Anda di halaman 1dari 24

KELANJUTAN PERTEMUAN

PERHIMPUNAN PURNAWIRAWAN
PEMBELA KEBENARAN

1
1
PERTEMUAN INI BUKAN UTK KEPENTINGAN POLITIK
TERTENTU, LEBIH SBG KEPRIHATINAN THD
PENYIMPANGAN PRAKTEK HUKUM, UTAMANYA HAM.

PENYIMPANGAN ITU DILAKUKAN SCR


SISTEMATIS & CERDAS, TERLIHAT WAJAR & NORMATIF
WALAUPUN SEJATINYA PENUH MANIPULATIF & KEJAM

SASARAN UTAMA  PELUMPUHAN HANNEG  TNI


STRATEGI SANGAT HALUS, NAMUN ADA UNSUR MEMAKSAKAN
KEHENDAK DG BERBAGAI CARA & PENDEKATAN

TANPA SADAR, DI MASYARAKAT TELAH DIBANGUN


PEMAHAMAN BHW MASA LALU TNI/ABRI PENUH
KEKEJAMAN YG HRS DIPERTANGGUNG-JAWABKAN

SUDAH SAATNYA MENYADARI SEBELUM TERJADI


KONDISI YG LEBIH BURUK DI MANA PRAJURIT TNI
TDK LAGI GAIRAH LAKUKAN
MISSI AKIBAT DIBAYANGI TUNTUTAN HUKUM 2
APA ITU
PELANGGARAN HAM BERAT?
UU. No. 26 tahun 2000 pasal 7
menyatakan bahwa yang termasuk
Pelanggaran HAM Berat adalah:

 Kejahatan Genosida

 Kejahatan terhadap
kemanusiaan
3
Kejahatan Genosida adalah setiap
perbuatan
yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan
atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnik, atau kelompok agama.
 membunuh anggota kelompok;

 mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap


anggota kelompok;

 menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan


kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;

 memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran


di dalam kelompok; atau

 memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu


ke kelompok yang lain
4
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas dan
sistematis yang diketahui bahwa serangan itu ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil, berupa:

pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.


perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain
secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan pokok hukum internasional.
penyiksaan,
perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa,
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yg setara
penganiayaan terhadap kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui secara universal
sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
penghilangan orang secara paksa, kejahatan apartheid
5
MENYOAL UNDANG-UNDANG
YANG MENYANGKUT HAM
KESIMPANGSIURAN PRODUK HUKUM
 Perpu N0. 1/2000 tentang HAM
 UUD-1945 (Amandemen) pasal 28.i
 UU No. 26 ttg Pengadilan HAM, pasal 43
Keputusan MK th 2008

DAMPAK YG DITIMBULKAN
 Rawan interpretasi
6
 Titik penetrasi yg sangat terbuka
Perpu N0. 1/1999 tentang HAM

 Tuduhan sepihak oleh Lembaga HAM Internasional


terjadi “Pelanggaran HAM berat” pasca jajak
pendapat di Timor Timur thn 1999.

 Kita (Indonesia) belum mengenal istilah


“Pelanggaran HAM berat” atau “Gross Violation
of Human Right”, apalagi undang-undangnya.

 Kita yakin tidak terjadi seperti yang dituduhkan itu,


maka perlu kita tangkal dengan mengusut sendiri.

 Perpu No.1/2000 = payung UU-nya


 Kenyataannya Komnas HAM menggunakan
kesempatan ini justru untuk menghantam TNI
7
UUD-1945 (Amandemen) pasal 28.i
Ayat 1.
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun
8
UU No. 26 ttg Pengadilan HAM, pasal 43

(1) Pelanggaran hak asasi manusia yang berat


yang terjadi sebelum diundangkannya Undang-
undang ini, diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan HAM ad hoc.
(2) Pengadilan HAM ad hoc sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dibentuk atas usul
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
berdasarkan peristiwa tertentu dengan
Keputusan Presiden.
(3) Pengadilan HAM ad hoc sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) berada di lingkungan
Peradilan Umum.

