Anda di halaman 1dari 6

Patahan opak

Patahan Opak Yang Unik 2 (Yang mana penyebab gempa itu?)


Posted on 25 Agustus 2010 by Rovicky






7 Votes


Tipe-tipe sesar (Fault type) berdasarkan pergerakan relatif dan kemiringan bidang sesarnya nya.
Patahan opak yang unik memiliki beberapa model hasil interpretasi para ahli kebumian. Masing-masing
mendasarkan pada metodenya yang tentusaja metode sangat canggih.
:( Looh, Jadi sesarnya sendiri itu yang mana Pakdhe ?
:D Disinilah demokratisnya ilmu geologi Thole. Masing-masing akan memiliki dasar logika sesuai dengan data.
Antara yang satu dengan yang tidak perlu dipertentangkan. Justru ini menambah wawasan serta mengasah otak
para ahli kebumian dalam menguak rahasia alam
Paling tidak saat ini terdapat enam tujuh DELAPAN model patahan atau Sesar Opak ini: NEW UPDATE !!
Patahan Opak versi Wartono, dkk, (1977)

Sesar Opak (Wartono, dkk, 1977)
Tentusaja yang pertama plotting Sesar Opak dari Pak Wartono yang diplot berdasarkan pemetaan geologi.
Beliau menggunakan dasar data-data permukaan dan memperkirakan posisi blok-blok yang mana yang bergerak
relatif naik dan mana yang relatif turun. Data-data beliau tentusaja sangat valid. Namun Pak Wartono juga tidak
secara tegas menggambarkan lokasi bidang patahannya, karena diperkirakan sudah tertutup oleh endapan
Merapi Muda.
Patahan ini paling mudah dimengerti karena morfologi serta topografi yang membatasi tinggian Wonosari dengan
Yogyakarta yang berada pada daerah dataran rendah.
Walaupun tidak dijumpai bidang patahannya, namun Sesar Opak yang di plot Pak Wartono dkk inilah yang
menjadi awal pemikiran dari keberadaan Sesar Opak yangfenomenal.Kalau saja Pak Wartono berkenan
mengupdate (memperbaharui) peta ini sesuai dengan data-data baru yang beliau kumpulkan tentunya akan lebih
menarik lagi. Bagaimanapun peta singkapan adalah sebuah data sahih yang secara fisik dapat dilihat oleh siapa
saja.
:( Ya sudah Pakdhe saja yang memperbaharui. Kan Pakdhe bisa tanya beliau data-data baru itu supaya di plot
di peta dengan bantuan pemetaan dijital pakai komputer.
Patahan Opak versi Meilano (2007).

Data gempa-gempa susulan setelah gempa Jogja.
Segera setelah terjadinya gempa Jogja 27 May 2006, banyak data-data baru yang dapat dipergunakan dalam
menganalisa patahan Opak ini.
Dr Irwan Meilano, seorang ahli gempa dari ITB membuat analisa berdasarkan data gempa utama serta gempa-
gempa susulan yang dicatat segera setelah gempa utama. Data yang ada disebalah ini adalah data pusat
gempa utama (epicenter) dan lokasi gempa-gempa susulan (aftershock) dalam periode 6 7 Juni 2006 dari
gempa Yogyakarta 2006.
Irwan memplot kedalaman serta posisi gempa-gempa susulan ini. Plotting dalam penampang dibawah yang
merupakan penampang barat timur ini memperlihatkan dengan jelas bahwa ada sebuah kemiringan dari
Patahan Opak (masih diperkirakan tentunya).
Perhatikan plotting bagian bawah yang menunjukkan kedalaman gempa susulan ini kearah timur lebih dalam dari
yang disebelah barat. Diperkirakan terdapat Patahan Opak ini memiliki kemiringannya ke arah timur.
Patahan Opak Versi Danny Hilman.

