Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011
Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
220
220 PENGEMBANGAN GENERATOR 188 W/ 188 Re BERBASIS GEL ZIRKONIUM TUNGSTAT MENGGUNAKAN TUNGSTEN DARI KELIMPAHAN ISOTOP ALAM
Duyeh Setiawan dan Marlina
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari No 71, Bandung 40132 E-mail: d_setiawan@batan.go.id
ABSTRAK
PENGEMBANGAN GENERATOR 188 W/ 188 Re BERBASI S GEL ZI RKONI UM TUNGSTAT MENGGUNAKAN TUNGSTEN DARI KELI MPAHAN I SOTOP ALAM. Kelayakan mengembangkan generator 188 W/ 188 Re berbasis gel zirkonium tungstat menggunakan tungsten dari kelimpahan isotopik alam yang diiradiasi di reaktor fluks neutron rendah dan waktu pendek telah diselidiki. Pengaruh dari perbandingan mol, pH, temperatur dan konsentrasi eluen dalam kinerja generator adalah parameter yang dikontrol. Gel generator dengan pendekatan metode "post-formed" dan hasil karakterisasinya, memberikan pilihan untuk membuat gel generator dengan kinerja elusi 188 Re mendekati generator 188 W/ 188 Re berbasis alumina. Hasil karakterisasi gel diperoleh perbandingan mol Zr : W = 1 : 1, pH 4, suhu 40C. Bentuk gel berupa amorf, didasarkan pada hasil XRD yang tidak terdapat puncak pada difraktogramnya. Hasil SEM-EDAX mempertegas bentuk morfologi gel adalah berbentuk amorf dengan kandungan Zr (17,89 %) dan W (58,40 %). Identifikasi dengan teknik infra merah menunjukkan terbentuknya ikatan spesifik L-O-L (L= Zr,W) yang ditunjukkan pada = 740-960 cm -1 , ikatan antara W-O pada = 952,84cm -1 , ikatan antara O-Zr ditunjukkan pada 2 puncak dengan = 833,25 cm -1 dan = 740,67 cm -1 . Elusi gel diperoleh aktivitas Na 188 ReO 4 12,6 Ci/ml dengan yield sebesar 63 %, kemurnian radiokimia 98%.
Kata kunci: renium-188, generator 188 W/ 188 Re, gel, zirconium tungstat
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF A ZI RCONI UM TUNGSTATE BASED 188 W/ 188 Re GEL GENERATOR USI NG TUNGSTEN OF NATURAL I SOTOPI C ABUNDANCE.The feasibility of developing zirconium tungstate-based 188 W/ 188 Re gel generator using tungsten of natural isotopic abundance irradiated in a low neutron flux reactor and short time has been investigated. Influence from mole comparison, pH, temperature and concentration of eluent in generator performance was controlled parameters. Gel generator with " post-formed" method approach and characterization result, gives choice to make generator gel with elusion performance 188 Re comes near generator 188 W/ 188 Re to base on alumina. The characterization result obtained in the gel wolframates zirconium mole ratio of Zr: W = 1: 1, pH 4, temperature 40C. Gel or amorphous form, based on XRD results that there is no peak at the difraktogram. SEM-EDAX results confirm morphology of gel is an amorphous shape with contains Zr (17.89 %) and W (58.40 %). Identification by infrared techniques indicate the formation of specific bond L-O-L (L = Zr,W) are shown in the = 740-960 cm -1 , the bond between the W-O at = 952.84 cm - 1 , the bond between the O-Zr is shown in two peak with = 833.25 cm -1 and = 740.67 cm -1 . Gel eluted obtained of Na 188 ReO 4 activity is 12.6 Ci / ml at a yield is 63 %, radiochemical purity is 98 %.
