PENDAHULUAN
Di Indonesia, PTLR BATAN telah menerapkan dengan mantap teknologi sementasi untuk imobilasasi LAR dan LAS umur pendek ( T1/2 30 tahun). Perlu dikembangkan imobilisasi LCAT, LCAR dan LCAS pemancar alfa umur panjang menjadi kemasan limbah yg mampu bertahan dlm penyimpanan jangka panjang di Fas. penyimpanan lestari tanah dalam (Deep Geological Disposal Facility). Di negara yang menerapkan strategi daur BBN tertutup, LCAT ditimbulkan dari proses olah ulang (reprocessing) BBNB, yg menimbulkan LCAT yg mengandung radionuklida hasil fisi dan sejumlah kecil TRU (aktinida umur panjang).
PENDAHULUAN (lanjutan)
Status Strategi pengelolaan LCAT dewasa ini adalah imobilisasi dalam gelas borosilikat (proses vitrifikasi), diikuti dengan penyimpanan lestari tanah dalam : ternyata limbah gelas borosilikat kurang stabil, akibat adanya pemanasan gamma ( gamma heating) dari limbah yg masih dapat menimbulkan suhu > 100 0C. Selain itu tidak dapat dijamin untuk menghindari kontak air tanah dengan gelas, walaupun serangkaian lapisan tambahan seperti wadah limbah dari logam dan pembungkus luar (overparck) dari tanah liat telah digunakan di dalam fasilitas penyimpanan lestari tanah dalam [1]. Kerjasama Australia, Inggris, dan jepang telah mengembangkan synroc sebagai alternatif imobilisasi LCAT [2].
PENDAHULUAN (Lanjutan)
Synroc adalah suatu bahan imobilisasi limbah bentuk kristalin yg terdiri dari gabungan fase-fase kristal titanat yang stabil, dipilih karena kestabilan geokimia dan kemampuan kolektif untuk mengungkung semua unsur-unsur radioaktif dalam LCAT [3]. Selanjutnya imobilisasi dengan matriks synroc dikembangkan untuk LCAS pemancar alfa umur panjang yang mengandung U, Th dan TRU, limbah cair transuranium (LCTRU). Berdasar pertimbangan keselamatan, kemasan blok limbah hasil imobilisasi dari limbah-limbah alfa umur panjang dimasukkan dalam kelompok yang penyimpanan akhirnya dilakukan di fasilitas penyimpanan lestari tanah dalam [2,4].
PENDAHULUAN (LANJUTAN)
Negara-negara yang mempunyai strategi daur BBN terbuka seperti Indonesia tidak ada kegiatan proses olah-ulang BBNB. Di Indonesia, LCAT ditimbulkan dari pengujian BBN pasca iradiasi di IRM, dan LCAS pemancar alfa umur panjang dari produksi radioisotop 99Mo yang dibuat dari iradiasi uranium diperkaya 235U di IPR
Program litbang imobilisasi limbah radioaktif dengan bahan matriks synroc dan adaptasi teknologinya dipersiapkan untuk LCAT dan LCAR/LCAS alfa umur panjang.
= 0,005%.
Sedang
238U
239Pu
dan
233U
(1)
(2)
232Th
sebagai LR alfa umur panjang, Umur-paro (T1/2) : 238U = 4,5.109 th, 232Th = 1,4.1010 th.
sebagai LCAT mengandung radionuklida pemancar alfa umur panjang, Umur-paro (T1/2) : = 4,5.109 th, 235U = 7,0.108 th, 233U = 1,6.105 th, 232U = 69 th, 234U = 2,5.105 th, 236U = 2,3.107 th. 232Th = 1,4.1010 th, 229Th = 7340 th, 233Th = 22,2 menit (jadi U-233). 239Pu = 2,4.104 th, 238Pu = 87,7 th, 240Pu = 6,56.103 th, 241Pu = 14,4 th, 240Pu = 3,75.105 th.
238U
U-ALAM
FABRIKASI BBN
Pu U
PROSES OLAH-ULANG
PENGOLAHAN LAT
PENGOLAHAN BIJ I H
PENAMBANGAN BIJIH URANIUM
PENYIMPANAN LESTARI
DAUR TERBUKA
DAUR TERTUTUP
U-diperkaya
U-233
PEMURNIAN THORIUM
PROSES OLAH-ULANG
Pu-239
PENGOLAHAN LAT
PENGOLAHAN BIJ I H
PENAMBANGAN BIJIH THORIUM
PENYIMPANAN LESTARI
DAUR TERBUKA
DAUR TERTUTUP
Tabel 1. Klasifikasi limbah berdasar umur paroh radionuklidanya dan solidifikasi (bahan matriks) serta tipe penyimpanan akhirnya [7].
Klasifikasi No Karakteristik yang ditinjau
Aktivitas awal radionuklida yang berumur paro 30 tahun
Aktivitas awal radionuklida yg berwaktu paro ratusan atau ribuan thn. Radiasi utama yang dipancarkan
Alfa ()
(-) selama bbrp ratus thn, kemudian setelah itu yg utama (). Co-60, Sr,90, Np-137, Pu-239, Am-241, dan Am-243.
3 4
Gelas (vitrifikasi).
Penyimpanan tanah dlm selama jutaan thn
10
Synroc
Tabel 3. Komposisi dalam mineral synroc-C (standar) yang mengandung 20 % berat dan radionuklida yang masuk dalam kisi-kisi fase mineral [8,9]. Fase mineral
a. Fase Utama -Hollandite, Ba(Al,Ti)2Ti6O16 -Zirconolite, CaZrTi2O7 -Perovskite, CaTiO3 b.Fase Minor -Titan Oksida, Ti O2 - Fase paduan - Fase Lain
% berat
30 30 20 10 5 5
Komposisi prekursor oksida untuk Synroc Standar (%berat): Al2O3 (5,4); BaO (5,6); CaO (11,0); TiO2 (71,4) dan ZrO2 (6,6).
PEMBENTUKAN FASE-FASE SYNROC TERJADI PADA SUHU SEKITAR 1100-1200 oC PEMBENTUKAN FASE UTAMA :
BaO +Al2O3 + 8 TiO2 ------>Ba(Al,Ti)2Ti6O16 (Hollandite) +2O2 CaO + ZrO2 + 2TiO2 -------> CaZrTi2O7 (Zirconolite) CaO + TiO2 --------> CaTiO3 (Perovskite) PEMBENTUKAN FASE TURUNAN :
CaZrTi2O7(Zirconolite) -------> CaATi2O7 (Phyroclore) 2CaTiO3 (Perovskite) -------> AnTi2O6 (Brannerite)
(4) (5)
Ba(AlTi)2Ti6O2(Hollandite) ------>Na2Fe2Ti6O16 (Freudenbergite) (6) Penggantian unsur : A = Gd, Hf, Pu, U. An = Aktinida.
Gambar 1 : Diagram alir proses pengolahan limbah cair radioaktif dengan synroc titanat dengan Pres Panas Suhu Tinggi[11].
Gambar 2 : Perbandingan perilaku pelindihan synroc + 9% LAT pada 95 oC dan Gelas Borosilikat pada 75 oC dalam air murni [11,12].
Gambar 3 : Laju pelindihan Ba, Ca, Sr, Cs , U, Ti, Zr, dan Nd pada suhu 200 oC untuk synroc dengan tingkat muat LAT 9 dan 20 %berat [11,12].
