of children with moderete to severe asthma: A randomized controlled trial Nikma Alfi Rosida Lia Dewi Mustika Sari Lia Amalia Rizka Pipit Kurniatul L
Authors : Li-Chi Chiang, Wei-Fen Ma, Jing- Long Huang, Li Feng Tseng, Kai Chung Hsueh Judul : Effect of relaxation-breathing training on anxiety and asthma signs/ symptoms of children with moderete to severe asthma: A randomized controlled trial Halaman : 1061-1070 Tahun : 2009 Tanggal : 24 januari 2009 Type : 2009 elsevier ltd Database : Elsevier DOI : 10.1016/j.ijnurstu.2009/01/013 Source : Internal Journal of nursing studies Meningkatnya prevalensi, keparahan asma dihubungkan dengan ongkos medis yang memicu perhatian dalam strategi intervensi fisiologi dan psikologi, teknik latihan bernapas, terapi kelompok dan keluarga, hipnosis.
Edukasi dan program menejemen diri telah menunjukkan hasil positif dalam menurunkan tanda/gejala asma, ketidakhadiran di sekolah, aktivitas yang terganggu, dan meningkatkan fungsi paru (Guevara dkk, 2003). Tetapi beberapa penelitian hanya berokus pada kesehatan fisiologi walaupun intervensi pada kedua komponen fisilogi dan psikologi. IDENTIFIKASI TOPIK Dalam jurnal ini topik yang diangkat oleh penulis mengenai pengaruh latihan relaksasi-bernapas pada kecemasan dan tanda-tanda/gejala asma pada anak- anak dengan asma sedang sampai berat menggunakan sebuah uji coba terkontrol secara acak. Stres dan faktor psikologis menunjukkan dapat memicu dan memperburuk kondisi asma. Serangan asma berulang dan tanda-tanda/gejala asma berdampak pada fungsi psikososial anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kombinasi pengajaran dari manajemen diri dan teknik relaksasi bernafas.
Terdapat dua kelompok ekperimental dan pembanding Anak-anak di kedua kelompok eksperimen dan pembanding menerima penjelasan penyakit asma, obat asma, dan pemantauan dengan peak flow meter, tetapi hanya mereka yang berada di kelompok eksperimen menerima pelatihan relaksasi- bernapas.
METODE PENELITIAN Dua kelompok eksperimental digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan relaksasi bernapas digabung dengan program manajemen diri pada anak-anak dengan asma.
Intervensi berlangsung selama 12 minggu setiap peserta Anak-anak penderita asma yang berpartisipasi diambil dari klinik asma pediatrik dari pusat medis di Taiwan tengah PARTISIPAN Harus memenuhi kriteria: 1. Didiagnosis dengan asma sedang sampai berat oleh dokter minimal 6 bulan sebelum studi 2. Telah > 5 serangan asma per tahun, dengan skor Aas dari 2 (Aas, 1981), 3. secara teratur diobati dengan obat asma di klinik pediatrik. 4. Anak-anak dikeluarkan jika mereka telah berpartisipasi dalam uji klinis lain. Diagram perekrutan Untuk memberikan perawatan yang berkualitas tinggi, semua anak yang berpartisipasi dan orang tua menerima program pengembangan diri asma dari pusat medis rutin dan buku pengajaran manajemen asma. Setelah menerima program manajemen diri asma, anak-anak dan orang tua dalam kelompok eksperimen juga menerima pelatihan relaksasi di ruang yang terpisah. Intervensi Kelompok pembandingan dan eksperimental menerima intervensi yang berbeda: hanya program manajemen diri rutin (pembanding), dan program manajemen diri rutin ditambah latihan relaksasi bernapas (eksperimental).
