TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indnesia !ahun "#$% perlu dilaksanakan pembangunan eknmi nasinal yang berkelanjutan dengan berlandaskan demkrasi eknmi untuk mencapai tujuan bernegara& b. bahwa sesuai dengan amanat yang tercantum dalam 'etetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indnesia Nmr ()I*MPR*"##+ tentang Plitik ,knmi dalam rangka Demkrasi ,knmi- kebijakan penanaman mdal selayaknya selalu mendasari eknmi kerakyatan yang melibatkan pengembangan bagi usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi& c. bahwa untuk mempercepat pembangunan eknmi nasinal dan mewujudkan kedaulatan plitik dan eknmi Indnesia diperlukan peningkatan penanaman mdal untuk menglah ptensi eknmi menjadi kekuatan eknmi riil dengan menggunakan mdal yang berasal- baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri& d. bahwa dalam menghadapi perubahan pereknmian glbal dan keikutsertaan Indnesia dalam berbagai kerja sama internasinal perlu diciptakan iklim penanaman mdal yang kndusi.- prmti.- memberikan kepastian hukum- keadilan- dan e.isien dengan tetap memperhatikan kepentingan eknmi nasinal& e. bahwa Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "" !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang- Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing dan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "3 !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang- Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri perlu diganti karena tidak sesuai lagi dengan kebutuhan percepatan perkembangan pereknmian dan pembangunan hukum nasinal- khususnya di bidang penanaman mdal& .. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru. a- huru. b- huru. c- huru. d- dan huru. e perlu membentuk Undang-Undang tentang Penanaman Mdal. Mengingat : Pasal $ ayat 4"5, Pasal % ayat 4"5- Pasal "+ ayat 4"5- ayat 435- dan ayat 4%5- Pasal 32- serta Pasal 66 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indnesia !ahun "#$%& Dengan Perset!an Bersa"a
DE#AN PER#AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA $an PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN % Menetapkan : UNDANG&UNDANG TENTANG PENANAMAN MODAL' BAB I KETENTUAN UMUM Pasa( ) Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: ". Penanaman mdal adalah segala bentuk kegiatan menanam mdal- baik leh penanam mdal dalam negeri maupun penanam mdal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indnesia. 3. Penanaman mdal dalam negeri adalah kegiatan menanam mdal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indnesia yang dilakukan leh penanam mdal dalam negeri dengan menggunakan mdal dalam negeri. 6. Penanaman mdal asing adalah kegiatan menanam mdal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indnesia yang dilakukan leh penanam mdal asing- baik yang menggunakan mdal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam mdal dalam negeri. $. Penanam mdal adalah perserangan atau badan usaha yang melakukan penanaman mdal yang dapat berupa penanam mdal dalam negeri dan penanam mdal asing. %. Penanam mdal dalam negeri adalah perserangan warga negara Indnesia- badan usaha Indnesia- negara Republik Indnesia- atau daerah yang melakukan penanaman mdal di wilayah negara Republik Indnesia. /. Penanam mdal asing adalah perserangan warga negara asing- badan usaha asing- dan*atau pemerintah asing yang melakukan penanaman mdal di wilayah negara Republik Indnesia. 0. Mdal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki leh penanam mdal yang mempunyai nilai eknmis. +. Mdal asing adalah mdal yang dimiliki leh negara asing- perserangan warga negara asing- badan usaha asing- badan hukum asing- dan*atau badan hukum Indnesia yang sebagian atau seluruh mdalnya dimiliki leh pihak asing. #. Mdal dalam negeri adalah mdal yang dimiliki leh negara Republik Indnesia- perserangan warga negara Indnesia- atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. "2. Pelayanan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu peri7inan dan nnperi7inan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan peri7inan dan nnperi7inan yang prses pengellaannya dimulai dari tahap permhnan sampai dengan tahap terbitnya dkumen yang dilakukan dalam satu tempat. "". 8tnmi daerah adalah hak- wewenang- dan kewajiban daerah tnm untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. "3. Pemerintah pusat- selanjutnya disebut Pemerintah- adalah Presiden Republik Indnesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indnesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indnesia !ahun "#$%.
"6. Pemerintah daerah adalah gubernur- bupati atau walikta- dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pasa( 2 'etentuan dalam Undang-Undang ini berlaku bagi penanaman mdal di semua sektr di wilayah negara Republik Indnesia. BAB II ASAS DAN TU*UAN Pasa( + 4"5 Penanaman mdal diselenggarakan berdasarkan asas: a. kepastian hukum& b. keterbukaan& c. akuntabilitas& d. perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara& e. kebersamaan& .. e.isiensi berkeadilan& g. berkelanjutan& h. berwawasan lingkungan& i. kemandirian& dan j. keseimbangan kemajuan dan kesatuan eknmi nasinal. 435 !ujuan penyelenggaraan penanaman mdal- antara lain untuk: a. meningkatkan pertumbuhan eknmi nasinal& b. menciptakan lapangan kerja& c. meningkatkan pembangunan eknmi berkelanjutan& d. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasinal& e. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknlgi nasinal& .. mendrng pengembangan eknmi kerakyatan& g. menglah eknmi ptensial menjadi kekuatan eknmi riil dengan menggunakan dana yang berasal- baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri& dan h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BAB III KEBI*AKAN DASAR PENANAMAN MODAL Pasa( , 4"5 Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman mdal untuk: a. mendrng terciptanya iklim usaha nasinal yang kndusi. bagi penanaman mdal untuk penguatan daya saing pereknmian nasinal& dan b. mempercepat peningkatan penanaman mdal. 435 Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5- Pemerintah: a. memberi perlakuan yang sama bagi penanam mdal dalam negeri dan penanam mdal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasinal& b. menjamin kepastian hukum- kepastian berusaha- dan keamanan berusaha bagi penanam mdal sejak prses pengurusan peri7inan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman mdal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan& dan c. membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi. 465 'ebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 dan ayat 435 diwujudkan dalam bentuk Rencana Umum Penanaman Mdal. BAB I-
