ADMINISTRASI KESISWAAN
Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk memperoleh pelajaran,
mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu, menggunakan fasilitas-fasilitas, memperoleh bimbingan
dan sebagainya. Administrasi kesiswaan di sekolah adalah bagian dari kegiatan administrasi
pendidikan yang berupa pengelolaan data tentang siswa sejak siswa itu masuk sekolah sampai
siswa itu keluar dari sekolah.
Cakupan administrasi kesiswaan akan meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru, pengelolaan
bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi intra sekolah (OSIS) dan
pengelolaan data siswa. Jenis-jenis kegiatan administrasi siswa dapat didaftarkan melalui
gambaran bahwa lembaga pendidikan diumumkan sebagai sebuah transformasi (proses) dan
keluaran (Out-put). Dengan demikian penyajian penjelasan administrasi murid dapat diurutkan
menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses mmasuki sekolah sampai murid
meninggalkan sekolah terdapat empat kelompok pengadministrasian yaitu:
Penerimaan murid baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, termasuk sekolah
kejuruan. Pross penerimaan murid baru yang dilakukan menjelang tahun ajaran baru, artinya
proses ini harus sudah selesai menjelang tahun ajaran baru dimulai. Maka dari itu kepala sekolah
harus bergegas untuk membentuk panitia penerimaan murid baru, karena yang menjadi panitia
penerimaan murid baru bersifat tidak tetap, maka boleh dibantu atau dilaksanakan oleh guru-
guru.
Sebagai tindak lanjut dari penerimaan kini menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses
murid-murid tersebut dengan catatan-catatan sekolah. Catatan sekolah dapat juga dibedakan
dalam dua jenis: yaitu catatan untuk seluruh sekolah dan catatan untuk satu kelas. Jenis-jenis
catatan ini bukan hanya untuk sesuatu tingkat sekolah saja, tetapi berlaku untuk semua tingkat
dan jenis.
1) Buku induk
Yaitu buku yang digunakan untuk mencatat semua anak yang pernah dan yang sedang mengikuti
pelajaran di sekolah tersebut. Catatan dalam buku ini meliputi: nomor induk (yang dituliskan
urut menurut tanggal murid tersebut didaftarkan resmi menjadi murid), jenis kelamin, nama,
alamat orang tua, agama, pekerjaan orang tua, dan keterangan lain-lainnya yang bperlu untuk
pembagian identitas dan keterangan lain. Untuk buku induk yang lengkap adakalanya dituliskan
juga catatan prestasi murid.
2) Buku klapeer
Yaitu buku pelengkap buu induk yang dituliskan menurut abjad nama murid dan berfungsi
sebagai penolong untuk pencarian data murid pada buku induk. Apabila misalnya ada bekas
murid yang sudah lama meninggalkan seko0lah tersebut, pada suatu ketikadatang ke sekolah
untuk menerima surat keterangan, sedangkan ia lupa berapa nomor induknya, maka bekas murid
tersebut cukup menyebutkan namanya saja. Darai huruf pertama namanya dapat diketahui pada
halaman abjad apa nama tersebut dicari beberapa nomor indunya kemudian data-data
selengkapnya ditelususri secara lengkap dari buku induk.
Yaitu catatan atau kumpulan peraturan yang sebenarnya bukan hanya diperlukan bagi murid saja
tetapi guru dan personal lainya. Aturan tat tertib ini sifatnya umum dan khusus. Aturan tersebut
ada yang berasal darai pemerintah (departeme pendidikan dan kebudayaan, pusat maupun
setempat), dan ada yang merupakan produk sekolah sendiri hasil musyawarah dalam rapat dewan
guru. Sekolah merupakan olembaga pendidikan bukanhanya intelek saja yang dikembangkan
tetapi pribadi secara utuh, oleh karena itu tata tertib yang dikeluarkan bermanfaat untuk anak itu
sendiri dalam rangka membentuk pribadi yang baik. Di samping itu juga dimaksudkan agar
dalam sekolah itu terbentuk suasana yang tentram, teratur, karena semua menguti aturan yang
sama, hal ini biasanya termuat dalam peraturan tata tertib di antaranya adalah:
b) Aturan-aturan tingkah laku, misalnya sikap murid terhadap kepala sekolah, terhadap guru,
sesama murid, karyawan, dan sebagainya.
c) Aturan-aturan ketertiban misalnya tentang keharusan ikut gerak jalan, mengikuti upacara
bendera dan sebagainya
Di samping catatan-catatan untuk murid seluruh sekolah ada lagi catatan yang khusus untuk
murid-murid di kelas itu:
2) Buku presentase kelas yang diisi setiap hari, guna untuk mencatat keadaan murid yang
masuk dan yang tidak masuk sekolah untuk selanjutnya dihitung persentase absensi pada setiap
akhir bulan
3) Buku catatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan dimaksud
untuk memberikan bantuan kepada setiap murid agar selama mengikuti pelajaran di sekolah
tidak merasa dirugikan dan dapat mencapai hasil yang maksimal. Pandangan yang selama ini
tersebar adalah kegiatan bimbingan dan penyuluhan hanya diperuntukan bagi murid-murid yang
memiliki permasalahan saja. Murid-murid akan merasa malu untuk dating sendiri ke tempat
bimbingan atau merasa terhina jika dipanggil oleh guru pembimbing. Padahal secara konseptual
kegiatan bimbingan dan penyuluhan tersebut diperuntukan bagi semua murid, dengan tujuan
untuk membantu tujuan mereka secara maksimal.
