Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI

PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI ELIBRARY

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas dalam pelatihan jardiknas

Disusun oleh
Winisudarwanti S.Sos
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 CIAMIS
No.Peserta 107080082
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ii
……………………………………………………………

………..……….............................
………………………………………….....
PENDAHULUAN 1
………………..……….…… …..…............................... 1
A. Latar Belakang……………………………………………. 1
…………….....................................… 1
B. Perumusan masalah……………..………………………. 2
…………..........….….................….… 2
C. Tujuan ………………………………………………........…. 3
…………...................……............... 3
BAB I PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN TEKNOLOGI INFORMASI ………............... 4
…….............……..… 4
1 Gambaran Umum Perpustakaan Sekolah ........................................................................... 5
2 Teknologi Informasi di Perpustakaan Sekolah ..................................................................... 9
A. Faktor Penggerak ............................................................................................................ 10
B. Cakupan dari Automasi Perpustakaan .........................................................................
C. Keperluan Pengguna .....................................................................................................
D. Unsur Unsur Automasi Perpustakaan ...........................................................................
BAB II KONSEP PERPUSTAKAN SEKOLAH SEBAGAI ELIBRARY .....
……………….............…………………
A. Prinsip – Prinsip Pengembangan Perpustakaan Digital .......................................................
B. Unsur – Unsur Pendukung
PENUTUP ………………………………………………………………………
……. 11

A. Kesimpulan…. …..………....……..……...............
………………….............…………………….... 14
B. Saran …………….……..….…………………................
……………………............…………....... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................ 16
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas ijin dan karuniaNYA, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan Sekolah
Melalui ELibrary

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dalam pelatihan Jardiknas. Penulis menyadari bahwa makalah
ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat menghargai dan mengharapkan kritik dan
saran
membangun dari berbagai pihak.

Pada kesempatan kali ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Drs. Tatang Ibrahim,M.Pd , selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ciamis yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pelatihan Jardiknas
2. Drs. H. Rachmat Moestari AS , Ibu Ani Herliani, Bapak Dodo Supriadi, Bapak Cucu Syamsudin beserta
fasilitator lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berkenan berbagi ilmu
dalam pelatihan Jardiknas.
3. Dra. Nina Marliana, Rastini, S.Pd, Dra.Hj Yanti Yuningsih, Patonah S.Pd yang telah memberikan batuannya
mengelola perpustakaan MAN 2 Ciamis selama penulis mengikuti pelatihan dan menyusun makalah ini.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang lebih baik. Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis
memohon pertolongan. Amin.

Ciamis, September 2007


Penulis,
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar, perpustakaan sekolah memiliki fungsi utama
yaitu pendidikan, disamping fungsinya yang lain yaitu penyimpanan, pelestarian bahan pustaka dan
rekreasi. Layanan yang biasa diberikan perpustakaan sekolah adalah penyediaan bahan bacaan bagi
pengunanya, yaitu siswa, guru dan karyawan. Diharapkan dengan bahan bacaan tersebut, akan ada
pengaruh peningkatan daya serap dan daya nalar siswa dalam proses pendidikan. Sementara bagi para
guru, bahan pustaka yang ada di perpustakaan diharapkan dapat digunakan untuk memperluas
cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan mengajar. Demikian pula dengan para karyawan, bahan
pustaka tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk lebih menghayati tugasnya masing
masing.

Untuk itulah koleksi perpustakaan sekolah tidak seharusnya selalu berupa buku paket pelajaran. Informasi
penting dan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan mendalam justru biasanya bisa didapatkan dari
bebagai sumber seperti ensiklopedi, majalah, jurnal dan buku bacaan ilmiah lainnya. Sedangkan sebagai
bahan rekreasi, siswa dapat memanfaatkan koleksi fiksi atau bukubuku cerita.

Ditengah perkembangan kemajuan teknologi informasi dewasa ini, perpustakaan sekolah perlu
melakukan terobosan baru guna meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kepada penggunanya.
Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan elibrary. E – library atau perpustakaan
elektronik
merupakan penyimpanan informasi, dokumen, audiovisual, dan materi grafis yang tersimpan dalam
berbagai jenis media berkisar dari, misalnya buku cetak, majalah, laporan dan poster hingga ke mikrofis,
slid, film, video, compact disc, audio tapes, optical disc, pita magnetis, disket atau floppy disc, serta
media lain yang tengah dikembangkan.

Elibrary merupakan salah satu bentuk kemajuan di bidang teknologi informasi. Definisi teknologi informasi
itu sendiri adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah serta
menyebarkan informasi. (Basuki, 87).

