen. Intrusi magma asam menyebabkan keluarnya larva dasitis yang dapat di jumpai di
Bengkulu berupa tuff dasitis (dasit adalah andesit yang kaya dengan kuarsa, butir-butirnya kasar
tidak seperti Andesit yang berbutir halus). Reaksi grafitasional terhadap pengangkatan II
mengakibatkan pucak Geantiklin Bukit barisan pecah-pecah menghasilkan slenk atau Graben
antara Batang Ankola-Batang Toru di Sumatara Utara. Materi sedimen di backdeep di sekitar
Palembang, Mangkani, Batak Land mengalami pelipatan.
Niogen (MioPliosen)
Bukit Barisan mengalami penurunan lagi secara pelan-penan kemudian terisi dengan sedimen.
Plio-Pleistisen
Bukit Barisan mengalami penggkatan III di mana seharusnya sudah tidak vulkanis namun terjadi
pengaktifan kembali vulkanisme. Gaya tarik ke dasar laut yang dalam di sebelah barat
menyebabkan retakan-retakan yang memungkinkan magma masuk menyusup lewat retakan
tersebut. Akibatnya geantiklin patahan memanjang disekitar slank membentuk Lembah
Semangka yang bermula dari Teluk Semangkadi Tenggara sampai Lembah Aceh di Barat Laut.
Tumbukan lempeng tektonik antara indian-australian plate dengan eurasian plate terus bergerak
secara lambat laun. Saat kedua lempeng bertumbukan *saling mendekati*, bagian dari indian-
australian plate berupa kerak samudera yang memiliki densitas yang lebih besar *tentu lebih
berat* tersubduksi tenggelam jauh ke dalam mantel dibandingkan dengan kerak benua pada
eurasian plate *di posisi pulau sumatera*. Zona gesekan akibat gaya tekan dari tumbukan
tersebut menjadi begitu panas sehingga akan mencairkan batuan disekitarnya (peleburan parsial).
Kemudian batuan cair tersebut *magma* naik lewat/menerobos/mendesak kerak dan berusaha
keluar pada permukaan dari lempeng di atasnya. Alhasil terbentuklah busur pegunungan bukit
barisan di bagian tepi eurasian plate, di pulau Sumatera, Indonesia
8. RMKS Fault Zone sebagaimana namanya (Rembang-Madura-Kangean-Sakala) tak berhenti di
Madura, tetapi terus ke timur sampai Sakala di sebelah timur Kepulauan Kangean, atau di utara
Lombok. Ini adalah sesar besar. Hubungan tektonik antara Madura dan Bali bisa dibilang tidak
ada, tetapi antara Madura dan Sidoarjo ada hubungan tektonik, yaitu keduanya dilalui oleh sesar
mendatar besar bernama Sesar Watukosek, itulah yang sama-sama memunculkan mud volcano
LUSI di Sidoarjo dan mud volcano Bujel Tasek, Socah di Madura (lihat foto di bawah).
Dari Rembang di barat sampai area Sakala di sebelah timur Kangean merupakan jalur sesar
mendatar besar yang bergerak sisi kirinya (sinistral) terkenal dengan nama RMKS (Rembang-
Madura-Kangean-Sakala) Fault Zone. Sesar yang terjadi sesudah Miosen Tengah ini juga
merupakan jalur deformasi inversi yang kuat dengan ditandai betapa banyaknya deformasi
kompleks khas sesar mendatar sepanjang jalur itu. Panjang jalur sesar ini 675 km dan lebarnya
15-40 km, sebuah zona sesar yang besar di Indonesia.
Pulau Madura adalah pulau yang menderita pengangkatan paling kuat dari RMKS Fault Zone
tersebut. Dengan cara terangkat paling tinggi melebihi jalur sebelah barat (Rembang-
Pangkah/Tuban) dan sebelah timur (Kangean-Sakala) maka Pulau Madura muncul dari laut dan
menjadi pulau.
Dari Jalur Rembang-Sakala itu, sebenarnya Pulau Madura yang muncul pertama, yang lainnya
masih laut dangkal, baru kemudian menyusul area Rembang-Pangkah/Tuban muncul dan area
Kangean-Sakala. Maka, Pulau Madura sebenarnya tak pernah memisahkan diri dari Jawa dalam
gambaran retak lalu hanyut, ia memisahkan diri dari jalur Jawa karena terangkat lebih dulu
dibandingkan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai