Anda di halaman 1dari 6

PUTRI PRATIWI

0808113104
TUGAS dr. ENDANG H. DARMANI,Sp.KK
SKABIES
Penyakit kulit yang disebabkan oleh
infetasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei var.hominis dan
produknya

PRURIGO HEBRA
Erupsi papular kronik dan rekuren.

Infeksi Sarcoptes scabiei var.hominis

Reaksi hipersensitifitas

Bintil-bintil gatal
Papul
Sela jari, pergelangan tangan, siku luar,
aksila, umbilikus, gluteus.
: genitalia , :Lipatan payudara

Bintil-bintil gatal
Papul
Ekstensor ekstremitas, badan

Sangat gatal
Gatal malam hari
Keluhan juga ditemukan pada orang
yang tinggal serumah/ asrama

Sangat gatal
Gatal sepanjang hari

Perjalanan penyakit

Akut
Papul

Kronik residif

Faktor pencetus

Tidak ada

Makanan, lingkungan (suhu panas, dingin,


debu, bulu binatang), stres (fisik, emosional)

DEFINISI

ETIOPATOGENESIS
GAMBARAN
KLINIS
Subjektif
Ruam
Objektif (lokasi)

DERMATITIS ATOPIK
Keadaan peradangan kulit kronis dan
residif, disertai gatal, yang umumnya sering
terjadi pada masa bayi dan anak-anak,
sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi
pada keluarga atau penderita
Reaksi hipersensitifitas
Bintil-bintil gatal
Papul
Bayi: dahi, pipi, skalp, leher, pergelangan
tangan, tungkai
Anak: lipat siku, lipatan tungkai,
pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak
mata, leher/tengkuk.
Remaja: lipat siku, lipatan tungkai, damping
leher, dahi, sekitar mata.
Dewasa: lipatan siku/tungkai, tidak khas.
Gatal tidak hebat
Gatal sepanjang hari
Riwayat atopi di keluarga
Penebalan pada lipatan siku/tungkai
Sisik di sekitar bintil.
Kronik residif
Papul likenifikasi fleksural, kering,
skuama
Makanan, lingkungan (suhu panas, dingin,
debu, bulu binatang), stres (fisik,
emosional)

PUTRI PRATIWI
0808113104
TUGAS dr. ENDANG H. DARMANI,Sp.KK

Tanda kardinal

SKABIES
2 dari 4:
1. Gatal pada malam hari
2. Menyerang manusia secara
kelompok
3. Ditemukan terowongan (kunikulus)
4. Menemukan tungau

PRURIGO HEBRA

DERMATITIS ATOPIK
3 mayor dan 3 minor
Kriteria mayor:
1. Pruritus
2. Dermatitis di muka atau ekstensor pada
bayi dan anak
3. Dermatitis di fleksur pada dewasa
4. Dermatitis kronis atau residif
5. Riwayat atopi pada penderita atau
keluarga
Kriteria minor:
1. Xerosis
2. Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus
dan virus herpes simpleks)
3. Dermatitis nonspesifik pada tangan atau
kaki
4. Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis
pilaris
5. Pitiriasis alba
6. Dermatitis di papila mamae
7. White dermographism dan delayed
blanch response
8. Keilitis
9. Lipatan infraorbital Dennie-Morgan
10. Konjungtivitis berulang
11. Keratokonus
12. Katarak subkapsular anterior
13. Orbita menjadi gelap
14. Muka pucat atau eritem
15. Gatal bila berkeringat
16. Intolerans terhadap wol atau pelarut
lemak
17. Aksentuasi folikular

PUTRI PRATIWI
0808113104
TUGAS dr. ENDANG H. DARMANI,Sp.KK

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TERAPI
Umum

Khusus

Pemeriksaan sediaan basah/langsung


(10 pemeriksaan skabies)

Hitung jenis leukosit (eosinofilia), IgE()

18. Hipersensitif terhadap makanan


19. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan atau emosi
20. Tes kulit alergi tipe dadakan positif
21. Kadar IgE dalam serum meningkat
22. Awitan pada usia dini
Hitung jenis leukosit (eosinofilia), IgE()