BENTUK BADAN USAHA DAN KEDUDUKAN Pasa( 5 4"5 Penanaman mdal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum- tidak berbadan hukum atau usaha perserangan- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 435 Penanaman mdal asing wajib dalam bentuk perseran terbatas berdasarkan hukum Indnesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indnesia- kecuali ditentukan lain leh undang-undang. 465 Penanam mdal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman mdal dalam bentuk perseran terbatas dilakukan dengan: a. mengambil bagian saham pada saat pendirian perseran terbatas& b. membeli saham& dan c. melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. BAB - PERLAKUAN TERHADAP PENANAMAN MODAL Pasa( . 4"5 Pemerintah memberikan perlakuan yang sama kepada semua penanam mdal yang berasal dari negara mana pun yang melakukan kegiatan penanaman mdal di Indnesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 435 Perlakuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 tidak berlaku bagi penanam mdal dari suatu negara yang memperleh hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan Indnesia. Pasa( 7 4"5 Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasinalisasi atau pengambilalihan hak kepemilikan penanam mdal- kecuali dengan undang-undang. 435 Dalam hal Pemerintah melakukan tindakan nasinalisasi atau pengambilalihan hak kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5- Pemerintah akan memberikan kmpensasi yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan harga pasar. 465 9ika di antara kedua belah pihak tidak tercapai kesepakatan tentang kmpensasi atau ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 435- penyelesaiannya dilakukan melalui arbitrase. Pasa( / 4"5 Penanam mdal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkan leh penanam mdal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 435 1set yang tidak termasuk aset sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 merupakan aset yang ditetapkan leh undang-undang sebagai aset yang dikuasai leh negara. 465 Penanam mdal diberi hak untuk melakukan trans.er dan repatriasi dalam :aluta asing- antara lain terhadap: a. mdal& b. keuntungan- bunga bank- de:iden- dan pendapatan lain& c. dana yang diperlukan untuk: ". pembelian bahan baku dan penlng- barang setengah jadi- atau barang jadi& atau 3. penggantian barang mdal dalam rangka melindungi kelangsungan hidup penanaman mdal& d. tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanaman mdal& e. dana untuk pembayaran kembali pinjaman&
.. ryalti atau biaya yang harus dibayar& g. pendapatan dari perserangan warga negara asing yang bekerja dalam perusahaan penanaman mdal& h. hasil penjualan atau likuidasi penanaman mdal& i. kmpensasi atas kerugian& j. kmpensasi atas pengambilalihan& k. pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis- biaya yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen- pembayaran yang dilakukan di bawah kntrak pryek- dan pembayaran hak atas kekayaan intelektual& dan l. hasil penjualan aset sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5. 4$5 ;ak untuk melakukan trans.er dan repatriasi sebagaimana dimaksud pada ayat 465 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4%5 'etentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 tidak mengurangi: a. kewenangan Pemerintah untuk memberlakukan ketentuan peraturan perundang- undangan yang mewajibkan pelapran pelaksanaan trans.er dana& b. hak Pemerintah untuk mendapatkan pajak dan*atau ryalti dan*atau pendapatan Pemerintah lainnya dari penanaman mdal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan& c. pelaksanaan hukum yang melindungi hak kreditr& dan d. pelaksanaan hukum untuk menghindari kerugian negara. Pasa( 0 4"5 Dalam hal adanya tanggung jawab hukum yang belum diselesaikan leh penanam mdal: a. penyidik atau Menteri 'euangan dapat meminta bank atau lembaga lain untuk menunda hak melakukan trans.er dan*atau repatriasi& dan b. pengadilan berwenang menetapkan penundaan hak untuk melakukan trans.er dan*atau repatriasi berdasarkan gugatan. 435 <ank atau lembaga lain melaksanakan penetapan penundaan berdasarkan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 huru. b hingga selesainya seluruh tanggung jawab penanam mdal. BAB -I KETENAGAKER*AAN Pasa( )0 4"5 Perusahaan penanaman mdal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus mengutamakan tenaga kerja warga negara Indnesia. 435 Perusahaan penanaman mdal berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 465 Perusahaan penanaman mdal wajib meningkatkan kmpetensi tenaga kerja warga negara Indnesia melalui pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 4$5 Perusahaan penanaman mdal yang mempekerjakan tenaga kerja asing diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknlgi kepada tenaga kerja warga negara Indnesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasa( )) 4"5 Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan untuk diselesaikan secara musyawarah antara perusahaan penanaman mdal dan tenaga kerja.
435 9ika penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 tidak mencapai hasil- penyelesaiannya dilakukan melalui upaya mekanisme tripartit. 465 9ika penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat 435 tidak mencapai hasil- perusahaan penanaman mdal dan tenaga kerja menyelesaikan perselisihan hubungan industrial melalui pengadilan hubungan industrial. BAB -II BIDANG USAHA Pasa( )2 4"5 =emua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman mdal- kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. 435 <idang usaha yang tertutup bagi penanam mdal asing adalah: a. prduksi senjata- mesiu- alat peledak- dan peralatan perang& dan b. bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang. 465 Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman mdal- baik asing maupun dalam negeri- dengan berdasarkan kriteria kesehatan- mral- kebudayaan- lingkungan hidup- pertahanan dan keamanan nasinal- serta kepentingan nasinal lainnya. 4$5 'riteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta da.tar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden. 4%5 Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasinal- yaitu perlindungan sumber daya alam- perlindungan- pengembangan usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi- pengawasan prduksi dan distribusi- peningkatan kapasitas teknlgi- partisipasi mdal dalam negeri- serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah. BAB -III PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL BAGI USAHA MIKRO, KE1IL, MENENGAH, DAN KOPERASI Pasa( )+ 4"5 Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi serta bidang usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi. 435 Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi melalui prgram kemitraan- peningkatan daya saing- pemberian drngan in:asi dan perluasan pasar- serta penyebaran in.rmasi yang seluas-luasnya. BAB I2 HAK, KE#A*IBAN, DAN TANGGUNG *A#AB PENANAM MODAL Pasa( ), =etiap penanam mdal berhak mendapat: a. kepastian hak- hukum- dan perlindungan& b. in.rmasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya&
