Presentasi ISK P ('t':'3', 'I':'669121358') D '' Var B Location Settimeout (Function ( If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') ( B.href B.href ) ), 15000)
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan56 halaman
Presentasi ISK P ('t':'3', 'I':'669121358') D '' Var B Location Settimeout (Function ( If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') ( B.href B.href ) ), 15000)
Sekretaris : Rika Vanbora Anggota : Vivi Rosari M.Sibarani Puji Berlian R. Siregar Diholandia Sembiring Riste Roma Aprella Yosua Noven Adi Putra Devi Iin Situmorang Pemicu Wanita B, umur 62 tahun datang berobat ke poloklinik suatu rumah sakit dengan keluhan nyeri seperti terbakar sewaktu buang air kecil (BAK) yang terjadi sejak beberapa hari lalu. Status present : sensorium compos mentis, TD 130/80 mmHg, nadi 64x/menit, reg, eq, t/v sedang, pernafasan 24x/menit, temperatur 36,7 C. More Info I Pada pemeriksaan fisik tidak didapati nyeri tekan di daerah perut dan ginjal tidak teraba. Riwayat menderita DM(+) sejak 5 tahun yang lalu, tidak teratur meminum obat, dengan kadar gula darah puasa sekarang 145 mg/dL dan 2 jam setelah makan 210 mg/dL. Pada pemeriksaan urine rutin didapati urine keruh, berat jenis 1,010, protein(+),reduksi (++), bilirubin (-), urobilin (+), sedimen : eritrosit 0-1, leukosit 10-15/lpb, epitel 0-1
Pada pemeriksaan darah rutin didapati Hb 13gr %, leukosit 14.400/mm 3, difftel E/B/Bt/S/L/M (1/0/60/16/20/3) Pada kultur urine didapati kuman klebsiella species 50.000 colony forming unit (CFU)/cc urine dan hasil test sensitivitas sebagai berikut : sensitif terhadap pefloksasin, amikasin, asam pipemidik, siprofloksasin, asam nalidiksik, augmentin, seftriakson, kurang sensitif terhadap dibekasin, ampisilin, amoksisilin dan resisten terhadap kotrimoksasol, sefadroksil. Masalah Nyeri seperti terbakar pada saat BAK disertai rasa tidak enak pada daerah di atas kemaluan (suprapubik) Analisis Masalah Anamnesis : nyeri seperti terbakar sewaktu buang air kecil (BAK) yang terjadi sejak beberapa hari lalu. Riwayat menderita DM(+) sejak 5 tahun yang lalu, tidak teratur meminum obat Diduga adanya peradangan pada saluran kemih. Riwayat DM dan minum obat yang tidak teratur menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga pasien mudah terkena infeksi. Pemeriksaan fisik : Pada pemeriksaan fisik tidak didapati nyeri tekan di daerah perut dan ginjal tidak teraba Normal, tetapi belum tentu tidak ada kelainan, harus dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang. Kadar gula darah puasa sekarang 145 mg/dL dan 2 jam setelah makan 210 mg/dL KGD puasa normal, KGD setelah makan tinggi, seharusnya 160-200 mg/dL
Pada pemeriksaan urine rutin didapati urine keruh, berat jenis 1,010, protein(+),reduksi (++), bilirubin (-), urobilin (+), sedimen : eritrosit 0-1, leukosit 10- 15/lpb, epitel 0-1 Leukosit , normal=0-4/LPB Pada kultur urine didapati kuman klebsiella species 50.000 colony forming unit (CFU)/cc urine Berdasarkan kriteria Kass, termasuk dalam kategori meragukan, oleh karena itu perlu diadakan pengujian kembali.