Perpustakaan elektronik juga merupakan bagian sebuah jaringan kerja (network). Dimana secara teoritis
pemakai dapat memperoleh salinan elektronik sebuah dokumen darimanapun, asal tidak ada kendala
keamanan, politik, ekonomi dan sosial.

Beberapa perpustakaan sekolah telah memulai langkah ke perpustakaan elektronik, ada pula
perpustakaan yang telah mengkomputerkan sistem temu balik serta sistem jasanya. Hanya saja
mengingat teknologi informasi tidak hanya terbatas pada perangkat keras (alat) dan perangkat lunak
(program), tetapi juga mengikutsertakan manusia serta tujuan yang ditentukan maka penggunaan
teknologi informasi terutama e – library sebagai pilihan dalam mengembangkan perpustakaan sekolah,
perlu memperhatikan beberapa aspek diantaranya aturan dan kemampuan sekolah yang bersangkutan.

B. PERUMUSAN MASALAH
Mengingat hampir sebagian besar perpustakaan sekolah di Indonesia dalam kondisi yang serba terbatas,
maka perlu diketahui sejauh mana penerapan teknologi informasi di perpustakaan sekolah dapat
dilakukan melalui elibrary.

C. TUJUAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan teknologi informasi di
perpustakaan sekolah dapat dilakukan melalui elibrary.
BAB I
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN TEKNOLOGI INFORMASI

1. GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH


Sebuah perpustakaan sekolah, pada hakekatnya adalah sebuah unit kerja yang bertugas memberikan
layanan bacaan dan informasi kepada masyarakat sekolah agar proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah yang bersangkutan dapat berjalan dengan baik.

Idealnya perpustakaan sekolah memiliki unsurunsur sebagai berikut :


a. Ruangan atau gedung
Yang berfungsi untuk menampung bahan pustaka, juga berfungsi sebagai tempat layanan kepada
pengguna perpustakaan.
b. Bahan pustaka
Berfungsi sebagai sumber belajar dan media informasi yang akan dilayankan kepada pengguna.
c. Tenaga pengelola
Merupakan pelaksana layanan dan penanggungjawab semua kegiatan di perpustakaan
d. Perabot dan perlengkapan
Berfungsi untuk menampung dan memajang bahan pustaka yang akan dilayankan. Sedangkan
perlengkapan diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan layanan
perpustakaan.
e. Keuangan
Untuk mendanai berbagai kegiatan perpustakaan.

Meskipun hampir sebagian besar perpustakaan sekolah di Indonesia belum memenuhi secara lengkap
unsurunsur tersebut, tetapi perkembangannya terus mengalami kemajuan.

Harus disadari bahwa perkembangan sebuah perpustakaan sekolah tidak bisa hanya diserahkan kepada
pengelolanya saja. Berbagai pihak yang terkait ikut menentukan perkembangan sebuah perpustakaan
sekolah. Dan pada saat ini, perhatian berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun perorangan
yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan perpustakaan semakin besar.

Disadari atau tidak, perpustakaan sekolah memiliki manfaat sebagai berikut :


1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan muridmurid terhadap membaca.
2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar muridmurid.
3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan membaca.
4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat penguasaan teknik membaca.
5. Perpustakaan sekolah dapat melatih muridmurid ke arah tanggung jawab.
6. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar muridmurid dalam menyelesaikan tugastugas sekolah.
7. Perpustakan sekolah dapat membantu guruguru menemukan sumbersumber pengajaran.
8. Perpustakaan sekolah dapat membantu muridmurid, guruguru, dan anggota staf sekolah dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tetapi, perlu diingat bahwa, untuk menciptakan perpustakaan dengan manfaat seperti tersebut diatas,
sebuah perpustakaan sekolah perlu melakukan kegiatan yang menunjang seperti :
1. Pengadaan bahan pustaka secara teratur dan terus menerus.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa bahan pustaka merupakan media informasi dan media
layanan yang akan disampaikan kepada pengguna. Untuk itu diperlukan bahan pustaka yang selalu
up to date dan bisa mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.
2. Pengolahan bahan pustaka
Perpustakaan bukan gudang buku oleh karena itu bahan pustaka yang ada perlu diolah
berdasarkan sistem yang ada, agar pengguna dapat dengan mudah mengakses dan
memanfaatkannya,
3. Layanan perpustakaan
Karena merupakan sebuah unit kerja, maka perpustakaan perlu melakukan kegiatan yang intinya
adalah mendayagunakan koleksi bahan pustaka yang dimilikinya.

