NIM: I0212020
- MPPL -
APARTEMEN DAN RETAIL SHOP
Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di beberapa kota besar,
sehingga saat ini, pada kota-kota yang sudah berkembang pesat terdapat banyak proyek Mix Use
Building yang menggabungkan lebih dari satu fungsi bangunan dalam satu area maupun satu
bangunan. Mixed Use Building ini terdiri dari bangunan Apartemen yang digabungkan fungsinya
dengan Retail Shop.
Pada Mixed Use Building ini, area hunian dirancang secara vertikal untuk mengatasi
keterbatasan lahan. Penggabungan beberapa fungsi dalam satu bangunan ini juga bertujuan untuk
memecahkan masalah kemacetan di jalan dimana hal ini akan mengurangi pengguna jalan karena
penghuni apartemen yang ingin pergi ke retail shop tidak perlu berkendara tetapi hanya dengan
jalan kaki.
Gambar 1. Contoh Apartemen
Apartemen adalah satu ruangan atau lebih, biasanya merupakan bagian dari sebuah struktur
hunian yang dirancang untuk ditempati oleh lebih dari satu keluarga, normalnya berfungsi
sebagai perumahan sewa dan tidak pernah dimiliki oleh penghuninya yang dikelola oleh pemilik
atau pengelola property. (Dictionary of Real Estate, Wiley 1996)
Sedangkan Retail Shop adalah Sebuah tempat dimana barang-barang disimpan untuk dijual.
Sebuah tempat dimana barang-barang diakumulasikan dan disimpan untuk keperluan yang akan
datang. (Cyril M.,1979: hal. 890)
Pada rancangan Apartemen Mix Use ini, dalam kompleks Apartemennya secara garis besar
terbagi atas dua fungsi yaitu fungsi komersial dan fungsi hunian. Fungsi komersial berwujud
Retail Shop. Sementara fungsi hunian sebagai perwujudan dari Apartemen.
Sebagai ilmu khususnya ilmu rancang bangunan, arsitektur ditujukan untuk merancang suatu
sistem pewadahan atau ruang. Ruang yang dimaksutkan adalah ruang yang dikondisikan untuk
suatu kegiatan sehingga bentuk ruang tersebut harus mengikuti bentuk kegiatan penghuninya
seperti kata Lois Sullivans, form follow function artinya bentuk mengikuti fungsi.
Berarsitektur berarti berbahasa manusia, maksudnya adalah suatu rancangan arsitektur harus
mampu mengkomunikasikan mengenai fungsi dan wadah dari arsitektur sendiri, hal itu dapat
diwujudkan dalam suatu keindahan bentuk dan seni. Estetika dalam arsitektur yang tertuang
dalam bangunan haruslah kontekstual dan komunikatif. Kontekstual berarti ia memenuhi
hakekatnya sebagai wadah dan fungsi, komunikatif berarti ia memenuhi unsur seni dan
keindahan sehingga mencerminkan fungsi.
Bangunan sebagai wadah kegiatan-kegiatan yang menempatkannya pada tempat yang
khusus dan tertentu.
Pada kasus ini, bangunan harus dirancang dengan merencanakan ruang-ruang yang
berkesinambungan pada bangunan yang memiliki dua fungsi berbeda, yaitu Apartemen dan
Retail Shop. Setelah ditentukan pewadahan/ruang untuk aktivitas, lalu mengolah bentuk massa
yang sesuai dengan organisasi ruang tersebut. Perhitungan jumlah ruang tersebut harus dapat
mewadahi penggunaan bangunan.
Pada bangunan apartemen sebelum meneliti, membuat perencanaan gubahan massa. Pertama
secara garis besar dalam menentukan gubahan massa perlu diketahui dulu peraturan bangunan.
Setelah peraturan gsb, terdapat pula peraturan kdb dan klb bangunan.
Dalam membentuk suatu rancangan desain apartemen, perlu memperhatikan:
Selalu mengekspos struktur dan konstruksi bangunannya
Menampilkan bagian dalam bangunan yang mempunyai nilai sama pada bagian luar
bangunan
Bagian interior diekspos sehingga dapat dilihat dari luar
Mengeluarkan bagian dalam bangunan yang memang seharusnya berada di dalam
sebagai ornamen atau sculpture
Secara mendasar dari tapak di extrude atau ditarik keatas berdasarkan program ruang
apartemen yang masih dalam tahap pertimbangan. Terlihat bagaimana hubungan dengan
lingkungan ,setelah itu disesuaikan dengan program ruang sesuai dari peraturan bangunan.
Setelah sebelumnya menentukan massa bangunan secara kasar atau masih dalam
pertimbangan analisa, barulah disesuaikan dengan program ruang. Massa bangunan yang telah
disesuaikan dengan program ruang untuk nantinya menentukan arah fasade dan letak ruang-
ruangnya.