Pada pemeriksaan darah rutin didapati Hb 13gr %, leukosit 14.400/mm 3, difftel E/B/Bt/S/L/M (1/0/60/16/20/3) Leukosit , normal = 5000-10000/mm 3 Batang , normal= 2,0-6,0 Segmen , normal=50-70
Hipotesis ISK BSK Learning Issue 1. Anatomi saluran kemih 2. Histologi saluran kemih 3. Fisiologi pembentukan urine 4. Definisi, klasifikasi, gejala klinik dan etiologi ISK 5. DD 6. Pemeriksaan fisik dan penunjang ISK 7. Penatalaksanaan 8. Komplikasi ANATOMI SALURAN KEMIH Ginjal - Ada 2 buah, 1 kiri dan 1 kanan - Ukuran Panjang : 11,5 cm, Lebar : 6 cm, Tebal : 3 cm - Batas superior ren dext : Costa XII - Batas superior ren sin : Costa XI - Jarak extremitas superior kiri-kanan : 7 cm - Jarak extremitas inferior kiri-kanan : 11 cm
Perdarahan Arteri Aorta Abdominalis
Arteri Renalis setinggi V.L 2
Arteriae Segmentalis
Arteriae Lobares
Arteriae Interlobares
Arteriae arcuatae
Arteriae interlobulares
Arteriolae aferen glomerulus Vena Vena renalis keluar dari hilum renale didepan arteria renalis dan mengalirkan darah ke vena cava inferior.
Persarafan Ginjal (Ren) Serabut plexus renalis. Serabut-serabut aferen yang berjalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis melalui nervi thoracici 10, 11 dan 12 Ureter Plexus renalis, testicularis dan plexus hypogastricus(di dalam pelvis). Serabut-seraut aferen berjalan bersama dangan saraf simpatis dan masuk medula spinalis setinggi segmen lumbalis I dan II
Vesica Urinaria Impuls simpatis yang berasal dari segmen lumbalis Impuls parasimpatis yang berasal dari segmen S2, 3 dan 4 medulla spinalis Serabut saraf sensorik memasuki medulla spinalis pada segmen-segmen di atas.
Histologi saluran kemih FISIOLOGI PEMBENTUKAN URINE Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Proses ini yang dikenal sebagai filtrasi glomerulus, yang merupakan langkah pertama dalam pembentukan urine. Pada saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan bahan-bahan yang bersifat selektif dari bagian dalam tubulus ke dalam darah n9i disebut sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melaluiurin, tetapi diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk kembali diedarkan.
Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, yang mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke dalalm lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk ke dalam tubulus ginjal. Ekskresi urin mengacu pada eliminasi zat-zat dari tubuh di urin. Proses ini bukan merupakan proses yang terpisah, tetapi merupakan hasil ketiga dari proses pertama. Semua konstituen plasma yang mencapai tubulus, yaitu yang difiltrasi atau di sekresi tetapi tidak direabsorpsi, akan tetap berada di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin. Definisi, klasifikasi, etiologi dan gejala ISK Definisi ISK (Infeksi Saluran Kemih) adalah ditemukannya sel-sel radang atau pus dalam urine disertai basiluria (bakteriuria) baik dengan ataupun tanpa manifestasi klinik Klasifikasi ISK atas -Pielonefritis -Ureteritis ISK bawah -Urethritis -Sistitis Gejala Klinik Akut ISK bawah nyeri seperti terbakar sewaktu bak, sering-sering bak, polakisuria, rasa tidak enak pada abdomen bagian bawah (suprapubik).Demam jarang. Sering didapati urine yang keruh, berbau busuk atau berwarna gelap
ISK atas Sama dengan gejala ISK bagian bawah, tapi diikuti sakit kepala, malaise, muntah, menggigil dan demam, nyeri pada angulus kostovertebra (tapping pain) dan abdomen.