Keywords: rhemium-188, generator 188 W/ 188 Re, gel, zirconium tungstate
DAFTAR ISI Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
221
221
1. PENDAHULUAN
Karakteristik emisi dan sifat fisika dari radionuklida 188 Re sangat cocok untuk pengobatan dengan cara teknik nuklir, karena dapat memancarkan partikel beta energi tinggi (E beta = 2,12 MeV) dan mempunyai umur paro (T 1/2 ) 16,7 jam [13]. Pancaran beta dari 188 Re bersifat efektif untuk menembus beberapa milimeter (mm) dan cukup untuk mematikan tumor medium atau besar oleh pengaruh efek penyinarannya. Selain itu 188 Re merupakan pemancar gamma dengan energi rendah (E gamma = 155 keV) yang cocok untuk pencitraan (imaging) dalam diagnosis organ tubuh manusia [4,5]. Renium-188 bersifat radionuklida bebas pengemban diperoleh dari sistem generator 188 W / 188 Re yang serupa dengan generator 99 Mo/ 99m Tc untuk produksi 99m Tc. Radioisotop induk 188 W yang mempunyai umur paro (T 1/2 ) 69 hari meluruh menghasilkan radioisotop anak 188 Re, diproduksi dalam reaktor nuklir melalui reaksi inti 186 W(2n,) 188 W, seperti skema reaksi inti dan sifat fisika sebagai berikut:
186 W (n,) 187 W (n,) 188 W 188 Re 188 Os
=37,9 =64 t 1/2 = 69 hari t 1/2 =16,7 jam stabil t 1/2 =23 jam E
=2,12 MeV, E=155 keV
Gambar 1. Skema reaksi inti dan peluruhan 188 W 188 Re.
Selama ini sistem generator 188 W/ 188 Re menggunakan bahan matriksnya terdiri dari alumina yang diikatkan terhadap 188 W-tungstat ( 188 WO 4 = ), dan 188 Re-perenat ( 188 ReO 4 - ) yang terbentuk kemudian dielusi dengan NaCL 0,15 M [6,7]. Penggunaan alumina sebagai matriks generator 188 W/ 188 Re hanya dapat dilakukan terhadap 188 W yang mempunyai aktivitas jenis tinggi [8,9]. Ketersediaan aktivitas jenis tinggi 188 W penting sekali berdasarkan absorben inorganik (alumina) ini, karena mengingat kapasitas serap alumina sangat terbatas atau rendah. Sehingga pengadaan 188 W aktivitas jenis tinggi diperlukan iradiasi target 186 W-enriched (pengayaan 96 % 186 W) yang harganya sangat mahal dan sulit untuk diimport. Cara lain yang tidak bergantung kepada 188 W aktivitas jenis tinggi dalam sistem generator 188 W/ 188 Re, yaitu menggunakan bahan matriksnya berupa gel zirkonium atau titanium tungstat dari sasaran yang mempunyai kelimpahan isotop alam. Penggunaan gel generator dari 188 W aktivitas jenis rendah pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menyinari 186 W-semi enriched (50 % pengayaan 186 W), atau secara teoritis target 186 W berasal dari kelimpahan isotop alam (28,6 % kelimpahan 186 W) bisa diirradiasi di dalam reaktor dengan fluks neutron rendah. [10] Penggunaan gel zirkonium tungstat sebagai matriks generator gel 188 W/ 188 Re didasarkan pada pemakaian senyawa gel titanium molibdat dan zirkonium molibdat yang telah dikembangkan sebagai matriks untuk generator 99 Mo/ 99m Tc [11]. Parameter yang dikontrol seperti perbandingan mol, pH dan reaksi pemanasan dalam pembuatan gel zirkonium tungstat dapat berpengaruh terhadap efisiensi pelepasan dan kemurnian 188 Re. Zirkonium tungstat memiliki sifat sebagai penukar kation, maka elusi dengan larutan salin (NaCl 0,9%) menyebabkan 188 W dan 188 Re dalam keadaan fasa yang berbeda. 188 Re akan keluar dari padatan zirkonium tungstat sebagai ion 188 ReO 4 - . Tingkat oksidasi 188 Re ditunjukkan pada valensi 0 sampai +7 dan tingkat oksidasi yang paling stabil adalah +4 dan +7. Dalam suasana asam lemah, semua tingkat valensi yang lebih rendah bersifat tidak stabil dan akan teroksidasi menjadi 188 Re (VII) yang stabil dalam larutan berair sebagai ion perenat, 188 ReO 4 - . Tingkat oksidasi lain umumnya terlarut dalam asam kuat dalam bentuk kompleks. Penelitian ini menguraikan karakteristik matriks gel zirconium- tungstat-188 yang menggunakan tungsten dari kelimpahan isotop alam untuk pengembangan generator 188 W/ 188 Re dalam produksi radioisotop 188 Re. Karakterisasi gel zirkonium tungstat ditentukan strukturnya dengan teknik difraksi sinar-X. Komposisi zirkonium dan tungsten dalam gel serta bentuk morfologinya ditentukan dengan metode Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive Analysis X-ray (SEM-EDAX). Pengujian gugus fungsi pada gel zirkonium tungstat dapat dilakukan dengan teknik Fourier Transform Infra Red (FT-IR).