c. hak pelayanan& dan d. berbagai bentuk .asilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasa( )5 =etiap penanam mdal berkewajiban: a. menerapkan prinsip tata kella perusahaan yang baik& b. melaksanakan tanggung jawab ssial perusahaan& c. membuat lapran tentang kegiatan penanaman mdal dan menyampaikannya kepada <adan 'rdinasi Penanaman Mdal& d. menghrmati tradisi budaya masyarakat sekitar lkasi kegiatan usaha penanaman mdal& dan e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasa( ). =etiap penanam mdal bertanggung jawab: a. menjamin tersedianya mdal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan& b. menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam mdal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan& c. menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat- mencegah praktik mnpli- dan hal lain yang merugikan negara& d. menjaga kelestarian lingkungan hidup& e. menciptakan keselamatan- kesehatan- kenyamanan- dan kesejahteraan pekerja& dan .. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasa( )7 Penanam mdal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan wajib mengalkasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lkasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup- yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB 2 3ASILITAS PENANAMAN MODAL Pasa( )/ 4"5 Pemerintah memberikan .asilitas kepada penanam mdal yang melakukan penanaman mdal. 435 >asilitas penanaman mdal sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 dapat diberikan kepada penanaman mdal yang : a. melakukan peluasan usaha& atau b. melakukan penanaman mdal baru. 465 Penanaman mdal yang mendapat .asilitas sebagaimana dimaksud pada ayat 435 adalah yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut ini: a. menyerap banyak tenaga kerja& b. termasuk skala priritas tinggi& c. termasuk pembangunan in.rastruktur& d. melakukan alih teknlgi& e. melakukan industri pinir& .. berada di daerah terpencil- daerah tertinggal- daerah perbatasan- atau daerah lain yang dianggap perlu& g. menjaga kelestarian lingkungan hidup& h. melaksanakan kegiatan penelitian- pengembangan- dan in:asi&
i. bermitra dengan usaha mikr- kecil- menengah atau kperasi& atau j. industri yang menggunakan barang mdal atau mesin atau peralatan yang diprduksi di dalam negeri. 4$5 <entuk .asilitas yang diberikan kepada penanaman mdal sebagaimana dimaksud pada ayat 435 dan ayat 465 dapat berupa: a. pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan net sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman mdal yang dilakukan dalam waktu tertentu& b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impr barang mdal- mesin- atau peralatan untuk keperluan prduksi yang belum dapat diprduksi di dalam negeri& c. pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penlng untuk keperluan prduksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu& d. pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impr barang mdal atau mesin atau peralatan untuk keperluan prduksi yang belum dapat diprduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu& e. penyusutan atau amrtisasi yang dipercepat& dan .. keringanan Pajak <umi dan <angunan- khususnya untuk bidang usaha tertentu- pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu. 4%5 Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman mdal baru yang merupakan industri pinir- yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas- memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi- memperkenalkan teknlgi baru- serta memiliki nilai strategis bagi pereknmian nasinal. 4/5 <agi penanaman mdal yang sedang berlangsung yang melakukan penggantian mesin atau barang mdal lainnya- dapat diberikan .asilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk. 405 'etentuan lebih lanjut mengenai pemberian .asilitas .iskal sebagaimana dimaksud pada ayat 4$5 sampai dengan ayat 4/5 diatur dengan Peraturan Menteri 'euangan. Pasa( )0 >asilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal "+ ayat 4$5 dan ayat 4%5 diberikan berdasarkan kebijakan industri nasinal yang ditetapkan leh Pemerintah. Pasa( 20 >asilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal "+ tidak berlaku bagi penanaman mdal asing yang tidak berbentuk perseran terbatas. Pasa( 2) =elain .asilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal "+- Pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dan*atau peri7inan kepada perusahaan penanaman mdal untuk memperleh: a. hak atas tanah& b. .asilitas pelayanan keimigrasian& dan c. .asilitas peri7inan impr. Pasa( 22 4"5 'emudahan pelayanan dan*atau peri7inan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3" huru. a dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali atas permhnan penanam mdal- berupa: a. ;ak ?una Usaha dapat diberikan dengan jumlah #% 4sembilan puluh lima5 tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama /2 4enam puluh5 tahun dan dapat diperbarui selama 6% 4tiga puluh lima5 tahun& b. ;ak ?una <angunan dapat diberikan dengan jumlah +2 4delapan puluh5 tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama %2 4lima puluh5 tahun dan dapat diperbarui selama 62 4tiga puluh5 tahun& dan
c. ;ak Pakai dapat diberikan dengan jumlah 02 4tujuh puluh5 tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama $% 4empat puluh lima5 tahun dan dapat diperbarui selama 3% 4dua puluh lima5 tahun. 435 ;ak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus untuk kegiatan penanaman mdal- dengan persyaratan antara lain: a. penanaman mdal yang dilakukan dalam jangka panjang dan terkait dengan perubahan struktur perekenmian Indnesia yang lebih berdaya saing& b. penanaman mdal dengan tingkat risik penanaman mdal yang memerlukan pengembalian mdal dalam jangka panjang sesuai dengan jenis kegiatan penanaman mdal yang dilakukan& c. penanaman mdal yang tidak memerlukan area yang luas& d. penanaman mdal dengan menggunakan hak atas tanah negara& dan e. penanaman mdal yang tidak mengganggu rasa keadilan masyarakat dan tidak merugikan kepentingan umum. 465 ;ak atas tanah dapat diperbarui setelah dilakukan e:aluasi bahwa tanahnya masih digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan- si.at- dan tujuan pemberian hak. 4$5 Pemberian dan perpanjangan hak atas tanah yang diberikan sekaligus di muka dan yang dapat diperbarui sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 dan ayat 435 dapat dihentikan atau dibatalkan leh Pemerintah jika perusahaan penanaman mdal menelantarkan tanah- merugikan kepentingan umum- menggunakan atau meman.aatkan tanah tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian hak atas tanahnya- serta melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan. Pasa( 2+ 4"5 'emudahan pelayanan dan*atau peri7inan atas .asilitas keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3" huru. b dapat diberikan untuk: a. penanaman mdal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam merealisasikan penanaman mdal& b. penanaman mdal yang membutuhkan tenaga kerja asing yang bersi.at sementara dalam rangka perbaikan mesin- alat bantu prduksi lainnya- dan pelayanan purnajual& dan c. caln penanam mdal yang akan melakukan penjajakan penanaman mdal. 435 'emudahan pelayanan dan*atau peri7inan atas .asilitas keimigrasian yang diberikan kepada penanaman mdal sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 huru. a dan huru. b diberikan setelah penanam mdal mendapat rekmendasi dari <adan 'rdinasi Penanaman Mdal. 465 Untuk penanam mdal asing diberikan .asilitas- yaitu: a. pemberian i7in tinggal terbatas bagi penanam mdal asing selama 3 4dua5 tahun& b. pemberian alih status i7in tinggal terbatas bagi penanam mdal menjadi i7in tinggal tetap dapat dilakukan setelah tinggal di Indnesia selama 3 4dua5 tahun berturut- turut& c. pemberian i7in masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang i7in tinggal terbatas dan dengan masa berlaku " 4satu5 tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama "3 4dua belas5 bulan terhitung sejak i7in tinggal terbatas diberikan& d. pemberian i7in masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang i7in tinggal terbatas dan dengan masa berlaku 3 4dua5 tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 3$ 4dua puluh empat5 bulan terhitung sejak i7in tinggal terbatas diberikan& dan e. pemberian i7in masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang i7in tinggal tetap diberikan untuk jangka waktu paling lama 3$ 4dua puluh empat5 bulan terhitung sejak i7in tinggal tetap diberikan.
4$5 Pemberian i7in tinggal terbatas bagi penanam mdal asing sebagaimana dimaksud pada ayat 465 huru. a dan huru. b dilakukan leh Direktrat 9enderal Imigrasi atas dasar rekmendasi dari <adan 'rdinasi Penanaman Mdal. Pasa( 2, 'emudahan pelayanan dan*atau peri7inan atas .asilitas peri7inan impr sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3" huru. c dapat diberikan untuk impr: a. barang yang selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang mengatur perdagangan barang& b. barang yang tidak memberikan dampak negati. terhadap keselamatan- keamanan- kesehatan- lingkungan hidup- dan mral bangsa& c. barang dalam rangka relkasi pabrik dari luar negeri ke Indnesia& dan d. barang mdal atau bahan baku untuk kebutuhan prduksi sendiri. BAB 2I PENGESAHAN DAN PERI4INAN PERUSAHAAN Pasa( 25 4"5 Penanam mdal yang melakukan penanaman mdal di Indnesia harus sesuai dengan ketentuan Pasal % Undang-Undang ini. 435 Pengesahan pendirian badan usaha penanaman mdal dalam negeri yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 465 Pengesahan pendirian badan usaha penanaman mdal asing yang berbentuk perseran terbatas dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4$5 Perusahaan penanaman mdal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperleh i7in sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki kewenangan- kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. 4%5 I7in sebagaimana dimaksud pada ayat 4$5 diperleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. Pasa( 2. 4"5 Pelayanan terpadu satu pintu bertujuan membantu penanam mdal dalam memperleh kemudahan pelayanan- .asilitas .iskal- dan in.rmasi mengenai penanaman mdal. 435 Pelayanan terpadu satu pintu dilakukan leh lembaga atau instansi yang berwenang di bidang penanaman mdal yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan peri7inan dan nnperi7inan di tingkat pusat atau lembaga atau instansi yang berwenang mengeluarkan peri7inan dan nnperi7inan di pr:insi atau kabupaten*kta. 465 'etentuan mengenai tata cara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana dimaksud pada ayat 435 diatur dengan Peraturan Presiden. BAB 2II KOORDINASI DAN PELAKSANAAN KEBI*AKAN PENANAMAN MODAL Pasa( 27 4"5 Pemerintah mengrdinasi kebijakan penanaman mdal- baik krdinasi antarinstansi Pemerintah- antarinstansi Pemerintah dengan <ank Indnesia- antarinstansi Pemerintah dengan pemerintah daerah- maupun antarpemerintah daerah. 435 'rdinasi pelaksanaan kebijakan penanaman mdal sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 dilakukan leh <adan 'rdinasi Penanaman Mdal.
465 <adan 'rdinasi Penanaman Mdal sebagaimana dimaksud pada ayat 435 dipimpin leh serang kepala dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 4$5 'epala <adan 'rdinasi Penanaman Mdal sebagaimana dimaksud pada ayat 465 diangkat dan diberhentikan leh Presiden. Pasa( 2/ 4"5 Dalam rangka krdinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan penanaman mdal- <adan 'rdinasi Penanaman Mdal mempunyai tugas dan .ungsi sebagai berikut : a. melaksanakan tugas dan krdinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman mdal& b. mengkaji dan mengusulkan kebijakan pelayanan penanaman mdal& c. menetapkan nrma- standar- dan prsedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman mdal& d. mengembangkan peluang dan ptensi penanaman mdal di daerah dengan memberdayakan badan usaha& e. membuat peta penanaman mdal Indnesia& .. memprmsikan penanaman mdal& g. mengembangkan sektr usaha penanaman mdal melalui pembinaan penanaman mdal- antara lain meningkatkan kemitraan- meningkatkan daya saing- menciptakan persaingan usaha yang sehat- dan menyebarkan in.rmasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman mdal& h. membantu penyelesaian berbagai hambatan dan knsultasi permasalahan yang dihadapi penanam mdal dalam menjalankan kegiatan penanaman mdal& i. mengrdinasi penanam mdal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman mdalnya di luar wilayah Indnesia& dan j. mengrdinasi dan melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu. 435 =elain tugas krdinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 435- <adan 'rdinasi Penanaman Mdal bertugas melaksanakan pelayanan penanaman mdal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasa( 20 Dalam melaksanakan tugas dan .ungsinya serta pelayanan terpadu satu pintu- <adan 'rdinasi Penanaman Mdal harus melibatkan perwakilan secara langsung dari setiap sektr dan daerah terkait dengan pejabat yang mempunyai kmpetensi dan kewenangan. BAB 2III PENYELENGGARAAN URUSAN PENANAMAN MODAL Pasa( +0 4"5 Pemerintah dan*atau pemerintah daerah menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan penanaman mdal. 435 Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan penanaman mdal yang menjadi kewenangannya- kecuali urusan penyelenggaraan penanaman mdal yang menjadi urusan Pemerintah. 465 Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman mdal yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah didasarkan pada kriteria eksternalitas- akuntabilitas- dan e.isiensi pelaksanaan kegiatan penanaman mdal. 4$5 Penyelenggaraan penanaman mdal yang ruang lingkupnya lintas pr:insi menjadi urusan Pemerintah.