Tabel 3. Laju pelindihan unsur-unsur dalam berbagai jenis synroc limbah pada air dan waktu pengujiannya [11,13,14,15]. Unsur yang terlindih
Sr Ba Cs Ca Nd Ti Zr U
Ba Cs Sr Ti U Np, Pu, Am,Cm. Pu, Gd Ti, Zr,Hf
Media
Waktu pengujian
100 hari
7 hari
Synroc limbah dari produksi 99Mo (44%berat limbah simulasi) [13] Synroc-C, limbah TRU [14]. Synroc-C kaya zirconolite,LCAT mengandung Pu [15]
Tabel 4. Pengaruh radiasi a terhadap kerusakan synroc (laju pelindihan dan swelling) [16,17,18].
Jenis synroc titanat Synroc-C standar dan Synroc fase amorf zirconolite Doping unsur pemancar a
244Cm
Peneliti
Laju pelindihan meningkat 10 Weber dkk, kali menjadi 10-4 sampai 10-5 g.m- Mitamura 2.hari-1. dkk [16].
238Pu Synroc kaya zirconolite dan pyrochlore Synroc-C dan 238Pu dan 244Cm specimen fase (11,2%berat 238PuO2 tunggal untuk atau 4% berat zirconolite dan 244Cm2O3 dengan perovskite. dosis 1,5 x1019 a/g pada 300 oK).
Clinard [17].
dkk
Terjadi swelling 4,0 6,9 %vol. Perbedaan swelling pada berbagai fase tidak menyebabkan microcracking. Sedang pada synroc kaya Na, micro-cracking baru teramati pada dosis ~1018 a /g.
Tabel 5. Perbandingan bahan matriks aspal, plastik polimer, dan synroc untuk solidifikasi limbah ditinjau dari kebaikan dan kerugiannya [11,22]
Karakteristik Yang Ditinjau Aspal [22]
Kekakuan/kekerasan sesudah pembekuan/pendinginan Penimbunan Diperlukan sebuah penampungan Diperlukan sebuah kontainer Ketahanan terhadap kompresi Buruk Kemungkinan perubahan bentuk Ya Ketahanan thd kondisi atmosfir Berat jenis pada 25 C Penanganan Baik 0,9 1,1 g/cm3 Pemanasan aspal, timbul uap. Perlu perlindungan thd kebakaran Proses panas Maks50 % tergantung kandungan bahan dalam limbah Tidak terpengaruh 108 109 rad Terbakar
Synroc[11]
Sangat baik Langsung 10 kN/cm2 tidak Sangat baik >2,5 g/cm3 Press panas pada suhu tinggi 1100-1200 oC Proses dingin Maksimum 70 %
Ketahanan terhadap mikroorganisme Ketahanan terhadap radiasi Ketahanan terhadap api (dalam 30 menit pada 700 C 900 C)
Tidak terpengaruh (tahan jutaan tahun) 5 x 109 rad Sangat tahan (Tahan sampai suhu tinggi >1100 oC).
PENGEMBANGAN SYNROC
TIPE SYNROC SYNROC TITANAT SYNROC SUPERCALCINESFOSFAT (alternatif)
PROSES PEMBENTUKAN SYNROC PRES PANAS SUHU TINGGI SINTERING SUHU TINGGI (alternatif)
PENGEMBANGAN SYNROC MELALUI PROSES SINTERING SUHU TINGGI Untuk LCAT & LCAR/LCAS alfa umur panjang
SYNROC TITANAT Prekursor : Al2O3, BaO, CaO, ZrO2, TiO2 1.Synroc Standar 2.Synroc Turunan dengan Pengkayaan : Hollandite (untuk limbah hasil belah), Zirconolite (untuk limbah Aktinida) Perovskite, (untuk limbah hasil belah) Pyrochlore (untuk limbah U, Pu, An) SYNROC SUPERCALCINES FOSFAT Prekursor : Al2O3, BaO, CaO, ZrO2/SiO2, CePO4./Ca3(PO4)2. 1.Synroc Supercalcines Silikofosfat 2.Synroc Supercalcines Zirkoniafosfat
Gambar 2 : Diagram alir adaptasi pengembangan proses imobilisasi limbah radioaktif (cair/sludge) melalui proses sintering suhu tinggi. Prekursor synroc titanat : Al2O3, BaO, CaO, ZrO2, TiO2 atau Synroc SC fosfat :Al2O3, BaO, CaO, ZrO2/SiO2, CePO4 / Ca3(PO4)2.