2. CARA TATA KERJA
2.1. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah zirkonil klorida (zirkon(IV)-oxid-chlorid-octahydrat), Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
222
222 natrium tungstat dihidrat (sodium tungstate dihydrate), natrium hidroksida, asam klorida, tungsten trioksida, aseton, metanol semuanya buatan E.Mecrk dalam tingkat analitik, air suling dan NaCl 0,9 % buatan Ipha. Sedangkan alat yang digunakan adalah pemanas magnetic stirer (Termolyne Nouva), pH meter (Metler Toledo), neraca analitik (Mettler Toledo), X-RD (X- pert), SEM-EDAX (JEOL JGM-6360 LA), FTIR (PRESTIGE 21 Merk Shimadzu), MCA (Canberra-HPGe), SCA (Ortec-NaI(Tl), peralatan gelas umum yang biasa digunakan di laboratorium.
2.2. Penentuan kondisi optimum gel zirkonium tungstat
2.2.1. Variasi perbandingan mol Sebanyak 5 buah vial masing-masing ditimbang 3,2225 g ZrOCl 2 .8H 2 O dilarutkan dalam 10 mL air suling (larutan A). Sebanyak 5 buah masing-masing ditimbang 1,6493 g; 3,2986 g; 6,5972 g; 9,8958 g; 13,1944 g Na 2 WO 4 .2H 2 O dilarutkan dalam 10 mL air suling (larutan B). Larutan B dipanaskan sambil diaduk dengan menggunakan pemanas magnetic stirer. Kemudian larutan A diteteskan perlahan- lahan ke dalam larutan B sambil terus diaduk selama 30 menit pada suhu 60 o C. Larutan dan endapan didinginkan (diperoleh larutan akhir pH 2), selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas Whatman no.42. Setelah disaring endapan dicuci dengan 50 ml air suling, dikeringkan pada suhu kamar. Lalu endapan beserta kertas saring ditimbang, endapan dimasukan ke dalam vial, ditutup dan diberi label.
2.2.2. Variasi suhu reaksi Sebanyak 7 buah vial masing-masing ditimbang 3,2225 g ZrOCl 2 .8H 2 O dilarutkan dalam 10 mL air suling. Sebanyak 7 buah masing-masing ditimbang 6,5972 g Na 2 WO 4 .2H 2 O dilarutkan dalam 10 mL air suling. Larutan Na 2 WO 4 .2H 2 O dipanaskan sambil diaduk menggunakan pemanas magnetic stirer, suhu larutan divariasikan pada suhu kamar, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80C. Ke dalam larutan tersebut diteteskan larutan ZrOCl 2 .8H 2 O sedikit demi sedikit. Larutan dan endapan diaduk selama 30 menit, selanjutnya didinginkan (diperoleh larutan akhir pH 2). Larutan dan endapan disaring dengan kertas saring Whatman no.42 dan dicuci dengan 50 mL air suling. Endapan di keringkan pada suhu kamar, ditimbang, dimasukan ke dalam vial, ditutup dan diberi label.
2.2.3. Variasi pH larutan Sebanyak 6 buah vial masing-masing ditimbang 3,2225 g ZrOCl 2 .8H 2 O dilarutkan dalam 10 mL air suling. Sebanyak 6 buah vial masing-masing ditimbang 6,5972 g Na 2 WO 4 .2H 2 O dilarutkan dalam 10 mL air suling. Larutan Na 2 WO 4 .2H 2 O dipanaskan di atas hot plate sambil diaduk dengan magnetic stirer pada suhu 40 C. Kedalamnya diteteskan larutan ZrOCl 2 .8H 2 O sedikit demi sedikit. Larutan dan endapan diaduk selama 30 menit, didinginkan kemudian di divariasikan pH dengan pengaturan oleh penambahan NaOH 1 M atau HCl 1 M mulai pH 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Larutan dan endapan yang telah dingin, disaring dengan kertas saring Whatman no.42 dan dicuci dengan 50 mL air suling. Endapan dikeringkan pada suhu kamar, ditimbang, dimasukan ke dalam vial, ditutup dan diberi label.