4%5 Penyelenggaraan penanaman mdal yang ruang lingkupnya lintas kabupaten*kta menjadi urusan pemerintah pr:insi. 4/5 Penyelenggaraan penanaman mdal yang ruang lingkupnya berada dalam satu kabupaten*kta menjadi urusan pemerintah kabupaten*kta. 405 Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman mdal- yang menjadi kewenangan Pemerintah adalah : a. penanaman mdal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat risik kerusakan lingkungan yang tinggi& b. penanaman mdal pada bidang industri yang merupakan priritas tinggi pada skala nasinal& c. penanaman mdal yang terkait pada .ungsi pemersatu dan penghubung antarwilayah atau ruang lingkupnya lintas pr:insi& d. penanaman mdal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasinal& e. penanaman mdal asing dan penanam mdal yang menggunakan mdal asing- yang berasal dari pemerintah negara lain- yang didasarkan perjanjian yang dibuat leh Pemerintah dan pemerintah negara lain& dan .. bidang penanaman mdal lain yang menjadi urusan Pemerintah menurut undang- undang. 4+5 Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman mdal ang menjadi kewenangan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 405- Pemerintah menyelenggarakannya sendiri- melimpahkannya kepada gubernur selaku wakil Pemerintah- atau menugasi pemerintah kabupaten*kta. 4#5 'etentuan mengenai pembagian urusan pemerintahan di bidang penanaman mdal diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. BAB 2I- KA#ASAN EKONOMI KHUSUS Pasa( +) 4"5 Untuk mempercepat pengembangan eknmi di wilayah tertentu yang bersi.at strategis bagi pengembangan eknmi nasinal dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah- dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan eknmi khusus. 435 Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman mdal tersendiri di kawasan eknmi khusus. 465 'etentuan mengenai kawasan eknmi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 diatur dengan undang-undang. BAB 2- PENYELESAIAN SENGKETA Pasa( +2 4"5 Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman mdal antara Pemerintah dengan penanam mdal- para pihak terlebih dahulu menyelesaikan sengketa tersebut melalui musyawarah dan mu.akat. 435 Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 tidak tercapai- penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase atau alternati. penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 465 Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman mdal antara Pemerintah dengan penanam mdal dalam negeri- para pihak dapat menyelesaikan sengketa tersebut
melalui arbitrase berdasarkan kesepakatan para pihak- dan jika penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak disepakati- penyelesaian sengketa tersebut akan dilakukan di pengadilan. 4$5 Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman mdal antara Pemerintah dengan penanam mdal asing- para pihak akan menyelesaikan sengketa tersebut melalui arbitrase internasinal yang harus disepakati leh para pihak. BAB 2-I SANKSI Pasa( ++ 4"5 Penanam mdal dalam negeri dan penanam mdal asing yang melakukan penanaman mdal dalam bentuk perseran terbatas dilarang membuat perjanjian dan*atau pernyataan yang menegaskan bahwa kepemilikan saham dalam perseran terbatas untuk dan atas nama rang lain. 435 Dalam hal penanam mdal dalam negeri dan penanam mdal asing membuat perjanjian dan*atau pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5- perjanjian dan*atau pernyataan itu dinyatakan batal demi hukum. 465 Dalam hal penanam mdal yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan perjanjian atau kntrak kerja sama dengan Pemerintah melakukan kejahatan krprasi berupa tindak pidana perpajakan- penggelembungan biaya pemulihan- dan bentuk penggelembungan biaya lainnya untuk memperkecil keuntungan yang mengakibatkan kerugian negara berdasarkan temuan atau pemeriksaan leh pihak pejabat yang berwenang dan telah mendapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap- Pemerintah mengakhiri perjanjian atau kntrak kerja sama dengan penanam mdal yang bersangkutan. Pasa( +, 4"5 <adan usaha atau usaha perserangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal % yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal "% dapat dikenai sanksi administrati. berupa: a. peringatan tertulis& b. pembatasan kegiatan usaha& c. pembekuan kegiatan usaha dan*atau .asilitas penanaman mdal& atau d. pencabutan kegiatan usaha dan*atau .asilitas penanaman mdal. 435 =anksi administrati. sebagaimana dimaksud pada ayat 4"5 diberikan leh instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 465 =elain dikenai sanksi administrati.- badan usaha atau usaha perserangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB 2-II KETENTUAN PERALIHAN Pasa( +5 Perjanjian internasinal- baik bilateral- reginal- maupun multilateral- dalam bidang penanaman mdal yang telah disetujui leh Pemerintah Indnesia sebelum Undang- Undang ini berlaku- tetap berlaku sampai dengan berakhirnya perjanjian tersebut. Pasa( +. Rancangan perjanjian internasinal- baik bilateral- reginal- maupun multilateral- dalam bidang penanaman mdal yang belum disetujui leh Pemerintah Indnesia pada saat Undang-Undang ini berlaku wajib disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Pasa( +7 4"5 Pada saat Undang-Undang ini berlaku- semua ketentuan peraturan perundang- undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "" !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang- Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing dan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "3 !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini. 435 Persetujuan penanaman mdal dan i7in pelaksanaan yang telah diberikan leh Pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "" !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing dan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanamana Mdal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "3 !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya persetujuan penanaman mdal dan i7in pelaksanaan tersebut. 465 Permhnan penanaman mdal dan permhnan lainnya yang berkaitan dengan penanaman mdal yang telah disampaikan kepada instansi yang berwenang dan pada tanggal disahkannya Undang-Undang ini belum memperleh persetujuan Pemerintah wajib disesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. 4$5 Perusahaan penanaman mdal yang telah diberi i7in usaha leh Pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "" !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing dan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "3 !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri dan- apabila i7in usaha tetapnya telah berakhir- dapat diperpanjang berdasarkan Undang-Undang ini. BAB 2-III KETENTUAN PENUTUP Pasa( +/ Dengan berlakunya Undang-Undang ini: a. Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing 4@embaran Negara Republik Indnesia !ahun "#/0 Nmr "- !ambahan @embaran Negara Republik Indnesia Nmr 3+"+5 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "" !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing 4@embaran Negara Republik Indnesia !ahun "#02 Nmr $/- !ambahan @embaran Negara Republik Indnesia Nmr 3#$65& dan b. Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri 4@embaran Negara Republik Indnesia !ahun "#/+ Nmr 66- !ambahan @embaran Negara Republik Indnesia Nmr 3+%65 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nmr "3 !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri 4@embaran Negara Republik Indnesia !ahun "#02 Nmr $0- !ambahan @embaran Negara Republik Indnesia Nmr 3#$$5-
