Anda di halaman 1dari 18

HEGEMONI INTERVENSI

NEGARA ADIDAYA DAN


FENOMENA
CLASH OF CIVILIZATION

Jenderal (Purn) TNI H. Wiranto, SH


I. Apakah pada saat ini masih ada
intervensi satu kekuatan asing atau
negara adidaya terhadap Indonesia?

Sejarah umat manusia adalah sejarah


tentang kekuasaan dan pengaruh.
Contoh yang paling primitif; Qabil membunuh Habil
untuk merebut kuasa dan pengaruh terhadap perempuan.
Perkembangan berikutnya penguasaan atas sesuatu
berubah atas dasar kepentingan yang lebih besar.
kekuasaan memang dipergilirkan, itu sudah sunatullah
dan diperingatkan dalam Al Qur’an (QS: Ali Imran, 140).

Naluriah segala bangsa di muka bumi memiliki


nafsu saling menguasai bangsa lain
untuk mendapatkan berbagai sumber daya
Sejarah umat manusia
adalah sejarah tentang
kekuasaan dan pengaruh INTERVENSI
atau
PERANG
NALURI BERKUASA
UNTUK
MENGUASAI
SUMBER DAYA
APAKAH PRAKTIK - BIAYA TINGGI
INTERVENSI/PERANG TIDAK
- TIDAK POPULER
MASIH BERLAKU? MUNGKIN
- DIKECAM MASY DUNIA

YA
NM
LE
OB KEBUTUHAN TERHADAP
R
P SUMBER DAYA ALAM MENINGKAT,
TETAPI PERSEDIAAN TERBATAS
CARANYA
Praktik INTERVENSI menjadi
RELEVAN atau TIDAK TERELAKKAN
TIDAK LAGI MENGGUNAKAN
CARA-CARA MILITER

NAMUN LEBIH KEPADA PENGGUNAAN


FRONT YANG MULTIDIMENSIONAL

ELALUI FRONT IDEOLOGI, POLITIK, EKONOM


DAN BUDAYA YANG MEMANFAATKAN
KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG LUAR BIASA
SERTA MELALUI KONSEP MANAJEMEN YANG CANGGIH
II. APA SEBENARNYA YANG DIMAKSUD
DENGAN CLASH OF CIVILIZATION…?

Wacana clash of civilization pertama disampaikan


oleh ilmuwan politik AS Samuel P. Huntington dalam bukunya yang
berjudul The Clash of Civilization and Remaking of World Order (1996).

Ia meramalkan melalui analisisnya pada


pasca perang dingin tatanan dunia bukan
menuju unipolar namun ke arah multipolar
atau multiperadaban (multicivilization).
Huntington menyusun teori politiknya
yang ia pahami sebagai Peradaban
(civilization) yang didefinisikan:
 SUATU KONDISI YANG BERBEDA DIBANDING
KONDISI (MASYARAKAT) PRIMITIF.
 SUATU ENTITAS CULTURAL YANG MENCAKUP
SATU ATAU BEBERAPA KESATUAN POLITIS.
 SEBUAH SISTEM YANG BERSIFAT
KOMPREHENSIF.
 SEBUAH SISTEM YANG SENANTIASA
BERKEMBANG, BERADAPTASI DAN
BERPENGARUH
Menurut Huntington, saat ini paling tidak
terdapat 6 (enam) peradaban utama,
yaitu:
Peradaban Tionghoa (Kofusian)
Peradaban Jepang
Peradaban Hindu
Peradaban Islam
Peradaban Ortodoks
Peradaban Afrika
Dalam karya ilmiahnya ia menskenariokan
adanya intraksi dalam bentuk perbenturan
antara peradaban barat dengan peradaban
lainnya.
Masalah pokok perhatian Huntington dalam
konteks benturan peradaban adalah antara
peradaban barat versus Islam (beraliansi dengan
Konfusian).
POLA CLASH OF
CIVILIZATION
(SAMUEL HUNTINGTON)
AFRIKA HINDU

BARAT ISLAM

CHINA/ AMERIKA
KOFUSIAN LATIN

ORTODOK JEPANG
III. Apa hubungan antara Hegemoni Intervensi
Adidaya dengan Clash Civilization?

