Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana
2.1.1. Definisi Keluarga Berencana
Secara umum keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya
dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut
(Sastrawinata, 1980: 14).
Peserta keluarga berencana (akseptor KB) adalah pasangan usia subur
dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat
kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun
non program (FEUI, 1981: 162). Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur
yang pada saat pendataan masih menggunakan salah satu cara atau alat
kontrasepsi. Pasangan Usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang pada
saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun
tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun.
Pada tahun 1970 berdiri Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN)
yang bertanggungjawab atas pelaksanaan KB di Indonesia sejak Pelita I. Salah
satu tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kelahiran kasar.
Dalam kegiatan program keluarga berencana telah ditentukan beberapa
pentahapan penilaian sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan:
1. Tahap pertama : Penilaian pencapaian target akseptor yang meliputi akseptor
baru dan akseptor aktif kembali
2. Tahap kedua : Penilaian pencapaian target akseptor aktif
3. Tahap ketiga : Penilaian terhadap perkembangan ciri-ciri akseptor, terutama
dari segi umur dan paritas akseptor.



Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :
1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga
dan bangsa pada umumnya.
2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk
meningkatkan reproduksi.

2.2. Alat Kontrasepsi
2.2.1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai
tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
pembuahan.
Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu
adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di
dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang
menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel
telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang
akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan
siap untuk menerima nidasi .

2.2.2. Jenis-jenis Kontrasepsi
1. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah cara mencegah kehamilan dengan menarik
penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Cara ini merupakan cara kontrasepsi
yang tertua dikenal manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang paling
banyak dilakukan sampai sekarang. Keuntungannya adalah cara ini tidak
membutuhkan biaya dan persiapan. Kekurangannya adalah memerlukan
pengendalian diri yang besar dari laki-laki, dan banyak laki-laki yang tidak bisa
mengontrol emosionalnya. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:
Universitas Sumatera Utara
1. Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat mengandung
sperma, apalagi pada koitus yang berulang.
2. Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina
3. Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan, misalnya
karena adanya hebungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang
lendir serviks uteri yang pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi.

2. Pembilasan Pasca Senggama
Pembilasan pascasenggama dilakukan oleh perempuan dengan cara
membilas vagina dengan air biasa dengan atau tanpa larutan obat (cuka atau obat
lainnya) segera setelah berhubungan seks. Maksudnya untuk mengeluarkan
sperma secara mekanik dari vagina. Penambahan cuka disini ialah untuk
memperoleh efek spermisida seta menjaga asiditas vagina. Secara alami
perempuan juga bisa mencegah kehamilan dengan cara memperpanjang masa
menyusui.

3. Pantang berkala/sistem kalender
Pantang berkala yang juga diistilahkan dengan sistem kalender mula-mula
diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann Knaus dari Jerman
sekitar tahun 1931. Karena itu cara ini juga sering disebut dengan cara Ogino-
Knaus. Dasar pemikirannya adalah perempuan hanya dapat hamil selama
beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya. Masa tersebut disebut masa subur
atau fase ovulasi itu dan terjadi sekitar 14 hari (toleransinya sekitar 2 hari)
sebelum hari pertama haid yang akan datang.
Kendalanya adalah sulit bagi perempuan untuk menentukan masa
suburnya, terutama bagi mereka yang masa haidnya tidak teratur. Banyak yang
mengatakan cara ini adalah yang paling aman dan tidak mempunyai efek
samping.



Universitas Sumatera Utara
Tabel. 2.1 Menentukan masa subur


Lamanya daur
haid terpendek

Hari pertama masa
subur
Lamanya daur
haid terpanjang
Hari terakhir masa
subur
21 hari hari ke-3 21 hari hari ke-10
22 hari hari ke-4 22 hari hari ke-11
23 hari hari ke-5 23 hari hari ke-12
24 hari hari ke-6 24 hari hari ke-13
25 hari hari ke-7 25 hari hari ke-14
26 hari hari ke-8 26 hari hari ke-15
27 hari hari ke-9 27 hari hari ke-16
28 hari hari ke-10 28 hari hari ke-17
29 hari hari ke-11 29 hari hari ke-18
30 hari hari ke-12 30 hari hari ke-19
31 hari hari ke-13 31 hari hari ke-20
32 hari hari ke-14 32 hari hari ke-21
33 hari hari ke-15 33 hari hari ke-22
34 hari hari ke-17 34 hari hari ke-23
35 hari hari ke-18 35 hari hari ke-24


4. Kondom
Penggunaan kondom sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno. Pada 1553,
Gabrielle Fallopi melukiskan tentang penggunaan kantong sutera diolesi dengan
minyak yang dipasang menyelubungi penis sebelum berhubungan seks dengan
tujuan mencegah laki-laki dari penyakit kelamin.