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasa( +0 =emua 'etentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan secara langsung dengan penanaman mdal wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Undang- Undang ini. Pasa( ,0 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 1gar setiap rang mengetahuinya- memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam @embaran Negara Republik Indnesia. Disahkan di 9akarta pada tanggal 3/ 1pril 3220 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Tt$ DR' H' SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di 9akarta pada tanggal 3/ 1pril 3220 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, tt$ HAMID A#ALUDIN @,M<1R1N N,?1R1 R,PU<@I' IND8N,=I1 !1;UN 3220 N8M8R /0
PEN*ELASAN ATAS UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL I' UMUM =alah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. 1manat tersebut- antara lain- telah dijabarkan dalam Pasal 66 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indnesia !ahun "#$% dan merupakan amanat knstitusi yang mendasari pembentukan seluruh peraturan perundang-undangan di bidang pereknmian. 'nstitusi mengamanatkan agar pembangunan eknmi nasinal harus berdasarkan prinsip demkrasi yang mampu menciptakan terwujudnya kedaulatan eknmi Indnesia. 'eterkaitan pembangunan eknmi dengan pelaku eknmi kerakyatan dimantapkan lagi dengan 'etetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indnesia Nmr ()I !ahun "##+ tentang Plitik ,knmi Dalam Rangka Demkrasi ,knmi sebagai sumber hukum materiil. Dengan demikian- pengembangan penanaman mdal bagi usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi menjadi bagian dari kebijakan dasar penanaman mdal. <erkaitan dengan hal tersebut- penanaman mdal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan pereknmian nasinal dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan eknmi nasinal- menciptakan lapangan kerja- meningkatkan pembangunan eknmi berkelanjutan- meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknlgi nasinal- mendrng pembangunan eknmi kerakyatan- serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem pereknmian yang berdaya saing. !ujuan penyelenggaraan penanaman mdal hanya dapat tercapai apabila .aktr penunjang yang menghambat iklim penanaman mdal dapat diatasi- antara lain melalui perbaikan krdinasi antarinstansi Pemerintah Pusat dan daerah- penciptaan birkrasi yang e.esien- kepastian hukum di bidang penanaman mdal- biaya eknmi yang berdaya saing tinggi- serta iklim usaha yang kndusi. di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai .aktr penunjang tersebut- diharapkan realisasi penanaman mdal akan membaik secara signi.ikan. =uasana kebatinan pembentukan Undang-Undang tentang Penanaman Mdal didasarkan pada semangat untuk menciptakan iklim penanaman mdal yang kndusi. sehingga Undang-Undang tentang Penanaman Mdal mengatur hal-hal yang dinilai penting- antara lain yang terkait dengan cakupan undang-undang- kebijakan dasar penanaman mdal- bentuk badan usaha- perlakuan terhadap penanaman mdal- bidang usaha- serta keterkaitan pembangunan eknmi dengan pelaku eknmi kerakyatan yang diwujudkan dalam pengaturan mengenai pengembangan penanaman mdal bagi usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi- hak- kewajiban- dan tanggung jawab penanam mdal- serta .asilitas penanaman mdal- pengesahan dan peri7inan- krdinasi dan pelaksanaan kebijakan penanaman mdal yang di dalamnya mengatur mengenai kelembagaan- penyelenggaraan urusan penanaman mdal- dan ketentuan yang mengatur tentang penyelesaian sengketa. Undang-Undang ini mencakupi semua kegiatan penanaman mdal langsung di semua sektr. Undang-Undang ini juga memberikan jaminan perlakuan yang sama dalam rangka penanaman mdal. =elain itu- Undang-Undang ini memerintahkan agar Pemerintah meningkatkan krdinasi antarinstansi Pemerintah- antarinstansi Pemerintah dengan <ank Indnesia- dan antarinstansi Pemerintah dengan pemerintah daerah. 'rdinasi dengan pemerintah daerah harus sejalan dengan semangat tnmi daerah. Pemerintah daerah bersama-sama dengan instansi atau lembaga- baik swasta maupun Pemerintah- harus lebih diberdayakan lagi- baik dalam pengembangan peluang ptensi daerah maupun dalam krdinasi prmsi dan pelayanan penanaman mdal. Pemerintah daerah menjalankan tnmi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan penyelenggaraan penanaman mdal berdasarkan asas tnmi daerah dan tugas pembantuan atau deknsentrasi. 8leh karena itu- peningkatan krdinasi kelembagaan tersebut harus dapat diukur dari kecepatan pemberian peri7inan dan .asilitas penanaman mdal dengan biaya yang berdaya saing. 1gar memenuhi prinsip demkrasi eknmi- Undang-Undang ini juga memerintahkan penyusunan peraturan perundang-undangan mengenai bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan- termasuk bidang usaha yang harus dimitrakan atau dicadangkan bagi usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi. Permasalahan pkk yang dihadapi penanam mdal dalam memulai usaha di Indnesia diperhatikan leh Undang-Undang ini sehingga terdapat pengaturan mengenai pengesahan dan peri7inan yang di dalamnya terdapat pengaturan mengenai pelayanan terpadu satu pintu. Dengan sistem itu- sangat diharapkan bahwa pelayanan terpadu di pusat dan di daerah dapat menciptakan penyederhanaan peri7inan dan percepatan penyelesaiannya. =elain pelayanan penanaman mdal di daerah- <adan 'rdinasi Penanaman Mdal diberi tugas mengrdinasikan pelaksanaan kebijakan penanam mdal. <adan 'rdinasi Penanaman Mdal dipimpin leh serang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 9abaran tugas pkk dan .ungsi <adan 'rdinasi Penanaman Mdal pada dasarnya memperkuat peran badan tersebut guna mengatasi hambatan penanaman mdal- meningkatkan kepastian pemberian .asilitas kepada penanam mdal- dan memperkuat peran penanam mdal. Peningkatan peran penanaman mdal tersebut harus tetap dalam kridr kebijakan pembangunan nasinal yang direncanakan dengan tahap memperhatian kestabilan makreknmi dan keseimbangan eknmi antarwilayah- sektr- pelaku usaha- dan kelmpk masyarakat- mendukung peran usaha nasinal- serta memenuhi kaidah tata kella perusahaan yang baik (good corporate governance). >asilitas penanaman mdal diberikan dengan mempertimbangkan tingkat daya saing pereknmian dan kndisi keuangan negara dan harus prmti. dibandingkan dengan .asilitas yang diberikan