Program bimbingan dan penyuluhan meliputi 3 aspek sasaran; bimbingan belajar, bimbingan
pribadi, dan bimbingan karier. Untuk pendidikan teknologi dan kejuruan ketiga program ini
sangat dianjurkan, tetapi yang paling bermakna adalah bimbingan karir, yang mana tujuannya
untuk menggali kemampuan yang cocok bagi lapangan kerja yang akan mereka masuki dan
mempertebal sikap mandiri.
3. Pembinaan Murid
Pembinaan murid dilakukan agar murid mengenali lingkungan tempat belajat merek, dan dapat
menyesuaikan diri degan tuntunan sekolah. Dengan pemahaman lingkungan itu diharapkan dapat
tercipta suatu keadaan di mana murid lebih tertib dan lebih mementingkan tugas-tugas belajarnya
dibandingkan dengan kegiatan pribadi lainnya di sekolah. Kegiatan-kegiatan dalam pembinaan
murid adalah:
Memberikan orientasi pada murid
1) Perkenalkan
Semua murid baru diperkenalkan kepada kepala sekolah, guru, staf sekolah, serta kakak-kakak
kelas mereka
Penjelasan tata tertib sekolah dilakukan pada awal ajaran atau tahun ajaran. Hal ini penting untuk
diperhatikan karena tata tertib di sekolah adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk
membentuk sikap dan disiplin murid.
Penjelasan tentang fasilitas yang dimiliki oleh sekolah dimaksudkan agar murid mengetahui
kegunaan dan atura yang harus ditaati dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Fasilitas yang
penting untuk diinformasikan kepada murid adalah: perpustakaan, alat-alat UKS, alat-alat
olahraga, dan alat-alat yang dapat digunakan untuk memupuk kreativitas murid di bidang
kesenian.
Rajin dan tidaknya murid dapat diketahui dengan melihat hasil dari pencatatan kehadiran mereka
setiap hari. Kerajinan murid dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dan penilaian dan
kenaikan kelas. Oleh karena itulah laporan kehadiran murid sangat diperlukan. Beberapa alat
yang dapat digunakan untuk mencatat kehadiran murid:
Dalam rangka pembinaan murid perlu juga dilakukan pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat
dilakukan:
Grafik inii berguna memotivasi murid agar mereka berkompetensi untuk berprestasi tinggi
Agar semua murid senantiasa mengingat kegiatan yang sudah dan sedang mereka laksanakan,
pada masing-masing kelas dapat dibuat daftar kegiatan murid.
Disiplin merupakan aspek terpenting di dalam pembinaan murid, karena murid harus menyadari
bahwa di dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan kedisiplinan anggotanya. Tanpa disiplin
semua bentuk lembaga masyarakat akan mengalami kekacauan. Disiplin merupakan
pembentukan kebiasaan yang mengandung empat unsur:
1) Murid harus berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan aturan yang diinginkan
masyarakat dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dalam masyarakat
2) Murid merasa adanya suatu kepuasan batin sesudah berperilaku seperti yang diharuskan
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mendisiplinkan murid: teknik yang bersifat otoriter,
bersifat longgar, dan yang bersifat demokratis, teknik yang bersifat otoriter menggunakan
paksaan dan hukuman bagi murid yang melanggarnya. Teknik yang bersifat permisif merupakan
teknik yang harapan bahwa disiplin itu tumbuh dari murid sendiri tanpa adanya paksaan dari
sekolah. Sedangkan teknik yang bersifat demokratis adalah teknik yang member kemungkinan
kepada murid untuk mendpatkan penjelasan atau melakukan diskusi atau musyawarah tentang
perilau yang diharpkan dilakukan oleh murid dan perilaku yang tidak diharapkan. Biasanya tat
tertib yang dibuat sekolah mengatur tentang:
1) Waktu pelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan aturan yang berlaku serta memberikan
toleransi waktu yang diberikan siswa
6) Sanksi-sanksi yang dapat diberikan apabila murid melakukan pelanggaran terhadap aturan-
aturan yang berlaku
Setelah calon siswa menyatakan menjadi siswa maka maju mundurnya kemampuan belajar siswa
telah menjadi tanggung jawab guru-guru di sekolah. Bimbingan merupakan proses bantuan atau
tuntunan khusus yang diberikan kepada para peserta didik dengan memperhatikan kemungkinan-
kemungkinan atau kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi oleh siswa, sedangkan
penyuluhan dan konseling adalah pertemuan secara pribadi antara penyuluh dengan peserta didik
dalam mencari solusi atas mesalah yang dihadapi oleh siswa.
Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan konseling itu hendaknya diberikan olhe tenaga ang
professional yang memang telah disediakan untuk menjadi guru/petugas BP tersebut. Ada
kemungkinan pada suatu sekolah karena kekurangan tenaga guru BP secara khusus, maka
biasanya tugas itu diberian kepada wali kelas dan dibantu oleh guru bidang studi. Pada umumya
siswa membutuhkan layanan bimbingan dan penyuluhan tersebut antara lain dalam menentukan:
2) Penyesuaian pada situasi sekolah, seperti memperoleh perasaan diterima dan pertumbuhan
peribadi
d) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan dan bakat dalam bidang pendidikan
dan kemungkinan dalam mendapatkan pekerjaan yang tepat.
OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui keberadaannya di setiap sekolah. Melalui
OSIS ini diharapkan siswa akan dapat mengatur dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
secara baiak di bawah pengawasan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan
yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program pegajaran
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Di antara OSIS antara lain kegiatan diskusi, karya wisata, seminar, palang merah remaja,
pramuka, kesenian, dan lain sebagainya. Kegiatan ini dimaksud untuk menunjang proses belajar
mengajar dan juga untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program
kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Ada dua aspek yang berkaitan dengan
OSIS yaitu aspek organisasi dan aspek kegiatan. Dalam aspekorganisasi perlu diarahkan
mengenai: struktur OSIS, unsur personalia, fungsi dan kewenngan dan jenis kegiatan yang di
tangani oleh masing-masing bidang. Sedangkan dalam aspek kegiatan di antarnya adalah:
pengembangan pengetahuan dan kemampuan nalar peserta didik, pengembangan keterampilan
melalui lobi dan minat peserta didddik, pengembangan sikap terhadap diri sendiri, terhadap
masyarakat, dan terhadap Tuhan.
Promosi dan mutasi merupakan salah satu fase pembinaan murid. Promosi merupakan
perpindahan dari satu kelas ke kelas yang lebih tinggisetelah memenuhi persyaratan tertentu.
Ada beberapa prinsip promosi yang harus diperhatikan oleh setiap guru:
1. Promosi dilaksanakan atas dasar pertimbangan berbagai hal tentang murid secara pribadi
2. Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, efektif, dan aspek psikomotor
3. Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai oleh murid
4. Promosi mempertimbangkan mata pelajaran yang akan dipelajarai oleh kelas yang lebih
tinggi
Di samping yang dimaksud dengan mutasi adalah perpindahan murid dari satu sekolah ke
sekolah lainnya karena alas an-alasan tertentu. Mutasi ini merupakan hak bagi setiap murid, oleh
sebab itu pihak sekolah harus memberikan kesempatan kepada murid untuk menggunakan
haknya. Perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya memang dimungkinkan
sepanjang perpindahan tersebut bukan karena tingkah laku negatif tetapi mungkin karena
menghindarkan tuntunan tanggung jawab yang harus dipenuhi pada sekolah (tidak membayar
SPP) ataupun yang bersangkutan punya masalah yang lainnya. Oleh sebab itu perpindahan siswa
tersebut harus disertai dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh sekolah asal. Hal ini
sangat penting dilakukan karena secara hukum telah terlepas tanggung jawab sekolah kepada
siswa yang bersangkutan, dn klau terjadi yang negatifn dari siswa yang telah pindah maka
sekolah lama terhindar dari tuntutan hukum.
Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya adminstrasi mak perlu ditunjang oleh berbagai
alat kelengkapan yang diperlukan di antaranya adalah:
1. Buku induk
2. Buku klaper (Pembantu buku induk)
3. Buku daftar kesiswaan
4. Daftar hadir kesiswaan
5. File penyimpanan berkas siswa
Administrasi keuangan
3. Pengorganisasian Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan
pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara
penyampaian pelajaran berbeda pula.
Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya tetapi yang menjadi pandangan
dan perlu untuk dikemukakan pada kesempatan ini ada 3 macam, yaitu:
a. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dengan berbagai macam mata pelajaran
(subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain. Seakan-akan ada batas pemisah antara mata
pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain.
Separate Subject Curriculum mengandung beberapa hal yang positif di dalam praktek pendidikan
di sekolah, yakni:
1. Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis
2. Organisasi kurikulum ini sederhana
3. Penilaian lebih mudah
4. Kurikulum ini memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran
5. Kebanyakan orang beranggapan bahwa sekolah adalah persiapan masuk Perguruan Tinggi. Di
Perguruan Tinggi biasanya organisasi kurikulum sesuai dengan prinsip terpisah-pisah itu.
Di samping itu ada kritik-kritik untuk Separate Subject Curriculum, sebagai berikut:
1. Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain, tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang
sebenarnya.
2. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dari sudut Psykhologis kurikulum demikian mengandung kelemahan: Banyak terjadi
verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik.
4. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman.
b. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada
hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang
lain masih dipertahankan.
Beberapa kebaikan Correlated Curriculum dapat disebutkan antara lain:
1. Dengan korelasi pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu)
2. Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain minat murid
bertambah
3. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari
berbagai sudut
4. Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertian dan prinsip-prinsip bukan
pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara
fungsional bagi murid-murid.
Disamping kebaikan itu, ada keberatan yang diajukan terhadap Correlated Curriculum ini yakni
sebagai berikut:
1. Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-
hari sebab dasarnya subject centered.
2. Tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran
sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi.
c. Integrated Curriculum
Integreted Curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan
bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran
diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan
sekitarnya. Apa yang diajarkan di sekolah di sesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah.
Beberapa manfaat kurikulum yang Integrated ini dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erta, bukan fakta yang
terlepas satu sama lain.
2. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan
kepada masalah yang berarti dalam hidup mereka.
3. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
4. Aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri, atau bekerja sama
dengan kelompok
5. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid
Keberatan-keberatan yang dilontarkan orang kepada kurikulum yang integrated ini adalah
sebagai berikut:
1. Guru kita belum disiapkan untuk melaksanakan kurikulum ini
2. Kurikulum ini tidak mempunyai organisasi yang sistematis
3. Kurikulum ini memberatkan tugas guru
4. Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum sebab tidak ada uniformitas di sekolah-
sekolah satu sama lain
5. Anak-anak diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum
6. Pada umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat-alat untuk melaksanakan kurikulum
ini.
4. Perencanaan Kurikulum
Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab untuk menentukan:
Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan dan bilamana. Ada yang
mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan
keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli atau expert dalam bidang perencanaan
kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya.
seringkali secara terperinci mengenai situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat
tertentu mempunyai kurikulum yang kira-kira seragam,
Mengenai perencanaan dimuka atau Pre-Planning terdapat perbedaan pendapat dalam hal
sejauh mana perencanaan dimuka dapat dilakukan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan
pendiriannya, bahwa tidak ada aspek-aspek kurikulum yang harus direncana jauh sebelum situasi
belajar berlangsung. Untuk penjelasan singkat, pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh experts dalam bentuk
kumpulan mata pelajaran.
2. Kurikulum direncanakan secara terperinci di muka oleh panitia yang terdiri dari guru-guru
dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
3. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh panitia yang terdiri dari guru-
guru dalam bentuk pedoman kerja. perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhan-
kebutuhan murid.
4. Kurikilum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi dari guru-guru dan tokoh-
tokoh masyarakat. perincian dilakukan oleh perencanaan bersama guru murid.
5. Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu akan belajar, tanpa
perencanaan jauh dimuka.
5. Pelaksanaan Kurikulum
Sebelum kurikulum benar-benara dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan perbedaan-
perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian program pengajaran
terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macam-
macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum
ada pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu
itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua
mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar.
Dewasa ini pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam
kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada
perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai
persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan.
Pertama, ialah konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus d kuasai oleh semua
murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya ialah menyesuaikan
individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-beda pada realitas ini.
Pendapat kedua, mengemukakan teori bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut
kemampuannya dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan
kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program
pengajaran.
- Kelompok murid-murid yang lambat belajar atau (slaw learners) halnya diberi pelajaran tentang
hal-hal penting yang sekurang-kurangnya harus dikuasai oleh semua atau minimum assentials
atau di sebut program umum.
- Kelompok pelajar yang cerdas dan cepat belajar atau Fast Learnest selain cepat menguasai
minimum essential diberi juga program yang lebih luas yang fungsinya memperkaya program
umum (enriched program learning)
Pendapat ketiga, ialah menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan
kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tesebut
dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang menarik
perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut
taraf perkembangan masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih
menunjang usaha bersama kelompok.
6. Pengembangan Kurikulum
Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni Pengembangan Pedoman
Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional.
1. Pedoman Kurikuklum, meliputi:
- Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang
menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
- Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni Scope (ruang
lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
- Disain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai:
- Bahan pelajaran (Scope dan Sequence)
- Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya
2. Pedoman intruksioanal untuk tiap mata pelajaran yang dikembangnkan berdasarkan silabus.
Pedoman Kurikulum
Pedoman kurikulum disusun untuk menentukan dalam garis besarnya :
- Apa yang akan diajarkan (ruang lingkup, Scope).
- Kepada siapa diajarkan.
- Apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa.
- Dalam urutan yang bagaimana (Sequence)
Selanjutnya perlu diuraikan:
- Falsafah dan misi lembaga pendidikan, sekolah, akademi, atau Universitas /institut. Dalam hal
perguruan tinggi perlu dikemukakan Falsafah dan misi tiap fakultas dan jurusan.
- Alasan atau rasional kurikulum berhubungan dengan populasi yang dijadikan sasaran, yakni
untuk apa siswa dipersiapkan.
- Tujuan filosofis mengenai bahan yang akan diajarkan, alasan memilihnya.
- Organisasi bahan pelajaran secara umum.
Langkah-langnkah dalam pengembangan pedoman kurikulum
Dalam garis besarnya kita dapat mengikuti langnkah-langkah sebagai berikut :
- Kumpulan keterangan mengenai faktor-faktor yanng turut menentukan kurikulum serta latar
belakangnya.
- Tentukan mata pelajaran atau mata kuliah yang akan diajarkan.
- Rumusan tujuan tiap mata pelajaran.
- Tentukan hasil belaja r yang diharapkan dari siswa dalam tiap mata plajaran.
- Tentukan topik-topik tiap mata pelajaran.
