Anda di halaman 1dari 26

Pemeriksaan

Medikolegal Kekerasan
Seksual Terhadap
Perempuan
Biddokkes Polda Lampung
Pendahuluan :
pasal 183 KUHAP dan 184 KUHAP
Masalah pada pembuktian perkosaan
dan delik susila lainnya:
Saksi biasanya tidak ada
Apa yang dikatakan korban belum tentu benar
Keaslian barang bukti: baru berhubungan dengan
suami/pacar, sudah mandi/cebok, sudah ganti baju dsb
Lama baru melapor
Kemampuan dokter minim

Jika ada delik susila, maka korban:
Korban mendiamkan
Korban minta bantuan medis ke dokter: pasal 108
KUHAP.
Korban/keluarga melapor ke polisi: SPV
Pendahuluan : (cont)
Bantuan dokter pada pembuktian delik
susila: Memberikan alat bukti yang sah:
a. Berupa VER (alat bukti surat)
b. Berupa kesaksian ahli di pengadilan
c. Alat bukti petunjuk
Memberikan keyakinan hakim:
a. tentang jenis tindak pidananya
b. tentang pelakunya

Pengertian & Dasar Hukum :
Yang termasuk kekerasan seksual
dalam KUHP adalah :
1.Perkosaan, dgn kekerasan/ancaman (pasal 285, 12 thn), korban
mati (pasal 291, 15 thn)
2.Persetubuhan pada wanita tak berdaya / pingsan (pasal 286, 9
thn)
3.Persetubuhan pada anak dibawah usia 15 tahun atau belum
pantas dikawin (pasal 287, 9 th)
4.Pencabulan, dgn kekerasan/ ancaman: (pasal 289, 9 thn),
dimuka orang/umum: (pasal 281, 2 thn 8 bln or Rp.4500)thd
orang pingsan/tak berdaya: (pasal 290, 7 thn, 12 thn (luka berat),
15 thn (mati),
Perkosaan :
persetubuhan diluar nikah dengan kekerasan
atau dibawah ancaman kekerasan.
Pencabulan :
semua perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan
kenikmatan seksual sekaligus mengganggu kehormatan
kesusilaan.
Pengertian & Dasar Hukum (cont)

Persetubuhan
:
Menurut hukum hanya mencakup persetubuhan genito-genital saja.
Masuknya batang kemaluan pria ke dalam kemaluan wanita
(vereniging, sebatas labia minor ke dalam) PENETRASI +
Eyakulasi boleh ada/tidak
Pemeriksaan :
Penting sebelum pemeriksaan :
korban jangan menunggu terlalu lama
ijin tertulis untuk pemeriksaan
sebaiknya polisi & dokter memeriksa dalam
waktu yang bersamaan
dokter didampingi perawat perempuan / bidan
dokter menjelaskan apa yang akan dilakukan
dan manfaat pemeriksaan tsb
Dua aspek yang perlu
diperhatikan :
1. mengumpulkan bukti-bukti persetubuhan :




2. mencari tanda-tanda kekerasan :
riwayat kehilangan kesadaran
luka-luka
tanda penetrasi: hiperemik, luka lecet,
memar, robekan selaput dara
adanya eyakulat: tidak mutlak
Anamnesis :
Identitas pasien :
Terutama umur (tempat dan
tanggal lahir)
Pertumbuhan gigi geligi
Perkembangan sex sekunder
Alamat
Riwayat menstruasi : menars ; haid
terakhir, siklus haid
Status perkawinan
Aktifitas seksual, kapan persetubuhan
terakhir, apakah menggunakan
kondom ?

