6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi eksisting fasilitas rumah susun banyak yang telah beralih fungsi atau tidak dimanfaatkan oleh penghuni. Fasilitas yang banyak mengalami perubahan fungsi adalah unit hunian, teras dan selasar. Hasil analisa deskriptif menggambarkan bahwa penghuni rumah susun didominasi oleh usia produktif kerja dengan tingkat pendidikan SMU/sederajat. Para penghuni umumnya merupakan pekerja dengan pendapatan tidak tetap. Motivasi penghuni untuk tinggal di rumah susun umumnya karena dekat dengan tempat bekerja. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bahwa masyarakat membutuhkan adanya rumah susun pada daerah-daerah sentra industri, jasa perdagangan maupun pendidikan. 2. Berdasarkan analisa kuadran diketahui bahwa terdapat kesenjangan antara persepsi dan harapan penghuni terhadap fasilitas rumah susun. Untuk rumah susun Penjaringansari I yang menjadi faktor prioritas adalah : (1). Luas Unit Hunian, (2). Kamar mandi/wc, (3). Dapur, (4). Fasilitas Ibadah dan (5). Fasilitas Keamanan. Di rumah susun Wonorejo faktor prioritasnya adalah : (1). Tempat J emur, (2). Fasilitas Pendidikan, (3). Fasilitas Kesehatan dan (4). Pemadam Kebakaran. Di rumah susun Urip Sumoharjo, faktor priorotas utama adalah : (1). Tempat J emur, (2). Persampahan dan (3). Fasilitas keamanan. 3. Berdasarkan hasil analisa kuadran, penelitian terdahulu serta penanganan prioritas dari fasilitas rumah susun, maka fasilitas-fasilitas yang dikehendaki baik untuk rumah susun Penjaringansari I, rumah susun Wonorejo maupun rumah susun Urip Sumoharjo adalah : Kamar mandi / WC dan dapur dalam unit hunian, listrik minimal 900 watt, PDAM, tempat jemur, persampahan, parkir (motor maupun mobil), warung, toko, tempat ibadah, gedung serbaguna, tempat bermain, keamanan, kantor pengelola, pemadam kebakaran. Luas hunian tetap, yaitu tipe 18, tipe 21 ataupun 24, dengan syarat jumlah 96 penghuni maksimal 3 orang atau 4 orang, dengan didukung peraturan pemerintah yang berlaku. 4. Berdasarkan hasil analisa lokasi, maka di Kota Surabaya dimungkinkan untuk dapat dibangun rumah susun dengan : (1). Kelas sederhana (Program Pemerintah), yang berlokasi di Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Rungkut, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Mulyorejo, Kecamatan Wiyung dan Kecamatan Benowo. (2). Kelas menengah bawah yang berlokasi di Kecamatan Pakal, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Benowo, Kecamatan Sawahan, Kecamatan Mulyorejo dan Kecamatan Rungkut. (3) Kelas menengah atas yang berlokasi di Kecamatan Pakal, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Gayungan, Kecamatan Benowo, Kecamatan Sawahan, Kecamatan Mulyorejo dan Kecamatan Rungkut.
6.2. Saran 1. Untuk memperoleh hasil analisa lokasi yang sempurna, maka perlu diketahui secara detil posisi dan letak dari lokasi tanah aset milik Pemerintah Kota Surabaya serta dukungan data yang lengkap. 2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan terhadap fasilitas rumah susun, sehingga dapat diketahui apabila terdapat fasilitas yang tidak berfungsi, belum terlengkapi dan fasilitas yang difungsikan diluar rencana. 3. Pemerintah Kota Surabaya diharapkan telah mempunyai/menyiapkan acuan tentang rencana lokasi pembangunan rumah susun untuk program relokasi dan perumahan kumuh. 4. Untuk penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk melakukan uji silang antara kepentingan dan persepsi penghuni dengan kemampuan pembiayaan Pemerintah Kota dalam penyediaan rumah susun.
PUSTAKA
Arikunto, S., (1997), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, J akarta.
Bappeko Surabaya (2003), Surabaya Dalam Angka, Surabaya.
Departemen Keuangan (2004), Keputusan Menteri Keuangan Repubik IndonesiaNomor 197/KMK.03/2004 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 524/KMK.03/2001 tentang Batasan Rumah Sederhana, Pondok Boro, Asrama Mahasiswa dan Pelajar Serta Perumahan Lainnya Yang Atas Penyerahannya Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, J akarta.
Departemen Pekerjaan Umum (1992), Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, J akarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat J enderal Perumahan dan Permukiman (2004), Pedoman Umum Penyelenggaraan Rusunawa tentang Badan Pengelola dengan Pola UPTD, Tata Laksana Pengelolaan dan Tata Laksana Penghunian Rusunawa, J akarta.
Departemen Pekerjaan Umum (1999), Keputusan Menteri Perumahan dan Permukiman Republik Indonesia Nomor 10/KPTS/M/1999 tentang Kebijakan dan Strategi Pembangunan Rumah Susun, J akarta.
Departemen Pekerjaan Umum, Kementrian Negara Perumahan Kedeputian Perumahan Formal (2006), Sosialisasi Penataan Lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa, J akarta.
Dinas Permukiman Propinsi J awa Timur (2004), Penelitian Perkembangan Pembangunan Rumah Susun Di Kota Surabaya, Laporan Akhir, Surabaya.
Furqon (1999) Statistika Terapan Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Hapsari, W., (2006), Evaluasi Penyediaan Rumah Susun Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I Di Kota Surabaya, Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
J uanda, H., (2005), Evaluasi Kondisi Rumah Susun di Surabaya Terhadap Bahaya Kebakaran Studi Kasus Rumah Susun Penjaringansari I, Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
98 Komarudin (1997), Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Penerbit Yayasan REI PT. Rakasindo, J akarta.
Kumoro, A.W., (2002), Bangunan Bertingkat Sebagai Simbol Kota di Tengah Keterbatasan Lahan Perkotaan, J urnal Arsitektur Sinektika, Volume 2, J anuari 2002, Surakarta.
Pemerintah Republik Indonesia (1985), Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, J akarta.
Pemerintah Republik Indonesia (1988), Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun, J akarta.
Rabinovitz (1988), Evaluasi Purna Huni, dalam Snyder, J .C., dan Catanese, A.J ., (1988), Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, J akarta.
Sevilla, C., dkk (1993), Pengantar Metoda Penelitian (Terjemahan Alimudin Tuwu), Universitas Indonesia, J akarta.
Silas, J ., (1922), Beberapa Pemikiran Dasar Tentang Perumahan dan Perkampungan di Indonesia, Makalah dalam Seminar Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Indonesia, 29 September 1992, Bandung.
Siregar, Doli D. (1996) Manajemen Properti, Satyatama graha Tara, J akarta
Siregar, Doli D. (1998) Pemahaman Bisnis Properti Sebagai Titik Tolak Profesionalisme Dalam Manajemen Properti, Satyatama Graha Tara, J akarta.
Subagijo, E., (2004), Pola Perilaku Kebersamaan di Rumah Susun Hasil Peremajaan Kawasan Kumuh di Perkotaan, J urnal Arsitektur Mintakat, Volume 5, Maret 2004, Malang.
Sugiarto dkk (2003), Teknik Sampling, Penerbit Gramedia, J akarta
Sugiyono (2003), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Supranto, J ., (2001), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT. Rineka Cipta, J akarta.
Wahyudi, S.A., (1996), Manajemen Strategik ; Pengantar Proses Berpikir Strategik, Binapura Aksara, J akarta.