Anda di halaman 1dari 62

SOSIALISASI PROGRAM LITBANG PTLR BATAN DI STTN BATAN YOGYAKARTA 3 MEI 2013

IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS SYNROC


Gunandjar
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Banten 15310

[File : PRESENTASI STTN-2013] 31 slide (dari 62 slide), 30 April 2013

PENDAHULUAN
Di Indonesia, PTLR BATAN telah menerapkan dengan mantap teknologi sementasi untuk imobilasasi LAR dan LAS umur pendek ( T1/2 30 tahun). Perlu dikembangkan imobilisasi LCAT, LCAR dan LCAS pemancar alfa umur panjang menjadi kemasan limbah yg mampu bertahan dlm penyimpanan jangka panjang di Fas. penyimpanan lestari tanah dalam (Deep Geological Disposal Facility). Di negara yang menerapkan strategi daur BBN tertutup, LCAT ditimbulkan dari proses olah ulang (reprocessing) BBNB, yg menimbulkan LCAT yg mengandung radionuklida hasil fisi dan sejumlah kecil TRU (aktinida umur panjang).

PENDAHULUAN (lanjutan)
Status Strategi pengelolaan LCAT dewasa ini adalah imobilisasi dalam gelas borosilikat (proses vitrifikasi), diikuti dengan penyimpanan lestari tanah dalam : ternyata limbah gelas borosilikat kurang stabil, akibat adanya pemanasan gamma ( gamma heating) dari limbah yg masih dapat menimbulkan suhu > 100 0C. Selain itu tidak dapat dijamin untuk menghindari kontak air tanah dengan gelas, walaupun serangkaian lapisan tambahan seperti wadah limbah dari logam dan pembungkus luar (overparck) dari tanah liat telah digunakan di dalam fasilitas penyimpanan lestari tanah dalam [1]. Kerjasama Australia, Inggris, dan jepang telah mengembangkan synroc sebagai alternatif imobilisasi LCAT [2].

PENDAHULUAN (Lanjutan)
Synroc adalah suatu bahan imobilisasi limbah bentuk kristalin yg terdiri dari gabungan fase-fase kristal titanat yang stabil, dipilih karena kestabilan geokimia dan kemampuan kolektif untuk mengungkung semua unsur-unsur radioaktif dalam LCAT [3]. Selanjutnya imobilisasi dengan matriks synroc dikembangkan untuk LCAS pemancar alfa umur panjang yang mengandung U, Th dan TRU, limbah cair transuranium (LCTRU). Berdasar pertimbangan keselamatan, kemasan blok limbah hasil imobilisasi dari limbah-limbah alfa umur panjang dimasukkan dalam kelompok yang penyimpanan akhirnya dilakukan di fasilitas penyimpanan lestari tanah dalam [2,4].

PENDAHULUAN (LANJUTAN)
Negara-negara yang mempunyai strategi daur BBN terbuka seperti Indonesia tidak ada kegiatan proses olah-ulang BBNB. Di Indonesia, LCAT ditimbulkan dari pengujian BBN pasca iradiasi di IRM, dan LCAS pemancar alfa umur panjang dari produksi radioisotop 99Mo yang dibuat dari iradiasi uranium diperkaya 235U di IPR

Program litbang imobilisasi limbah radioaktif dengan bahan matriks synroc dan adaptasi teknologinya dipersiapkan untuk LCAT dan LCAR/LCAS alfa umur panjang.

PROGRAM LITBANG IMOBILISASI DG SYNROC Dipersiapkan untuk pengolahan :


LCAT dari IRM dan LCAS IPR , Limbah mengandung U yang ditimbulkan dari dekomisioning Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat - PT.Petrokimia Gresik. Limbah Thorium dari Pabrik kaos lampu Limbah yang ditimbulkan dari proses penyiapan bahan bakar nuklir di Indonesia untuk PLTN yang akan datang : - Limbah dari DBBN Uranium - Limbah dari DBBN Thorium

PLTN DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKAR NUKLIR


Data IAEA 2007, Jumlah PLTN dari 31 negara :
1997 (431 PLTN), 2005 (440 PLTN), 2007 (442 PLTN = 16% Listrik). Data IAEA 2007, Perencanaan PLTN baru sampai 2030 ada 124 PLTN (India, Argentina, China, Iran, Brazil, Ukraena, Afrika, Rusia, Jepang) Sehingga 2030 ada > 566 PLTN.

Ada 3 jenis BBN :

235U, 233U, 239Pu.

Uranium adalah BBN konvensional


hanya 235U yang ada di alam. U-alam : 235U = 0,720%, 238U = 99,275% dan
234U

= 0,005%.

Sedang
238U

239Pu

dan

233U

dapat dihasilkan (dibuat) dari :

+ on1 ----> 239U --- ----> 239Np --- ------> 239Pu


+ on1 ----> 233Th -------> 233Pa -- ------> 233U

(1)
(2)

232Th

THORIUM BAHAN BAKAR NUKLIR MASA DEPAN


Bila U-alam dapat dikonversikan menjadi bhn fisil , kesediaan BBN jadi 100 kali. Kelimpahan Th dalam kerak bumi 3 X kelimpahan U, shg bila Th-alam bisa dikonversikan menjadi bhn fisil maka persediaan BBN akan tambah 300 X. Pabrikasi BBN JENIS MOX, campuranThO2 dan UO2 atau , campuranThO2 dan PuO2 atau ThO2 sbg selimut BBN.

LIMBAH RADIOAKTIF (LR) DAUR BBN URANIUM & THORIUM


LR dari Ujung Depan DBBN mengandung :
U-alam, dan Th-alam,

sebagai LR alfa umur panjang, Umur-paro (T1/2) : 238U = 4,5.109 th, 232Th = 1,4.1010 th.

LR dari Ujung Belakang DBBN mengandung :


radioisotop U, Th, Pu dan hasil fisi.

sebagai LCAT mengandung radionuklida pemancar alfa umur panjang, Umur-paro (T1/2) : = 4,5.109 th, 235U = 7,0.108 th, 233U = 1,6.105 th, 232U = 69 th, 234U = 2,5.105 th, 236U = 2,3.107 th. 232Th = 1,4.1010 th, 229Th = 7340 th, 233Th = 22,2 menit (jadi U-233). 239Pu = 2,4.104 th, 238Pu = 87,7 th, 240Pu = 6,56.103 th, 241Pu = 14,4 th, 240Pu = 3,75.105 th.
238U

PROSES DAUR BBN URANIUM


UJUNG DEPAN DBBN
REAKTOR

UJUNG BELAKANG DBBN


PENYIMPANAN BB BEKAS

U-ALAM

FABRIKASI BBN

PENGKAYAAN U-235 UF6 PEMURNIAN DAN KONVERSI

Pu U

PROSES OLAH-ULANG

PENGOLAHAN LAT

PENGOLAHAN BIJ I H
PENAMBANGAN BIJIH URANIUM

PENYIMPANAN LESTARI
DAUR TERBUKA

EKSPLORASI BHN GALIAN NUKLIR

DAUR TERTUTUP

PROSES DAUR BBN THORIUM


UJUNG DEPAN DBBN
REAKTOR

UJUNG BELAKANG DBBN


PENYIMPANAN BB BEKAS

U-diperkaya

FABRIKASI BBN MOX

U-233
PEMURNIAN THORIUM

PROSES OLAH-ULANG

Pu-239
PENGOLAHAN LAT

PENGOLAHAN BIJ I H
PENAMBANGAN BIJIH THORIUM

PENYIMPANAN LESTARI
DAUR TERBUKA

EKSPLORASI BHN GALIAN NUKLIR

DAUR TERTUTUP

Tabel 1. Klasifikasi limbah berdasar umur paroh radionuklidanya dan solidifikasi (bahan matriks) serta tipe penyimpanan akhirnya [7].
Klasifikasi No Karakteristik yang ditinjau
Aktivitas awal radionuklida yang berumur paro 30 tahun
Aktivitas awal radionuklida yg berwaktu paro ratusan atau ribuan thn. Radiasi utama yang dipancarkan

Limbah berumur pendek


Rendah atau sedang, aktivitas-nya dpt diabaikan setelah 300 thn.
Nol atau sangat rendah, < dari batas ambang yg ditetapkan. Beta-gamma (-) Sr-90(28,8 tahun), Cs137(33 th), Co-60 (5 th), Fe-55(2,5 th).

Limbah Berumur Panjang Limbah alfa Limbah akyivitas Tinggi


Rendah atau sedang, Sangat tinggi, aktivitas aktivitasnya dpt diabai- dapat diabaikan setelah kan setelah 300 thn. beberapa ratus thn.
Rendah atau sedang, Rendah atau sedang.

Alfa ()

(-) selama bbrp ratus thn, kemudian setelah itu yg utama (). Co-60, Sr,90, Np-137, Pu-239, Am-241, dan Am-243.

Radionuklida yang utama.

Np-237 (2x106th), Pu239 ( 2,4x104th), Am241(4x102th), Am-243 (8x103th), U-238.

3 4

Bahan matriks untuk solidifikasi.


Sistem penyimpanan akhir.

Semen , plastik (polimer)


Penyimpanan tanah dangkal selama 300 thn

Plastik (polimer), aspal (bitumen)


Penyimpanan tanah dlm selama jutaan thn

Gelas (vitrifikasi).
Penyimpanan tanah dlm selama jutaan thn

Tabel 2 : IMOBILISASI LIMBAH RADIOKATIF


No MATRIKS 1 Semen 2 Plastik Polimer 3 4 5 6 7 8 9 Bitumen (Aspal) Gelas Borosilikat Gelas Keramik Gelas Fosfat Gelas Aluminosilikat Vitromet (Gelas dalam matrik Pb) SHTM (Peleburan Pada Suhu Super Tinggi) JENIS LIMBAH LAR & LAS LAR & LAS LAR & LAS LCAT LCAT LCAT LCAT LCAT LAT UMUR PARO Umur pendek Umur Pendek Alfa Umur Panjang Alfa Umur Panjang Umur panjang Umur panjang Umur panjang Umur panjang Umur panjang Umur panjang

10

Synroc

LCAT LCAR & LCAS

Umur panjang Alfa Umur Panjang

PENGEMBANGAN SYNROC TITANAT


Synroc pertama kali dikemukakan sebagai alternatif pengganti gelas borosilikat untuk imobilisasi LCAT, dengan ide dasar memasukkan unsur-unsur limbah ke dalam kisi-kisi kristal mineral sintetis. Ditemukan chemical zoning mineral zirconite alam umur 40 juta th di ADAMELLO Itali Utara, mengandung : 2,7 - 17,1% ThO2 dan 0,76,0 % UO2 dgn dosis 0,2 1,0 x 1016 a /mg equivalen dgn umur synroc selama 105 sampai 106 tahun [8]. RINGWOOD (1978) [9] menemukan synroc (gabungan mineral titanat) yg jauh lebih tahan terhadap air daripada gelas borosilikat. Imobilisasi dilakukan dgn mencampur limbah dlm asam nitrat dgn prekursor oksida, dikeringkan, dikalsinasi dan dipres-panas ~ 1200 0C untuk membentuk suatu keramik multi-fase yang padat [10].

Tabel 3. Komposisi dalam mineral synroc-C (standar) yang mengandung 20 % berat dan radionuklida yang masuk dalam kisi-kisi fase mineral [8,9]. Fase mineral
a. Fase Utama -Hollandite, Ba(Al,Ti)2Ti6O16 -Zirconolite, CaZrTi2O7 -Perovskite, CaTiO3 b.Fase Minor -Titan Oksida, Ti O2 - Fase paduan - Fase Lain

% berat

Radionuklida dalam kisi fase mineral


- Cs dan Rb. -Logam tanah jarang, Aktinida (An). -Sr, Logam tanah jarang, Aktinida (An) - Tc, Pd, Rh, Ru, dll.

30 30 20 10 5 5

Komposisi prekursor oksida untuk Synroc Standar (%berat): Al2O3 (5,4); BaO (5,6); CaO (11,0); TiO2 (71,4) dan ZrO2 (6,6).

PEMBENTUKAN FASE-FASE SYNROC TERJADI PADA SUHU SEKITAR 1100-1200 oC PEMBENTUKAN FASE UTAMA :

BaO +Al2O3 + 8 TiO2 ------>Ba(Al,Ti)2Ti6O16 (Hollandite) +2O2 CaO + ZrO2 + 2TiO2 -------> CaZrTi2O7 (Zirconolite) CaO + TiO2 --------> CaTiO3 (Perovskite) PEMBENTUKAN FASE TURUNAN :
CaZrTi2O7(Zirconolite) -------> CaATi2O7 (Phyroclore) 2CaTiO3 (Perovskite) -------> AnTi2O6 (Brannerite)

(1) (2) (3)

(4) (5)

Ba(AlTi)2Ti6O2(Hollandite) ------>Na2Fe2Ti6O16 (Freudenbergite) (6) Penggantian unsur : A = Gd, Hf, Pu, U. An = Aktinida.

Gambar 1 : Diagram alir proses pengolahan limbah cair radioaktif dengan synroc titanat dengan Pres Panas Suhu Tinggi[11].