Inti dari semua kegiatan perpustakaan adalah pendayagunaan koleksinya. Tanpa adanya pemanfaatan
koleksi bahan pustaka secara maksimal, keberadaan sebuah perpustakaan menjadi kurang berarti.
Pendayagunaan koleksi perpustakaan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah
dengan bantuan teknologi informasi yang akhir akhir ini berkembang sangat pesat

2. TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang tidak terkecuali di
perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang
penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan
teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan
dengan
dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan
digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan
teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti besar gedung yang
digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat
berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran
informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan menulis, mencetak,
mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan
cara
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya untuk umum.

Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:

o Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang
pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan,
inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya.
Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
o Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan
menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam
perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.

Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam suatu sistem
informasi tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur
peralatan teknologi informasi yang mendukung keduanya.

A. Faktor Penggerak
• Kemudahan mendapatkan produk TI
• Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk TI
• Kemampuan dari teknologi informasi
• Tuntutan layanan masyarakat serba “klick”
• Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan
• Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan
• Meningkatkan citra perpustakaan
• Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

B. Cakupan dari Automasi Perpustakaan :


• Pengadaan koleksi
• Katalogisasi, inventarisasi
• Sirkulasi, reserve , interlibrary loan
• Pengelolaan penerbitan berkala
• Penyediaan katalog (OPAC)
• Pengelolaan anggota

Layanan referens tidak termasuk dalam bagian yang terintegrasi dari suatu sistem automasi
perpustakaan, namun yang lebih penting adalah penyediaan teknologi informasi yang digunakan
dalam layanan referens. Layanan informasi referens dikembangkan dengan menyediakan koleksi
dalam bentuk digital yang dikemas dalam CDROM dan akses informasi ke jaringan luar (LAN, WAN,
Internet)

Peran CDROM
• Mempercepat akses informasi multi media baik itu berupa abstrak, indeks, bahan full text, dalam
bentuk digital tanpa mengadakan hubungan ke jaringan komputer.
• Media backup / cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi referens bagi perpustakaan
lain.

Peran Internet
• Untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet.
• Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi.
• Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan informasi.

C. Keperluan Pengguna
Pustakawan sudah seharusnya melayani keperluan pengguna seperti permintaan terhadap akses
yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan dari dalam maupun luar perpustakaan. Dengan begitu
diharapkan agar para pustakawan mahir dalam penggunaan teknologi informasi sehingga mereka
dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yang diperlukan.

Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan


dalam mengautomasikan
perpustakaannya :
• Faham akan maksud dan ruang lingkup dan unsur dari AP
• Faham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh
sebelum merencanakan desain sistem
• Faham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan desain, implementasi, evaluasi
dan maintenance .
• Faham akan proses evaluasi software sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah
sistem
• Faham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk staf dan keterlibatan mereka
dalam seluruh proses kerja
D. Unsurunsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling
mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsurunsur atau syarat tersebut adalah :

1. Pengguna (users )
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakan. Dalam pembangunan
sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna
penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para
anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka ? Seberapa
melek
komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa
pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan.
Automasi Perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun
anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah untuk memberikan
manfaat kepada pengguna.

Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhankebutuhan mereka. Namun perlu hati
hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang
apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan terlalu
banyak atau terlalu sedikit dan kadangkadang persepsi bisa juga keliru.

Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan sistem.
Masukan dari masingmasing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenagatenaga
inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih
sesuai bidang yang akan dioperasikan.

2. Perangkat Keras (Hardware)

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara
cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari
sebuah sistem komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuannya sangat
tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan.

Kecenderungan perkembangan komputer :


• Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
• Harga terjangkau (murah)
• Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
• Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang bertanggung jawab atas
pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung
jawab
adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang
mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor penyedia
komputer.

3. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai
dengan permintaan pemakai. Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan
dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan
(multitasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama
sama (multiuser).

Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri
dengan
berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan software yang
dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware dari Unesco atau
dari
beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat dan
mengembangakan sistem
perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan
institusi pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah sip.
Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai
dari
pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi,
dan
pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.

Kriteria Penilaian Software

Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yang berjalan,
untuk
menilia suatu software tentu saja banyak kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa criteria untuk menilia
software adalah sebagai berikut :
o Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi
tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
o Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil
yang didapatkan.
o Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terusmenerus.
o Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang
cepat.
o Sederhana : menumenu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan
pengguna
o Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun memiliki
potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Menentukan Software
o Membangun sendiri
o Mengontrakan keluar
o Membeli software jadi yang ada di pasaran

Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus


o Sesuai dengan keperluan
o Memiliki ijin pemakaian
o Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan.
o Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi software.

Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses tersedianya dukungan pemakai, karena
diperlukan banyak pelatihan dan pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan
baik. Salah satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat lunak yang
digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar pengguna biasanya menjustifikasikan
layanan
dukungan pelanggan sebagai hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam
pemecahan masalah. Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhankebutuhan minimum
operasi perangkat lunak.
4. Network / Jaringan

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi
di dalam teknologi informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama
melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server dan klien, Network Interface
Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem.

Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah :


o Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
o Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
o Protokol komunikasi yang digunakan
o Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.

5. Data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbolsimbol yang
mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa
alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records,
file dan database.

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi,
dan
mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah
dikumpulkan
dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file
(data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik
bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

6. Manual

Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan,
menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur merupakan aturanaturan yang harus
diikuti bilamana menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak peripheral perangkat keras
maupun sistem tidak berjalan dengan optimal karena dokumentasi yang tidak memadai atau pengguna
tidak mengerti manual yang disediakan. Manual harus dibaca dan dimengerti walau serumit apapun.
Manual adalah kunci bagi kelancaran sistem.

Manual / prosedur dapat juga mencakup kebijakankebijakan khususnya dalam lingkungan jaringan
dimana pemasukan dan pengeluaran data membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan
pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara anggotaanggota jaringan untuk menentukan
standarstandar dan prosedurprosedur.

Standar basis data katalog

Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
yang telah memungkinkan untuk itu dan didasari adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya
bersama. Bentuk tukarmenukar maupun penggabungan data katalog koleksi adalah suatu hal yang sudah
biasa terjadi dalam perpustakaan, kerjasama dapat dilakukan jika masingmasing perpustakaan itu memiliki
kesamaan dalam format penulisan data katalog data. Persoalan yang sering dihadapi dalam kerjasama
tukarmenukar atau penggabungan data adalah banyaknya data yang ditulis dengan sukasuka yaitu tidak
memperhatikan standar yang ada. Pekerjaan konversi data merupakan hal yang membosankan dan
memakan banyak waktu. Sering data katalog dalam perpustakaan tidak menggunakan standar, hal ini
banyak terjadi karena kurangnya pemahaman akan manfaat standar penulisan data. Pertemuanpertemuan
mungkin perlu sering diadakan diantara anggotaanggota jaringan perpustakaan untuk menentukan standar
standar dan prosedurprosedur yang digunakan bersama.

INDOMARC

Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan salah satu hasil dan juga sekaligus salah satu syarat
penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini
dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat besar manfaatnya
bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat.
Keberhasilan ini membuat negara lain turut mengembangkan format MARC sejenis bagi kepentingan
nasionalnya masingmasing.

Format INDOMARC merupakan implementasi dari International Standard Organization (ISO) Format ISO 2719
untuk Indonesia, sebuah format untuk tukarmenukar informasi bibliografi melalui format digital atau media
yang terbacakan mesin (machinereadable) lainnya. Informasi bibliografi biasanya mencakup pengarang,
judul, subyek, catatan, data penerbitan dan deskripsi fisik.

Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat lengkap terdiri dari 700 elemen dan dapat
mendeskripsikan dengan baik kebanyakan objek fisik sumber pengetahuan, seperti jenis monograf (BK),
manuskrip (AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar tercetak, Atlas, Skripsi, tesis dan
disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), dan Jurnal Buku Langka.
BAB II
KONSEP PERPUSTAKAN SEKOLAH SEBAGAI ELIBRARY

Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan. Perkembangan dunia
perpustakaan ini perlu didukung oleh perkembangan teknologi informasi, dimana pemanfaatannya telah
merambah ke berbagai bidang.

Hingga saat ini tercatat beberapa permasalahan di dunia perpustakaan yang coba diatasi dengan
menggunakan teknologi informasi.

Adapun alasan yang mendasari pemikiran tentang perlunya penggunaan teknologi informasi di perpustakaan
adalah sebagai berikut:

a). Perkembangan teknologi informasi di komputer semakin membuka peluangpeluang baru bagi
perpustakaan untuk mengimplementasikan penggunaannya secara murah dan mudah.
b). Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif, preservatif dan rekreatif yang diterjemahkan sebagai
bagian dari aktifitas ilmiah, tempat penelitian, tempat pencarian data/informasi yang otentik, tempat
menyimpan, tempat rekreasi edukatif, perlu didukung dengan sistem teknologi informasi masa kini dan
masa yang akan datang yang sesuai kebutuhan untuk mengakomodir aktifitas tersebut, sehingga
informasi dari seluruh koleksi yang ada dapat diakses oleh berbagai pihak yang membutuhkannya.
c). Volume pekerjaan perpustakaan mengelola puluhan ribu hingga ratusan ribu, bahkan bisa jutaan
koleksi,
dengan layanan mencakup masyarakat sekolah (peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat
luas), perlu didukung dengan sistem otomasi yang futuristik (punya jangkauan kedepan), sehingga dapat
memberikan layanan yang prima, yaitu layanan yang dapat mempermudah pencarian informasi di
dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen , gambar dan database dalam format digital
dengan
cepat, tepat, dan akurat