Anamnesis : (cont)
Mengenai kejadian :
waktu dan lokasinya
kekerasan sebelum kejadian
rincian kejadian
terjadi atau tidak penetrasi
apa yang dilakukan setelah terjadinya
kekerasan seksual
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, penampilan
secara keseluruhan, keadaan emosional
(tenang, sedih / gelisah)
Tanda vital
Status generalis :
Perkembangan seks sekunder
(pertumbuhan mammae, rambut axilla
dan rambut pubis)
Jika pada baju ada bercak mani (kaku),
bila mungkin pakaian diminta,
masukkan dalam amplop
Periksa luka-luka seluruh tubuh

Periksa gigi-geligi
(pertumbuhan gigi ke 7 & 8)
Pada persetubuhan oral, periksa lecet,
bintik perdarahan /
Memar pada palatum, lakukan swab
pada laring dan tonsil
Dibawah 12 tahun: M2
Belum pantas dikawin: tanda kelamin
sekunder -, menarche belum.
Di bawah 15 tahun: M2 sdh ada, M3 belum
ada, foto ronsen akar M3 belum jadi tulang.
Status Ginekologi :
Posisi litotomi
Periksa luka-luka sekitar vulva, perineum
dan paha
Jika ada bercak, kerok dengan skalpel dan
masukkan dalam amplop
Rambut pubis disisir, rambut yang lepas
dimasukkan dalam amplop

Jika ada rambut pubis yang
menggumpal, gunting dan masukkan
dalam amplop
cabut 3-10 lembar rambut dan
masukkan dalam amplop lain

Catatan :
Ukuran Introitus Vagina :
< 5 tahun : berukuran 3 - 5
milimeter
> 5 9 tahun : berukuran sama
dengan umur, misal 7
tahun sama dengan 7
milimeter, dst
> 9 tahun Mens : > 9 mm
Periksa selaput dara, besarnya orifisium
Swab daerah vestibulum, buat sediaan
hapus
Jika memungkinkan swab forniks
posterior, buat sediaan hapus
Vagina dan besar uterus
Pada persetubuhan dubur, periksa colok
dubur dan lakukan swab, bila perlu
proktoskopi
Status Ginekologi :
(cont)
Kuku jari tangan dipotong, masukkan
dalam amplop yang berbeda kanan dan
kiri
Tanda kehilangan kesadaran (pemberian
obat tidur / bius) needle marks indikasi
pemeriksaan darah dan urin

Pemeriksaan fisik : (cont)
Laboratorium :
Cairan / sekret vagina
Ambil cairan dari forniks posterior
Atau swab vagina dengan kapas lidi
Buat sediaan hapus, untuk pemeriksaan
sperma & GO
Catatan Pengambilan sampel :
< 3 hari : lakukan swab biasa
3-7 hari : lakukan bilasan, agar diperoleh
sampel yang cukup banyak
Pemeriksaan darah & urin (bila dicurigai
pemberian obat-obatan)
Tes kehamilan (bila dicurigai)
Sel sperma : malachite green/christmas
tree, Baechi (bercak pd kain)
Cairan mani : fosfatase asam, Zink (tes
PAN), krist. spermin (Berberio), kerist. Cholin
(Florence)
Laboratorium : (cont)
Pemeriksaan pria tersangka :
Menentukan adanya sel epitel vagina pada
glans penis, menggunakan larutan lugol
Pemeriksaan sekret uretra
Kidal/kinan: pola luka cekik pada leher.
Gol darah dari eyakulat: hanya utk pelaku
sekretor (85% populasi)
Pola DNA dari eyakulat dan kerokan kuku
korban.
Identifikasi jumlah pelaku: dengan metode
single locus probe atau metode PCR.
Identifikasi siapa pelakunya. Contoh: kasus
pertama Alac J Jeffreys.
Refferences :
1. Bahan Kuliah Power Point Kedokteran Forensik FKUI
2. Kitab Undang Undang Hukum Pidana
3. Foley, TS. dkk dalam Rape Nursing Care of Victims, Mosby Company,
Toronto, London 1983
4. Hamdani, Nj. dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman edisi kedua, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta 1992
5. Budijanto, A. Dkk, dalam Kejahatan Seks dan Aspek Medikolegal Gangguan
Psikoseksual, Kalman Media Pustaka, Jakarta, 1982

Anda mungkin juga menyukai