TOPIK PENELITIAN-II
(SYNROC SUPERCALCINES ZIRKONIAFOSFAT) DENGAN TEKNIK SINTERING
1. Imobilisasi Limbah Mengandung U dengan matriks synroc supercalcines zirkoniafosfat .* 2. Penambahan Gadolinium pada Imobilisasi Limbah Mengandung Uranium dengan synroc zirkoniafosfat. 3. Imobilisasi Limbah Aktivitas Tinggi dengan matriks synroc zirkoniafosfat 4. Imobilisasi Limbah Alfa umur panjang mengandung Aktinida dengan matriks synroc zirkoniafosfat. 5. Imobilisasi Limbah Thorium dgn Synroc Zirkoniafosfat 6. Imobilisasi LCAS dari Produksi Mo-99
TOPIK PENELITIAN-III
(SYNROC SUPERCALCINES SILIKOFOSFAT) DENGAN TEKNIK SINTERING
1. Imobilisasi Limbah Mengandung U dengan matriks synroc supercalcines Silikofosfat . 2. Penambahan Gadolinium pada Imobilisasi Limbah Mengandung Uranium dengan synroc Silikofosfat. 3. Imobilisasi Limbah Aktivitas Tinggi dengan matriks synroc Silikofosfat 4. Imobilisasi Limbah Alfa umur panjang mengandung Aktinida dengan matriks synroc Silikofosfat. 5. Imobilisasi Limbah Thorium dgn Synroc Silikofosfat. 6. Imobilisasi LCAS dari rodusi Mo-99 dg synroc Slikofosfat.
TERIMA KASIH
Gunandjar PTLR-BATAN
(31 slide)
LIMBAH THORIUM
No Limbah Thorium 1 Limbah Sludge Thorium dari Pabrik Kaos Lampu 2 Limbah cair Thorium dari Proses pemurnian bijih Thorium (Monasit, Xenotim, dll) 3 Limbah cair Thorium dari Fabrikasi Bahan Bakar nuklir 4 Limbah Cair Aktivitas Tinggi 5 Limbah Tinggi Cair Kandungan Limbah Th, Mg, KNO3, dalam HNO3. Th, LTJ (Ce, La, Nd, Sm, Pr, Dy) dalam HNO3 Keterangan Dari proses pembuatan kaos lampu. Dari proses pemurnian dengan ekstraksi menggunakan TOPO atau D2EHPA Dari proses gagalan fabrikasi.
Th, U, Hasil Belah, Dari proses olah ulang TRU (dalam HNO3 ) bahan bakar bekas tipe MOX ThO2-UO2. Aktivitas Th, U, Pu, Hasil Belah, Dari proses olah ulang TRU (dalam HNO3) bahan bakar bekas tipe MOX ThO2-PuO2.
PENDAHULUAN
PERKEMBANGAN PLTN DI DUNIA Negara-negara di dunia melihat nuklir sbg satu-satunya solusi utk memenuhi kebutuhan listrik dgn pertimbangan : PLTN-ramah lingkungan, dan terbatasnya energi fosil -akan habis..