Progam management diri 1. Reformasi kognisi asma 2. Penggunaan obat asma yang benar 3. Menciptakan lingkungan rumah yang aman, 4. Pemantauan dengan peak flow meter, 5. Menjaga buku harian asma. Orang tua diberi buku pendidikan pada rencana perawatan pribadi, catatan peak flow meter (dengan satu meter yang diberikan kepada setiap keluarga), dan menggunakan buku harian untuk merekam gejala asma/gejala.
Latihan Relaksasi Bernapas Pada akhir program manajemen diri untuk semua peserta, anak-anak dan orang tua mereka dalam kelompok eksperimental menerima 30 menit latihan relaksasi-bernapas. Peneliti mengarahkan anak-anak untuk duduk dengan nyaman di ruangan yang tenang selama 5 menit, menegangkan bagian otot, seperti yang ada di lengan kanan, tahan kontraksi selama sekitar 8 detik, dan mengendurkan bagian otot selama sekitar 30 detik saat bernapas keluar. Setelah beristirahat sejenak, urutan ini diulangi dengan satu set otot. Orang tua dan anak-anak dihubungi sekali per minggu melalui telepon untuk mendorong latihan yang teratur. Selama intervensi 12-minggu, peserta berlatih relaksasi selama 30 menit setidaknya tiga kali per minggu. Beberapa pra-remaja berlatih relaksasi sendiri, tetapi sebagian besar anak-anak berlatih dengan orang tua mereka Pengumpulan data Data dikumpulkan berdasarkan pada kecemasan, status kesehatan yang dirasakan sendiri, tanda- tanda/gejala asma, PEFR, dan obat asma dengan instrumen biasanya digunakan di Taiwan untuk mengukur kecemasan anak-anak dan indikator kesehatan terkait. Analisis Data Semua data dianalisis (statistik deskriptif dan inferensial) dengan menggunakan SPSS (12,0) untuk Windows. Data demografi dari kelompok eksperimen dan pembanding dibandingkan dengan menggunakan analisis ChiSquare. The SPSS Mixed Model digunakan untuk menganalisis skor kecemasan, status kesehatan yang dirasakan sendiri, tanda-tanda asma/gejala, penggunaan obat-obatan, dan perbedaan PEFR antara dua kelompok dan masing-masing kelompok selama intervensi 12 minggu.
Hasil Karakteristik partisipan Dalam sampel akhir dari 48 anak-anak dan orang tua mereka, 22 berada di kelompok eksperimen, dan 26 berada di kelompok pembanding. Kedua kelompok memiliki mayoritas anak laki-laki (percobaan: 68,2%; perbandingan: 57,7%).
Variabel hasil Indikator psikologis (jumlah kecemasan) untuk kelompok eksperimental menurun rata- rata selama 12 minggu intervensi (dari skor 31,73-26,11), tetapi meningkat rata-rata untuk kelompok pembanding (29,96-32,21). Kecenderungan untuk kecemasan (CCMAS skor) pada kelompok eksperimen mengalami penurunan rata-rata (16,64-12,67), tetapi meningkat pada kelompok pembanding (14,74-15,77). Indikator fisiologis ditingkatkan untuk kedua kelompok selama 12 minggu intervensi Status kesehatan membaik (15,19-18,55 dalam kelompok eksperimen; 15,43-17,82 pada kelompok pembanding), Tanda-tanda asma / gejala berkurang (9,46-6,93 dalam kelompok eksperimen, 10,44-7,24 di kelompok pembanding) PEFR meningkat (227,05-282,50 pada kelompok eksperimen; 186,73-240,12 pada kelompok pembanding) Pengobatan asma yang digunakan berkurang (5,10-2,75 dalam kelompok eksperimen; 4,17-1,94 pada kelompok pembanding).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi bernapas dikombinasikan dengan program manajemen diri dapat meningkatkan baik indikator fisiologis (status kesehatan yang dirasakan sendiri, tanda-tanda asma/gejala, PEFR, dan ketergantungan pada obat asma) dan indikator psikologis (kecemasan) untuk anak-anak dengan asma moderat sampai berat. Penyedia layanan kesehatan benar menekankan aspek-aspek fisiologis asma, tetapi dalam penyakit ini, seperti halnya dengan semua penyakit kronis, penting untuk mengakui potensi pengaruh psikologis jangka panjang.