- Tentukan syarat-syarat yang dituntut dari siswa.
- Tentukan bahan yang harus dibaca oleh siswa.
- Tentukan strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumber/ alat peraga proses
belajar mengajar.
- Tentukan alat evaluasi hasil belajar siswa serta skala penilaiannya.
- Buat desain rencana penilaian kurikulum secara keseluruhan dan strategi perbaikannya.
Menyusun silabus yang berisi pokok-pokok bahasan atau topik dan sub-topik tiap mata pelajaran
/ mata kuliah termasuk tanggung jawab pengajar disekolah atau jurusan.
Demikian pula halnya dalam penyusunan pedoman instruksional. Karena guru / dosenlah yang
bertanggung jawab untuk merencanakan menyusun, menyampaikan dan mengevaluasi satuan
pelajaran. Maka karena itu tiap guru atau dosen adalah seorang pengembang kurikulum.
Pengembangan Instruksional
Pedoman Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum
agar lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam
kelas. dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum
Untuk praktisnya dan mempemudah pekerjaan sambil lebih menjamin mutunya, penyusunan
pedoman instruksional sebaiknya dilawan suatu tim, termasuk guru yang akan mengajarkannya.
Langkah langkah mendesain pedoman instruksional
Untuk mendesain pedoman instruksional dapat diperhatikan langkah-langkah berikut:
- Tentukan satu atau dua tujuan untuk tiap topik yang telah di sebutkan dalam silabus mata
pelajaran. Tujuan itu lazim disebut tujuan instruksional umum atau TIU.
- Rumuskan Tujuan Instruktur Khusus (TIK) sehingga dapat diamati dan diukur hasilnya.
- Tentukan dua atau tiga macam kegiatan belajar bagi tiap tujuan khusus.
- Sediakan sumber dan alat belajar mengjajar yang sesuai.
- Buat desain penilaian hasil dan kemampuan belajar, cara menilai, alat menilai untuk tiap tujuan
khusus.
Mutu Pendidikan
Pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pedoman kurikulum dan pedoman
instruksional bertujuan untuk meningkatkan mutu sekolah dan universitas dengan meningkatkan
efektivitas mengajar dengan melakukan hal-hal yang berikut:
- Menentukan kerangka umum kurikulum yang dapat disetujui bersama.
- Menetapkan standar nminimal untuk tiap mata pelajaran atas persetujuan bersama. Agar tiap
guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama akan berusaha mencapai standar minimal itu,
bahkan bisa mungkin melebihinya.
- Menyediakan sumber belajar dan memanfaatkannya sepenuhnya.
- Membantu tnaga pengajar muda dalam merencanakan pelajaran dan dalam proses belajar
mengajar agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan.
- Menjamin diadakannya revisi kurikulum secara teratur.
7. Evaluasi Kurikulum
Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di antaranya ialah :
- Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan.
- Melalui efektivitas kurikulum.
- Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika evaluasi
diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi
dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus dikumpulkan, (2) analisis data untuk
membuktikan nilai dan efektivitas kurikulum.
Desain evaluasi biasanya terdiri atas sekurang-kurangnya lima langkah, yakni:
a. Merumuskan tentang evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni:
1. Dimensi I
Yang terdiri atas formatif dan sumatif:
Formatif : Evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Data dikumpulkan dan
dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin.
Sumatif : Proses evaluasi dilakukan pada ahkir jangka waktu tertentu (misalnya, pada akhir
semester, tahun pelajaran atau setelah lima tahun)
2. Dimensi II
Yang terdiri dari proses dan produk
Proses : Yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum
Produk : Yang dievaluasi ialah hasil-hasil nyata, yang dapat dilihat, yang dihasilkan oleh guru
(seperti silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran) dan yang dihasilkan oleh siswa (seperti
hasil test, karangan, makalah dan sebagainya).
3. Dimensi III
Yang terdiri atas operasi dan hasil belajar siswa
Operasi : Disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum termasuk perencanaan,
desain, implementasi, administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya, juga biaya, staf
pengajar, penerimaan siswa, pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu.
Hasil belajar siswa : Disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa bertalian tujuan kurikulum
yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Mendesain proses dan metodologi evaluasi
Pada saat ini terdapat berbagai model evaluasi yang dapat dijadikan pegangan untuk mendesain
proses dan metode penilaian kurikulum. Model mana yang digunakan bergantung pada tujuan
evaluasi, waktu dan biaya yang tersedia dan tingkat kecermatan dan kesfesifikan yang
diinginkan. Di bawah ini akan kita bicarakan lima model secara singkat.
1. Model Diskrepansi Provus
Model ini termasuk model yang paling mudah direncanakan dan dilaksanakan. Disini kita hanya
membandingkan hasil atau performance yang nyata dengan standar yang telah ditentukan.
2. Model Kontingensi-kontingensi Stake
Yang menarik perhatian stake ialah bahwa hasil yang diharapkan oleh pengajar sering berbeda
hasil yang nyata menurut penilaian objektif oleh team ahli penilai eksternal.