Konsep penggunaan teknologi informasi yang ditawarkan di perpustakaan diantaranya adalah elibrary atau
perpustakaan digital. Pada dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya
saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber informasinya digital. Koleksi perpustakaan digital
tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk cetak saja tetapi juga artefak digital yang tidak
bisa digantikan dalam bentuk tercetak.

Perpustakaan digital melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai informasi. Manajemen koleksinya
meliputi penyimpanan dan pelayanan bantuan penelusuran informasi.

Sayangnya, pertumbuhan perpustakaan digital masih dilakukan dengan trial and error, sehingga timbul
kesan
pemborosan dan kesiasiaan. Keadaan seperti ini sebenarnya bisa dikurangi sehingga menekan biaya dan
waktu yang tidak perlu, antara lain dengan survei dan studi banding yang kuat.

Lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para pengelola informasi atau pustakawan.
Kebanyakan pustakawan terbuka terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi
tradisional mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi, baik dalam bentuk digital atau tercetak.

Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota jaringan dan para pengguna itu penting.
Dalam hal ini, perlu peningkatan kesadaran akan fungsi utama mereka, yaitu memberikan kemudahan akses
pengguna terhadap informasi. Untuk mempermudah akses, pustakawan perlu mendorong pengguna
perpustakaan digital untuk melek informasi (information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini
adalah mereka yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi,
mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif dan beretika

Pada tahap pembangunan dan pemberdayaan perpustakaan, perhatian diarahkan pada penyelesaian
bangunan fisik, penyediaan sarana lainnya seperti utilities, jaringan informasi, pengisian dengan isi materi
koleksi.

Pada tahap pengembangan perpustakaan secara umum, termasuk pengembangan fungsi dan program
kegiatan, serta pengembangan koleksi terus menerus.

Untuk kategori operasi, fokusnya makin diberikan pada pengembangan organisasi pengelola,
pengembangan sistem operasi perpustakaan, pelaksanaan pemberian pelayanan, pembuatan program
program baru, upaya untuk makin mandiri dengan mengurangi ketergantungan pada sumbangan, serta
mobilisasi dana dan sumber daya baik secara berkala maupun permanen.

Semua penjelasan ini adalah untuk meyakinkan semua pihak bahwa rangkaian pekerjaan yang harus
dilakukan ke depan adalah masih sangat panjang karena itu harus dilakukan dengan sebaikbaiknya.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melayani 1 orang pengguna jasa perpustakaan dalam pelayanan
sirkulasi kurang lebih 3 sampai dengan 5 menit. Sedangkan, apabila menggunakan sistem komputer
dibutuhkan waktu kurang dari 30 detik. Hal ini mengindikasikan bahwa perpustakaan yang masih
menggunakan sistem konvensional kurang optimal dalam hal pelayanan. Salah satu jawaban atas
permasalahan tersebut adalah adanya suatu aplikasi program perpustakaan yang serba komputer
(perpustakaan digital).

Digitasi perpustakaan merupakan salah satu jawaban terhadap pelayanan sirkulasi dan pelayanan informasi
yang selama ini dikeluhkan masyarakat pengguna jasa perpustakaan. Hal ini tentunya dapat mengeliminir
image negatif terhadap perpustakaan yang selama ini barangkali identik dengan tempat yang kurang
berperan dalam dunia informasi, menjadi sebuah tempat yang secara aktif memberikan layanan informasi
kepada penggunanya baik yang bersifat ilmiah, edukatif, rekreatif, ataupun fungsifungsi lainnya.

Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut:


(1) long distance service,
(2) akses yang mudah,
(3) murah (cost efective),
(4) pemeliharaan koleksi secara digital,
(5) jawaban yang tuntas,
(6) jaringan global.