2.3. Karakterisasi gel zirkonium tungstst (ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O)
Ditimbang sebanyak 6,5972 g Na 2 WO 4 .2H 2 O dilarutkan dengan 10 ml air suling kemudian dipanaskan pada suhu 40C sambil diaduk. Selanjutnya kedalam campuran tersebut ditambahkan dengan pipet tetes perlahan-lahan larutan ZrOCl 2 (3,2225 g ZrOCl 2
dalam 10 ml akuades) dan diaduk selama 30 menit. Larutan dan gel yang terbentuk didinginkan, dan dikondisikan pada pH 4. Gel disaring dengan kertas Whatman no.42 kemudian dikeringkan pada temperatur kamar. Selanjutnya gel dikarakterisasi menggunakan metode Difraksi Sinar-X (X-RD), Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive Analysis X-ray (SEM-EDAX), Fourier Transform Infrared (FTIR).
2.4. Pembuatan gel zirconium tungstat radioaktif dengan cara post formed
Sebanyak 1 g
188 WO 3(s) hasil iradiasi dimasukkan ke dalam beker glas, kemudian dilarutkan dengan NaOH 0,1 M. Larutan diaduk dan dipanaskan pada suhu 40C hingga warna hijau pada larutan memudar dan menjadi jernih/bening. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
188 WO 3 (s) + 2 NaOH (l) Na 2 188 WO 4(l) + H 2 O Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
223
223 Larutan Na 2 188 WO 4 (l) (249 Ci/ml) yang telah bening, kemudian diatur pHnya menjadi pH 4- 4,5 (larutan A). Ditimbang sebanyak 6,5972 g Na 2 WO 4 .2H 2 O (s) dilarutkan dengan 10 ml air suling dan ditambahkan ke larutan A, kemudian dipanaskan pada suhu 40C. Selanjutnya kedalam campuran tersebut ditambahkan dengan pipet tetes perlahan-lahan larutan ZrOCl 2
(3,2225 g ZrOCl 2 dalam 10 ml air suling) dan diaduk selama 30 menit. Larutan gel Zr-W 188
radioaktif yang terbentuk didinginkan, dan dikondisikan pada pH 4. Gel disaring dengan kertas whatman no.42 kemudian dikeringkan pada temperatur kamar. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 Na 2 188 WO 4 + ZrOCl 2 + 4H 2 O Zr 188 W 2 O 7- (OH) 2 .2H 2 O + 2 NaCl + 2 NaOH
2.5. Elusi 188 Re dari gel Zr 188 W 2 O 7 (OH) 2 . 2H 2 O
Gel Zr 188 W 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O dimasukkan ke dalam kolom elusi, bagian bawah dan atas kolom dibatasi dengan glass wool agar gel tetap kompak pada saat dielusi. Kemudian perlahan- lahan ditambahkan larutan NaCl 0,9% pH 5 ke dalam kolom, lalu filtrat ditampung dan diukur aktivitasnya. Natrium perrenat (Na 188 ReO 4 ) hasil elusi diuji kemurniannya.