Dengan Mencandra berbagai peristiwa penting


pada penghujung abad XX dan awal abad XXI
antara lain Perang Teluk, penyerbuan Barat ke
Afghanistan, penyerangan gedung WTC AS dan
berbagai aksi terorisme internasional,
penyerbuan Barat ke Irak dan pengakuan mata-
mata AS, John Perkins dalam bukunya
“The Confessions of an Economic Hitman” atau
“Pengakuan oleh seorang Perusak Ekonomi”,
kelihatannya perlu kita telaah jauh lagi apa
kaitan antara kedua hal diatas.
Ahli Politik Samuel Huntington melontar gagasan Clash of Civilization.
Berdasarkan analisis trend terhadap sejumlah perkembangan social
politik di berbagai belahan dunia, Huntington menyimpulkan bahwa
akan terjadi “Perang Peradaban” terutama Barat dengan Islam dan
Kong Hu Cu

PERHATIAN-1
Dalam perkembangannya, penjelasan ilmiah mengenai
Clash of Civilization ini telah berubah menjadi Dogma Ilmiah.
Barat menaruh Keyakinan (Kepercayaan)
bahwa Islam mengancam Barat.
Sebagai Dogma, Clash of Civilization diyakini Barat sebagai
benar-benar akan terjadi terutama dengan Islam.

Serentak dengan perubahan dari Penjelasan Ilmiah ke Dogma


Ilmiah, hilanglah aspek-aspek rasionalitas dari
Clash of Civilization ini; Sebagai gantinya adalah lahirnya
kecurigaan-kecurigaan dan persengkongkolan (hegemoni)
di Barat terhadap Islam.
PERHATIAN-2
Sejalan dengan arus liberalisme dan kapitalisme,
Clash of Civilization adalah Instrument Barat untuk menguasai
geopolitik seluruh bangsa-bangsa di muka bumi, baik yang
berkenaan dengan SDA, SDM, maupun Sumberdaya Sosial
Budaya
Di bawah payung dogma Clash of Civilization,
Barat memiliki Skenario Tunggal:
menguasai dunia di satu tangan mereka sendiri.
Kemakmuran, Kebebasan, dan Gaya Hidup harus mengalir dari
Barat dan menopang kepentingan Barat

SDA di berbagai wilayah dunia dieksplorasi dan separuh lebih hasilnya dibawa ke Barat.
Negara-negara yang kaya SDA tapi tak mau bekerjasama dengan Barat dihancurkan
seperti Irak, Afganistan, atau diancam terus menerus seperti Kuba.
SDM dari berbagai Negara diundang dan diajari supaya menjadi corong dan pembela Barat
di Negaranya masing-masing. Intelektual yang kritis terhadap Barat dicap fundamentalis.
Sumberdaya Sosial Budaya bangsa-bangsa lain dikonservasi pada site-nya; agar tak
berkembang secara meluas; sehingga standar nilai Barat yang mesti digunakan.
Barat yang didukung oleh para kompardor-nya mengembangkan bahkan membuat standar
nilai social budaya yang mesti diikuti
terutama oleh generasi muda.
PERHATIAN 3
Clash of Civilization bukan hanya dogma pada tataran konseptual tapi
juga ajaran yang dipraktekkan barat. Dua Instrument Barat melakukan
Hegemoni dan Intervensi di bawah Dogma Clash of Civilization:
Methodologi dan Teknologi
Dalam bidang Methodologi mereka menyebarkan cara berpikir
Barat baik dalam bidang ilmiah maupun bidang kehidupan
sosial.
Mereka membungkusnya dengan terminology-teminologi modernisasi,
kebebasan, pluralisme, multikulturalisme, human right, democracy.
Masyarakat mana saja dikatakan Tidak Maju jika tidak mengikuti cara
berpikir Barat. Upaya-upaya untuk mendalami dan memperaktikkan
cara berpikir milik sendiri dikatakan sebagai fundamentalisme,
reaksioner, etnosentris,