Daya tahan synroc titanat limbah terhadap air

Gambar 2 : Perbandingan perilaku pelindihan synroc + 9% LAT pada 95 oC dan Gelas Borosilikat pada 75 oC dalam air murni [11,12].

Gambar 3 : Laju pelindihan Ba, Ca, Sr, Cs , U, Ti, Zr, dan Nd pada suhu 200 oC untuk synroc dengan tingkat muat LAT 9 dan 20 %berat [11,12].

Daya tahan synroc titanat limbah terhadap air


Laju pelindihan 17 unsur dlm gelasborosilikat pada dasarnya konstan, pada 75 oC harganya berkisar 0,2 1,0 g.m-2.hari-1. Sedang laju pelindihan unsur unsur dlm synroc menunjukkan rentang harga yg lebar. Laju pelindihan cepat turun dlm 10-30 hari pertama, kmd turun secara asymptotic menuju suatu harga minimum yang hampir mendatar. Daya tahan synroc limbah thd air jauh >> dp gelas borosilikat limbah. Setelah 10-30 hari, pelindihan unsur valensi 1 dan 2 (Cs, Ca, Sr, dan Ba) dlm synroc 500 s/d 2000 kali << dp gelasborosilikat. Laju pelindihan unsur multivalen (Nd, Zn, Ti dan U) dlm synroc ~ 10.000 kali lebih kecil dp dlm gelasborosilikat. Pelindihan synroc limbah padadasarnya konstan thd tingkat muat limbah dari 9 20 % berat LAT. Ketahanan pelindihan pada 300-800 oC synroc masih sangat baik, tapi pada gelasborosilikat dgn cepat terjadi kerusakan [11]. Laju pelindihan unsur-unsur dari synroc dgn berbagai jenis limbah sangat rendah dan realtif sama, terutama pada steady state (pelindihan 100 hari). Pelindihan unsur multivalen (U, Pu, Np, Am, dan Cm) dari synroc limbah yg berbeda ~ 10-5-10-6 g.m-2.hari-1 dan sangat rendah dp unsur valensi 1 dan 2, shg synroc sangat baik untuk imobilisasi unsur aktinida pemancar alfa umur Panjang.

Tabel 3. Laju pelindihan unsur-unsur dalam berbagai jenis synroc limbah pada air dan waktu pengujiannya [11,13,14,15]. Unsur yang terlindih
Sr Ba Cs Ca Nd Ti Zr U
Ba Cs Sr Ti U Np, Pu, Am,Cm. Pu, Gd Ti, Zr,Hf

Laju Pelindihan, (g.m-2.hari-1)


1,5 x 10-3 2,0 x 10-3 8,5 x 10-4 4,0 x 10-4 9,0 x 10-5 3,3 x 10-5 2,5 x 10-5 5,0 x 10-6
2,0 x 10-2 1,3 x 10-1 1,3 x 10-1 3,0 x 10-5 9,0 x 10-5 10-5 - 10-6 1x 10-6 Takterdeteksi

Media

Waktu pengujian

Jenis synroc limbah


Synroc limbah dari LCAT mengandung hasil belah dan aktinida [11]

Air bebas ion, 95 oC

100 hari

Air bebas ion, 70 oC

7 hari

Synroc limbah dari produksi 99Mo (44%berat limbah simulasi) [13] Synroc-C, limbah TRU [14]. Synroc-C kaya zirconolite,LCAT mengandung Pu [15]

Air bebas ion, 70 oC Air bebas ion, 70 oC

1000 hari Jangka waktu panjang lebih dari 1 tahun

Daya tahan synroc titanat limbah terhadap radiasi


Proses kerusakan signifikan dan permanen thd bentuk limbah synroc hanya terjadi karena adanya peluruhan a, dgn kerusakan utama timbul dari atom-atom yang recoil. Adanya radiasi alfa pada bisa menyebabkan terjadinya swelling kurang dari 10 % volume, walaupun demikian swelling tak menyebabkan microcracking . Kerusakan akibat radiasi a dpt diminimalkan adanya peluruhan gamma (gamma heating). Synroc kaya Na, fase freudenbergik (Na2Fe2Ti6O16), distabilkan oleh Na. Adanya radiasi alfa, laju pelindihan Aktinida relatif sedikit meningkat, tetapi masih dalam orde yg sangat rendah (10-4 -10-5 g.m-2.hari-1). Kerusakan relatif sangat rendah dan dpt diterima. Synroc fase zirconolite dgn paparan 3x1018 a/g dpt menahan unsur-unsur aktinida sampai 2,5x109 th [21].

Tabel 4. Pengaruh radiasi a terhadap kerusakan synroc (laju pelindihan dan swelling) [16,17,18].
Jenis synroc titanat Synroc-C standar dan Synroc fase amorf zirconolite Doping unsur pemancar a
244Cm

Pengaruh radiasi a terhadap synroc (laju pelindihan dan swelling)

Peneliti

Laju pelindihan meningkat 10 Weber dkk, kali menjadi 10-4 sampai 10-5 g.m- Mitamura 2.hari-1. dkk [16].

238Pu Synroc kaya zirconolite dan pyrochlore Synroc-C dan 238Pu dan 244Cm specimen fase (11,2%berat 238PuO2 tunggal untuk atau 4% berat zirconolite dan 244Cm2O3 dengan perovskite. dosis 1,5 x1019 a/g pada 300 oK).

Terjadi swelling ~ 6% volume.

Clinard [17].

dkk

Terjadi swelling 4,0 6,9 %vol. Perbedaan swelling pada berbagai fase tidak menyebabkan microcracking. Sedang pada synroc kaya Na, micro-cracking baru teramati pada dosis ~1018 a /g.

Ewing dkk, Houg & Marples, Mitamura dkk [18]

Tabel 5. Perbandingan bahan matriks aspal, plastik polimer, dan synroc untuk solidifikasi limbah ditinjau dari kebaikan dan kerugiannya [11,22]
Karakteristik Yang Ditinjau Aspal [22]
Kekakuan/kekerasan sesudah pembekuan/pendinginan Penimbunan Diperlukan sebuah penampungan Diperlukan sebuah kontainer Ketahanan terhadap kompresi Buruk Kemungkinan perubahan bentuk Ya Ketahanan thd kondisi atmosfir Berat jenis pada 25 C Penanganan Baik 0,9 1,1 g/cm3 Pemanasan aspal, timbul uap. Perlu perlindungan thd kebakaran Proses panas Maks50 % tergantung kandungan bahan dalam limbah Tidak terpengaruh 108 109 rad Terbakar

Bahan Solidifikasi Termoseting Plastik [22]


Baik Memungkinkan langsung 10 kN/cm2 tidak Baik 1,2 g/cm3 Peralatan konvensional

Synroc[11]
Sangat baik Langsung 10 kN/cm2 tidak Sangat baik >2,5 g/cm3 Press panas pada suhu tinggi 1100-1200 oC Proses dingin Maksimum 70 %

Pemasukan limbah Berat limbah yang dimasukan

Proses dingin Maksimum 70 %

Ketahanan terhadap mikroorganisme Ketahanan terhadap radiasi Ketahanan terhadap api (dalam 30 menit pada 700 C 900 C)

Tidak terpengaruh 5 x 109 rad Rusak sebagian

Tidak terpengaruh (tahan jutaan tahun) 5 x 109 rad Sangat tahan (Tahan sampai suhu tinggi >1100 oC).