2.6. Uji kemurnian radiokimia Na 188 ReO 4
Kedalam bejana kromatografi dimasukan larutan methanol 85 % kemudian dibiarkan selam 30 menit. Selanjutnya disiapkan kertas Whatman I dengan ukuran 2 x 25 cm dan diberi skala tiap cm nya mulai -1, 0, 1, 2 sampai 15. Cuplikan Na 188 ReO 4 ditotolkan di kertas pada skala 0 (nol), lalu dikeringkan dan kemudian dimasukan kedalam bejana kromatografi sampai ujung kertas tercelup + 0,5 cm, kemudian di elusi dengan methanol 85 % sampai skala 15 cm. Selanjutnya kertas dikeluarkan dari bejana lalu dikeringkan di udara. Kemudian kertas dipotong-potong setiap cm-nya lalu diukur keradioaktifannya menggunakan alat single channel analyzer (SCA) pada kondisi : tegangan 800 volt, window 0,6, lower level 2,3 dan waktu cacah selama 10 detik.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Penentuan kondisi optimum pembuatan gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O
3.1.1. Variasi perbandingan mol Gel zirkonium tungstat disintesis berdasarkan reaksi sebagai berikut (11) :
WO 3 + 2 NaOH Na 2 WO 4 + H 2 O 2 Na 2 WO 4 + ZrOCl 2 + 4H 2 O ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O + 2 NaCl + 2 NaOH
Reaksi yang terjadi tidak stoikiometri, karena pada kondisi ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O sebagai produk akhir selalu diikuti dengan produk samping yang berbeda sesuai dengan perlakuan proses yang dilakukan (faktor suhu dan pH larutan) sehingga kondisi stoikiometri susah untuk ditentukan. Data hasil pengamatan seperti dirangkum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Data hasil variasi perbandingan mol untuk pembuatan gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O
Keterangan *) Dengan asumsi bahwa konstanta produk ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O adalah sama dengan pereaksinya ZrOCl 2 .8H 2 O , maka massa teori dapat ditentukan : Massa teori = (mol) ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O x (BM) ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O = 0,01 x 640,81 = 6,4081 g
Sehingga rendemen ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O : Rendemen ditentukan dengan rumus =
(1)
Tabel 1. menunjukkan nilai optimum dari variasi perbandingan mol diperoleh pada perbandingan mol 1:2 dengan massa gel sebesar 6,0546 g. Rendemen sebesar 94,48 % menunjukkan jauh lebih baik dibandingkan variasi perbandingan mol yang lainnya. Rendemen melebihi 100% pada perbandingan mol 1:0.5 dan 1:1 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
224
224 disebabkan karena selain gel yang terbentuk, kemungkinan adanya penambahan massa akibat masuknya kelebihan pereaksi ZrOCl 2 .8H 2 O ke dalam struktur gel. Sedangkan kelebihan pereaksi Na 2 WO 4 akan mengurangi massa gel akibat terjadinya proses seperti salting out. [11,12]
3.1.2. Variasi suhu reaksi Variasi suhu reaksi dilakukan pada rentang antara suhu kamar hingga 80C. Digunakan perbandingan mol 1:2 yang optimal sesuai dengan pengamatan sebelumnya. Diperoleh data pengamatan seperti dirangkum dalam Tabel 2.
Tabel 2. Data hasil variasi suhu pemanasan untuk pembuatan gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O
Tabel 2 menunjukkan nilai optimum dari variasi suhu reaksi yaitu suhu 40C dengan massa gel sebesar 5.9239 g. Rendemen sebesar 92,44 % menunjukkan efisiensinya lebih baik dibandingkan variasi suhu yang lainnya dan penyimpangan yang terjadi relatif kecil. Semakin besar suhu reaksi semakin kecil massa gel yang diperoleh, hal ini dikarenakan adanya senyawa yang ikut menguap saat reaksi berlangsung. [12]
3.1.3. Variasi pH Variasi pH dilakukan pada perbandingan mol 1:2 dan suhu 40C. pH larutan ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O divariasikan dari pH 3 sampai pH 8. Diperoleh data pengamatan seperti dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3. menunjukkan nilai optimum dari variasi pH yaitu pH 4 dengan massa gel percobaan sebesar 4.7029 g dan rendemen sebesar 77,50 %. Massa gel percobaan mengalami penurunan dibandingkan nilai optimum perbandingan mol atau suhu pemanasan, hal ini disebabkan pengaruh pada waktu pengkondisian pH dengan menggunakan HCl dan NaOH 1 M. Penambahan kedua larutan ini memungkinkan adanya senyawa yang terlarut ataupun tidak bereaksi sempurna, sehingga hasil reaksi menjadi tidak optimal. Pada kondisi pH 6 dan pH 7 mengalami kenaikan, namun kembali turun pada pH basa, hal ini dikarenakan adanya pengaruh penambahan jumlah NaOH yang lebih banyak, dimana kondisi pH awal larutan sebelum pengkondisian pH adalah asam (pH 2), sehingga diperlukan jumlah NaOH yang relatif besar untuk mencapai pH netral dan basa. Pengaruh penambahan NaOH ini seperti yang telah dibahas di atas juga mempengaruhi kesetimbangan reaksi yang terjadi. [12]
Tabel 3. Data hasil variasi pH untuk pembuatan gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O
3.2.1. Menggunakan teknik Difraksi Sinar-X. Analisis gel dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk struktur gel secara kualitatif, dalam hal ini adalah bentuk amorf, semi amorf atau kristal. Diharapkan gel yang diperoleh adalah dalam bentuk amorf, karena bentuk ini akan mempermudah pelepasan 188 Re dari gel Zr 188 W 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O pada waktu proses pemisahan. Pola difraktogram gel ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O ditunjukkan pada Gambar 2.