3. Model CIPP Stufflebeam
CIPP (Context-Input-Process-Product=konteks-input-proses-produk) adalah suatu model
evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam CS yang bertujuan untuk membantu dalam
perbaikan kurikulum, tetapi juga untuk mengambil keputusan apakah program itu dihentikan
saja.
4. Model Transfarmasi kualitatif Eisner
Ini dikembangkan oleh Eisner ia berpendapat bahwa pendidikan adalah kegiatan yang bercorak
artistik selain mengandung unsur latihan. Jika belajar-mengajar pada hakikatnya artistik maka
proses evaluasinya harus apa yang dilakukan dalam konteks seni. Maka kritik kurikulum
hendaknya berusaha melihat aspek individual yang signifikan dalam pelaksanaan kurikulum.
5. Model Lingkaran-Tertutup Corrigan
Tiap hasil evaluasi mengenai tiap langkah digunakan sebagai balikan agar dapat segera diadakan
perbaikan, dapat diisi kesenjangan atau ditiadakan tumpang-tindih. Jadi model ini mengadakan
tinjauan yang kontinu dan tidak menunggu sampai akhir program.
c. Menspesifikan data yang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpulan data
Model evaluasi yang kita pilih akan memberi petunjuk tentang jenis data yang perlu
dikumpulkan maupun metode yang harus digunakan. Misal, model stake memerlukan data
observasi yang diperoleh setidaknya tiga orang pengamat ahli selain si pengajar. Data yang
dikumpulkan bagi evaluasi pada umumnya termasuk dua kategori:
1. Data keras berupa fakta seperti score test, absensi, pembiayaan dan sebagainya. Alat
pengumpul data keras pada pokoknya mengumpulkan data berupa score, jumlah, dan taraf atau
skala.
2. Data lunak seperti persepsi dan pendapat orang yang dapat berbeda-beda. Untuk
mengumpulkan data ini digunakan wawancara, angket, opinionnair, survei dan sebagainya.
d. Mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data
Prosedur pengumpulan data langsung berhubungan dengan tujuan evaluasi. Jika misalnya tujuan
I telah jelas dipaparkan, maka proses analisis langkah itu akan jelas pula.
Laporan evaluasi biasanya terdiri atas tiga hal, yakni:
1. Hasil-hasil, yaitu apa yang telah ditemukan berdasarkan data yang dikumpulkan
2. Kesimpulan, yaitu keputusan yang dapat diambil berdasarkan data itu dan apakah data telah
cukup memadai untuk mendukung keputusan itu
3. Rekomendasi, apakah cukup data untuk mendukung kelangsungan kurikulum, ataukah
disarankan agar dijalankan lanjutan penilaian agar diperoleh data yang lebih banyak
Desain evaluasi kurikulum harus dimasukkan sebagai bagian internasional dari pedoman
kurikulum bila kita ingin memperoleh gambaran yang jelas mengenai keampuhan atau
kelemahan pedoman kurikulum itu.
Desain evaluasi kurikulum harus disiapkan dengan cermat dn meliputi, antara lain:
a) Berapa kali dan kapan akan diadakan evaluasi, prosedur apa yang akan dijalankan?
b) Data apa yang akan dikumpulkan, dari siapa, oleh siapa? kapan?
c) Siapakah yang akan bertanggung jawab atas pengumpulan analisis data?
d) Keputusan apa yang akan diambil mengenai kurikulum, kapan dan oleh siapa?
Hanya berkat evaluasi kurikulum kita dapat mengetahui dimana kita berada dan kemana kita
pergi. Tanpa kedua titik orientasi itu proses kurikulum maupun instruksional seakan-akan kita
biarkan berkelana tanpa kita ketahui kemana arahnya.
Administrasi personalia adalah serangkain proses kerja sama mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan mendaya
gunakan sumberdaya yang efisien, sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal
bagi pencapaian tujuan pendidikan ataupun tujuan sekolah yang telah di tetapkan.
Administrasi personalia disebut juga sebagai kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar,
prosedur, pengangkatan, pembinaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan
sekolah agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapaitujuan sekolah.
1. 2. Perencanaan Personil
Perencanaan personil adalah penentuan jumlah dan spesifikasi orang orang yang di butuhkan
untuk melaksanakan tugas tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien.
Analisis pekerjaan
Penentuan formasi
Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat pegawai di perlukan dalam suatu organsasi untuk
mampu melaksanakan tugas pokoknya dalam jangka waktu tertentu.
Penentuan kebutuhan
Penentuan kebutuhan dimulai dari kegiatan inventarisasi personil yaitu pencatatan dan pendataan
ulang personil yang sudah ada meliputi jumlah, kualifikasi, masa kerja, pengetahuan dan
keterampilan, serta bakat yang di kembangkan.
Pemanfaatan personil merupakan upaya pelibatan secara aktif para personil dalam kegiatan
penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan lembaga. Sedangkan, pengembangan personil
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan personil dalam melaksanakan tugasnya dalam
mencapai tujuan lembaga dan pembinaan personil adalah kegiatan uang diarahkan untuk
menjamin penyelenggaraan tugas tugas lembaga atau pemerintahan dan pembangunan secara
berdaya guna dan berhasil guna.
1. Memberi masukan tentang keaadaan personil yang ada dan kebutuhan personil akan
datang.
2. Berperan aktif sesuai dengan fungsinya, sehingga pelayanan organisasi atau sekolah
dapat dicapai secara optimal.
3. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang di perlukan.
4. Memberikan informasi mengenai keadaan personil sekolah
5. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukan
6. Mengatur dan mengurus penggunaan tenaga-tenaga kerja
7. Mengadakan penilaian terhadap hasil pembelajaran yang telah dicapai
ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Secara
Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan
sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku,
Perpustakaan, Laboratorium dsb.
Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan
prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok
besar yaitu :
b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat
penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil
Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan yang di perlukan di sebuah sekolah.
Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat
penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolaah serta menunjang tercapainya tujuan
pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara umum.
Menurut konsepsi lama administrasi sarana dan prasarana itu di artikan sebagai
sebuah system yang mengatur ketertiban peralatan yang ada di sekolah . Menurut konsepsi
modern administrasi sarana dan prasarana itu adalah suatu proses seleksi dalam penggunaan
sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Guru menurut konsepsi lama bertugas untuk
mengatur ketertiban penggunaan sarana sekolah, menurut konsepsi modern guru bertugas
sebagai administrator dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
Pengertian lain dari administrasi sarana dan prasarana adalah suatu usaha yang di arahkan
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana
yang ada.
Dengan demikian adminitrasi sarana dan prasarana itu merupakan usaha untuk
mengupayakan sarana dan alat peraga yang di butuhkan pada proses pembelajaran demi
lancarnya dan tercapainya tujuan pendidikan
1. Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.
2. Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah
siswa dapat menambah pengetahuan.
a. Kepala sekolah tidak terlalu menyibukkan diri secara langsung dengan urusan pelaksanaan
administrasi sarana dan prasarana pengajaran.
Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di
sekolah adalah pengrusakan yang di lakukan oleh siswa siswa di sekolah itu sendiri. Namun
ada beberapa upaya yang bisa di lakukan dalam menangani masalah tersebut diantaranya
adalah :
2. Sarana dan prasarana sekolah di siapkan yang prima sehingga tidak mudah di rusak
3. Membina siswa untuk disiplin dengan cara yang efektif dan di terima oleh semua siswa .
4. Memupuk rasa tanggung jawab kepada siswa untuk menjaga dan memelihara keutuhan
dari sarana dan prasarana sekolah yang ada.
Koordinasi dalam mengelola dan memelihara sarana dan prasarana sekolah agar tetap
prima adalah tugas utama dari administrator , oleh karena itu para petugas yang berhubungan
dengan sarana dan prasarana sekolah bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah
Adapun kebijaksanaan yang di perlukan dalam memelihara dan mengelola sarana dan
prasarana sekolah adalah :
5. Mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana.
2.2.1 LAHAN
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di sertai dengan tanda
bukti kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat), adapun jenis lahan tersebut harus
memenuhi beberapa kriteria antara lain :
c. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk pelaksanaan kegiatan
praktek
2.2.2 RUANG
Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan dalam
a. Ruang pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar
teori dan praktek antara lain :
a.
1. Ruang teori sejumlah rombel 4. Ruang perpustakaaan
2. Ruang Laaboraatorium 5. Ruang kesenian
3. Ruang Olah raga 6. Ruang keteraampilan
b. Ruang administrasi
a.
1. Ruang kepala sekolah 3. Ruang tata usaha
2. Ruang guru 4. Gudang
c. Ruang penunjang
a.
1. Ruang Ibadah 5. Ruang serbaguna
2. Ruang koperasi sekolah 6. Ruang UKS
3. Ruang OSIS 7. Ruang WC/ kamar mandi
4. Ruang BP
2.2.3 PERABOT
a. Perabot pendidikan
Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di gunakan untuk proses
kegiatan belajar mengajar. Adapun Jenis, bentuk dan ukurannya mengacu pada
kegiatan itu sendiri.
b. Perabot administrasi
c. Perabot penunjang
Setiap mata pelajaran sekurang kurangnya memiliki satu jenis alat peraga
praktek yang sesuai dengan keperluan pendidikan dan pembelajaran, sehingga dengan
demikian proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan optimal.
a. BUKU PEGANGAN
Buku pegangan di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai acuan dalam
pembelajaran yang bersifat Normatif, adaptif dan produktif.
b. BUKU PELENGKAP
Buku ini di gunakan oleh guru untuk memperluas dan memperdalam penguasaan
materi
c. BUKU SUMBER
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk memperoleh
kejelasan informasi mengenai suatu bidang ilmu / keterampilan.
d. BUKU BACAAN
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai bahan bacaan
tambahan (non fiksi) untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta sebagai
bahan bacaan (fiksi ) yang bersifat relati
Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar
mengajar , demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat
dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu
keadaannya istimewa. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan sarana
di sekolah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa
mendatang.
a. Perawatan
b. Pencegahan kerusakan
c. Penggantian ringan
Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya kondisi sekolah
yang optimal administrasi sarana dan prasarana sekolah berfungsi sebagai:
a. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam proses
belajar mengajar.
b. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana dengan
lancar dan optimal.
Fungsi administrasi yang di pandang perlu dilaksanakan secara khusus oleh kepala
sekolah adalah :
2.5.1 Perencanaan
Perencanaan dapat di pandang sebagai suatu proses penentuan dan penyusunan rencana
dan program-program kegiatan yang akan di lakukan pada masa yang akan datangsecara
terpadu dan sistematis berdasarkan landasan ,prinsip-prinsip dasardan data atau informasi
yang terkait serta menggunakan sumber-sumber daya lainnya dalam rangka mencapai
tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Kejelasan ini harus terlihat pada tujuan dan sasaran yang hendak di capai, jenis dan
bentuk, tindakan (kegiatan) yang akan di laksanakan, siapa pelaksananya, prosedur,
metode dan teknis pelaksananya, bahan dan peralatan yang di perlukan serta waktu
dan tempat pelaksanaan
2. Harus realistis
a. rumusan, tujuan serta target harus mengandung harapan yang memungkinkan dapat
di capai baik yang menyangkut aspek kuantitatif maupun kualitatifnya. Untuk itu
harapan tersebut harus di susun berdasarkan kondisi dan kemampuan yang di
miliki oleh sumberdaya yang ada.
b. jenis dan bentuk kegiatan harus relevan dengan tujuan dan target yang hendak di
capai.
c. prosedur, metode dan teknis pelaksanaan harus relevan dengan tujuan yangnhendak
di capai serta harus memungkinkan kegiatan yang telah di pilih dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2.5.2 Pengorganisasian
d. Memberikan informasi yang jelas kepada guru tentang tugas kegiatan yang harus di
laksanakan, mengenai waktu dan tempatnya, serta hubungan kerja dengan pihak
yangn terkait.
2.5.3 Menggerakkan
2.5.5 Pengkoordinasian
Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan gerak langkah
dan memelihara prinsip taat asas (konsisten) pada setiap dan seluruh guru dalam
melaksanakan seluruh tugas dan kegiatannya agar dapat tujuan dan sasaran yang telah di
rencanakan .Hal ini di lakukan oleh kepala sekolah melalui pembinaan kerja sama antar
guru, dan antar guru dengan pihak-pihak luar yang terkait. Di samping itu penyelarasan
dan ketaatan pada sas diupayakan agar fungsi yang satu gengan yang lainnya dapat
mercapai dan memenuhi target yang di tetapkan sebelumnya.
2.5.6 Pengendalian
b. Menilai seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang ada dapat mencapai sasaran-sasaran dan
tujuan.
e. Mengujicobakan atau menerapkan cara pemecahan masalah yang telah dipilih guna
menghilagkan atau mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Dengan demikian dalam melaksanakan fungsi ini kepala sekolah dapat
menggunakan sekurang-kurangnya 3 pendekatan yaitu :
b. Pengendalian langsung
2.5.7 Inovasi
Dalam melakukan fungsi ini kepala sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Harus di sadari bahwa sesuatu yang baru belum tentu lebih baik dari yang lama.
b. Jika mampu menemukan atau menciptakan sesuatu hal atau cara baru, ia tidak perlu
memandang rendah yang lama
Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah tidak lain
agar semua kegiatan tersebut mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Administrasi
sarana dan prasarana semakin lama di rasakan semakin rumit karena pendidikan juga
menyangkut masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidkan
tersebut. Oleh karena itu apabila administrasi sarana dan prasarana berjalan dengan baik
maka semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik.
Mengingat sekolah itu merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan dari
administrasi sarana dan prasarana itu bersumber dari tujuan pendidikan nasional itu sendiri
. sedangkan subsistem administrasi sarana dan prasarana dalam sekolah bertujuan untuk
menunjang tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut, baik tujuan khusus maupun
tujuan secara umum.
1. mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam proses pembelajaran
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya
serta sifat- sifat individunya.
2. Yang menjadi masalah yang berkaitan dengan 6 komponen tersebut adalah sarana
dan prasarana.
Alasannya: Karena secara etimologis[bahasa] prasarana berarti alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya,lokasi/tempat,bangunan sekolah,lapangan
olahraga,sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan
misalnya,ruang,buku.
Dengan demikian,dalam lingkungan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana dapat
menimbulkan tidak memenuhi kebutuhan sekolah dan akan mengganggu kegiatan belajar
mengajar pada peserta didik dan akan menimbulkan prosese belajar mengajar yg tidak efisien.
Dan akan menimbulkan hasil kelulusan yang tidak mencapai standar atau target dari sekolah.
3.Caranya harus memeiliki fasilitas sekolah yang lengkap dan memadai agar peserta didik
mampu melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Solusi saya adalah 6 komponen tersebut harus berjalan bersama-sama dan harus mengimbngai
satu sama lain, krna 6 komponen tersebut harus mampu berjalan bersama-sama agar peserta
didik merasakan kenyamanan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar yang dapat meraih
peserta didik yg berpotensi.
Apabila sebuah bangunan sekolah yang memiliki fasilitas sekolah yang lengkap akian
menghasilkan anak-anak yg berpetensi dan membawa dan mengharumkan nama sekolah
tersebut.