Cuci pakaian, sprei, handuk, dengan


air panas (70-80C) dan setrika
terutama di daerah lipatan.
Mengobati orang yang tinggal
serumah.
Kontrol ulang 1 minggu kemudian.
Sistemik:
Antihistamin:
Chlorpheniramin maleat
Dewasa: 2x4 mg/hari
Anak:0,1-0,3 mg/kgbb/hari, 2x
sehari
Lokal:
Permetrin krim 5% (10 gr, 30 gr)
dipakai sebelum tidur selama 10-12
jam.
Alternatif: Gama benzena heksa
klorida (gameksan) krim 1% (10 gr)
(KI: anak<6 tahun, wanita hamil
toksik terhadap SSP)

Edukasi pasien/keluarga bahwa penyakit


ini bersifat kronik residif.
Jauhkan/hilangkan faktor pencetus.
Memperbaiki higiene

Sistemik:
Antihistamin sedatif:
Chlorpheniramin maleat
Dewasa: 2x4 mg/hari
Anak:0,1-0,3 mg/kgbb/hari, 2x sehari
Antibiotik
Eritromisin:
<7 hari: 20 mg/kgbb/hari, 2xsehari
Anak: 30-50 mg/kgbb/hari, 3-4xsehari
Lokal:
Sulfur 5-10% bedak kocok/salep
Menthol 0,25-1%

Edukasi pasien/keluarga bahwa


penyakit ini bersifat kronik residif.
Jauhkan/hilangkan faktor pencetus.

Sistemik:
Kortikosteroid serangan akut
Prednison/ metil prednisolon/
dexamethason

Antihistamin sedatif:

Chlorpheniramin maleat
Dewasa: 2x4 mg/hari
Anak:0,1-0,3 mg/kgbb/hari, 2x
sehari
Antibiotik
Eritromisin
<7 hari: 20 mg/kgbb/hari, 2xsehari
Anak: 30-50 mg/kg/hari, 3-4xsehari
Lokal:

PUTRI PRATIWI
0808113104
TUGAS dr. ENDANG H. DARMANI,Sp.KK

PROGNOSIS

Quo ad sanam: bonam


Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmetikum: bonam

Dubia
Bonam
Dubia ad malam

Emolien karena kulit kering


Hidrofilic urea cr. 10%
Kortikosteroid
Bayi rendah hidrokortison 12,5%
Anak dan dewasa menengah
triamsinolon

Dubia
Bonam
Dubia ad malam

10 PEMERIKSAAN SKABIES
1. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan
meggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau kanalikuli.
Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu
diperiksa dibawah mikroskop
2. Usap (Swab kulit)
3. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam terowongan
yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila
positif, Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan
transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.
4. Kuretasi terowongan (kuret dermal)
5. Burrow ink test
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta
hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah
tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap
dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes
dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai
bentuk zigzag.
6. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah
dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut
akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.
7. Epidermal shave biopsy
Diagnosis pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala secara mikroskopik.
Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat
irisan tipis, dan dilakukan irisan superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati
dalam melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek
dan ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop
8. Pemeriksaan histopatologik
9. Biopsi irisan dengan pewarnaan HE
10. Menyikat

PUTRI PRATIWI
0808113104
TUGAS dr. ENDANG H. DARMANI,Sp.KK
Dengan sikat dilakukan penyikatan pada daerah yang terikfeksi dan ditampung
diselembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.

Pemeriksaan penunjang pada reaksi hipersensitivitas:


a. Peningkatan kadar eosinofil
Eosinofil merupakan kompenen dari leukosit yang mempunyai peranan sebagai selsel fagosit yang selektif terhadap kompleks antigen antibodi. Pada reaksi
hipersensitivitas akan terjadi reaksi antigen antibodi yang mengakibatkan tubuh akan
meningkatkan produksi dari eosinofil.
b. Peningkatan kadar Ig.E
Molekul Ig.E berikatan dengan erat pada regio Fe-nya ke reseptor pada sel mast dan
basofil. Ig E berperan khusus pada reaksi alergi.

Anda mungkin juga menyukai