30 40 50 60 70 80 90 2Theta () 0 20 40 60 80 100 120 I n t e n s i t y ( c o u n t s )
Gambar 2. Difraktogram gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O pada kondisi optimal.
Gambar 2 menunjukkan bentuk dari gel ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O adalah berupa amorf, dimana spektrumnya tanpa puncak.
Suhu (C) Na2WO4 (g) ZrOCl2 (g) Massa gel Teori (g) Massa gel Percobaan (g) Rendeme n (%) 24 6,5972 3,2225 6,4081 5,6866 88,74 30 6,5972 3,2225 6,4081 5,6114 87,57 40 6,5972 3,2225 6,4081 5,9239 92,44 50 6,5972 3,2225 6,4081 5,5100 85,98 60 6,5972 3,2225 6,4081 5,5033 85,88 70 6,5972 3,2225 6,4081 4,7946 74,81 80 6,5972 3,2225 6,4081 5,1524 80,40 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
225
225 3.2.2. Menggunakan teknik Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Analysis X-ray (SEM-EDAX) Komposisi zirkonium dan tungsten dalam gel dapat ditentukan dengan metode SEM- EDAX, selain itu bentuk morfologi dari gel dapat diketahui dengan teknik ini. Secara fisik, gel berupa serbuk putih, rapuh, butiran kasar dan homogen. Hasil analisis gel ditunjukkan dalam Gambar 3 - 7 sebagai berikut:
Gambar 3. Gel perbesaran 2000 X.
Gambar 4. Gel perbesaran 10.000 X.
Gambar 5. Gel perbesaran 20.000 X.
Gambar 6. Gel perbesaran 40.000 X.
Gambar 7. Spektrum yang menunjukkan kandungan unsur dalam gel.
Gambar 36 menunjukkan hasil pencitraan gel dengan teknik SEM pada perbesaran 2000X, 10.000X, 20.000X dan 40.000X. Suatu zat padat dapat ditemukan sebagai zat padat kristal maupun amorf. Perbedaan nyata dari kedua bentuk tersebut adalah adanya perbedaan keteraturan susunan atom-atom di dalam ruang tiga dimensi. Bentuk kristal pada pembacaan SEM akan menghasilkan citra yang lebih bagus dan memiliki pola kristal, karena kristal tersusun dari atom-atom yang teratur dan periodik dalam ruang tiga dimensi. Pada struktur amorf atom- atom tersusun secara acak sehingga tidak mempunyai bentuk yang teratur, ikatan antar atomnya lemah sehingga bersifat rapuh, sifat inilah yang diharapkan pada gel ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O. Gel yang rapuh ikatannya memudahkan dalam proses elusi dengan sistem kolom gel, dimana NaCl sebagai eluen akan lebih mudah berikatan dengan perrenat dan terelusi sebagai natrium perrenat. SEM-EDAX Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
226
226 dipilih pada perbesaran 2000X karena pada kondisi inilah intrumen dapat bekerja dengan optimal dan menghasilkan pembacaan yang lebih baik secara kuantitatif. Gambar 7 menunjukkan persen massa dari tungsten relatif lebih besar daripada zirkonium, baik pada persen unsur maupun persen senyawanya yaitu 17,89 dan 58,40 (Zr dan W) maupun 24,17 dan 73,65 (ZrO 2 dan WO 3 ). Persen massa tungsten yang lebih besar ini memang diharapkan, sehingga saat proses elusi setelah iradiasi akan dihasilkan jumlah renium yang lebih banyak.
3.2.3. Menggunakan teknik Fourier Transform I nfrared (FTIR) Identifikasi gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O dengan teknik FTIR, dilakukan dengan sistem pelet KBr. Pola spektrum gel ditunjukkan seperti pada Gambar 8.
Gambar 8. Spektrum infra merah gel ZrW 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O.