PENGEMBANGAN SYNROC
TIPE SYNROC SYNROC TITANAT SYNROC SUPERCALCINESFOSFAT (alternatif)
PROSES PEMBENTUKAN SYNROC PRES PANAS SUHU TINGGI SINTERING SUHU TINGGI (alternatif)

ADAPTASI LITBANG SYNROC DENGAN TEKNIK SINTERING SUHU TINGGI


SYNROC TITANAT & SYNROC SC FOSFAT UNTUK IMOBILISASI LCAT & LCAR/LAS ALFA UMUR PANJANG : 1. LCAS dari produksi Radioisotop Mo-99. 2. LCAT dari Uji Pasca iradiasi BBN. 3. Limbah Alfa Umur Panjang dari Proses Ujung-Depan DBBN mengandung : U-alam, dan Th-alam. 4.Limbah dari Pabrik Kaos Lampu (Limbah Alfa UmurPanjang Mengandung Th-alam). 5.LCAT dari Ujung-Belakang DBBN mengandung : Uranium, Hasil Fisi, dan Aktinida (TRU). Thorium, Hasil Fisi, dan Aktinida (TRU).

PENGEMBANGAN SYNROC MELALUI PROSES SINTERING SUHU TINGGI Untuk LCAT & LCAR/LCAS alfa umur panjang
SYNROC TITANAT Prekursor : Al2O3, BaO, CaO, ZrO2, TiO2 1.Synroc Standar 2.Synroc Turunan dengan Pengkayaan : Hollandite (untuk limbah hasil belah), Zirconolite (untuk limbah Aktinida) Perovskite, (untuk limbah hasil belah) Pyrochlore (untuk limbah U, Pu, An) SYNROC SUPERCALCINES FOSFAT Prekursor : Al2O3, BaO, CaO, ZrO2/SiO2, CePO4./Ca3(PO4)2. 1.Synroc Supercalcines Silikofosfat 2.Synroc Supercalcines Zirkoniafosfat

Gambar 2 : Diagram alir adaptasi pengembangan proses imobilisasi limbah radioaktif (cair/sludge) melalui proses sintering suhu tinggi. Prekursor synroc titanat : Al2O3, BaO, CaO, ZrO2, TiO2 atau Synroc SC fosfat :Al2O3, BaO, CaO, ZrO2/SiO2, CePO4 / Ca3(PO4)2.

TOPIK PENELITIAN- I IMOBILISASI DG SYNROC ZIRKONIATITANAT DENGAN TEKNIK SINTERING


1. Imobilisasi Limbah Mengandung U Dengan Matriks Synroc Titanat .* 2. Penambahan Gadolinium pada Imobilisasi Limbah Mengandung Uranium dengan Matrik Synroc Titanat. 3. Imobilisasi Limbah Aktivitas Tinggi dengan matriks Synroc Titanat.* 4. Imobilisasi Limbah Alfa Umur Panjang Mengandung Aktinida Dengan Matriks Synroc Titanat. 5. Imobilisasi Limbah Thorium dengan Synroc Titanat.* 6. Imobilisasi LCAS dari Produksi Mo-99.

TOPIK PENELITIAN-II
(SYNROC SUPERCALCINES ZIRKONIAFOSFAT) DENGAN TEKNIK SINTERING
1. Imobilisasi Limbah Mengandung U dengan matriks synroc supercalcines zirkoniafosfat .* 2. Penambahan Gadolinium pada Imobilisasi Limbah Mengandung Uranium dengan synroc zirkoniafosfat. 3. Imobilisasi Limbah Aktivitas Tinggi dengan matriks synroc zirkoniafosfat 4. Imobilisasi Limbah Alfa umur panjang mengandung Aktinida dengan matriks synroc zirkoniafosfat. 5. Imobilisasi Limbah Thorium dgn Synroc Zirkoniafosfat 6. Imobilisasi LCAS dari Produksi Mo-99

TOPIK PENELITIAN-III
(SYNROC SUPERCALCINES SILIKOFOSFAT) DENGAN TEKNIK SINTERING
1. Imobilisasi Limbah Mengandung U dengan matriks synroc supercalcines Silikofosfat . 2. Penambahan Gadolinium pada Imobilisasi Limbah Mengandung Uranium dengan synroc Silikofosfat. 3. Imobilisasi Limbah Aktivitas Tinggi dengan matriks synroc Silikofosfat 4. Imobilisasi Limbah Alfa umur panjang mengandung Aktinida dengan matriks synroc Silikofosfat. 5. Imobilisasi Limbah Thorium dgn Synroc Silikofosfat. 6. Imobilisasi LCAS dari rodusi Mo-99 dg synroc Slikofosfat.

TERIMA KASIH
Gunandjar PTLR-BATAN

(31 slide)

LIMBAH THORIUM
No Limbah Thorium 1 Limbah Sludge Thorium dari Pabrik Kaos Lampu 2 Limbah cair Thorium dari Proses pemurnian bijih Thorium (Monasit, Xenotim, dll) 3 Limbah cair Thorium dari Fabrikasi Bahan Bakar nuklir 4 Limbah Cair Aktivitas Tinggi 5 Limbah Tinggi Cair Kandungan Limbah Th, Mg, KNO3, dalam HNO3. Th, LTJ (Ce, La, Nd, Sm, Pr, Dy) dalam HNO3 Keterangan Dari proses pembuatan kaos lampu. Dari proses pemurnian dengan ekstraksi menggunakan TOPO atau D2EHPA Dari proses gagalan fabrikasi.

Th, U (dalam HNO3)

Th, U, Hasil Belah, Dari proses olah ulang TRU (dalam HNO3 ) bahan bakar bekas tipe MOX ThO2-UO2. Aktivitas Th, U, Pu, Hasil Belah, Dari proses olah ulang TRU (dalam HNO3) bahan bakar bekas tipe MOX ThO2-PuO2.

PENDAHULUAN
PERKEMBANGAN PLTN DI DUNIA Negara-negara di dunia melihat nuklir sbg satu-satunya solusi utk memenuhi kebutuhan listrik dgn pertimbangan : PLTN-ramah lingkungan, dan terbatasnya energi fosil -akan habis..

