Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 1 Ns.I Kadek Saputra, S.Kep Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 2 Apa Siapa Kapan Kenapa Bagaimana Nurses Proses Keperwatan Analisa Gas Darah AGD sudah secara luas digunakan sebagai pegangan penatalaksanaan penyakit berat yang akut maupun kronis
"The subject of acid-base balance is very confusing because of a confusion in terminology" Goldberger
Pengetahuan tentang analisa gas darah ini patut diketahui oleh para petugas kesehatan
Dapat mengkaji sifat, rangkaian, beratnya gangguan pernafasan dan metabolic Prosedur memerlukan beberapa keterampilan tetapi bila dikerjakan dengan tepat akan sedikit beresiko Hasil AGD lebih bermanfaat jika dihubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 3 INTRODUCTION Pengukuran pH darah Pengukuran oksigen darah Pengukuran karbon dioksida darah Pengukuran bikarbonat dan kelebihan basa darah Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 4 PENGUKURAN DALAM AGD
Komponen Darah Arteri Darah Vena pH 7.40 (7.35-7.40) 7.38 (7.33-7.43) PO 2 80-100 mmHg 34-49 mmHg Saturasi O 2 95% atau lebih 70%-75% P CO 2 35-45 mmHg 41-51 mmHg HCO 3 - 22 26 mEq/L 24 28 mEq/L Base excess : -2 sampai +2 0 sampai 4 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 5 NILAI NORMAL
1. Pengukuran PH darah pH adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen dan juga keasaman dan kebasaan darah
Kadar H3 (pH) dalam darah dipertahankan berkisar antara 0,000. 004 mEq/l atau pH 7,4 (7.35 7.45). Batas di mana manusia dapat hidup Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 6 Henderson-Hesselbach telah merumuskan faktor-faktor yang berperan dalam penentuan kadar ion H + ini dalam persamaan : Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 7 Atau Dalam darah/cairan ekstraseluler, terdapat lebih dari satu macam asam-basa yang berperan dalam sistem penyangga. Yang terpenting adalah sistem bikarbonat-asam karbonat, karena jumlahnya paling tinggi. Karena itu persamaannya di atas dapat dinyatakan dalam bentuk : Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 8 pK adalah suatu konstante, yang bernilai 6,1. HCO 3 pada dasarnyaadalah suatu hasil komponen metaboiik. H2CO 3 nilainya sama dengan 0,03 x P CO 2 . Sementara P CO 2 kita ketahui merupakan komponen respiratorik. Dengan kata lain, persamaan Henderson itu pada dasarnya menggambarkan bahwa : Asam : substansi yang dapat mendonorkan ion hidrogen (H+), contoh : H 2 CO 3 HCO 3 - + H +
(Asam) Basa : Substansi yang dapat menerima ion hidrogen (H+) HCO3 - + H + H 2 CO 3
(basa) Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 9 CO2 + H2O H2OCO3 HCO3- + H+ Jadi, kadar H + (pH) pada seseorang ditentukan bersama-sama oleh faktor metabolik dan faktor respiratorik. Gangguan pada salah satu faktor itu akan mengakibatkan perubahan pH, dan dengan sendirinya akan mengganggu fungsi metabolisme secara umum. Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 10 CO2 + H2O H2OCO3 HCO3- + H+ 2. Pengukuran Oksigen darah a. Kandungan oksigen Total Merupakan jumlah mililiter oksigen yang terbawa oleh 100 ml darah dalam berbagai bentuk (cara) Cara tersebut : (1) Terlarut dalam plasma, (2) Terikat dengan Hb Semakin besar oksigen terikat dengan Hb, semakin kecil yang terlarut dalam plasma. Oksigen sangat tidak mudah terlarut dalam plasma atau air
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 11 b. Tekanan O2 (PO 2 ) Merupakan tekanan diciptakan oleh oksigen yang terlarut di dalam plasma Oksigen yang terikat dengan Hb tidak mempunyai tekanan, tetapi oksigen yang terlarut dalam plasma mempunyai tekanan yang dapat diukur sebagai PO2. Jadi PO2 adalah ukuran tekanan atau desakan yang dimiliki oleh oksigen yang terlarut dan bahwa PO2 bukan ukuran jumlah oksigen dalam darah Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 12 c. Saturasi Oksigen (SaO 2 ) Merupakan pengukuran prosentase oksigen yang dibawa oleh hemoglobin dibandingkan dengan dengan jumlah total yang seharusnya dapat dibawa oleh hemoglobin atau dengan persamaan : Jumlah O2 yg dibawa hemoglobin SaO 2 = --------------------------------------- X 100 Jumlah maksimal O2 yg dpt dibawa Hb. Tiap gram Hb membawa maksimum 1.34 ml Oksigen
Jadi Kandungan Hb sangat berpengaruh terhadap saturasi oksigen. SaO 2 Merupakan
ukuran untuk menilai
perfusi
jaringan
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 13 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 14 Bagaimana Oksigen dibawa dalam darah :
Terlarut dalam plasma 0.3 ml/100 ml darah (ditunjnukkan oleh PO 2 90 mmHg) Terikat dengan hemoglobin 19.4 ml/100 ml darah (ditunjukkan oleh saturasi Hb 97%) Total dalam seluruh darah 19.7 ml/100 ml darah 3. Pengukuran karbon dioksida darah PCO2 berarti desakan/tekanan yang dihasilkan oleh gas CO2 yang terlarut dalam darah. PCO2 dipengaruhi hanya oleh penyebab pernafasan Meskipun ini merupakan penyederhanaan yang berlebihan, perlu diingat bahwa bahwa PCO2 dipengaruhi hanya oleh paru-paru CO2 dihasilkan dari proses metabolisme (metabolisme menghasilkan energi, panas, dan CO2) Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 15 Tubuh akan membuang CO2 dapat dilakukan dengan 2 cara : Cara yang kurang penting : Perubahan gas CO2 menjadi asam karbonat (H2CO3) yang berdisosiasi menjadi bikarbonat (HCO3-) dan Hidrogen (H+). H+ akan dikeluarkan oleh ginjal dalam bentuk NH4- Cara yang lebih penting adalah pelepasan CO2 di paru-paru Ada hubungan yang sangat penting antara jumlah CO2 dan jumlah ventilsai Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 16 PCO2 normal = Ventilasi normal PCO2 tinggi = Hipoventilasi PCO2 rendah = Hiperventilasi
PCO2 lebih penting daripada PO2 dalam penentuan normal tidaknya ventilasi Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 17 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 18 Gas CO2 harus dipertimbangkan sebagai substansi asam, karena ketika berikatan dengan air (H 2 O) akan mengasilkan asam karbonat (H2CO3) CO 2 + H 2 O H 2 CO 3 HCO 3 - + H+ 3. Pengukuran bikarbonat dan base excess Base excess secara prinsip berarti kelebihan bikarbonat (HCO3) tetapi juga untuk basa lain dalam darah (Protein plasma, Hb) Bikarbonat (HCO3) dan kelebihan basa hanya dipengaruhi oleh penyebab non-pernafasan Proses metabolik Normal HCO3 : 22 26 mEq/L dan BE : -2 sampai +2 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 19 Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+, dan ini dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor : 1. Mekanisme dapar kimia 2. Mekanisme pernafasan 3. Mekanisme ginjal
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 20 FISIOLOGI KESEIMBANGAN ASAM BASA Asam : substansi yang dapat mendonorkan ion hidrogen (H+), contoh : H 2 CO 3 HCO 3 - + H +
(Asam) Basa : Substansi yang dapat menerima ion hidrogen (H+) HCO3 - + H + H 2 CO 3
(basa) Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 21 CO2 + H2O H2OCO3 HCO3- + H+ 1. Mekanisme dapar kimia a. Sistem dapar bikarbonat dan asam karbonat Sistem ini merupakan jumlah terbesar yang terdapat dalam cairan extraseluler Reaksi terhadap asam HCl + NaHCO3 H2CO3 + NaCl, dimana (asam)
(basa) H2CO3 H2O + CO2 Reaksi terhadap basa NaOH + H2CO3 NaHCO3 + H2O
(basa) (asam) Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 22 b. Sistem dapar fosfat Sistem ini terutama terdapat dalam sel darah merah dan sel lain terutama sel tubulus ginjal yang memungkinkan ginjal mengeluarkan ion hidrogen Dapar fosfat terdapat dalam bentuk : Na2HPO4 dan NaH2PO4 Rekasi terhadap asam HCl + Na2HPO4 NaCl + Na2HPO4 Reaksi terhadap basa NaOH + NaH2PO4 Na2HPO4 + H2O Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 23 c. Sistem dapar protein Dapat bekerja sebagai asam lemah dan basa lemah yang dapat mengikat atau melepaskan ion H+ d. Sistem dapar Hemoglobin Bekerja sebagai asam lemah dan membentuk sistem dapar dengan basa kuat contoh H + + Hb = HHb