Sampai 2030 akan dibangun 124 PLTN : -India 9 PLTN -Cina 63 PLTN -Iran 1 PLTN -Rusia 42 PLTN -Jepang 3 PLTN -Ukraina 2 PLTN -Argentina 1 PLTN -Romania 1 PLTN -Brazil 2 PLTN
Belum termasuk Perancis, Australia, dan Negara di Afrika. ( TAHUN 2030 DIPERKIRAKAN ADA > 566 PLTN )
Status PLTN
14 PLTN (3,3%) 31 PLTN (16%) 54 PLTN (25%) 16 PLTN (3,9%) 15 PLTN (46%) 2 PLTN (8,6%) 1 PLTN (9,3%) 2 PLTN (3,7%) Belum punya 59 PLTN (78,2%) 2 PLTN (Af.Sel)
Perencanaan PLTN
9 PLTN 42 PLTN (2030), 2 PLTN / th. 3 PLTN 63 PLTN (telah dimulai 8 PLTN ) 2 PLTN 1 PLTN 1 PLTN 1 PLTN 2 PLTN (untuk kontribusi listrik 6,2 %) PLTN untuk kebutuhan listrik 2X (2050) PLTN baru (untuk kontribusi listrik 78,5%) Mesir, Aljazair, Maroko, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab untuk desalinasi (Mesir 10 PLTN dalam 10 th).
TUJUAN DAMAI
TUJUAN MILITER
(SENJATA NUKLIR )
ENERGI
NON ENERGI
PLTN
Produksi isotop, kedokteran, farmasi, industri, hidrologi, pertanian, lingkungan, eksplorasi,, litbang fisika, kimia, biologi,dll.
INDONESIA TELAH MENANDATANGANI NPT (NON PROLIFERATION TREATY). SUMBER LIMBAH RADIOAKTIF Dari pemanfaatan tenaga nuklir : Bidang Energi & Bidang Non Energi. Dari Kegiatan Bidang Industri Non Nuklir.
2. LIMBAH RADIOAKTIF DARI KEGIATAN NON ENERGI: CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DALAM KEDOKTERAN
Penggunaan 1.Tes Ginjal 2. Penataan Tulang 3.Mempelajari kanker tulang
4. Penataan Paru 5.Penataan Otak 6. Penataan Hati 7.Tes Fungsi Hati 8. Penataan Pankreas 9. Penataan Limpa, Sel Darah Merah 10.Penataan & Terapi Thyroid 11. Radioterapi Leukimia 12. Pengobatan Efusi Peritoneal dan Pleural 13. Penataan Jantung dan Plasenta
LIMBAH RADIOAKTIF DARI KEGITAN NON ENERGI CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DALAM INDUSTRI
Penggunaan 1.Mengukur ketebalan, Densitas, Humiditas, Level Gauging 2.Sumber ionisasi, produk-si neutron (Neutron Radiografi) 3.Gamma Radiografi 4.Sumber energi 5.Sumber Radiasi 6.Kontrol Kualitas ( XRF, APN, NS) 7.Kontrol Proses (pencam-puran, waktu tinggal, siklus) 8.Sterilisasi, InisiasiReaksi Kimia, Pengawetan, Penyamaan. Sediaan Radioisotop
14C, 60Co, 90Sr, 106Rh, 137Cs, 204Tl, 241Am 210Po, 226Ra, 239Pu, 241Am (Ditambah 10Be).
, 90Sr , 137Cs 235U, 238U, 233U, 232Th, 239Pu 60Co,192Ir,137Cs, 170Tl, dsb 239Pu-Be, 60Co, 137Cs,109Cd,
37Cs, 131I, 24Na
60Co
LIMBAH RADIOAKTIF DARI KEGIATAN NON ENERGI CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DALAM PERTANIAN
Penggunaan
1. Penyerapan Pupuk 2. Pola Penyebaran Hama 3. Pemuliaan Tanaman dengan iradiasi 4.Menentukan nutrisi tanah, tumbuhan, dan binatang ternak. 5. Penentuan % Kelembaban tanah (dengan sumber neutron) 6. Penentuan volume air dalam tanah
Sediaan Radioisotop
Pupuk Bertanda: 35S, 32P, 15N Insektisida Bertanda : 15 ( NH4)2SO4, 58RbCl, 32P.
60Co, 137Cs, 192Ir,
Bentuk Limbah
Cair Cair Padat
dsb.
Cair
Padat Cair
LIMBAH RADIOAKTIF DARI NON ENERGI CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP BIDANG HIDROLOGI Penggunaan
1.Mencari kebocoran pipa, bendungan, dsb 2.Mengukur kedalaman, mencari sumber air. 3.Perencanaan Pelabuhan (pergeseran sedimen pantai) 4.Pembersihan pipa 25 kmdgnalatpolipig diberi radioisotop. 5.Pengukuran aliran dan arah air ground. 6.Radioactive Dating (Penanggalan Radioaktif)
Sediaan Radioisotop
60Co, 137Cs.
Bentuk Limbah
Cair Cair Padat & cair Padat Cair Cair
, 51Cr , 60Co , 82Br , 131I, dsb. 141Ce , 90Sr , 192Ir, 140Ba ,24Na
60Co
3H
110Ag,131I, 210Po-10Be, 3H
, 14C , 32Si.
BEBERAPA CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DLM PENELITIAN BIOLOGI, KIMIA,FISIKA, DAN ARKEOLOGI Penggunaan
BIOLOGI a.Pengembangan Mikroba b.Metabolisme Makanan c. Pembentukan Lemak & Asam d. Pembentukan Protein, urine. KIMIA : a. Kimia Analisis ( XRF, AAN) b. Kimia Fisika (mekanisme reaksi, Kimia pemisahan) c. Kimia Organik (Sintesis, dsb) FISIKA ARKEOLOGI
Sediaan Radioisotop
35S, 32P
Bentuk Limbah
Cair Cair Cair Cair Cair
51Cr-EDTA 3H, 14C. 3H, 14C. 13N, 15N. 60Co, 55Fe,109Cd, 241Am. 239Pu-Be, 226Ra-10Be, 241Am-10Be.
Cair
Cair
Cair & padat cair
dsb.
Industri non-nuklir yang menimbulkan limbah TENORM : 1. Industri Asam Fosfat 2. Pupuk Fosfat dan Kalium Karbonat 3. Batubara 4. Produksi Minyak dan Gas 5. Produksi Energi Geotermal 6. Industri Kertas dan Pulp 7. Scrap Metal. 8. Penambangan Timah, Emas, Tembaga, Logam Tanah Jarang, dll.
SUMBER RADIASI
SUMBER RADIASI ALAM 1) Sumber radiasi ekstra terrestrial (dari luar bumi) : Sinar Kosmik atau Galaksi Sinar Matahari. 2) Sumber radiasi terrestrial : dari batuan, tanah, air, sedimen dll. SUMBER RADIASI BUATAN Hasil buatan manusia misal : Reaktor Nuklir, Radioisotop Buatan, Perangkat Sinar X, Siklotron, dll.
limbah radioaktif : - untuk limbah cair adalah pelepasan efluen LCAR - untuk limbah gas adalah pelepasan efluen LGAR - untuk limbah padat adalah reuse, recycle, dan disposal (penyimpanan lestari). Clearance level sesuai kriteria pengecualian untuk sumber / kegiatan yang memenuhi kriteria : - dosis efektif yang diterima masy. dlm wktu 1 tahun 0,01 mSv, dan - setiap dosis efektif kolektif yg diterima selama 1 tahun <1 man.Sv. Tingkat aktivitas limbah yg termasuk kriteria pengecualian tergantung jenis radionuklidanya dan batas maks aktivitasnya menurut IAEA : - untuk gas = 3,7 Bq/m3 ; - untuk cair = 3,7x104 Bq/m3; dan - untuk padat = 0,1 104 Bq/g . Batasan Tk aktivitas dari IAEA dan dari Kep.Ka. BAPETEN No 02/Ka-BAPETEN/V-99 Baku Tingkat Radioaktivitas Di Lingkungan dan UU No. 10/1997 menjadi masukan dlm penetapan clearance level. Sebelum ditetapkan maka batasan dari IAEA tersebut dapat diadopsi. 1 Sv = .........Rem
3. SUMBER LIMBAH DARI KEGIATAN NON NUKLIR (LIMBAH NORM & TENORM)
Radionuklida alam yang terdapat dalam limbah NORM &TENORM : U-238, U-234, Th-232, Ra-228, dan Rn-220 (anak luruhnya). K-40 dalam limbah TENORM harus dikarakterisasi. CONTOH limbah NORM : REAKTOR NUKLIR ALAM DI OKLO, LAHAR GUNUNG BERAPI, DLL. LIMBAH TENORM : Ra-226 digunakan sbg acuan untuk mengukur aktivitas dan volume relatif di antara TENORM yang berasal dari berbagai sumber. Industri non-nuklir yang menimbulkan limbah TENORM : 1. Industri asam fosfat 2. Pupuk Fosfat dan Kalium Karbonat 3. Batubara 4. Produksi Minyak dan Gas 5. Produksi energi geotermal 6. Industri kertas dan pulp 7. Scrap metal. 8. Penambangan Timah, emas, tembaga, logam tanah jarang, dll.