Data IAEA : Jumlah PLTN dari 31 negara :


Th. 1997 : ada 431 PLTN Th. 2005 : ada 440 PLTN Th. 2007 : ada 442 PLTN : Total 366.821 Gwe (16% listrik dunia) Data Juni 2005) : akan dibangun 25 PLTN (19,9 Gwe) : India 9 PLTN China 2 PLTN Argentina 1 PLTN Rusia 4 PLTN Taiwan 2 PLTN Iran 1 PLTN Jepang 3 PLTN Ukraina 2 PLTN Romania 1 PLTN

PERENCANAAN PLTN (DATA 2006)

Sampai 2030 akan dibangun 124 PLTN : -India 9 PLTN -Cina 63 PLTN -Iran 1 PLTN -Rusia 42 PLTN -Jepang 3 PLTN -Ukraina 2 PLTN -Argentina 1 PLTN -Romania 1 PLTN -Brazil 2 PLTN

Belum termasuk Perancis, Australia, dan Negara di Afrika. ( TAHUN 2030 DIPERKIRAKAN ADA > 566 PLTN )

PERKEMBANGAN TERAKHIR DATA IAEA 2007 PERENCANAAN PLTN DUNIA


Negara
India Rusia Jepang China Ukraina Argentina Iran Romania Brazil Australia Perancis Afrika

Status PLTN
14 PLTN (3,3%) 31 PLTN (16%) 54 PLTN (25%) 16 PLTN (3,9%) 15 PLTN (46%) 2 PLTN (8,6%) 1 PLTN (9,3%) 2 PLTN (3,7%) Belum punya 59 PLTN (78,2%) 2 PLTN (Af.Sel)

Perencanaan PLTN
9 PLTN 42 PLTN (2030), 2 PLTN / th. 3 PLTN 63 PLTN (telah dimulai 8 PLTN ) 2 PLTN 1 PLTN 1 PLTN 1 PLTN 2 PLTN (untuk kontribusi listrik 6,2 %) PLTN untuk kebutuhan listrik 2X (2050) PLTN baru (untuk kontribusi listrik 78,5%) Mesir, Aljazair, Maroko, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab untuk desalinasi (Mesir 10 PLTN dalam 10 th).

DIFINISI LIMBAH RADIOAKTIF


[UU No. 10/1997 ps.1 ayat 8] : LIMBAH RADIOAKTIF (LR) adalah zat rad. dan bhn bekas serta peralatan yg telah terkena zat rad atau menjadi aktif karena operasi nuklir dan tak dpt digunakan lagi. ZAT RADIOAKTIF adalah setiap zat yg memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis > 70 kBq / kg ( = 2 nCi / g). [UU No.10/1997 Ps.1 ayat 9] RADIASI PENGION adalah gelomnbang elektromagnit dan partikel bermuatan dg energi yg dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya. [UU No. 10/1997 ps. 1 ayat 3]. Pada umumnya LR memancarkan alfa, beta, dan gamma.

SUMBER UTAMA LIMBAH RADIOAKTIF


a. DARI PEMANFATAN ENERGI NUKLIR TUJUAN DAMAI (NUCLEAR FOR PEACE) : Bidang Energi Bidang Non Energi b. DARI PEMANFATAN ENERGI NUKLIR TUJUAN MILITER (NUCLEAR FOR DEFEND/MILITARY) : Senjata Nuklir c. DARI BIDANG NON-NUKLIR : LR dari industri non-nuklir, dikenal sbg limbah : - NORM (Naturally Occuring Radioactive Material). - TENORM (Technically Enhanced Naturally Occuring Radioactive Material).

KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

TUJUAN DAMAI

TUJUAN MILITER
(SENJATA NUKLIR )

ENERGI

NON ENERGI

PLTN

PEMANFAATAN RADIASI & RADIOISOTOP


NEUTRON NON NEUTRON
Akselarator, Cyclotron, Van De Graff (alfa, beta, gama, proton, elektron, Ion dll, , sumber radioisotop.

PENYEDIAAN LISTRIK & PANAS

REAKTOR, GENERATOR/ AKSELERATOR NEUTRON, PERANGKAT KRITIK

Produksi isotop, kedokteran, farmasi, industri, hidrologi, pertanian, lingkungan, eksplorasi,, litbang fisika, kimia, biologi,dll.

PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI INDONESIA KEBIJAKAN INDONESIA

PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR TUJUAN DAMAI :


Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1997 : a. Menimbang butir c,

b. Bab I pasal 1 butir 4 (Pemanfaatan), c. Bab II pasal 3 (Tugas).

INDONESIA TELAH MENANDATANGANI NPT (NON PROLIFERATION TREATY). SUMBER LIMBAH RADIOAKTIF Dari pemanfaatan tenaga nuklir : Bidang Energi & Bidang Non Energi. Dari Kegiatan Bidang Industri Non Nuklir.

2. LIMBAH RADIOAKTIF DARI KEGIATAN NON ENERGI: CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DALAM KEDOKTERAN
Penggunaan 1.Tes Ginjal 2. Penataan Tulang 3.Mempelajari kanker tulang
4. Penataan Paru 5.Penataan Otak 6. Penataan Hati 7.Tes Fungsi Hati 8. Penataan Pankreas 9. Penataan Limpa, Sel Darah Merah 10.Penataan & Terapi Thyroid 11. Radioterapi Leukimia 12. Pengobatan Efusi Peritoneal dan Pleural 13. Penataan Jantung dan Plasenta

Sediaan Radiofarmaka Hipuran-131I 85SrCl 2 85Sr-Sitrat


Serum Albumin-99mTc 133mIn-EDTA Serum -131I Rose Bengal -131I Selenometheonin-75Se Natrium -51Cr2 O7 Na -131I Na-32PO4 198Au Kolloid, Cr -32PO 4 Kolloid Serum Albumin-99mTc

Bentuk Limbah Cair Cair Cair


Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair dan padat Cair dan padat Cair dan padat Cair

LIMBAH RADIOAKTIF DARI KEGITAN NON ENERGI CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DALAM INDUSTRI
Penggunaan 1.Mengukur ketebalan, Densitas, Humiditas, Level Gauging 2.Sumber ionisasi, produk-si neutron (Neutron Radiografi) 3.Gamma Radiografi 4.Sumber energi 5.Sumber Radiasi 6.Kontrol Kualitas ( XRF, APN, NS) 7.Kontrol Proses (pencam-puran, waktu tinggal, siklus) 8.Sterilisasi, InisiasiReaksi Kimia, Pengawetan, Penyamaan. Sediaan Radioisotop
14C, 60Co, 90Sr, 106Rh, 137Cs, 204Tl, 241Am 210Po, 226Ra, 239Pu, 241Am (Ditambah 10Be).