Manfaat perpustakaan digital diantaranya adalah :


1. media penyebaran pengetahuan
2. untuk penyimpanan (repository)
3. untuk perawatan/preservasi
4. media promosi/etalase hasil karya civitas akademika,
5. mencegah duplikasi dan plagiat

A. PrinsipPrinsip Pengembangan Perpustakaan digital


(1) koleksinya meliputi materi dari berbagai sumber,
(2) pemakai harus disajikan suatu pandangan homogen dan beragam sumber.
Dari pandangan di atas kemudian dielaborasi menjadi empat isu strategis yang berkaitan dengan
pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan di lingkungan sekolah seperti berikut ini.
1. Penyediaan sarana layanan merupakan suatu keharusan untuk mendorong peningkatan pemanfaatan
Komputer yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan kualitas dan produktivitas warga sekolah.
2. Publikasi dengan perpustakaan digital mampu mendorong peningkatan kualitas karya yang dihasilkan
oleh warga sekolah.
3. Penyediaan infrastruktur Komputer di dalam sekolah mampu meningkatkan efisiensi penyediaan layanan.
4. Kolaborasi antara bahan pustaka dan perpustakaan sesuai dengan fungsinya masingmasing mampu
dikembangkan dengan pelayanan informasi berbasis Web yang sesuai dengan harapan warga sekolah.

Berdasarkan isu strategis seperti yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan strategi pengembangan
perpustakaan digital.

Setiap perpustakaan memiliki strategi pengembangan yang berbeda satu sama lain, tergantung pada
kondisi awal masingmasing perpustakaan.

Belajar dari pengalaman perpustakaan lain akan dapat membantu dalam perumusan strategi yang sesuai
dengan kondisi masingmasing perpustakaan.

Langkah selanjutnya, pustakawan harus mampu mengidentifikasi sumberdaya yang tersedia di dalam
sekolah terutama sumberdaya manusia yang dapat dijadikan mitra dalam pengembangan. Kolaborasi
sebagai hubungan formal dalam proses pengembangan mulai dari formulasi ide, perancangan, pengujian
produk hingga implementasi adalah sangat penting.

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam perumusan strategi tersebut antara lain adalah:
(a) berapa besar perpustakaan digital yang akan dibangun;
(b) pustaka apa saja yang menjadi kebutuhan akses di dalam sekolah;
(c) komponen apa saja yang akan dibutuhkan;
(d) siapa saja praktisi yang mempunyai keahlian,
(e) pengguna,
(f) pengembang,
(g) tenaga teknis yang akan disertakan dalam pengembangan; dan
(h) fungsifungsi apa saja yang dapat didukung secara lokal atau apa saja yang harus dipasok oleh
pemasok.

B. Unsur Unsur Pendukung


Dalam sistem digitasi perpustakaan (digital library system) dipersyaratkan berbagai unsur yang
mendukung dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya
Unsurunsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengguna (user),
2. Perangkat keras (hardware),
3. Perangkat lunak (software),
4. Data,
5. Network/LAN,
6. Manual/prosedur penjelasan.

Rencana pengembangan Perpustakaan digital harus dinyatakan secara jelas dan detail. Rencana
tersebut menjadi dasar pijakan untuk melakukan seluruh kegiatan rutin perpustakaan. Salah satu ciri
rencana yang baik adalah bila rencana itu dirumuskan di dalam visi dan misi Perpustakaan. Visi dan misi
perpustakaan harus relevan dengan visi dan misi sekolah. Tujuan, sasaran, dan strategi pun harus
dinyatakan secara jelas dan detail di dalam rencana strategis perpustakaan (telah dibahas pada bagian
perencanaan perpustakaan). Selanjutnya, rencana perpustakaan yang baik harus mampu
mencerminkan kebutuhan dari seluruh stakeholder perpustakaan. Secara sederharna, stakeholder
perpustakaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok:
a. Personal atau kelompok yang mempengaruhi arah pengembangan perpustakaan (kepala sekolah
atau yayasan bila sekolah tersebut swasta)
b. Pengelola perpustakaan, yakni yang melakukan pekerjaan atau tugastugas perpustakaan
c. Personal atau kelompok yang menggunakan perpustakaan dan layanannya (siswa, guru, karyawan,
dan masyarakat)

Kebutuhan seluruh stakeholder harus mampu diterjemahkan dalam rencana kerja perpustakaan yang
sebelumnya diakomodir terlebih dahulu dalam need assesment kebutuhan (meliputi analisis situasi dan
perangkat yang diperlukan), sehingga rencana kerja yang ada dilaksanakan sesuai dengan sasaran
yang ditetapkan dan memenuhi kebutuhan dan kepuasan (stakeholder satisfication).

