NIM : 092104239 Kelas : Non Reguler Penulis : Bash and his school
Arti dalam bahasa Indonesia : Sebuah pancaran kilat yang tiba-tiba : Hilang dalam kegelapan menuju Jeritan burung bangau malam
Struktur Luar Puisi (Surface Structure) 1. Latar belakang penulis Basho (1644-1694) adalah salah satu murid Buddha Zen dan puisi-puisinya, yang terbaik, adalah puisi yang mengekspresikan kepeduliannya akan hidup. Basho lahir pada tahun 1644. Masa mudanya dihabiskan untuk melayani Yoshitada, anak pertama dari tuan tanahnya yang sangat menyukai literatur dan mempelajari haikai (haiku jenaka). Saat usianya 23 tahun, Basho meninggalkan pekerjaannya sebagai samurai, lalu pergi ke Edo pada usianya yang ke-29. Awalnya ia menggunakan nama Tosei dan kemudiannya menggantinya menjadi Basho, ketika ia tinggal di Basho-an, yang terletak di Fukagawa. Selain menulis puisi, Basho sering menghabiskan sisa hidupnya dengan berkelana sambil menulis diarinya. Puisinya yang terkenal adalah furui ike ya Filosofi Zen dalam puisinya menjadi contoh bagi penulis haiku setelahnya (Ueda, 1995 : 3). A sudden light gleam : Off into the darkness goes The night herons scream
2
2. Tipografi Adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. Puisi (Haiku) ini memiliki tipografi yang mana setiap baris dibawahnya disusun semakin menjorok ke dalam.
3. Diksi Adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Makna kata / Diksi terdiri dari dua macam arti yakni denotasi dan konotasi. Menurut Atmazaki (1993 : 35) Arti denotasi adalah arti pertama sebuah kata, sering juga disebut arti kamus. Sedangkan arti konotasi adalah arti kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dan bersifat subjektif konotasi sebuah kata dapat berbeda bagi sebuah orang. Kata-kata A sudden light Gleam dilihat secara denotasi sudah memiliki makna yang jelas yaitu kilat yang tiba-tiba namun kilat juga dapat diartikan sebagai kedahsyatan dan kecepatan. Kemudian makna konotasi yang terdapat pada The night herons scream . Night herons yang secara denotasi diartikan sebagai bangau malam dan scream yang berarti jeritan. Burung bangau pada umumnya digunakan sebagai lambang dari keindahan, panjang umur, kebahagiaan, dan kesetiaan. Namun dari pada keindahan arti dari simbol Burung Bangau, Bangau itu sendiri memiliki suara yang terdengar mengerikan dan sayap-sayapnya yang berwarna putih bercahaya di kegelapan. Selain itu makna konotasi yang lainya dari kata goi merujuk pada nama bangau malam sebenarnya memiliki pengucapan yang identik dengan tulisan Goi (The Five Modes) of Tung Shan. (The Five Modes) of Tung Shan merupakan pengajaran di dalam Zen.
4. Imaji Adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. 3
Baris pertama dan kedua puisi ini mengungkapkan adanya imaji visual yaitu tentang pemandangan kilat yang tiba-tiba muncul dan kemudian hilang. Sedangkan pada baris ketiga mengungkapkan imaji suara yaitu tentang Jeritan burung Bangau.
5. Kata Konkret Adalah kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret Kilat: melambangkan kedahsyatan atau kekuatan. Kata konkret malam melambangkan kegelapan, dan Jeritan dapat melambangkan kesedihan, keterpurukan, ketidakberdayaan dan putus asa.
Struktur Dalam 1. Tema / Makna Sebuah kilat dan adanya burung bangau yang ketakutan beserta jeritannya memunculkan sebuah kecantikan dari perasaan ngeri.
2. Amanat Mungkin yang ingin disampaikan oleh penyair haiku ini adalah bagaimana terkadang di dalam hidup adanya masalah-masalah yang muncul tiba-tiba seperti kilat yang begitu cepat, seringkali menghancurkan apa yang telah susah payah dibangun. Seperti keindahan burung bangau yang menjadi suatu kengerian dari teriakannya dan ketakutan yang dirasakan saat adanya tekanan dalam hidup. Namun dibalik itu semua bila dapat mengelolah maka masih akan terdapat suatu keindahan.