Pak Dr Danny Hilman salah satu ahli geologi dari LIPI yang sangat ahli dalam kegempaan memiliki pendapat
sendiri tentang Patahan Opak ini.
Pak Danny Hilman menggunakan data deformasi dari data gempa serta mungkin menggunakan analisa tensor,
yaitu data pergerakan yang dianalisa pada lokasi titik hiposenter.
Pak Danny Hilman ini juga memberikan satu tambahan baru kemungkinan adanya Sesar Dengkeng di sebelah
utara dari perbukitan Wonosari yang memiliki arah Barat-Timur.
Sesar Opaknya sendiri masih diperkirakan berada di sekitar Sesar Opak yang diperkirakan oleh Pak Wartono.
Namun digambarkan sebagai sesar lateral. Atau sesar yang memiliki komponen geser.
Tentusaja ini sebuah interpretasi baru bagaimana adanya sesar geser Sesar Opak serta adanya kombinasi
dengan Sesar Dengkeng.
Patahan Opak Versi Dr Hasanuddin Abidin dkk (2009)
Dalam paper ilmiahnya yang dimuat dalam Jurnal
Geologi Indonesia, Vol. 4 No.4 Desember 2009: 275-284 Hasanuddin Z. Abidin, H. Andreas, I. Meilano1, M.
Gamal, I. Gumilar,dan C.I. Abdullah menyimpulkan seperti dibawah ini:
Berdasarkan hasil survei GPS pada tahun 1998, 2006, dan 2008 didapatkan keterangan bahwa besarnya
deformasi koseismik gempa Yogyakarta 2006 berkisar antara 10 15 cm atau lebih kecil, baik dalam komponen
horizontal maupun vertikal; dan deformasi pascaseismiknya dalam arah horizontal adalah sekitar 0,3 sampai 9,1
cm.
Dengan menggunakan model dislokasi Okada dan berdasarkan vektor pergeseran deformasi koseismik serta
kedalaman gempa-gempa susulan, proses estimasi menyimpulkan bahwa sesar penyebab gempa Yogyakarta
2006 adalah sesar sinistral (left-lateral) dengan sudut strike sekitar 480 dan sudut kemiringan (dip angle) sekitar
890. Sesar penyebab gempa Yogyakarta 2006 yang diestimasi dari hasil survei GPS ini, berlokasi sekitar 5 10
km di sebelah timur lokasi Sesar Opak yang biasa digambarkan sepanjang Sungai Opak.
Sesar Opak digambarkan sebagai sesar geser kiri yang meliuk sesuai dengan data yang diperolehnya.
Sesar Opak Versi Pak Daryono (Tsuji et al 2009)
Pak Daryono ini salah seorang staf BMKG yang
menuliskan pendapatnya tentang Sesar Opak. Beliau terketuk setelah terjadi gempa menjelang Shalat Taraweh
pada hari Sabtu August 21, 2010 pukul 18:41:38. Pak Daryono mensitir tulisan ilmiah Tsuji, et al, 2009, di Earth
Planets Space, 61, e29e32, 2009)
Dalam catatannya Pak Daryono berkesimpulan kejadian gempabumi pada hari Sabtu petang itupun semakin
mengokohkan keberadaan sesar aktif yang lokasinya di sebelah timur Sesar Opak. Jika melihat lokasi episenter
menurut BMKG yang terletak di zona sesar, bisa jadi Gempabumi Bantul ini merupakan manifestasi pelepasan
tegangan di zonasesar yang mungkin belum terlepaskan seluruhnya saat terjadi gempabumi 27 Mei 2006.
Walaupun rupture faultnya sendiri belum terlihat dari data permukaan namun Pak Daryono meyakini berdasarkan
data-data kegempaan di sekitar Sesar Opak ini.
Sesar Opak Versi Dongeng Geologi (Rovicky, 2010)