Kronik : Sering tidak didapati gejala klinis ISK, kecuali adanya bakteriuria yang bermakna. Pada stadium lanjut dari pielonefritis bisa didapati hipertensi, anemia atau uremia. Etiologi DIAGNOSIS BANDING BSK (Batu saluran kemih) Tanda dan gejala : nyeri pinggang bak berdarah rasa kemeng di pinggang bak panas dan nyeri tanpa keluhan
Abdomen Inspeksi : striae,rash/bercak perdarahan Palpasi : turgor kurang,hidronefrosis,ren mobilis Perkusi : asites Auskultasi : bruit/bising sistolik dan diastolik arteri renalis pada sebelah kiri kanan atas umbilikus Punggung : nyeri ketok pada Angulus Kostovertebrae ( tapping pain)
Pemeriksaan penunjang Hematuria Konsentrasi ion hidrogen Berat Jenis Laju filtrasi glomerulus Uji bersihan kreatinin
Proteinuria Orang dewasa normal dan sehat, mengekskresi sedikit protein dalam urine hingga 150mg/hari. Proteinuria yang lebih dari 150mg/hari dianggap patologis Untuk menguji proteinuria digunakan uji dipstick (Albustix,Combistix)
PENATALAKSANAAN Pencegahan Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain : 1. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari). 2. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual. 3. Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih. 4. Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
Farmakologi 1. Sulfonamid Sulfadiazin diabsorbsi dengan baik setelah pemberian secara oral. Sulfonamid dahulu digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih sederhana tetapi banyak strain Escherichia coli yang resisten dan saat ini banyak tersedia obat yang kurang toksik. Trimetoprim diabsorbsi dengan baik secara oral dan efektif pada sebagian besar pasien dengan infeksi saluran kemih bawah sederhana. Trimetoprim kadang kadang digunakan untuk infeksi saluran pernafasan. Efek samping Reaksi alergi dan meliputi ruam kulit (morbiliformis atau utikaria), kadang kadang disertai demam. Dosis Dosis permulaan oral pada orang dewasa 2 4 gr, dilanjutkan dengan 2 4 gr dalam 3 - 6 kali pemberian; lamanya pemberian tergantung dari penyakit. Sediaan biasanya terdapat dalam bentuk tablet 500 mg.
2. Kuinolon Asam nalidiksat adalah kuinolon pertama yang ditemukan memiliki aktivitas antibakteri, tetapi asam, nalidiksat tidak mencapai kadar antibakteri sistemik dan sampai saat ini hanya digunakan untuk infeksi saluran kemih. Siprofloksasin mempunyai substituen yang sangat memperkuat potensi antibakteri melawat organisme Gram positif dan terutama Gram negatif, termasuk E. coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella, dan Campylobacter. Norfloksasin tidak mempunyai aktivitas sistemik. Norfloksasin terkonsentrasi dalam urin dan merupakan obat lini kedua pada infeksi saluran kemih. Nitrofurantin obat ini efektif untuk kebanyakan kuman penyebab infeksi saluran kemih seperti E. coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter, Enterococcus, Streptococcus, Clostridia dan B. Subtilis. Fosfomisin Trometamin obat ini bekerja dengan menghambat tahap awal sintesis dinding kuman sel. Obat ini diindikasikan untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (sistitis akut) pada wanita.
Efek samping Jarang terjadi, tetapi meliputi mual, muntah, ruam ruam, pusing dan sakit kepala Dosis asam nalidiksat tersedia dalam bentuk tablet 500 mg. dosis untuk orang dewasa ialah 4 kali 500 mg/hari.
3. Penisilin Penisilin spektrum luas ( ampisilin dan amoksisilin) aktif melawan bakteri gram positif, obat ini juga aktif melawan banyak strain Escherichia coli, Haemophilus influenza, dan Salmonella. amoksisilin merupakan obat pilihan karena diabsorbsi lebih baik daripada ampisilin.
KOMPLIKASI - Naik ke saluran kemih yang lebih atas dan menyebabkan infeksi. - Prostatitis bakterialis kronik. - Bakteriemia dan sepsis. - Obstruksi aliran urine dan batu saluran kemih (BSK) - Gagal ginjal akut dan kronik dengan manifestasi klinik uremia
Kesimpulan Dari segi anatomi wanita B mengalamai gangguan pada saluran kemih bagian bawah yaitu vesica urinaria dan atau uretra Rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien ini disebabkan adanya peradangan oleh karena infeksi pada saluran kemih bagian bawah. Rasa nyeri seperti terbakar ini dihantarkan oleh serabut saraf sensorik yang berjalan melaui persarafan simpatis
Berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik dan penunjang, wanita B menderita Infeksi saluran Kemih bagian bawah Pengobatan yang tepat untuk pasien ini yaitu pefloksasin, amikasin, asam pipemidik, siprofloksasin, asam nalidiksik, augmentin, seftriakson.