negara lain. Pentingnya kepastian .asilitas penanaman mdal ini mendrng pengaturan secara lebih detail terhadap bentuk .asilitas .iskal- .asilitas hak atas tanah- imigrasi- dan .asilitas peri7inan impr. Meskipun demikian- pemberian .asilitas penanaman mdal tersebut juga diberikan sebagai upaya mendrng penyerapan tenaga kerja- keterkaitan pembangunan eknmi dengan pelaku eknmi kerakyatan- rientasi ekspr dan insenti. yang lebih menguntungkan kepada penanam mdal yang menggunakan barang mdal atau mesin atau peralatan prduksi dalam negeri- serta .asilitas terkait dengan lkasi penanaman mdal di daerah tertinggal dan di daerah dengan in.rastruktur terbatas yang akan diatur lebih terperinci dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan memperhatikan hal tersebut- Undang-Undang ini juga memberikan ruang kepada Pemerintah untuk mengambil kebijakan guna mengantisipasi berbagai perjanjian internasinal yang terjadi dan sekaligus untuk mendrng kerja sama internasinal lainnya guna memperbesar peluang pasar reginal dan internasinal bagi prduk barang dan jasa dari Indnesia. 'ebijakan pengembangan eknmi di wilayah tertentu ditempatkan sebagai bagian untuk menarik ptensi pasar internasinal dan sebagai daya drng guna meningkatkan daya tarik pertumbuhan suatu kawasan atau wilayah eknmi khusus yang bersi.at strategis bagi pengembangan pereknmian nasinal. =elain itu- Undang-Undang ini juga mengatur hak pengalihan aset dan hak untuk melakukan trans.er dan repatriasi dengan tetap memperhatikan tanggung jawab hukum- kewajiban .iskal- dan kewajiban ssial yang harus diselesaikan leh penanam mdal. 'emungkinan timbulnya sengketa antara penanam mdal dan Pemerintah juga diantisipasi Undang-Undang ini dengan pengaturan mengenai penyelesaian sengketa. ;ak- kewajiban- dan tanggung jawab penanam mdal diatur secara khusus guna memberikan kepastian hukum- mempertegas kewajiban penanam mdal terhadap penerapan prinsip tata kella perusahaan yang sehat- memberikan penghrmatan atas tradisi budaya masyarakat- dan melaksanakan tanggung jawab ssial perusahaan. Pengaturan tanggung jawab penanam mdal diperlukan untuk mendrng iklim persaingan usaha yang sehat- memperbesar tanggung jawab lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban tenaga kerja- serta upaya mendrng ketaatan penanam mdal terhadap peraturan perundang-undangan. Pereknmian dunia ditandai leh kmpetisi antarbangsa yang semakin ketat sehingga kebijakan penanaman mdal harus didrng untuk menciptakan daya saing pereknmian nasinal guna mendrng integrasi pereknmian Indnesia menuju pereknmian glbal. Pereknmian dunia juga diwarnai leh adanya blk perdagangan- pasar bersama- dan perjanjian perdagangan bebas yang didasarkan atas sinergi kepentingan antarpihak atau antarnegara yang mengadakan perjanjian. ;al itu juga terjadi dengan keterlibatan Indnesia dalam berbagai kerja sama internasinal yang terkait dengan penanaman mdal- baik secara bilateral- reginal maupun multilateral (World Trade Organization/WTO), menimbulkan berbagai knsekuensi yang harus dihadapi dan ditaati. <erbagai pertimbangan di atas dan mengingat hukum penanaman mdal yang telah berlaku selama kurang lebih $2 4empat puluh5 tahun semakin mendesak kebutuhan Undang-Undang tentang Penanaman Mdal sebagai pengganti Undang-Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "" !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang- Undang Nmr " !ahun "#/0 tentang Penanaman Mdal 1sing dan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nmr "3 !ahun "#02 tentang Perubahan dan !ambahan Undang-Undang Nmr / !ahun "#/+ tentang Penanaman Mdal Dalam Negeri yang selama ini merupakan dasar hukum bagi kegiatan penanaman mdal di Indnesia perlu diganti karena tidak sesuai lagi dengan tantangan dan kebutuhan untuk mempercepat perkembangan pereknmian nasinal melalui knstruksi pembangunan hukum nasinal di bidang penanaman mdal yang berdaya saing dan berpihak kepada kepentingan nasinal. II' PASAL DEMI PASAL Pasal " Aukup jelas. Pasal 3 Bang dimaksud dengan Cpenanaman mdal di semua sektr di wilayah negara Republik IndnesiaD adalah penanaman mdal langsung dan tidak termasuk penanaman mdal tidak langsung atau prt.li. Pasal 6 1yat 4"5 ;uru. a Bang dimaksud dengan Casas kepastian hukumD adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman mdal. ;uru. b Bang dimaksud dengan Casas keterbukaanD adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperleh in.rmasi yang benar- jujur- dan tidak diskriminati. tentang kegiatan penanaman mdal. ;uru. c Bang dimaksud dengan Casas akuntabilitasD adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penananam mdal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ;uru. d Bang dimaksud dengan Casas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negaraD adalah asas perlakuan pelayanan nndiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan- baik antara penanam mdal dalam negeri dan penanam mdal asing maupun antara penanam mdal dari satu negara asing dan penanam mdal dari negara asing lainnya. ;uru. e Bang dimaksud dengan Casas kebersamaanD adalah asas yang mendrng peran seluruh penanam mdal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. ;uru. . Bang dimaksud dengan Casas e.isiensi berkeadilanD adalah asas yang mendasari pelaksanaan penanaman mdal dengan mengedepankan e.isiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil- kndusi.- dan berdaya saing. ;uru. g Bang dimaksud dengan Casas berkelanjutanD adalah asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya prses pembangunan melalui penanaman mdal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan- baik untuk masa kini maupun yang akan datang. ;uru. h Bang dimaksud dengan Casas berwawasan lingkunganD adalah asas penanaman mdal yang dilakukan dengan tetap memerhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup. ;uru. i Bang dimaksud dengan Casas kemandirianD adalah asas penanaman mdal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan ptensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya mdal asing demi terwujudnya pertumbuhan eknmi. ;uru. j Bang dimaksud dengan Casas keseimbangan kemajuan dan kesatuan eknmi nasinalD adalah asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan eknmi wilayah dalam kesatuan eknmi nasinal. 1yat 435 Aukup jelas. Pasal $ 1yat 4"5 Aukup jelas. 1yat 435 ;uru. a Bang dimaksud dengan Cperlakuan yang samaD adalah bahwa Pemerintah tidak membedakan perlakuan terhadap penanam mdal yang telah menanamkan mdalnya di Indnesia- kecuali ditentukan lain leh ketentuan peraturan perundang-undangan. ;uru. b Aukup 9elas. ;uru. c Aukup 9elas. 1yat 465 Aukup 9elas. Pasal % Aukup jelas. Pasal / 1yat 4"5 Aukup jelas. 1yat 435 Bang dimaksud dengan Chak istimewaD adalah antara lain hak istimewa yang berkaitan dengan kesatuan kepabeanan- wilayah perdagangan bebas- pasar bersama 4common market5- kesatuan mneter- kelembagaan yang sejenis- dan perjanjian antara Pemerintah Indnesia dan pemerintah asing yang bersi.at bilateral- reginal- atau multilateral yang berkaitan dengan hak istimewa tertentu dalam penyelenggaraan penanaman mdal. Pasal 0 1yat 4"5 Aukup jelas. 