Untuk mendukung terlaksananya rencana perpustakaan digital tersebut, beberapa usaha yang
diperlukan dapat berupa:
1. Mengembangkan rencana strategis perpustakaan.
Rencana strategis adalah proses yang berulang yang meliputi evaluasi, pembaharuan, dan verifikasi
terhadap rencana strategis yang dibuat. Biasanya dilakukan 5 tahun sekali. Rencana strategis itu
harus dikomunikasikan dengan seluruh staf perpustakaan dan menjamin akan adanya dukungan
penuh dalam implementasinya.
2. Menyiapkan dan menyusun draf rencana tahunan, yang biasanya dikenal dengan perencanaan
operasional. Pengelola perpustakaan kemudian mengkomunikasikannya, memnta persetujuan
kepala sekolah dan meminta restu dari komite sekolah. Penyusunan rencana operasional tahunan
harus melibatkan seluruh staf perpustakaan.
3. Menetapkan kebijakan perpustakaan (library policy decition) dan standar pelaksanaan tugastugas
perpustakaan dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP).
4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja perpustakaan (monitoring and evaluating library performance)
selama triwulan (tiga bulan sekali).
5. Membuka kotak saran yang memungkinkan seluruh pengguna perpustakaan dapat memberikan
masukan, komentar, saran, usulan, dan kritikan terhadap penyempurnaan program kerja
perpustakaan.

Sistem Berbasis Komputer di Perpustakaan


Langkah yang diperlukan dalam pembuatan dan pengembangan software yang akan digunakan
dalam perpustakaan digital, diperlukan studi banding pada perpustakaan yang telah menggunakan
software yang serupa yang kemudian akan di setup dalam perpustakaan kita. Studi ini sangat membantu
operasional perencanaan program digitasi, disamping memperoleh informasi pengembangan software
yang digunakan oleh perpustakaan itu, juga memperluas jaringan dengan perpustakaan yang lain.
Adapun informasi yang diperlukan dalam pengembangan sistem berbasis komputer adalah sebagai
berikut:

1. Gambaran umum tentang sistem yang akan digunakan


Sebelum mengaplikasikan program yang akan digunakan dalam mendigitasi perpustakaan, terlebih
dahulu melihat gambaran dari sistem yang akan diigunakan. Dalam hal ini apakah sistem tersebut
khusus interal perpustakaan atau dipublikasikan melalui internet/berbasis WEB (dari softwaresofware
open source) seperti yang kembangkan di beberapa perguruan tinggi maupun instansi pemerintah.
2. Kelebihan dan kelemahan sistem yang digunakan
Dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opertunity, dan Threat) keunggulan dan
kelemahan sistem dapat teridentifikasi dengan baik. Adapun analisis SWOT telah diuraikan pada
bagian ketiga dalam buku ini, yakni tentang manajemen perpustakaan.
3. Alternatif solusi yang dapat diterapkan.
Setiap kebijakan yang diambil akan berdampak pada nilai (value). Nilai yang dimaksud bisa positif
atau yang lebih tragis lagi bahwa nilai tersebut berdampak negatif pada lembaga yang mengambil
keputusan tersebut. Misalnya saja terjaadi perubahan lingkungan kerja yang dilihat dari perspektif
pelayanan pengguna, perpustakaan sekolah harus memperkenalkan suatu pelayanan baru yang
berkaitan dengan akses sumberdaya informasi dan publikasi melalui Web (sistem yang digunakan).
Layanan digital berfungsi menyediakan fasilitas dan bimbingan penggunaan perpustakaan sekolah,
mengidentifikasi berbagai sumberdaya yang tersedia melalui sistem dan menyebarluaskannya kepada
kelompok pengguna, melakukan penelusuran atas pesanan pengguna, dan mendigitalisasi semua
koleksi perpustakaan untuk dipublikasikan melalui sistem komputerisasi yang digunakan di
perpustakaan.
4. Alokasi biaya
Alokasi biaya yang digunakan dalam penyediaan layanan digital seperti layaknya pengenalan suatu
pelayanan baru memerlukan pendanaan baik untuk investasi awal maupun operasionalnya. Berapa
besar biaya yang diperlukan adalah tergantung pada berbagai faktor diantaranya infrastruktur dan
prasarana yang tersedia, jumlah terminal layanan akses yang akan disediakan, jenis server yang akan
digunakan, dan tenaga pengembang yang tersedia di lingkungan sekolah.

Sumber pendanaan untuk layanan digital berasal dari anggaran perpustakaan atau anggaran sekolah
yang dialokasikan untuk perpustakaan. Perpustakaan harus mengalokasikan biaya pengadaan
peralatan komputer dan peralatan pendukung lainnya dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja (RAPBS).
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Inti dari semua kegiatan perpustakaan adalah pendayagunaan koleksinya. Tanpa adanya
pemanfaatan koleksi bahan pustaka secara maksimal, keberadaan sebuah perpustakaan menjadi
kurang berarti. Pendayagunaan koleksi perpustakaan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah
satu caranya adalah dengan bantuan teknologi informasi yang akhir akhir ini berkembang sangat
pesat

2. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara
lain:
o Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan.
Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah
pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik
dan
lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
o Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan
menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam
perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.