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 24 2. Mekanisme pernafasan PCO2 dalam alveolus berada dalam keseimbangan dengan PCO2 dan H2CO3 dalam darah Jika H2CO3 meningkat maka PCO2 meningkat dan akan diikuti oleh perangsangan pusat pernafasan sehingga timbul hiperventilasi untuk mengeluarkan CO2 H2CO3 H2O + CO2 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 25 3. Mekanisme Ginjal Pada keadaan keasaman darah yang meningkat, ginjal akan mengeluarkan ion H+ dan menahan ion HCO3 untuk mempertahankan pH, sehingga menghasilkan urin yang bersifat asam dan sebaliknya. Mekanismenya terdiri dari : Reasobsi ion HCO3 Asidifikasi garam-garam dapar Sekresi amonia (NH3 akan diubah menjadi NH4 yang dikeluarkan sebagai NH4 Cl) Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 26 Evaluasi pH Evaluasi Fungsi Pernafasan (Ventilasi) Evaluasi Proses Metabolik Tentukan Gangguan Primer dan Kompensasinya. Evaluasi Oksigenasi Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 27 INTERPRETASI HASIL ANALISA GAS DARAH 1. Evaluasi pH
Pengukuran pH : Hanya satu-satunya cara untuk memberitahukan bila tubuh terlalu asam atau basa : Interpretasi : Asidemia : kondisi asam darah pH <7.35 Alkalemia : kondisi alkali darah pH >7.45 Asidosis : Proses penyebab Asidemia Alkalosis : Proses penyebab Alkalosis Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 28 2. Evaluasi Fungsi Pernafasan (Ventilasi) Parameternya : PCO 2
Parameter Kondisi Mekanisme Penyebab PCO2 (>45 mmHg) Asidosis Respiratorik Penurunan dalam pengeluaran gas CO2 (Hipoventilasi) PCO2 (< 35 mmHg) Alkalosis Respiratorik Peningkatan dalam pengeluaran gas CO2 (Hiperventilasi) Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 29 3. Evaluasi proses metabolik Parameternya : HCO 3 - dan BE Parameter Kondisi Mekanisme Penyebab HCO3- (>26 mEq/L) atau BE (>+2) Alkalosis non- Respiratorik (metabolik) Asam non voltil hilang atau HCO3- meningkat HCO3- (<22mEq/L) atau BE (<-2) Asidosis non- Respiratorik (metabolik)
Asam non voltil ditambahkan atau HCO3- hilang Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 30 4. Tentukan Gangguan Primer dan Kompensasinya Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 31 Parameternya : PCO 2 , HCO 3 - dan BE yang mengikuti penyimpangan pH Tentukan nilai penyimpangan yang paling besar dari nilai normal. Nilai tersebut merupakan identifikasi gangguan primer.
Tipe Abnormalitas primer Kondisi Aklemia (pH Tinggi) HCO3- Non-Respiratorik (Metabolik) PCO2 Respiratorik Asidemia (pH Rendah) HCO3- Non-Respiratorik (Metabolik) PCO2 Respiratorik Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 32 Penyebab alkalemia dan asidemia Contoh Jika pH : 7.28 (asidosis) PaCO 2 : 28.9 (alkalosis respiratorik) HCO 3 : 11 mEq/L (asidosis metabolik) BE : - 3 Karena nilai HCO 3 mengindikasikan adanya asidosis (mengikuti penyimpangan nilai pH) dan juga menunjukkan nilai penyimpangan yang terbesar dari nilai normal, maka proses gangguan primernya adalah asidosis metabolik dan proses kompensasinya adalah alkalosis respiratorik) Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 33 Contoh 2 pH : 7.24 PaCO 2 : 38 mm Hg HCO 3 : 15.5 mEq/L BE : - 11 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 34 Contoh 3 pH : 7.20 PaCO 2 : 55 mm Hg HCO 3 : 20.5 mEq/L BE : - 8 Contoh 4 pH : 7.52 PaCO 2 : 30 mm Hg HCO 3 : 24 mEq/L BE : +2.5 Contoh 5 pH : 7.4 PaCO 2 : 30 mm Hg HCO 3 : 18 mEq/L BE : -5 4. Evaluasi Oksigenasi Status oksigenasi pasien dikaji dengan melihat nilai PaO2 dan SaO2. Normal PaO2 : 80 100 mmHg Normal SaO2 > 95% (menunjukkan oksigenasi jaringan adekuat) Jika PaO2 turun < 60 mmHg & SaO2 turun Hipoksia Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 35 Merupakan dua cara untuk