Gambar 8 menunjukkan pola spektrum hasil FTIR dari ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O, dan teridentifikasi pada daerah panjang gelombang () 3500 cm -1 merupakan gugus hidroksil yang kuat, berasal dari kandungan air yang terikat pada gel. Daerah panjang gelombang () 1629,85cm -1 menunjukkan ikatan antara wolfram dengan OH. Ikatan spesifik L-O-L (L=Zr,W) ditunjukkan pada = 740-960 cm -1 , ikatan ini membuktikan bahwa terjadi ikatan antara Zr dengan W. Daerah = 952,84 cm -1
menunjukkan adanya ikatan antara W-O, sedangkan ikatan antara Zr - O ditunjukkan pada 2 puncak yaitu = 833,25 cm -1 dan = 740,67 cm -1 . [13]
3.3. Elusi 188 Re dari gel Zr 188 W 2 O 7
(OH) 2 .2H 2 O
Gel Zr 188 W 2 O 7 (OH) 2 dielusi mengguna-kan NaCl 0,9% pH 5. Elusi dilakukan sebanyak 6 kali seperti data dirangkum pada Tabel 4.
Tabel 4. Data hasil elusi 188 Re hari ke-1 sampai elusi hari ke-6
Elusi ke-1 dilakukan sehari setelah pengemasan kolom, diperoleh total aktivitas 126 Ci/10 ml dengan yield 63 %. Yield dapat dihitung dengan Persamaan 2 dan 3.
At = A 0 x e -t (2)
Dengan A 0 = 249 Ci/ml ( 188 W) , = 0,01 hari 1 , t = 1 hari, At = 246,5 Ci ( 188 W) (80 % x 246,5 = 197,2 Ci) 188 Re
Yield = = 126/197,2 x 100 % = 63 % (3)
Dari keenam elusi yang dilakukan, fraksi ke-2 mencapai aktivitas optimal karena hampir sebagian besar 188 Re dalam kolom gel terelusi. Profil elusi gel Zr 188 W 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O dari 5 fraksi proses pemisahan 188 Re ditunjukkan pada Gambar 9. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
227
227
Gambar 9. Profil elusi 188 ReO 4 - dari gel Zr 188 W 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O
3.4. Uji kemurnian radiokimia Na 188 ReO 4
Uji kemurnian radiokimia Na 188 ReO 4 dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi kertas dengan menggunakan kertas kromatografi whatman-1 sebagai fasa diam dan metanol 85% sebagai fasa geraknya. Diperoleh kemurnian radiokimia sebesar 98%. Kromatogram seperti ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Kromatogram Na 188 ReO 4 dengan menggunakan eluen metanol 85%.
Hasil karakterisasi keseluruhan dari generator 188 W/ 188 Re dengan matriks gel zirkonium tungstat untuk pembuatan radionuklida 188 Re, bila dibandingkan dengan hasil penelitian dari Setiawan, D [11], menunjukkan bahwa rendemen dan kemurnian radiokimia 188 Re lebih tinggi. Ini membuktikan bahwa perbedaan kondisi sintesis akan mempengaruhi sifat-sifat gel dan pelepasan 188 Re.
4. KESIMPULAN
Kondisi optimal pembuatan gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O diperoleh pada perbandingan mol senyawa ZrOCl 2 : Na 2 WO 4 = 1:2, suhu reaksi 40C dan pH 4. Karakterisasi dengan teknik XRD menunjukkan bahwa gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O memiliki struktur amorf. Teknik SEM-EDAX mempertegas bentuk morfologi gel ZrW 2 O 7 (OH) 2 .2H 2 O adalah berbentuk amorf dan persen massa tungsten lebih besar dari pada zirkonium yaitu 17,89 % (Zr) dan 58,40 % (W). Teknik FTIR menunjukkan spesifik L-O-L (L= Zr,W) ditunjukkan pada = 740-960 cm -1 , ikatan antara W-O pada = 952,84 cm -1 ,
ikatan antara Zr-O ditunjukkan pada 2 puncak dengan = 833,25 cm -1 dan = 740,67 cm -1 . Elusi Na 188 ReO 4 diperoleh aktivitas 12,6 Ci/ml dengan yield mencapai 63 %, kemurnian radiokimia 98 %. Profil elusi diperoleh aktivitas maksimal dari Na 188 ReO 4 adalah pada fraksi ke-2 yang sesuai dengan kinerja generator pada umumnya.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada ibu/bapak Nanih Kusnaeni/Nana Suherman staf kelompok TPR-SBR dan saudara Imam Dwi Anggara mahasiswa STTN-BATAN, serta mahasiswa/i Kimia UNPAD ( R.Meli M, Feny Oktavera, Agung Perdana ) yang telah membantu dalam kegiatan penelitian ini.