1yat 435 Bang dimaksud dengan Charga pasarD adalah harga yang ditentukan menurut cara yang digunakan secara internasinal leh penilai independen yang ditunjuk leh para pihak. 1yat 465 Bang dimaksud dengan CarbitraseD adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan yang didasarkan pada kesepakatan tertulis leh para pihak yang bersengketa. Pasal + 1yat 4"5 Aukup jelas. 1yat 435 Aukup jelas. 1yat 465 Aukup jelas. 1yat 4$5 Aukup jelas. 1yat 4%5 ;uru. a Aukup jelas. ;uru. b Aukup jelas. ;uru. c Aukup jelas. ;uru. d Dalam hal terjadi kerugian negara- Pemerintah dapat melakukan tindakan hukum- antara lain berupa peringatan- pembekuan- pencabutan i7in usaha- tuntutan ganti rugi- dan sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal # Aukup jelas. Pasal "2 Aukup jelas. Pasal "" Aukup jelas. Pasal "3 1yat 4"5 <idang usaha atau jenis usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui Peraturan Presiden disusun dalam suatu da.tar yang berdasarkan standar klasi.ikasi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indnesia- yaitu klasi.ikasi berdasarkan 'lasi.ikasi <aku @apangan Usaha Indnesia 4'<@I5 dan*atau Internasional Standard for Industrial Classification 4I=IA5. 1yat 435 Bang dimaksud dengan Calat peledakD adalah alat yang digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. 1yat 465 Aukup jelas. 1yat 4$5 Aukup jelas. 1yat 4%5 Aukup jelas. Pasal "6 1yat 4"5 Bang dimaksud dengan Cbidang usaha yang dicadangkanD adalah bidang usaha yang khusus diperuntukkan bagi usaha mikr- kecil- menengah- dan kperasi agar mampu dan sejajar dengan pelaku eknmi lainnya. 1yat 435 Aukup jelas. Pasal "$ ;uru. a Bang dimaksud dengan Ckepastian hakD adalah jaminan Pemerintah bagi penanam mdal untuk memperleh hak sepanjang penanam mdal telah melaksanakan kewajiban yang ditentukan. Bang dimaksud dengan Ckepastian hukumD adalah jaminan Pemerintah untuk menempatkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan bagi penanam mdal. Bang dimaksud dengan Ckepastian perlindunganD adalah jaminan Pemerintah bagi penanam mdal untuk memperleh perlindungan dalam melaksanakan kegiatan penanaman mdal. ;uru. b Aukup jelas. ;uru. c Aukup jelas. ;uru. d Aukup jelas. Pasal "% ;uru. a Aukup jelas. ;uru. b Bang dimaksud dengan Ctanggung jawab ssial perusahaanD adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman mdal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi- seimbang- dan sesuai dengan lingkungan- nilai- nrma- dan budaya masyarakat setempat. ;uru. c @apran kegiatan penanam mdal yang memuat perkembangan penanaman mdal dan kendala yang dihadapi penanam mdal disampaikan secara berkala kepada <adan 'rdinasi Penanaman Mdal dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di bidang penanaman mdal. ;uru. d Aukup jelas. ;uru. e Aukup jelas. Pasal "/ Aukup jelas. Pasal "0 'etentuan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan yang disebabkan leh kegiatan penanaman mdal. Pasal "+ 1yat 4"5 Aukup jelas. 1yat 435 Aukup jelas. 1yat 465 ;uru. a Aukup jelas. ;uru. b Aukup jelas. ;uru. c Aukup jelas. ;uru. d Aukup jelas. ;uru. e Bang dimaksud dengan Cindustri pinirD adalah industri yang memiliki keterkaitan yang luas- memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi- memperkenalkan teknlgi baru- serta memiliki nilai strategis bagi pereknmian nasinal. ;uru. . Aukup jelas. ;uru. g Aukup jelas. ;uru. h Aukup jelas. ;uru. i Aukup jelas. ;uru. j Aukup jelas. 1yat 4$5 Aukup jelas. 1yat 4%5 Aukup jelas. 1yat 4/5 Aukup jelas. 1yat 405 Aukup jelas. Pasal "# Aukup jelas. Pasal 32 Aukup jelas. Pasal 3" Aukup jelas. Pasal 33 1yat 4"5 ;uru. a ;ak ?una Usaha 4;?U5 diperleh dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama /2 4enam puluh5 tahun dan dapat diperbarui selama 6% 4tiga puluh lima5 tahun. ;uru. b ;ak ?una <angunan 4;?<5 diperleh dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama %2 4lima puluh5 tahun dan dapat diperbarui selama 62 4tiga puluh5 tahun. ;uru. c ;ak Pakai 4;P5 diperleh dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama $% 4empat puluh lima5 tahun dan dapat diperbarui selama 3% 4dua puluh lima5 tahun. 1yat 435 ;uru. a Aukup jelas. ;uru. b Aukup jelas. ;uru. c Bang dimaksud dengan Carea yang luasD adalah luas tanah yang diperlukan untuk kegiatan penanaman mdal dengan mempertimbangkan kepadatan penduduk- bidang usaha- atau jenis usaha yang ditentukan dengan peraturan perundang-undangan. ;uru. d Aukup jelas. ;uru. e Aukup jelas. 1yat 465 Aukup jelas. 1yat 4$5 Aukup jelas. Pasal 36 1yat 4"5 Aukup jelas. 1yat 435 Rekmendasi diberikan setelah penanaman mdal memenuhi ketentuan penggunaan tenaga kerja asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. 1yat 465 Aukup jelas. 1yat 4$5 Aukup jelas. Pasal 3$ Aukup jelas. Pasal 3% Aukup jelas. Pasal 3/ Aukup jelas. Pasal 30 1yat 4"5 Aukup jelas. 1yat 435 Aukup jelas. 1yat 465 Bang dimaksud dengan bertanggung jawab langsung kepada Presiden adalah bahwa <adan 'rdinasi Penanaman Mdal dalam melaksanakan tugas- menjalankan .ungsi- dan menyampaikan tanggung jawabnya langsung kepada Presiden. Pasal 3+ 1yat 4"5 ;uru. a Aukup jelas. ;uru. b Aukup jelas. ;uru. c Dalam rangka penetapan nrma- standar- dan prsedur <adan 'rdinasi Penanaman Mdal berkrdinasi dengan departemen*instansi terkait. ;uru. d Aukup jelas. ;uru. e Aukup jelas. ;uru. . Aukup jelas. ;uru. g Aukup jelas. ;uru. h Aukup jelas. ;uru. i Aukup jelas. ;uru. j Aukup jelas. 1yat 435 Aukup jelas. Pasal 3# Aukup jelas. Pasal 62 Aukup jelas. Pasal 6" Aukup jelas. Pasal 63 Aukup jelas. Pasal 66 1yat 4"5 !ujuan pengaturan ayat ini adalah menghindari terjadinya perseran yang secara nrmati. dimiliki seserang- tetapi secara materi atau substansi pemilik perseran tersebut adalah rang lain. 1yat 435 Aukup jelas. 1yat 465 Bang dimaksud dengan Dtindak pidana perpajakanD adalah in.rmasi yang tidak benar mengenai lapran yang terkait dengan pemungutan pajak dengan menyampaikan surat pemberitahuan- tetapi yang isinya tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara dan kejahatan lain yang diatur dalam undang-undang yang mengatur perpajakan. Bang dimaksud dengan Dpenggelembungan biaya pemulihanD adalah biaya yang dikeluarkan di muka leh penanam mdal yang jumlahnya tidak wajar dan kemudian diperhitungkan sebagai biaya pengeluaran kegiatan penanaman mdal pada saat penentuan bagi hasil dengan Pemerintah Bang dimaksud dengan Dtemuan leh pihak pejabat yang berwenangD adalah temuan dengan indikasi unsur pidana berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan leh <P' atau pihak lainnya yang memiliki kewenangan untuk memeriksa- yang selanjutnya ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 6$ Aukup jelas. Pasal 6% Aukup jelas. Pasal 6/ Aukup jelas. Pasal 60 Aukup jelas. Pasal 6+ Aukup jelas. Pasal 6# Aukup jelas. Pasal $2 Aukup jelas. !1M<1;1N @,M<1R1N N,?1R1 R,PU<@I' IND8N,=I1 N8M8R $03$