mengembalikan pH abnormal menjadi Normal Kompensasi Sistem lain (bukan sistem penyebab primer) dipengaruhi sehingga bertanggung jawab mengembalikan pH ke Normal (kompensasi sempurna) atau mendekati normal (tidak sempurna) Koreksi Penyebab primer dipengaruhi sehingga dapat mengembalikan ke normal Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 36 KOMPENSASI DAN KOREKSI PH Contoh Kompensasi Asidoss respiratorik (pH Rendah, PCO 2 tinggi) yang secara primer merupakan gangguan pernafasan. Oleh tubuh pH akan dikembalikan menjadi normal dengan menahan bikarbonat (basa) sehingga pH dapat dipertahankan. Koreksi Bila Asidoss respiratorik (pH Rendah, PCO2 tinggi), dengan hygiene bronkial, vasodilator, Oksigenasi dapat memperbaiki ventilasi dan menurunkan CO2 mengembalikan pH ke normal
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 37 Kompensasi tubuh hanyalah upaya untuk mengembalikan pH ke normal dan abnormalitas primer tidak dikoreksi Tim kesehatan melakukan pengobatan ditujukan pada korekasi abnormalitas primer)
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 38 PENATALAKSANAAN ABNORMALITAS ASAM BASA Alkalosis metabolik (kelebihan HCO3-) Diterapi dengan mengeluarkan kelebihan HCO3- Asetazolamid (diamox) membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak HCO3- KCL memungkinkan ginjal mengeluarkan K+ dan Cl- daripada asam (H+) Amonium klorida (NH4Cl), arginin hidroklorida, atau bahkan larutan asam hidroklorida (HCl) bereaksi dengan kelebihan HCO3- Alkalosis Respiratori (PCO2 -- rendah) Meningkatkan kadar PCO2 Dengan menghentikan hiperventilasi sedasi Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 39 Asidosis metabolik (kekurangan HCO3-) Dengan menambahkan HCO3- dalam bentuk natrium karbonat (NaHCO3-) secara oral atau intravena. Pengobatan juga terhadap penyebab akumulasi asam dan HCO3- Asidosis Respiratori (PCO2 -- tinggi) Dengan meningkatkan ventilasi paru mengeluarkan CO2 yang menumpuk. Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 40 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 41 Penyebab asidosis respiratori Penyakit paru obstruktif Sedasi berlebihan dan penyebab penurunan fungsi pusat pernafasan lain (bahkan pada paru-paru normal) Gangguan neuromuscular Hipoventilasi dengan ventilator mekanis Penyebab lain hipoventilasi : nyeri, deformitas dinding dada dan lain-lain. Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 42 Penyebab alkalosis respiratori Hipoksia Kegugupan dan ansietas Emboli paru dan fibrosis Kehamilan Cedera otak Keracunan salisilat Demam Gagal jantung congestive Asma Anemia berat Hiperventilasi dengan ventilasi mekanis
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 43 Penyebab alkalosis non-respiratorik (metabolic) Kehilangan cairan dari saluran GI atas : muntah atau selang NGT yang menyebabkan kehilangan asam Koreksi cepat terhadap hiperkapnia kronis Terapi diuretic merkuri, asam etakrinik, furosemid, tiazid. Kekurangan kalium berat Terlu banyak makan gula-gula Pemberian alkali Gangguan asam basa
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 44 Tanda Asidosi respiratorik ; Tanda-tanda narcosis CO2 Sakit kepala Letargi Mengantuk Koma Hipertensi frekuensi jantung
Berkeringat Penurunan responsivitas Tremor/asteriksis Pailedema Dispnea (bisa ada atau tidak)
Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 45 Tanda Alkalosis Respiratorik ; Gejala tak jelas: Pusing Keram Kebas Ekstremitas Kram otot Kesemutan (parestesia)
Tetani Kejang Peningkatan reflex Tendon dalam Aritmia Hiperventilasi Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 46 Tanda Asidosis metabolic Pernafasan kusmaul Hipotensi Letargi Mual dan muntah
Alkalosis metabolic Reflex hiperaktif Tetani Hipertensi Kram otot Kelemahan Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 47 Friday, January 04, 2008 Created By Kadek Saputra_PSIK FK UNUD@2012 48