Dalam bidang Teknologi mereka merancang “teknologi


tumbuh” yang membuat masyarakat dunia terus menerus
mengalami ketergantungan pada Software dan Hardware.
Mereka juga mengembangkan Hak Cipta.
Barat tidak menyukai dan menekan bangsa-bangsa yang mampu
berdiri sendiri secara teknologi seperti Iran, Korea. Mereka menyukai
Negara-negara yang mengimpor teknologinya (plus tenaga ahlinya)
IV. Posisi Indonesia dalam kaitan
Hegemoni Intervensi Adidaya dan
Clash of Civilization
Terdapat paling tidak empat faktor yang menempatkan Indonesia
tidak dapat menghindar sebagai obyek yang sangat penting dalam
konteks kedua hal di atas, yaitu:

1. sebagai negara berpenduduk nomer 4 terbesar di dunia,


merupakan pasar yang potensial.
2. Memiliki masyarakat dengan mayoritas beragama Islam
terbesar di dunia, dimanfaatkan sebagai pembendung
kelompok Islam radikal dengan tetap mempertahankan
Indonesia sebagai kelompok Islam moderat.
3. Memiliki posisi strategis baik secara geo politik maupun geo
ekonomi. Keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan
yang tersebar di antara 2 samudera dan 2 benua memiliki
posisi menentukan dalam penjagaan stabilitas kawasan.
4. Memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Keberadaan
Freeport, Newmont, Caltex, Exxon Mobile mengisyaratkan
keberadaan mereka di Indonesia sangat menguntungkan.
Kalau kita berani jujur dan terus terang, maka
sebenarnya Indonesia telah masuk dalam
penguasaan hegemoni adidaya dan masuk
dalam percaturan clash of civilization.
Namun untuk lebih memastikannya kita coba
untuk membuat daftar pertanyaan
yang sangat sederhana.

Apabila jawabannya lebih banyak mengatakan


“YA” atau “SUDAH”, maka kita boleh bangga bahwa
Indonesia bebas dari hegemoni adidaya.

Namun apabila jawabannya lebih banyak


mengatakan “TIDAK” atau “BELUM”,
maka berarti kita telah masuk dalam
kekuasaan adidaya.
N Indikator Ya/ Tidak/
o Sudah Belum
1. Apakah sebagai negara bangsa, Pancasila sebagai ideologi bangsa
masih dipahami dan dibanggakan oleh generasi mudanya?

2. Apakah semangat nasionalisme di antara rakyatnya masih tetap


dapat dipertahankan?
3. Apakah demokrasi yang dikembangkan sudah sesuai dengan
jatidiri bangsa dan dipahami oleh seluruh rakyatnya?
4. Apakah Indonesia telah mampu membayar hutang-hutangnya tanpa
mengganggu rencana pembangunan jangka menengah dan
panjang?
5. Apakah perusahaan besar yang menguasai hajat hidup rakyat
dikuasai oleh modal dalam negeri?
6. Apakah sebagai negara agraris kita telah mampu berswasembada
pangan?
7. Apakah masyarakat Islam yang menjadi mayoritas penduduk telah
mampu bersatu mewarnai kebersamaan?
8. Apakah pemerintah (cq. Menteri Ekonomi) yang mewakili rakyat
Indonesia berani menentang keputusan IMF?
9. Apakah militer kita masih diperhitungkan sebagai kekuatan yang
handal di kawasan Asia Tenggara?
PENUTUP
Suka atau tidak kita benar-benar telah dicengkeram dengan sangat kuat oleh
hegemoni intervensi Adidaya

BAGAIMANA
SIKAP KITA…?
MENYERAH DENGAN KONDISI BANGKIT SEBAGAI BANGSA
SEPERTI INI YANG BERARTI KITA YANG MEMILIKI HARGA DIRI
GADAIKAN MASA DEPAN DAN MARTABAT, BANGSA
BANGSA KITA KEPADA PIHAK YANG INGIN PUNYA MASA
ASING. KITA TIDAK LAGI DAPAT DEPAN YANG LABIH BAIK LAGI
MENENTUKAN MASA DEPAN DIRI
UNTUK GENERASI
KITA SENDIRI KARENA
BERIKUTNYA.
SEGALANYA TELAH DIKUASAI
ASING. KITA BUKAN SEBAGAI
TUAN DI NEGERI SENDIRI. MERUPAKAN PILIHAN
YANG TIDAK MUDAH.

Anda mungkin juga menyukai