9
Latar Belakang Munculnya Pasal 43
Dalam istilah hukum disebut
hukum darurat
Digunakan khusus untuk
kasus tertentu
(locus dan tempos delicti tertentu)
Disepakati hanya untuk
kasus Timtim dan Priok
Diusulkan oleh pakar hukum (ABN)
tatkala DPR deadlock
merumuskan asas retroaktif
10
Tindak Lanjut dari Pasal 43
 Kasus Timtim dan Priok selesai,
seharusnya pasal 43 tidak lagi berlaku.

 Kenyataannya Komnas HAM menggunakan


pasal ini untuk terus mengusut kasus lain
di masa lalu scr sepihak.

 Muncullah pemanggilan-pemanggilan kpd


Purn TNI/POLRI, yg menyimpang dr hukum.

11
Keputusan MK th 2008
 Seharusnya MK lebih menyoroti keberadaan pasal 43
yg sudah selesai tugasnya.

 Kenyataan yg disoroti justru kata dugaan dalam bab


penjelasan yg justru memperkuat posisi Komnas HAM.

 Dengan Kep tsb Komnas HAM serta merta memanggil


para mantan perwira TNI dlm peristiwa Talangsari.

 Ketidakhadiran para perwira, bukan karena takut,


pengecut, tdk btg jwb, namun karena praktek hukum
yg menyimpang/tendensius.

12
Dampak yang ditimbulkan

 Rawan interpretasi

 Titik penetrasi
yg sangat terbuka
13
Potret Komnas HAM kita

 Tdk imparsial

 Instrumen pemukul bagi


bangsa sendiri

 Aksi-aksi yg berlebihan

14
TIDAK IMPARSIAL
Fakta praktik kerja Komnas HAM yg
mendahului proses peradilan yg
sesungguhnya.

Proses pembentukannya yg
tdk wajar.

Pemilihan personil yang telah


direkayasa.
15
INSTRUMEN UNTUK:
 Balas Dendam

 Komoditas politik dan finansial

 Menambah track record


sebagai tokoh HAM
16
AKSI YG DILAKUKAN
 Penafsiran sepihak terhadap undang-undang
 Pemanfaatan otoritas yang
berlebihan/memanipulasi hukum
 Membangun image negatif terhadap
TNI/mantan
 Menggunakan cara-cara aktivis (demo,
seminar, loby, dll
 Memecah belah persatuan obyek, satu-satu
dihabisi
 Menekan/mempengaruhi Lembaga Negara
 Link-up dengan kekuatan asing
17
LEMBAGA NEGARA YANG
MEMILIKI PENGARUH

 DPR dan Kepresidenan


 Mahkamah Konstitusi
 Pengadilan HAM

18
DPR & KEPRESIDENAN

 Masih sarat dg kepentingan politik

 Perlu pemahaman yg lebih dlm mengenai


Pelanggaran HAM Berat & Retroaktif

 Pertimbangan stabilitas sbg resiko


mengangkat kasus yg lalu

19
MAHKAMAH KONSTITUSI
 Perlu memahami latar
belakang pasal 43

 Harus bebas dr
intervensi politik/kepentingan

 Harus netral dr
tekanan pihak mana pun
20
PENGADILAN HAM AD HOC

 Pemilihan hakim yg imparsial

 Pengadilan yg bebas
tekanan/kepentingan

21
KEADAAN
TNI & PURNAWIRAWAN
 Masih ada yang belum paham apa itu
Pelanggaran HAM Berat
 Tidak solid, cenderung bergerak
sendiri-sendiri
 Institusi TNI tidak berani
menentukan sikap yang tegas
 Pada sisi perjuangan politik bahkan
saling melemahkan
22
SARAN TINDAK
 Rapatkan barisan, konsolidasikan diri
 Dorong keberanian institusi TNI untuk lebih
tegas dan berani bersikap
 Buat rencana yang solid dan terukur untuk
menghapus pasal 43
 Permasalahan Komnas HAM terutama
keberadaannya
 Tingkatkan loby kepada pihak-pihak
yang terkait
 Rebut simpati media dan publik
23
Sekian
&
Terima Kasih
Jakarta, 01 April 2008
24

Anda mungkin juga menyukai