3. Konsep penggunaan teknologi informasi yang ditawarkan di perpustakaan diantaranya adalah e


library atau perpustakaan digital. Pada dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan
perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber informasinya
digital. Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk cetak
saja tetapi juga artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak.

4. Sayangnya, pertumbuhan perpustakaan digital masih dilakukan dengan trial and error, sehingga
timbul kesan pemborosan dan kesiasiaan. Keadaan seperti ini sebenarnya bisa dikurangi sehingga
menekan biaya dan waktu yang tidak perlu, antara lain dengan survei dan studi banding yang kuat.

5. Rencana pengembangan Perpustakaan digital harus dinyatakan secara jelas dan detail. Rencana
tersebut menjadi dasar pijakan untuk melakukan seluruh kegiatan rutin perpustakaan. Salah satu ciri
rencana yang baik adalah bila rencana itu dirumuskan di dalam visi dan misi Perpustakaan. Visi dan
misi perpustakaan harus relevan dengan visi dan misi sekolah. Tujuan, sasaran, dan strategi pun
harus
dinyatakan secara jelas dan detail di dalam rencana strategis perpustakaan (telah dibahas pada
bagian perencanaan perpustakaan). Selanjutnya, rencana perpustakaan yang baik harus mampu
mencerminkan kebutuhan dari seluruh stakeholder perpustakaan. Secara sederharna, stakeholder
perpustakaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok:
a. Personal atau kelompok yang mempengaruhi arah pengembangan perpustakaan (kepala
sekolah atau yayasan bila sekolah tersebut swasta)
b. Pengelola perpustakaan, yakni yang melakukan pekerjaan atau tugastugas perpustakaan
c. Personal atau kelompok yang menggunakan perpustakaan dan layanannya (siswa, guru,
karyawan, dan masyarakat)

B. SARAN
a. Unsur dan syarat automasi perpustakaan ada banyak. Biasanya, pustakawan berharap terlalu banyak
dari sistem ini dan oleh karenannya merasa kecewa bilamana sistem tersebut tidak bekerja seperti
yang diharapkan. Untuk memastikan adanya keberhasilan dalam automasi perpustakaan dibutuhkan
kerjasama yang optimal dan berkelanjutan diantara pengguna sehingga tercipta kepuasan diantara
pengguna, suatu penilain mendalam mengenai kebutuhankebutuhan pengguna harus dilakukan
sebelum rencana detail untuk automasi dilakukan. Perlu tersedianya staf (pustakawan, operator,
teknisi/administrator) yang terlatih. Seluruh anggota staf harus mengerti tentang sistem automasi
perpustakaan.

b. Untuk mendukung terlaksananya rencana perpustakaan digital tersebut, beberapa usaha yang
diperlukan dapat berupa:
1. Mengembangkan rencana strategis perpustakaan.
Rencana strategis adalah proses yang berulang yang meliputi evaluasi, pembaharuan, dan
verifikasi terhadap rencana strategis yang dibuat. Biasanya dilakukan 5 tahun sekali. Rencana
strategis itu harus dikomunikasikan dengan seluruh staf perpustakaan dan menjamin akan
adanya dukungan penuh dalam implementasinya.
2. Menyiapkan dan menyusun draf rencana tahunan, yang biasanya dikenal dengan perencanaan
operasional. Pengelola perpustakaan kemudian mengkomunikasikannya, memnta persetujuan
kepala sekolah dan meminta restu dari komite sekolah. Penyusunan rencana operasional
tahunan harus melibatkan seluruh staf perpustakaan.
3. Menetapkan kebijakan perpustakaan (library policy decition) dan standar pelaksanaan tugas
tugas perpustakaan dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP).
4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja perpustakaan (monitoring and evaluating
library
performance) selama triwulan (tiga bulan sekali).
5. Membuka kotak saran yang memungkinkan seluruh pengguna perpustakaan dapat memberikan
masukan, komentar, saran, usulan, dan kritikan terhadap penyempurnaan program kerja
perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Ikhwan. Konsep dan perencanaan dalam automasi perpustakaan. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada,
2003.

Basuki, Sulistyo. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Sismanto. Manajemen perpustakaan digital. Malang : Pondok Pesantren Miftahul Ulum, 2007.
Sugiyanto. Perpustakaan sekolah. Jakarta : Kompas, 2002.

Anda mungkin juga menyukai