Bentuk Limbah Padat Padat

, 90Sr , 137Cs 235U, 238U, 233U, 232Th, 239Pu 60Co,192Ir,137Cs, 170Tl, dsb 239Pu-Be, 60Co, 137Cs,109Cd,
37Cs, 131I, 24Na

60Co

Padat Padat Padat Padat Cair


Padat & Cair

60Co, 137Cs, 92Ir, 170Tl,

LIMBAH RADIOAKTIF DARI KEGIATAN NON ENERGI CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DALAM PERTANIAN

Penggunaan
1. Penyerapan Pupuk 2. Pola Penyebaran Hama 3. Pemuliaan Tanaman dengan iradiasi 4.Menentukan nutrisi tanah, tumbuhan, dan binatang ternak. 5. Penentuan % Kelembaban tanah (dengan sumber neutron) 6. Penentuan volume air dalam tanah

Sediaan Radioisotop
Pupuk Bertanda: 35S, 32P, 15N Insektisida Bertanda : 15 ( NH4)2SO4, 58RbCl, 32P.
60Co, 137Cs, 192Ir,

Bentuk Limbah
Cair Cair Padat

dsb.

13C, 14C, 15N, 22Na ,24Na, 27Mg,32P, 35S, 36Cl, 42K.


210Po-10Be, 226Ra-10Be, 241Am-10Be. 22Na ,24Na

Cair
Padat Cair

LIMBAH RADIOAKTIF DARI NON ENERGI CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP BIDANG HIDROLOGI Penggunaan
1.Mencari kebocoran pipa, bendungan, dsb 2.Mengukur kedalaman, mencari sumber air. 3.Perencanaan Pelabuhan (pergeseran sedimen pantai) 4.Pembersihan pipa 25 kmdgnalatpolipig diberi radioisotop. 5.Pengukuran aliran dan arah air ground. 6.Radioactive Dating (Penanggalan Radioaktif)

Sediaan Radioisotop
60Co, 137Cs.

Bentuk Limbah
Cair Cair Padat & cair Padat Cair Cair

, 51Cr , 60Co , 82Br , 131I, dsb. 141Ce , 90Sr , 192Ir, 140Ba ,24Na
60Co

3H

110Ag,131I, 210Po-10Be, 3H

, 14C , 32Si.

BEBERAPA CONTOH PENGGUNAAN RADIOISOTOP DLM PENELITIAN BIOLOGI, KIMIA,FISIKA, DAN ARKEOLOGI Penggunaan
BIOLOGI a.Pengembangan Mikroba b.Metabolisme Makanan c. Pembentukan Lemak & Asam d. Pembentukan Protein, urine. KIMIA : a. Kimia Analisis ( XRF, AAN) b. Kimia Fisika (mekanisme reaksi, Kimia pemisahan) c. Kimia Organik (Sintesis, dsb) FISIKA ARKEOLOGI

Sediaan Radioisotop
35S, 32P

Bentuk Limbah
Cair Cair Cair Cair Cair

51Cr-EDTA 3H, 14C. 3H, 14C. 13N, 15N. 60Co, 55Fe,109Cd, 241Am. 239Pu-Be, 226Ra-10Be, 241Am-10Be.

Radioisotop yang sesuai.


3H, 14C,15N. 32P, 35S,36Cl ,82Br ,131I 60Co, 192Ir, 24Na, 3H, 14C, 32Si.

Cair

Cair
Cair & padat cair

dsb.

3. SUMBER ATAU ASAL LIMBAH TENORM


Radionuklida alam yang terdapat dalam limbah TENORM : U-238, U-234, Th-232, Ra-228, dan Rn-220 (anak luruhnya). K-40 dalam limbah TENORM harus dikarakterisasi. Ra-226 digunakan sbg acuan untuk mengukur aktivitas dan volume relatif di antara TENORM yang berasal dari berbagai sumber.

Industri non-nuklir yang menimbulkan limbah TENORM : 1. Industri Asam Fosfat 2. Pupuk Fosfat dan Kalium Karbonat 3. Batubara 4. Produksi Minyak dan Gas 5. Produksi Energi Geotermal 6. Industri Kertas dan Pulp 7. Scrap Metal. 8. Penambangan Timah, Emas, Tembaga, Logam Tanah Jarang, dll.

IV.1. KLASIFIKASI LIMBAH RADIOAKTIF MENURUT UU No.10 / 1997


Pasal 22 ayat 2 : Limbah radioaktif diklasifikasikan dalam jenis limbah radioaktif - tingkat rendah (LAR = Lmbah Aktivitas Rendah) - tingkat sedang (LAS = Limbah Aktivitas Sedang) - tingkat tinggi (LAT = Limbah Aktivitas Tinggi) PP No. 27 / 2002 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2-5 : LAR : aktivitas > tingkat aman (clearence Level), tapi < LAS, tidak memerlukan penahan radiasi selama penanganan dalam keadaan normal dan pengangkutan. LAS : aktivitas > LAR, tetapi < LAT, tidak memerlukan pendingin, perlu penahan radiasi LAT : aktivitas > LAS, perlu pendingin dan penahan radiasi. LTA (Limbah Radioaktif Tingkat Aman) : nilai yg ditetapkan oleh Badan Pengawas, dinyatakan aktivitas atau tingkat kontaminasi, atau aktivitas total pada/dibawah nilai tsb dibebaskan dari pengawasan.

SUMBER RADIASI
SUMBER RADIASI ALAM 1) Sumber radiasi ekstra terrestrial (dari luar bumi) : Sinar Kosmik atau Galaksi Sinar Matahari. 2) Sumber radiasi terrestrial : dari batuan, tanah, air, sedimen dll. SUMBER RADIASI BUATAN Hasil buatan manusia misal : Reaktor Nuklir, Radioisotop Buatan, Perangkat Sinar X, Siklotron, dll.