:( Waaah, Pakdhe ngga mau kalah ya ? Kok terus ikut-ikutan membuat model Sesar Opak penyebab gempa ini.
:D Looh setiap pendapat ahli geologi akan menymbangkan pemikiran khususnya dalam menganalisa fenomena
alam ini, Thole
Seperti yang digambarkan sebelumnya disini Patahan Opak Yang Unik dengan menggunakan peta kerusakan
yang diperkirakan merupakan akibat goyangan serta data dari gempa-gempa susulan yang diplot oleh Irwan
Meilano diatas. Diperkirakan patahan Opak ini memiliki komponen utama berupa bidang sesar naik yang
memiliki kemiringan kearah timur.
Data kedalaman episenter yang berada
pada kedalaman 10 Km ini berada sekitar 10 Km disebelah timur Sesar Opak yang diperkirakan oleh Pak
Wartono. Apabila menggunakan geometri sederhana, maka bidang patahan Opak yang memiliki komponen naik
ini memiliki kemiringan sebesar 45 derajat.
Peta kerusakan yang dibuat oleh Unosat memperlihatkan bahwa daerah yang paling banyak mengalami adalah
disekitar Patahan Opak.Sedangkan lokasi yang tepat berada diatasnya tidak banyak mengalami kerusakan. Ini
bisa saja disebabkan oleh percepatan tanah, atau daya getar batuan yang berbeda antara perbukitan Wonosari,
dengan endapan Merapi Muda.
Nah paling tidak kita memiliki beberapa model Patahan/Sesar Opak. Mana yang bener, bukanlah hal yang
utama. Karena fenomena alam ini interpretasinya sangat dinamis tergantung dari kelengkapan data
pendukungnya. Semakin banyak data pendukungnya akan semakin logis dan lebih mudah diterima oleh para
ahli lainnya.
Birger dari GTZ (2006)
Pak Herry Hardjono menyumbangkan lagi data
tambahan yang diperoleh GTZ, sebuah badan penelitian Jerman (The Deutsche Gesellschaft fr Technische
Zusammenarbeit (GTZ).
Disebelah ini plotting dari gempa-gempa susulan yang dikumpulkan setelah gempa utama terjadi. Hasilnya mirip
dengan plotting gempa susulan yang dikumpulkan oleh Irwan Meilano. Aftershocknya berada disebelah timur
dari Sungai Opak. Dan semakin kearah timur titik pusat gempa susulan ini berada semakin dalam.
Peta kerusakan bangunan yang dikumpulkan oleh Birger dari GTZ ini memperlihatkan kesesuaian dengan
bidang sesar Opak Yang miring kearah timur yang dibuat Rovicky, 2010. :) Memang kerusakan itu terjadi pada
tempat yang berdekatan dengan rupture zone yang tidak lain Sesar Opak disepanjang Sungai Opak itu sendiri.
Perbandingan dengan Sesar Semangko di Liwa yang
terjadi pada Segmen Semangko, yg jadi tempat gempa Liwa (1994), yg kebetulan dulu Pak Herry sendiri yang
memmimpin tim pelangi (ada dari BMG, LIPI, Pak Surono dan VSInya).
Kalau gempa Liwa, letak aftershocks pas di patahan Semangko, kedalaman kumpulan aftershocks kurang dari
20 km. Lha kalau Patahan Opak, kumpulan aftershocks gempa Jogja berada kurang lebih sebelah timur patahan.
Kedalaman kumpulan aftershocks mirim Liwa, kurang dari 20 km. Pak Heerypun bertanya-tanya,Apa ada
active burried fault?
:( Kalau Pakdhe mestinya data ini malah menambah keyakinan bahwa kebumhkinan besar, Ya kan Pakdhe?
:D Iya Thole gempa susulan mestinya masih akan berada disekitar bidang retakannya. Tentusaja tidak harus
benar-benar sebidang karena plottig lokasi episenter susulan ini memiliki variasi kesalahan juga.
Patahan Opak versi Pak Djedi 2010.
Tambahan data baru
dari Pak Djedi menggunakan Audio Magneto Telluric (AMT adalah frekuensi yang lebih tinggi teknik
magnetotellurik untuk investigasi dangkal) semakin meyakinkan kemungkinan bidang patahan Opak adalah
miring kearah timur. Ini dismimpulkan dari model distribusi tahanan-jenis (resistivity) hasil 2D AMT smooth
inversion pada lintasan ukur AMT arah barat-timur yang memotong Patahan Opak.
AMT ini mengukur resistivitas batuan. Resistivity rendah berasosiasi dgn loose sediment + ada airnya (barat dan
tengah), resistivity tinggi berasosiasi dengan gamping Wonosari + old volcanic Nglanggran (timur).
Model tersebut mengindikasikan adanya zona resistivity rendah yang diduga pencerminan dari patahan Opak
yang miring ke arah timur (garis putus-putus hitam tebal). Riset pengukuran AMT ini merupakan sebagian dari
hasil studi tim LIPI-ITB-TIT-Hokkaido Univ.
Ada catatan dari Pak Djedi :
Rendahnya resolusi cells/block model pada saat proses inversi menyebabkan Patahan Opak seperti dicirikan
oleh suatu fracture zone yg lebar. Ya mestinya tdk seperti itu, lha wong namanya juga pemodelan, tergantung
resolusi dari metode tersebut.
Sebenarnya bisa saja lokasi sesar Opak tetap berada di antara titik A13 A14 seperti yang Irwan sampaikan,
karena masih dalam wilayah low resistive zone. Mungkin karena saya tidak melakukan pengukuran tepat di atas
morfologi sesar, shg tidak mendapatkan data elevasi yg tepat pula untuk menggambarkan morfologi sesar tsb
pada tempat yang sebenarnya.
Jadi, masih juga penasaran ? silahkan dilanjut di dongengan terkait kegempaan dan Sesar Opak :

Anda mungkin juga menyukai