Universitas Sumatera Utara
Penggunaan
Kondom sebagai alat kontrasepsi baru dimulai pada abad ke-18 di Inggris.
Pada mulanya kondom ini dibuat dari usus biri-biri dan dalam perkembangannya
pada 1844, Goodyear berhasil membuat kondom dari karet. Kondom yang
umumnya dipakai sekarang ini terbuat dari karet dan tersedia dengan ukuran dan
warna yang beragam. Efektivitas kondom ini bergantung pada mutu dan
ketelitian dalam penggunaannya.
Keuntungan:
2. Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk
mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS).
3. Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka
panjang
4. Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau
Kekurangan:
Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak digunakan atau
disimpan sesuai aturan
Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat menggunakan
kondom.
Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina, bila
tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular
seksual.
Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi beberapa orang.

5. Pessarium (Diafragma Vaginal dan Cervical Cap)
Pessarium merupakan kondom pada perempuan. Secara umum pessarium
ini terbagi dua golongan, yakni diafragma vaginal dan cervical cap. Diafragma
vaginal ini merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari kantong karet yang
berbentuk mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Pinggir diafragma
mudah dibengkokkan dan disisipkan di bagian atas vagina untuk mencegah
sperma masuk ke saluran reproduksi bagian atas. Supaya efektif hendaknya
dipakai jelly atau krim kontrasepsi untuk pembunuh sperma.
Universitas Sumatera Utara
Diafragma ini harus tinggal dalam vagina selama 6 jam setelah melakukan
hubungan seksual. Alat kontrasepsi yang satu ini paling cocok dipakai oleh
perempuan dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding
vagina yang baik. Namun untuk penggunannya perlu diperiksa dahulu ukuran
difragma yang sesuai.









Gambar 1. Diafragma Vagina

Cervical cap terbuat dari karet atau plastik dan berbentuk mangkuk yang
pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya lebih kecil dari diafragma
vaginal. Alat ini mulai jarang dipergunakan untuk kontrasepsi.








Gambar 2. Cervical Cap



Universitas Sumatera Utara
6. Spermatisida
Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen
yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa; dan vechikulum yang
dipakai untuk membuat tablet, krim, atau jelly. Spermatisid berguna untuk
mematikan sperma sebelum melewati serviks. Cara kerjanya dengan merusak
membran sel sperma dan menurunkan mobilitas sperma serta kemampuan sperma
di dalam membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk seperti
suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB. Penggunanya masih
sangat sedikit.
Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam
bentuk:
A) Suppositorium: Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium
dimasukkan sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini
baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit
sampai 1 jam.
B) Jelly atau crme : 1) Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly, 2)
Delfen vaginal crme. Jelly lebih encer daripada creme. Obat ini
disemprotkan kedalam vagina dengan menggunakan suatu alat. Lama
kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
C) Tablet busa: Sampoon, volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet
terlebih dahulu dicelupkan kedalam air, kemudian dimasukkan kedalam
vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30 sampai 60 menit.
D) C-Film, yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam
air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang
tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif
setelah 30 menit.

7. Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi yaitu: mini pil, pil kombinasi, dan pil
pascasenggama. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai efek
lain terhadap traktus genitalis. Efeknya berupa perubahan-perubahan pada lendir
Universitas Sumatera Utara
serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental. Dengan demikian sperma
tidak bisa memasuki rongga rahim. Yang umum dipakai adalah pil kombinasi
antara estrogen dan progesteron. Pil terbuat dari hormon sintetik.
Walau macamnya banyak tersedia dipasaran dan tingkat efektivitasnya sangat
tinggi, tidak semua perempuan dapat menggunakan pil kombinasi untuk
kontrasepsi. Keadaan yang tidak diperbolehkan menggunakan pil KB adalah:
1. Perempuan yang mempunyai tumor yang dipengaruhi oleh estrogen
2. Perempuan yang menderita penyakit hati yang aktif, baik akut maupun
menahun
3. Perempuan yang pernah menderita trombophlebitis, tromboemboli, dan
kelainan cerebro-vaskuler
4 Perempuan yang mempunyai penyakit diabetes melitus
5. Perempuan yang mengalami depresi, migren, mioma uteri, hipertensi,
oligomenorea. (Khusus untuk kondisi ini bersifat relatif dan pemberian pil
kombinasi bagi perempuan yang mengalami kelainan-kelainan ini harus di
diawasi secara teratur, sedikitnya sekali dalam tiga bulan).
Keuntungan :
Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium.
Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.
Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.
Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun hirsutism
(rambut tumbuh menyerupai pria).
Kekurangan :
Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Harus rutin diminum setiap hari.
Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.
Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala, depresi, letih,
perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual
Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan memerlukan
resep dokter untuk pembeliannya.