Data juga menunjukkan bahwa anak-anak dalam kelompok eksperimen menerima tidak hanya manfaat kesehatan fisiologis yang ditingkatkan tetapi juga mengurangi kecemasan. Seiring waktu, praktek relaksasi pernapasan mungkin mengubah sifat kecemasan lebih dari reaksi emosional sementara. Untuk anak-anak dengan asma sedang atau berat, lebih banyak waktu dan usaha yang diperlukan untuk mengajar dirinya sendiri strategi manajemen dan relaksasi yang akan mengurangi tekanan emosional.
1. Dari segi sistematika penulisannya, jurnal ini sudah cukup baik. 2. Untuk tema penelitian cukup menarik yaitu penanganan asma pada anak-anak dengan melakukan relaksasi-pernapasan, yang mana hal ini kami rasa cukup sesuai untuk kita terapkan dalam praktik klinis. 3. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini juga cukup mudah untuk dipahami. 4. Segi isi, dalam penyampaian dan penjelasannya cukup baik, penulis menambahkan diagram dan tabel- tabel hasil penelitian dalam jurnalnya dan memaparkan secara jelas proses dan hasil dari penelitiannya,
KEKURANGAN JURNAL Hasil dari penelitian ini ternyata tidak konsisten dengan laporan sebelumnya bahwa pelatihan relaksasi bernapas secara positif dipengaruhi interaksi fisiologis- imunologi dan indikator fisiologis. Dengan demikian, efek dari teknik relaksasi pernapasan-pada psikologis dan fisiologis indikator antara pasien asma memerlukan klarifikasi lebih lanjut.
Kurangnya edukasi dan sosialisasi kepada orang tua pasien sehingga menyebabkan beberapa sampel memilih drop out (tidak ikut serta), kami rasa hal ini juga merupakan suatu kekurangan yang sangat perlu diperhatikan.
Penelitian dalam jurnal ini, sampel yang digunakan terbatas dengan hanya mengambil dari satu rumah sakit, meskipun sebenarnya lebih efisien untuk penelitian, akan tetapi jika dilakukan di minimal pada 2 rumah sakit mungkin data yang diperoleh pun akan lebih menunjukkan hasil yang lebih memuaskan. APLIKASI DI INDONESIA Hasil penelitian ini dapat dengan baik diaplikasikan di Indonesia dengan cara menerapkan kombinasi self management dengan teknik relaksasi bernafas. Penerapan self management sendiri yaitu dengan cara perawat dapat mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada pasien dan orangtua mengenai asma secara tepat, menciptakan lingkungan yang nyaman, memonitoring PEF anak, membuat buku catatan asma dimana orang tua dapat mengisi sejauh mana tingkat perkembangan asma anaknya. Mengontrol latihan relaksasi bernafas agar efektif
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kombinasi dari manajemen diri pada asma dan pelatihan relaksasi bernapas dapat secara positif mempengaruhi kesehatan fisiologis dan psikologis dari anak-anak dengan asma sedang sampai berat. Penerapan intervensi ini pun yang cocok untuk diterapkan di Indonesia dalam memanajemen asma tidak hanya pada anak-anak tetapi juga pada pasien dewasa.
Saran Untuk peneliti selanjutnya ataupun untuk kita yang akan menerapkan manajemen ini dapat lebih mengedukasi dan memberikan informasi yang lebih kepada orang tua atau keluarga pasien untuk ikut terlibat dalam intevensi ini. Bukan hanya itu, dalam pengambilan sampel pun mungkin bisa diambil dari 2 rumah sakit atau klinik penanganan asma yang dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan hasil yang lebih baik.