Penentuan zoning baik secara horizontal maupun vertikal ditentukan oleh hubungan ruang,
organisasi ruang, orientasi matahari, orientasi view dan kebisingan. Sebagian besar penilitian
terfokus dengan fasade bangunan terhadap pencahayaan alami, tetapi juga mempertimbangkan
sebagian kecil bentuk massa bangunan. Pada zona vertikal massa bangunan apartemen di belah
menjadi dua dengan ada core di tengahnya, tujuannya agar cahaya alami dari atas bisa menerangi
ruang yang ada dibawahnya.
Massa bangunan apartemen ini dirancang dengan perpaduan bentuk massa slab dan tower.
Seluruh struktur apartemen terbuat dari beton bertulang dengan pemakaian corewall dan
outrigger. Outrigger sendiri mulai diaplikasikan pada gedung tinggi pada tahun 1970-an. Dengan
sistem ini seluruh lebar gedung dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan struktur apartemen ini
dalam menahan gaya lateral akibat gempa.
Bentuk slab itu sendiri antara tinggi bangunan dan lebar/panjang bangunan hampir
sebanding, sehingga berbentuk kotak yang pipih. Biasanya memiliki koridor yang memanjang
dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi koridor. Dalam bentuk massa ini,
sirkulasi di dalam bangunan mudah dan efisien. Bentuk slab sederhana namun ruang yang
dihasilkan umumnya memanjang. Tetapi pada slab ini umumnya sulit mendapat ruang yang
besar.
Bentuk slab tersebut dipadukan dengan bentuk tower yang memiliki lebar/panjang lebih
kecil dibandingkan dengan tingginya sehingga bentuk bangunan seperti tiang. Sirkulasi
pencapaian cukup mudah dan singkat. Lahan yang diperlukan tidak luas. Dan mudah membentuk
ruang yang besar.
Gambar 2. Contoh Apartemen Bentuk Tower
Konsep tata massa bangunan Apartemen mempertimbangkan pengoptimalan lahan dan
kebutuhan ruang, tata massa bangunan diaplikasikan melalui bentuk dasar geometri seperti
persegi, penempatan massa sebuah Apartemen merespon bentuk site. Adapun pengambilan
bentuk massa, bentuk Atraktif untuk menarik pengunjung, bentuk Geometris agar ruang menjadi
efektif dan efisien, dan Dinamis agar tidak membosankan.
Konsep bentuk Apartemen yang akan dirancang memiliki kriteria bangunan sebagai berikut:
a. Menampilkan kesan bangunan hunian komersial dengan bentuk slab and tower yang
berteknologi (Hi Tech Building).
b. Mengutamakan persyaratan dan kenyamanan ruang ruang, baik di dalam maupun di
luar ruangan.
Apartemen yang akan dirancag arsitektural bangunannya berupa satu massa berbentuk
tower. Bangunan apartemen menampilkan bentuk bangunan high rise yang melambangkan
karakter dan citra kota dari kota Surakarta tersendiri. Apartemen ini menggunakan konsep
berupa struktur menyatu dengan lansekap sebagaimana manusia harus bersahabat dengan
alamnya dan tidak ada hasil-hasil alamnya dan tidak ada hasil-hasil alam yang terbuang.
Penekanan desain yang digunakan dalam perancangan Rental Apartment Surakarta adalah
dengan konsep modern sustainable. Dalam hal ini konsep apartment sustainable terhadap citra
kota atau budaya dan sustainable terhadap green architecture tampilan bangunan dapat
menampilkan.
Setelah terbentuk massa bangunan Apartemen, kemudian wadah/ruang yang ada di dalam
Apartemen disesuaikan dengan bentuk massanya. Menurut fungsi Apartemen, dapat dibagi 2
yaitu ruang luar aktif (fasilitas penunjang outdoor , sirkulasi kendaraan dan manusia, dan parkir
outdoor ) serta luar ruang pasif (tanaman-tanamn). Untuk mengurangi traffic-jam akibat parkir
ditelataran, maka seluruh parkir diletakkan di basement , sehingga ruang luar hanya untuk
sirkulasi kendaran masuk-keluar, drop off, lalu lintas manusia dan fasilitas outdoor . Unsur-unsur
ruang luar antara lain :
1. Landscaping
Penataan landscaping lahan dimaksimalkan lahan hijau untuk difungsikan sebagai ruang
terbuka hijau. Pembuatan taman-taman dan mini waterfall diplataran, sitting group di
apartemen, dan landmark apartemen ini.
2. Sirkulasi
Entrance apartemen, sirkulasi dan area parkir apartemen.Sirkulasi manusia disediakan
pedestrian ways .
SUMBER:
http://elangfida.wordpress.com/2013/01/07/nilai-estetika-bangunan/
http://vionajessica.wordpress.com/2011/04/03/bab-ii-bag-2/