TABEL 12. KLASIFIKASI LIMBAH RADIOAKTIF BESERTA KARAKTERISTIK DAN OPSI PENYIMPANAN (IAEA,1996)
Klasifikasi Limbah 1. Exempt Waste (EW) atau Limbah yg dikecualikan. 2. Limbah aktivitas rendah dan sedang (LARS) Low and Interme-diate level Waste (LILW) 2.1.LARS umur pendek (Short lived-LILW) Karakteristik Limbah Opsi Penyimpanan (Disposal option) Aman disimpan/ dibuang tanpa adanya bahaya radiasi
Aktivitas clearance level (IAEA, 1996) atau dosis yg diterima masyarakat < 0,01 mSv. Aktivitas diatas clearance level dan panas yang timbul < 2 kW/m3 .
Umur paro < 30 tahun, kandungan radionuklida alfa individual < 4000 Bq/g, atau untuk campuran alfa dengan yang lain < 400 Bq/g per paket limbah. Mengandung radionuklida umur paro panjang > 30 tahun) dgn konsentrasi > batas untuk limbah umur pendek. Menimbulkan panas > 2 kW/m3 dan umur paro radionuklida T1/2 > 30 tahun dgn konsentrasi > dari batasan utk radionuklida umur pendek.
Fasilitas penyimpanan lestari dekat permukaan (tanah dangkal) [Near surface / geological disposal facility] Fasilitas penyimpanan lestari pada formasi geologi (tanah dalam) [Deep geological disposal facility] Fasilitas penyimpanan lestari pada formasi geologi (tanah-dalam) [Deep geological disposal facility].
JENIS LIMBAH
LAR & LAS : menimbulkan panas < 2 kW / m3. aktivitas < 1 Ci/m3. LAT : menimbulkan panas > 2 kW / m3. aktivitas > 1 Ci / m3. LAR yang bisa dibuang ke lingkungan aktivitas < 10-6 Ci/m3.
Limbah tersebut merupakan B3 yang radioaktif mengandung U-alam dan 14 anak luruhnya U-234, Th,234, Th-230, Pa-234, Ra-226, Rn-222, Po-218, Po-214, Po-210, Bi-214, Bi-210, Pb-214, Pb-210, dan Pb-206 [2]. U-238 dan bbrp anak luruhnya (U-234, Th-234, Th-230,Ra-226, Po-210, dan Pb-210) merupakan radionuklida pemancar alfa, mempunyai daya rusak thd jaringan biologis dan sifat radiotoksisitas sangat tinggi [2,3].
Limbah tersebut diolah dgn proses biooksidasi untuk menurunkan COD, BOD, pH dan radioaktivitasnya, shg memenuhi baku mutu limbah cair industri COD 100 ppm, BOD 50 ppm, pH 5-9 [4], dan U dlm air < 1000 Bq/liter [5].
IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF Imobilsasi limbah radioaktif dilakukan melaui proses solidifikasi yang bertujuan agar radionuklida terfiksasi, terkungkung, dan tertahan dlm matriks bahan pemadat shg radionuklida tsb tidak lepas ke lingkungan. LRAR dan LRAS yg mengandung unsur radioaktif T1/2 30 thn dan aktivitas maks 1 Ci/m3, biasanya diimobilisasi dgn matriks semen (campuran semen, pasir, aditif, dan air) memberikan solidifikasi berupa beton yg merupakan material komposit [6]. Kualitas beton harus memenuhi standar IAEA sbb [7]: kerapatan 1,70 2,50 g/cm3, kuat tekan beton yg telah berumur 28 hari : 20 50 N/mm2, dan laju pelindihan radionuklida :1,7x10-1 - 2,5x10-4 g/cm2.hari. Penggunaan matriks semen (beton) telah mantap diterapkan BATAN utk solidifikasi LAR & LAS umur pendek.
Tabel 4. Fase-fase utama dan turunannya dalam mineral synroc-C (standar) dan radionuklida yang masuk dalam kisi-kisi fase mineral [8,9]. Fase mineral
a.Fase Utama : -Hollandite -Zirconolite -Perovskite, Fase Turunan : -Pyrochlore a) -Brannerite b) -Freudenbergite Titan Oksida Fase paduan
a)
Rumus kimia
c)
Turunan zirconolite dengan penggantian Zr oleh A (Gd, Hf, Pu, U). b) Turunan perovskite dengan penggantian Ca oleh An (Aktinida). c) Turunan hollandite dengan penggantian Ba, (Al,Ti) oleh Na dan Fe.
IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF DG SYNROC TITANAT DENGAN PROSES PRES PANAS SUHU TINGGI.
Prekursor non-radioaktif synroc dibuat di luar hot-cell menggunakan metode kimia yang dikembangkan Dosch [10]. Hasil slurry dikeringkan pada 130 oC dalam drum pengering berputar menjadi serbuk bebas alir, kemudian dimasukkan sebagai moving bed ke dalam vertikal kiln dimana kalsinasi dilakukan pada 750 oC dalam kontrol media reduksi dengan Ar-44 % H2. Serbuk dituang ke dalam wadah baja tahan karat dan dimasukkan 2 % logam Ti untuk mempermudah pengendalian proses redoks selama pres-panas. Wadah (container) divakumkan. Campuran synroc dari prekursor dan limbah (~ 25 % densitas teoritis) dikonversi menjadi keramik monolit yg sangat kompak dgn pres-panas pada 1150 1200 oC, tekanan 500 1000 bar (pres-panas isostatik atau hot isostatic pressing = HIP), terjadi reduksi volume limbah yang besar. Limbah hasil pres-panas dikumpulkan dalam canister, dan disimpan di fasilitas penyimpanan lestari tanah dalam.
Tabel 4. Fase-fase utama dan turunannya dalam mineral synroc-C (standar) dan radionuklida yang masuk dalam kisi-kisi fase mineral [8,9]. Fase mineral
a.Fase Utama : -Hollandite -Zirconolite -Perovskite, b.Fase Turunan : -Pyrochlore a) -Brannerite b) -Freudenbergite c.Fase Minor Titan Oksida Fase paduan
a)
Rumus kimia
c)
Ti O2 Paduan Logam
Turunan zirconolite dengan penggantian Zr oleh A (Gd, Hf, Pu, U). b) Turunan perovskite dengan penggantian Ca oleh An (Aktinida). c) Turunan hollandite dengan penggantian Ba, (Al,Ti) oleh Na dan Fe.
Kerusakan relatif sangat rendah dan dpt diterima. Synroc fase zirconolite dgn paparan 3x1018 a/g dpt menahan unsur-unsur aktinida sampai 2,5x109 th [21].
Gambar 1. Struktur kimia fase utama dan fase turunan Synroc SC-zirkoniafosfat
Gambar 1. Struktur kimia fase-fase utama dan fase turunan mineral synroc supercalsine zirkoniafosfat [6].