6. DAFTAR PUSTAKA.
1. CALLAHAN, A.P., RICE, D.E., and KNAPP, F.F. Jr., Rhenium-188 for therapeutic applications from an alumina- based tungsten-188/rhenium-188 radio- nuclide generator, Nuc. Compact, 20 (3) (1989). 2. ENHARDT, G.J., KETRING, T.A., TURPIN, M.S., et al., A Convenient Tungsten-188/rhenium-188 Generator for Radiotherapeutic Applications Using Low Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema :Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional
228
228 Spesific Activity Tungsten-188, Raven Press, New York (1990). 3. DADACHOV, M., LAMBRECH, R.M., HETHERINGTION., An improved tungsten-188/rhenium-188 gel generator based on zirconium tungstat, J.Radioanal. Nucl. Chem. Letters, 188 (4) (1994) 267- 278. 4. DADACHOV, M. S., LE V. S., LAMBRECHT R. M., DADACHOVA E. Development of a titanium tungstate-based 188 W/ 188 Re gel generator using tungsten of natural isotopic abundance, Australian Nuclear Science and Technology Organization, Journal of Applied Radiation and Isotopes,. 57 (5) (2002) 641-646. 5. NEVES, M., KLING, A., LAMBRECHT, R.M., Radionuclide production for therapeutic radiopharmaceuticals, in Applied Radiation and Isotopes, Pergamon (2002). 6. SETIAWAN, D., AGMA, M., Produksi renium-188 ( 188 Re) dari generator 188 W/ 188 Re menggunakan eluen asam askorbat, Bionatura Journal of Life and Physical Sciences 7 (1) (2005) 12-21. 7. GUZMAN, F.M., ARIOLA, H.I., ORTEGA A., ROMERO, O.C., ARCHUNDIA, L.V.D., Determination of Mo, W, and Zr in molybdates and tungstates of zirconium and titanium, Journal Radioanal.Nucl.Chem.Letters. 271 (3) (2007) 523-532. 8. EHRHARDT, G.J., BLUMER, M.E., SU, F.M., VANDERHEYDEN, J.L., FRITZBERG, A.R., Experience with aluminium perrhenate targets for reactor production of high specific activity renium- 186. Appl.Radiat.Isot., 48(1) (2007) 1-4. 9. TSAI-YUEH LUO, AI-REN LO, BOR- TSUNG HSIEH, WUU-JYH LIN, A design for automatic preparation of highly concentrated 188 Re-perrhenate solutions, Appl.Radiat.Isot., 65 (2007) 21-25. 10. SARKAR, S.K., VENKATESH, M., RAMAMOORTHY, N., Evaluation of two methods for concentrating perrhenate ( 188 Re) eluates obtained from 188 W- 188 Re generator, App.Radiat.Isot., (2008) 1-6. 11. SETIAWAN. D., Karakteristik gel titanium tungstat dan pengaruhnya terhadap pelepasan renium-188, Program Insentif Diknas - Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri Batan (2009). 12. MONROY-GUZMAN, F., DIAZ- ARCHUNDIA, L.V., CONTRERAS R., Effect of Zr:Mo ratio on 99m Tc generator performance based on zirconium molybdate gels, App.Radiat. Isot., (2003) 27-34. 13. EVAN, J.P., MOORE, P.W., SHYING, M.E., SODEAU, J.M., Zirconium molibdate gel as a generators for 99m Tc. The concept and its evaluation, J.Appl.Radiat.Isot., 38 (1) (1987) 19 - 23.
7. DISKUSI
Teguh Hafidz: Kira-kira kapan generator Re tersebut dapat diaplikasikan untuk digunakan sebagai senyawa bertanda? Duyeh Setiawan: Ada keterbatasan untuk iradiasi target karena harus iradiasi selama 3 bulan sehingga saya belum tahu kapan bias direalisasikan kecuali ada wolfram yang enrich, tapi sulit pengadaanya.