CLEARENCE LEVEL MENURUT IAEA


Dalam IAEA Safety Series No 89, clearence level pada pengelolaan

limbah radioaktif : - untuk limbah cair adalah pelepasan efluen LCAR - untuk limbah gas adalah pelepasan efluen LGAR - untuk limbah padat adalah reuse, recycle, dan disposal (penyimpanan lestari). Clearance level sesuai kriteria pengecualian untuk sumber / kegiatan yang memenuhi kriteria : - dosis efektif yang diterima masy. dlm wktu 1 tahun 0,01 mSv, dan - setiap dosis efektif kolektif yg diterima selama 1 tahun <1 man.Sv. Tingkat aktivitas limbah yg termasuk kriteria pengecualian tergantung jenis radionuklidanya dan batas maks aktivitasnya menurut IAEA : - untuk gas = 3,7 Bq/m3 ; - untuk cair = 3,7x104 Bq/m3; dan - untuk padat = 0,1 104 Bq/g . Batasan Tk aktivitas dari IAEA dan dari Kep.Ka. BAPETEN No 02/Ka-BAPETEN/V-99 Baku Tingkat Radioaktivitas Di Lingkungan dan UU No. 10/1997 menjadi masukan dlm penetapan clearance level. Sebelum ditetapkan maka batasan dari IAEA tersebut dapat diadopsi. 1 Sv = .........Rem

SUMBER LR DARI UJUNG DEPAN DBBN


(Eksplorasi BGN sampai Fabrikasi BBN)

3. SUMBER LIMBAH DARI KEGIATAN NON NUKLIR (LIMBAH NORM & TENORM)
Radionuklida alam yang terdapat dalam limbah NORM &TENORM : U-238, U-234, Th-232, Ra-228, dan Rn-220 (anak luruhnya). K-40 dalam limbah TENORM harus dikarakterisasi. CONTOH limbah NORM : REAKTOR NUKLIR ALAM DI OKLO, LAHAR GUNUNG BERAPI, DLL. LIMBAH TENORM : Ra-226 digunakan sbg acuan untuk mengukur aktivitas dan volume relatif di antara TENORM yang berasal dari berbagai sumber. Industri non-nuklir yang menimbulkan limbah TENORM : 1. Industri asam fosfat 2. Pupuk Fosfat dan Kalium Karbonat 3. Batubara 4. Produksi Minyak dan Gas 5. Produksi energi geotermal 6. Industri kertas dan pulp 7. Scrap metal. 8. Penambangan Timah, emas, tembaga, logam tanah jarang, dll.

TABEL 12. KLASIFIKASI LIMBAH RADIOAKTIF BESERTA KARAKTERISTIK DAN OPSI PENYIMPANAN (IAEA,1996)
Klasifikasi Limbah 1. Exempt Waste (EW) atau Limbah yg dikecualikan. 2. Limbah aktivitas rendah dan sedang (LARS) Low and Interme-diate level Waste (LILW) 2.1.LARS umur pendek (Short lived-LILW) Karakteristik Limbah Opsi Penyimpanan (Disposal option) Aman disimpan/ dibuang tanpa adanya bahaya radiasi

Aktivitas clearance level (IAEA, 1996) atau dosis yg diterima masyarakat < 0,01 mSv. Aktivitas diatas clearance level dan panas yang timbul < 2 kW/m3 .
Umur paro < 30 tahun, kandungan radionuklida alfa individual < 4000 Bq/g, atau untuk campuran alfa dengan yang lain < 400 Bq/g per paket limbah. Mengandung radionuklida umur paro panjang > 30 tahun) dgn konsentrasi > batas untuk limbah umur pendek. Menimbulkan panas > 2 kW/m3 dan umur paro radionuklida T1/2 > 30 tahun dgn konsentrasi > dari batasan utk radionuklida umur pendek.

Fasilitas penyimpanan lestari dekat permukaan (tanah dangkal) [Near surface / geological disposal facility] Fasilitas penyimpanan lestari pada formasi geologi (tanah dalam) [Deep geological disposal facility] Fasilitas penyimpanan lestari pada formasi geologi (tanah-dalam) [Deep geological disposal facility].

2.2.Limbah umur panjang (Long lived LILW)

3.Limbah aktivitas Tinggi (LAT) (Long lived HLW)

JENIS LIMBAH
LAR & LAS : menimbulkan panas < 2 kW / m3. aktivitas < 1 Ci/m3. LAT : menimbulkan panas > 2 kW / m3. aktivitas > 1 Ci / m3. LAR yang bisa dibuang ke lingkungan aktivitas < 10-6 Ci/m3.

LIMBAH DEKOMISIONING FAS.PEMURNIAN ASAM FOSFAT


Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat -Petrokimia Gresik (PAF-PKG) dihentikan sejak 12 Agustus 1989, izin dekomisioning dari BAPETEN No. 286/ID/DPI/ 14-X/2004 tanggal 14 Oktober 2004 berlaku 5 tahun s/d 13 Oktober 2009 [1]. Kegiatan dekomisioning fasilitas PAF-PKG menimbulkan limbah radioaktif cair organik yang mengandung uranium, campuran pelarut D2EHPA, TOPO, dan kerosen serta air, yang mempunyai volume 371 m3, pH 3,48, (COD) 31.500 ppm, (BOD) 2.200 ppm, aktivitas dan 1200 dan 2600 Bq/liter.

Limbah tersebut merupakan B3 yang radioaktif mengandung U-alam dan 14 anak luruhnya U-234, Th,234, Th-230, Pa-234, Ra-226, Rn-222, Po-218, Po-214, Po-210, Bi-214, Bi-210, Pb-214, Pb-210, dan Pb-206 [2]. U-238 dan bbrp anak luruhnya (U-234, Th-234, Th-230,Ra-226, Po-210, dan Pb-210) merupakan radionuklida pemancar alfa, mempunyai daya rusak thd jaringan biologis dan sifat radiotoksisitas sangat tinggi [2,3].
Limbah tersebut diolah dgn proses biooksidasi untuk menurunkan COD, BOD, pH dan radioaktivitasnya, shg memenuhi baku mutu limbah cair industri COD 100 ppm, BOD 50 ppm, pH 5-9 [4], dan U dlm air < 1000 Bq/liter [5].

LIMBAH CAIR DARI DEKOMISIONING FAS.PAF-PKG


Hasil Proses biooksidasi diperoleh beningan dan sludge radioaktif . Beningan telah memenuhi baku mutu dengan COD = 51 ppm, BOD=22 ppm, aktivitas < 1000 Bq/L, pH=7,5. Sludge radioaktif dgn aktivitas =0,4-40,2 Bq/liter, = 1173 - 4100 Bq/L,pH=7,5, padatan total 40-50 % berat . Limbah Sludge dari dekomisioning fasilitas PAF-PKG mengandung U-alam Termasuk kriteria limbah pemancar alfa umur panjang aktivitas rendah atau sedang, yg dapat disolidifikasi dgn matriks plastik polimer atau aspal. Pengembangan terakhir limbah jenis ini digunakan matriks synroc.
Dikembangkan penggunaan synroc titanat sbg alternatif matriks utk solidifikasi limbah sludge radioaktif dari dekomisioning fasilitas PAF-PKG. Synroc titanat adalah bentuk kristalin padat yg tersusun dari gabungan fase-fase titanat yg stabil dan dipilih karena kestabilan geokimia dan kemampuan kolektif utk imobilisasi semua unsur radioaktif dlm limbah radioaktif..

IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF Imobilsasi limbah radioaktif dilakukan melaui proses solidifikasi yang bertujuan agar radionuklida terfiksasi, terkungkung, dan tertahan dlm matriks bahan pemadat shg radionuklida tsb tidak lepas ke lingkungan. LRAR dan LRAS yg mengandung unsur radioaktif T1/2 30 thn dan aktivitas maks 1 Ci/m3, biasanya diimobilisasi dgn matriks semen (campuran semen, pasir, aditif, dan air) memberikan solidifikasi berupa beton yg merupakan material komposit [6]. Kualitas beton harus memenuhi standar IAEA sbb [7]: kerapatan 1,70 2,50 g/cm3, kuat tekan beton yg telah berumur 28 hari : 20 50 N/mm2, dan laju pelindihan radionuklida :1,7x10-1 - 2,5x10-4 g/cm2.hari. Penggunaan matriks semen (beton) telah mantap diterapkan BATAN utk solidifikasi LAR & LAS umur pendek.

Tabel 4. Fase-fase utama dan turunannya dalam mineral synroc-C (standar) dan radionuklida yang masuk dalam kisi-kisi fase mineral [8,9]. Fase mineral
a.Fase Utama : -Hollandite -Zirconolite -Perovskite, Fase Turunan : -Pyrochlore a) -Brannerite b) -Freudenbergite Titan Oksida Fase paduan
a)

Rumus kimia

Radionuklida dalam kisi fase mineral


- Cs dan Rb. - Logam tanah jarang, Aktinida (An). - Sr, Logam tanah jarang, Aktinida (An) - Ca dan A (Gd, Hf, Pu, U) - Aktinida (An) - Na, Fe

Ba(Al,Ti)2Ti6O16 CaZrTi2O7 CaTiO3 CaATi2O7 An Ti2O6 Na2Fe2Ti6O16 Ti O2 Paduan Logam

c)

- Tc, Pd, Rh, Ru, dll.

Turunan zirconolite dengan penggantian Zr oleh A (Gd, Hf, Pu, U). b) Turunan perovskite dengan penggantian Ca oleh An (Aktinida). c) Turunan hollandite dengan penggantian Ba, (Al,Ti) oleh Na dan Fe.

IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF DG SYNROC TITANAT DENGAN PROSES PRES PANAS SUHU TINGGI.
Prekursor non-radioaktif synroc dibuat di luar hot-cell menggunakan metode kimia yang dikembangkan Dosch [10]. Hasil slurry dikeringkan pada 130 oC dalam drum pengering berputar menjadi serbuk bebas alir, kemudian dimasukkan sebagai moving bed ke dalam vertikal kiln dimana kalsinasi dilakukan pada 750 oC dalam kontrol media reduksi dengan Ar-44 % H2. Serbuk dituang ke dalam wadah baja tahan karat dan dimasukkan 2 % logam Ti untuk mempermudah pengendalian proses redoks selama pres-panas. Wadah (container) divakumkan. Campuran synroc dari prekursor dan limbah (~ 25 % densitas teoritis) dikonversi menjadi keramik monolit yg sangat kompak dgn pres-panas pada 1150 1200 oC, tekanan 500 1000 bar (pres-panas isostatik atau hot isostatic pressing = HIP), terjadi reduksi volume limbah yang besar. Limbah hasil pres-panas dikumpulkan dalam canister, dan disimpan di fasilitas penyimpanan lestari tanah dalam.

Tabel 4. Fase-fase utama dan turunannya dalam mineral synroc-C (standar) dan radionuklida yang masuk dalam kisi-kisi fase mineral [8,9]. Fase mineral
a.Fase Utama : -Hollandite -Zirconolite -Perovskite, b.Fase Turunan : -Pyrochlore a) -Brannerite b) -Freudenbergite c.Fase Minor Titan Oksida Fase paduan
a)

Rumus kimia

Radionuklida dalam kisi fase mineral


- Cs dan Rb. - Logam tanah jarang, Aktinida (An). - Sr, Logam tanah jarang, Aktinida (An) - Ca dan A (Gd, Hf, Pu, U) - Aktinida (An) - Na, Fe

Ba(Al,Ti)2Ti6O16 CaZrTi2O7 CaTiO3 CaATi2O7 An Ti2O6 Na2Fe2Ti6O16

c)

Ti O2 Paduan Logam

- Tc, Pd, Rh, Ru, dll.

Turunan zirconolite dengan penggantian Zr oleh A (Gd, Hf, Pu, U). b) Turunan perovskite dengan penggantian Ca oleh An (Aktinida). c) Turunan hollandite dengan penggantian Ba, (Al,Ti) oleh Na dan Fe.

Daya tahan synroc titanat limbah terhadap radiasi


Proses kerusakan signifikan dan permanen thd bentuk limbah synroc hanya terjadi karena adanya peluruhan a, dgn kerusakan utama timbul dari atom-atom yang recoil.
Adanya doping 244Cm, laju pelindihan Synroc meningkat hanya ~10 kali dp bila tidak didoping (menjadi 10-4 10-5 g.m-2.hari-1) [16]. Adanya 238Pu dan 244Cm pada fase zirconolite / pyrochlore dan synroc-C menyebabkan terjadinya swelling sekitar 4 - 6,9 %volume [17,18]. Walaupun dmkian swelling tak menyebabkan micro-cracking. Synroc kaya Na, fase freudenbergik (Na2Fe2Ti6O16), distabilkan oleh Na. Kerusakan akibat radiasi a dpt diminimalkan dgn annealing pada 200 oC atau adanya peluruhan gamma.

Kerusakan relatif sangat rendah dan dpt diterima. Synroc fase zirconolite dgn paparan 3x1018 a/g dpt menahan unsur-unsur aktinida sampai 2,5x109 th [21].

(a) Hp-Barium Aluminium Fosfat : [Ba.Al2]P2O9

(b) Zp-Kalsium zirkonil fosfat : CaZrOP2O7

(c) Pp-Kalsium fosfat : Ca4P2O9

(d) Pyp-Kalsium uranil fosfat : CaUO2P2O7 (turunan Zp-Kalium zirkonil fosfat)

(e) Bp-Uranil fosfat : [UO2]4[P2O9] (turunan Pp-Kalsium fosfat)

(f) Bp-Thorionil fosfat : [ThO]4[P2O9] (turunan Pp-Kalsium fosfat)

Gambar 1. Struktur kimia fase utama dan fase turunan Synroc SC-zirkoniafosfat

Gambar 1. Struktur kimia fase-fase utama dan fase turunan mineral synroc supercalsine zirkoniafosfat [6].

PERKEMBANGAN TERAKHIR DATA IAEA 2007 PERENCANAAN PLTN DUNIA

Anda mungkin juga menyukai