Universitas Sumatera Utara
8. Suntikan
Saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan. Pertama, golongan
progestin seperti depoprovera, depogeston, depoprogestin, dan noristerat. Kedua,
golongan progestin dengan campuran estrogen propionat, seperti cycloprovera.
Obat ini bekerja dengan jalan menekan pembentukan hormon dari otak sehingga
mencegah terjadinya ovulasi. Obat suntikan ini sangat cocok diberikan pada ibu-
ibu yang sedang menyusui karena cara kerjanya tidak mengganggu laktasi.
Keuntungan:
Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.
Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan
hubungan seksual.
Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu mengatasi kram
saat menstruasi.
Kekurangan :
Dapat mempengaruhi siklus mentruasi.
Kekurangan suntik kontrasepsi /kb suntik dapat menyebabkan kenaikan
berat badan pada beberapa wanita.
Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Harus mengunjungi dokter/klinik setiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan
suntikan berikutnya.

9. Susuk/implan
Ada dua macam susuk yang biasa dipergunakan untuk kontrasepsi, yaitu
norplan dan implanon. Norplan merupakan metoda kontrasepsi berjarak 5 tahun
yang terdiri atas 6 kapsul silastik silikon berisi masing-masing 36 mg
levonorgestrel dan disisipkan dibawah kulit. Implanon hanya berjarak 3 tahun
dan berbentuk batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan diameter 2mm
dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter khusus.



Universitas Sumatera Utara
Mekanisme kerja
1. Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak
cocok untuk implantasi zygote.
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

Keuntungan :
Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun.
Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.
Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan
hubungan seksual.
Kekurangan :
Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat
mempengaruhi siklus mentruasi.
Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.

10. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Sekarang ini di pasaran terdapat berpuluh-puluh jenis IUD. Dari bahan
bakunya IUD yang beredar terdiri dari tiga tipe. Ada yang terbuat dari plastik,
mengandung tembaga, dan ada yang mengandung hormon steroid. Dari segi
bentuknya, IUD terbagi ke dalam bentuk yang terbuka dan tertutup seperti cincin.
Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis Lippes
loop.
Dibandingkan dengan alat dan obat kontrasepsi yang lain, IUD
mempunyai keunggulan karena hanya memerlukan satu kali pemasangan, tidak
menimbulkan efek sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara masal,
efektivitasnya cukup tinggi, dan mudah dilepas jika menginginkan anak
(reversibel). Namun demikian, IUD bisa menimbulkan efek samping seperti
pendarahan, rasa nyeri, kejang perut, dan gangguan atau ketidaknyamanan pada
suami. Bahkan bisa menimbulkan infeksi pelvik dan endometritis.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan :
Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.
Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat menggunakan IUD
dengan lilitan tembaga.
IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit.

Kekurangan :
Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi.
Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari.
Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan kram
menstruasi.
Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat menancap ke dalam rahim.

11. Sterilisasi (tubektomi dan vasektomi)
Dalam prakteknya, sterilisasi dibedakan menjadi dua, yakni vasektomi dan
tubektomi. Tubektomi merupakan upaya sterilisasi yang dilakukan terhadap
perempuan dengan jalan menutup atau memotong indung telur dengan cara
tertentu sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil lagi. Vasektomi adalah
tindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran sperma (vas deferens) yang
mengakibatkan seorang laki-laki tidak bisa menghamili lawan jenisnya.
Keunggulan sterlisasi ini diantaranya adalah efektivitasnya hampir 100 persen,
tidak mempengaruhi libido seks, dan kegagalan dari pihak pasien hampir tidak
ada.

2.2.3. Cara Kerja Alat Kontrasepsi
Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :
1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2) Melumpuhkan sperma.
3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
(BKKBN, 2001).

Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui
dalam ber KB. J ika seorang ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang arti,
manafaat dan jenis-jenis kontrasepsi maka tindakan untuk ber KB akan berjalan
dengan baik. Akan tetapi, apabila seorang ibu tidak memilki pengetahuan yang
baik tentang arti, manfaat, dan jenis-jenis kontrasepsi maka tindakan untuk ber
KB tidak akan berjalan dengan baik.
























Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai